Menampilkan 355-360 dari 438 Artikel
Kenali contoh kecerdasan buatan, seperti robot vacuum cleaner, perbankan online, hingga digital marketing. Temukan penjelasannya di artikel ini.
Contoh kecerdasan buatan sudah jamak ditemukan dewasa ini dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa disadari, orang menggantungkan hidupnya pada kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam keseharian mereka. Bidang pekerjaan apapun jadi lebih praktis dan cepat selesai karena pemanfaatan perangkat berteknologi AI.
Kecerdasan buatan merupakan sistem komputer yang dirancang memiliki kecerdasan layaknya manusia. Sistem komputer ini ditanamkan pada perangkat atau situs web agar menjalankan aktivitas sesuai pikiran (kognisi) manusia. Kecerdasan buatan malah bekerja lebih baik, terlihat dari minimnya kesalahan perangkat saat beraktivitas.
Apa saja contoh kecerdasan buatan yang sering digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari? Mari kita simak berbagai contoh aplikasinya di bawah ini.
Robot vacuum cleaner menjadi bukti kecerdasan buatan turut membantu pekerjaan rumah manusia. Alat penghisap debu otomatis ini memiliki rangkaian sensor navigasi. Sensor ini membantu robot menyesuaikan diri dengan situasi rumah saat bergerak. Ada pula sensor waktu yang aktif sehingga robot vacuum cleaner hanya bergerak sesuai waktu yang telah diatur.
Selain penghisap debu, penerapan kecerdasan buatan juga ditemukan pada peralatan rumah lainnya. Pembersih kaca otomatis adalah contoh lain dari penerapan kecerdasan buatan ini.
Kamu pernah berlangganan koran atau majalah dari media massa yang sama dan menikmati kontennya? Algoritma media sosial pun bekerja seperti itu. Saat melihat beranda media sosial, kamu pasti disuguhi konten yang sering berinteraksi denganmu.
Kecerdasan buatan bermain dalam algoritma media sosial dan menampilkan konten yang sering kamu baca. Algoritma ini semakin terlihat saat melihat halaman explore, kamu akan mendapatkan konten serupa yang biasa dikonsumsi.
Baca Juga: Unsupervised Learning: Pengertian, Jenis, dan Contoh
AI diterapkan pula dalam sistem perbankan, khususnya yang sudah mendukung m-banking. Fitur kode QR dalam aplikasi perbankan langsung memindai barcode rekening tujuan secara tepat saat transfer uang. Pop-up message yang muncul untuk konfirmasi transaksi pun merupakan contoh kecerdasan buatan.
Dunia perbankan offline juga dipenuhi kecerdasan buatan. Misalnya, peralatan perbankan yang berfungsi untuk mendeteksi penipuan atau pemalsuan tanda tangan.
Kecerdasan buatan dalam website marketplace terlihat saat hasil pencarian produknya sesuai kebutuhan. Visual search atau fitur pencarian gambar basisnya pun menggunakan AI.
Perilakumu saat berbelanja atau mengakses situsnya dipantau oleh sistem AI ini. Alhasil, website ini memberikan rekomendasi produk atau toko sesuai aktivitas atau kebutuhanmu. Sistem AI juga bekerja saat melacak pengiriman paket hingga sampai tujuan.
Baca Juga: Memecah Rasa Bingung, Mari Mengenal Perbedaan E-commerce dan Marketplace
Fungsi utama Global Positioning System (GPS) sebagai navigator didukung oleh kecerdasan buatan. Agar hasilnya akurat, GPS menggunakan big data dalam proses pembuatannya. Alasannya, GPS harus merekam perjalanan di dunia secara detail hanya untuk memudahkan kita saat mengemudi.
Keberhasilan GPS dalam mendeteksi jalanan yang macet pun merupakan buah kecerdasan buatan. GPS juga memberikan estimasi waktu tiba di lokasi tujuan berkat teknologi ini.
Digital marketing yang menjadi pilihan pemasaran unggulan sejatinya berbasis kecerdasan buatan. Teknologi AI mendeteksi selera dan aktivitas pengguna saat berselancar di internet lewat fitur cookies. Alhasil, pengguna internet mendapatkan iklan dan informasi yang relevan dengan kebutuhannya.
Di sisi lain, hal ini menguntungkan bisnis atau pelaku digital marketing. Teknologi AI yang dimiliki mesin pencari atau media sosial mampu menyasar iklan mereka ke pengguna yang tepat.
Kecerdasan buatan juga hadir di bidang rumah sakit, khususnya di bidang data rekam medis pasien. Lewat fitur ini, tim administrasi rumah sakit tidak perlu repot mencari berkas yang diperlukan. Keuntungannya, data digital ini bisa menjadi backup kalau data asli yang dimiliki dokumen tidak ditemukan.
Keunggulan ini dirasakan oleh dokter pula saat memeriksa pasien. Mereka bisa melihat riwayat medis pasien yang diperiksanya tanpa harus berpindah ruangan.
Tidak ada yang mustahil kalau kamu memanfaatkan kecerdasan buatan untuk pekerjaanmu. Kamu pun bisa menciptakan perangkat berbasis AI untuk efisiensi pekerjaan perusahaan atau kenyamanan konsumen. Namun, kamu harus memiliki pemahaman yang dalam soal kecerdasan buatan dan machine learning.
Daftarkan dirimu di kursus Artificial Intelligence dari GreatNusa. Kamu bisa belajar tentang AI secara komprehensif dan waktunya cukup fleksibel. Siapa tahu, aplikasi atau perangkat buatanmu nanti masuk contoh kecerdasan buatan yang diterapkan pada masa depan.
Kenali apa itu personal branding dan cara membangunnya, mulai dari mengenal diri sendiri hingga mengembangkan kemampuan. Simak penjelasannya di sini.
Ketika berbicara tentang seorang figur publik atau pebisnis, tak jarang beberapa dari kita membahas tentang personal branding atau citra diri. Lalu, apa itu personal branding?
Beberapa waktu belakangan, setiap orang yang terlibat dengan internet atau memiliki media sosial pasti membutuhkan personal branding. Apalagi jika mereka ingin, informasi tentang diri yang ada di internet dapat membantu keberlangsungan karir.
Hal ini biasanya terjadi pada para freelancer, influencer, job seeker, karyawan sebuah perusahaan yang sedang mengembangkan karir, atau mereka yang ingin dikenal dunia karena kontribusi terhadap suatu komunitas. Apabila kita termasuk orang-orang tersebut, ulasan tentang citra diri berikut akan sangat membantu.
Ketika ingin membeli barang, selain kualitas kita pasti terpaku pada merek bukan? Karena diakui atau tidak, merek kerap menjadi tolak ukur kualitas suatu barang. Inilah mengapa produk fashion dari Hermes atau Gucci lebih diminati para sosialita dibanding merek lokal seperti Nevada atau Fladeo.
Jadi jika ada pertanyaan apa itu personal branding atau citra diri? Jawabannya adalah, merek. Ya, jika suatu barang memiliki merek, maka manusia memiliki personal brand. Personal brand atau citra dirisendiri merupakan pesan yang ingin kita sampaikan ke orang lain tentang kualitas diri, visi misi, nilai-nilai, dan tujuan tertentu.
Singkatnya, citra diri adalah proses atau praktik memasarkan dirimu sebagai sebuah produk dengan image tertentu. Sebagaimana barang, kualitas adalah hal utama dalam personal branding. Inilah mengapa kita wajib membangun reputasi baik sebagai merek agar orang tertarik dengan ide dan gagasan yang disampaikan.
Setelah mengenal personal branding, kamu mungkin telah memiliki sedikit gambaran tentang manfaat personal branding bagi karirmu.
Di era internet ini, mengambil kendali penilaian orang melalui citra diri adalah hal penting. Dengan personal branding yang baik, kamu dapat membuat dirimu lebih menonjol yang kemudian akan membuka banyak pintu kesempatan bagi kemajuan karirmu.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah beberapa manfaat dari citra diri yang bisa kamu rasakan.
Saat membeli sebuah barang bermerek secara tidak langsung kita percaya pada kualitasnya, hal serupa berlaku pada personal branding. Dengan memiliki persona yang baik, mau tidak mau orang akan percaya pada kita sehingga mereka tidak ragu untuk menerima gagasan dan menjalin kerja sama.
Inilah mengapa dibutuhkan reputasi yang baik untuk membangun sebuah citra diri. Dan sebagai salah satu aset di dunia digital, sudah seharusnya kita mampu menciptakan image yang tepat agar personal branding menarik di mata orang lain.
Baca juga: Rekomendasi 8 Buku Personal Branding untuk Tingkatkan Image Kamu
Relasi dan koneksi merupakan dua hal penting dalam dunia kerja ataupun digital marketing. Dengan memiliki citra diri, secara langsung ataupun tidak kamu akan mendapat banyak kesempatan untuk terlibat dengan berbagai orang dari berbagai latar belakang.
Ketika suatu saat harus membangun sesuatu yang membutuhkan bidang tertentu, personal branding sangat membantu untuk menemukan relasi yang sesuai. Karena diakui atau tidak, dasar dari menjalin hubungan dengan orang lain adalah kepercayaan dan citra diri memiliki unsur tersebut.
Baca Juga: 4 Alasan Pentingnya Personal Branding Bagi Tiap Individu
Memiliki personal branding juga dapat membedakan kita dari orang lain mengingat di dunia digital banyak sekali yang memiliki keahlian serupa. Apalagi citra diri biasanya dibangun dari visi misi, tujuan, nilai, dan keterampilan yang dimiliki seseorang sehingga branding yang terbentuk pasti berbeda dibandingkan orang lain.
Hal inilah yang membuat branding membuat seseorang menjadi otentik. Selain itu branding juga dapat menutupi kelemahan dan menonjolkan kelebihan sehingga seseorang bisa memanfaatkannya untuk mencapai hal yang diinginkan secara lebih mudah.
Setelah memahami pengertian personal branding dan pentingnya hal tersebut. Langkah selanjutnya adalah mengetahui bagaimana cara meningkatkan personal branding, berikut ulasannya:
Untuk membangun citra diri yang kuat, kamu harus memulai terlebih dahulu mengenali dirimu sendiri.
Citra diri umumnya dikenal sebagai pencitraan atau kepribadian kedua atau bahkan 'palsu' dari seseorang. Padahal, citra diri tidaklah harus seperti itu. Kamu dapat melakukan branding tanpa perlu membangun kesan yang palsu.
Untuk melakukannya, kamu harus terlebih dahulu tahu siapa dirimu dan kepribadianmu. Intinya, kenali terlebih dahulu segala aspek yang kamu miliki serta ciri khas dalam dirimu.
Untuk mengetahui jawaban tersebut, ada beberapa pertanyaan yang bisa ditanyakan pada diri sendiri seperti:
Apabila jawaban dari pertanyaan di atas telah ditemukan, kamu bisa melangkah ke tahap selanjutnya yaitu menentukan branding yang diinginkan.
Berkaca pada pengertian di awal artikel, citra diri adalah sebuah image. Jadi ketika menentukan sebuah branding, pastikan hal tersebut tidak berbeda jauh dengan kepribadian dan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan bidang yang akan digeluti.
Misalnya, kamu adalah seorang influencer yang dikenal getol menampilkan interior rumah estetik. Agar branding bisa menjangkau tujuan yang diharapkan, tampilkanlah image seorang penata ruangan yang mampu memadu madankan perabot dan aksesori agar rumah terlihat cantik.
Jangan terdistraksi dengan hal lain, seperti menampilkan sosok traveller atau tiba-tiba menjadi pemuka agama. Fokuslah pada kemampuan, bidang yang ingin digeluti, dan keterampilan diri.
Agar personal branding memiliki pijakan kuat dibutuhkan audiens setia. Misalnya, kamu adalah seorang desainer grafis yang memiliki keterampilan membuat video animasi berkualitas. Agar image ini menarik, tentu dibutuhkan wadah untuk menampilkan hasil kerja dan karyamu.
Di sinilah peran media sosial dibutuhkan. Paduan kekuatan media sosial dan citra diri dapat membantu menjangkau audiens yang diinginkan. Dalam kasus ini, kamu akan memperoleh audiens dari kalangan yang menggemari animasi. Apabila penggemar setia sudah dimiliki, bukan tidak mungkin image sebagai desainer grafis mumpuni akan membantu kita mendapatkan proyek-proyek besar.
Selain beberapa hal yang telah disebutkan, kamu juga bisa membangun jaringan profesional untuk meningkatkan citra diri. Diakui atau tidak, semakin kuat koneksi yang dimiliki semakin besar pula kemungkinan personal branding untuk lebih dikenal orang. Selain itu dari jaringan tersebut kita juga berkesempatan mendapatkan proyek-proyek baru yang berpotensi memajukan karir.
Baca juga: 7 Ciri-Ciri Profesionalisme yang Harus kamu Miliki
Seperti yang sempat disinggung sebelumnya, paduan citra diri dan kekuatan media sosial akan membantu orang untuk lebih mengenal kita. Apalagi di era digital seperti saat ini, hampir setiap orang memiliki media sosial dan membangun interaksi yang kuat dengan orang lain di platform tersebut.
Diakui atau tidak, zaman sekarang orang lebih suka mencari informasi melalui Google dan internet. Jadi dengan adanya media sosial, kita dapat menjangkau orang-orang tersebut agar personal branding yang sedang dibangun semakin kuat. Apalagi jika di media sosial tersebut kita menampilkan portofolio dan proyek yang pernah dilakukan.
Baca juga: 7 Cara Membangun Personal Branding dengan Tepat
Membangun citra diri yang baik bukan hanya menampilkan apa yang kamu miliki tetapi juga mengembangkan apa yang kamu miliki.
Untuk dapat membangun citra diri yang baik, kamu tidak boleh berhenti berkembang dan belajar. Dunia bisnis sangat cepat berubah dan kamu harus selalu mempelajari hal-hal yang baru agar kamu tetap bisa relevan.
Itulah ulasan tentang apa itu personal branding dan bagaimana cara meningkatkannya. Apabila ulasan di atas masih dirasa kurang membantu dalam meningkatkan personal branding, kamu bisa mengikuti kursus pengembangan diri dari GreatNusa.
Selain dapat meningkatkan keterampilan, kursus ini juga membuka kesempatan baru untuk membangun koneksi. Tidak hanya kursus pengembangan diri, ada beberapa kursus bermanfaat lain agar kita bisa survive di era digital ini. Jadi selain memiliki branding kuat, kita tahu tip dan trik membangun bisnis agar bisa bertahan di era industri 4.0.
Tunggu apalagi, sudah saatnya bukan menjadi sebuah brand yang dikenal dan dicari orang tanpa perlu ngoyo mencari peluang kerja di job fair? Pastikan GreatNusa menjadi partner untuk mengembangkan diri dan membangun personal branding, ya. Semoga bermanfaat.
By greatnusa • 23 Maret 2022
Kenali perbedaan bos dan leader, seperti memerintah atau motivasi, wewenang atau pengaruh, hingga orientasinya. Temukan penjelasannya di artikel ini.
Dalam dunia kerja, kamu umumnya akan menemukan dua jenis atasan yang memiliki karakter yang sangat berbeda; bos dan leader. Bagi orang awam, keduanya mungkin memiliki makna yang kurang lebih sama. Padahal ada beberapa perbedaan bos dan leader yang signifikan yang harus kamu pahami.
Seorang bos belum tentu bisa jadi leader yang baik. Lho kok? Ya, meski sekilas kedua sebutan itu kerap saling menggantikan satu sama lain, bos dan leader bukan sekadar panggilan untuk atasan saja. Perbedaan bos dan leader bakal terasa begitu kamu berkecimpung dalam suatu organisasi perusahaan.
Sebutan bos merujuk pada orang berjabatan hierarkis dalam suatu organisasi. Jabatan itu membuatnya mempunyai kekuasaan untuk memerintah dan mengatur anak buah mereka. Dengan kata lain, bos berperan sebagai atasan berwenang yang bertugas mengawasi dan mengendalikan para bawahan supaya mereka bekerja sesuai standar yang ditentukan.
Sementara, leader mengacu pada suatu atribut individu sehingga tidak selalu berkaitan dengan posisi struktural pada sebuah organisasi. Namun, peran leader berpengaruh pada anggota tim serta organisasi. Seorang leader dapat muncul dari setiap bagian organisasi, terlepas jabatan yang disandangnya, untuk menginspirasi orang bersama-sama melakukan suatu aksi.
Lebih lanjut, mari kita simak dahulu apa saja perbedaan bos dan leader seperti dijelaskan di bawah ini.
Atasanmu hobi memerintah dan menyuruh anak buahnya untuk menyelesaikan semua jenis pekerjaan, dari tugas besar hingga tugas-tugas kecil? Belum lagi jika ia tidak pernah sama sekali terlibat dalam pekerjaan itu. Ia merasa sudah cukup dengan mendelegasikan tugas dan mengawasi kinerja kamu. Jika ya, seorang bos cenderung berlaku demikian.
Berlawanan dengan sikap tersebut, pemimpin akan bekerja dengan memotivasi anggota timnya. Ia mau turun langsung menangani berbagai pekerjaan bersama. Jika ada pendelegasian tugas, ia tak segan memberi contoh lebih dahulu supaya kamu dapat mengerjakannya dengan baik. Dengan kata lain, ia tampil di depan dan berperan sebagai contoh untuk anggota timnya.
Baca juga: Butuh Motivasi Dalam Bekerja? Ini 6 Jenis Motivasi yang Perlu Diketahui
Perbedaan dalam memandang pekerjaan adalah salah satu perbedaan utama antara bos dan leader. Boss adalah atasan yang cenderung memandang hasil sementara leader adalah atasan yang lebih fokus pada proses.
Bagi seorang bos, tidak ada yang lebih penting daripada hasil. Segala sesuatu harus bisa diukur dengan angka, termasuk produktivitas dan kinerja bawahannya. Selain itu, bos juga tidak segan-segan menyalahkan orang lain ketika Ia tidak mendapatkan hasil yang diharapkan. Ketika hasil yang diharapkan muncul pun, Ia juga terkadang mengambil hasilnya sebagai pencapaian dirinya seorang.
Dari sudut pandang bos, mereka yang sukses adalah mereka yang berhasil mencapai target pekerjaan dalam periode tertentu. Tidak masalah cara apa yang dilakukan, yang penting target tercapai! Lalu, ketika terjadi kendala atau hasil yang kurang memuaskan, seorang pemimpin akan mengambil tanggung jawab daripada menyalahkan orang lain.
Sementara itu, seorang pemimpin fokus pada proses kamu dalam mencapai tujuan tim dalam jangka panjang. Kesuksesan harus ditinjau menurut kualitas pengembangan dan pertumbuhan tiap individu yang sejalan dengan visi dan misi organisasi. Proses adalah kunci, keberhasilan diukur lewat membandingkan pencapaianmu saat ini dan sebelumnya, bukan dibandingkan dengan orang lain.
Perbedaan bos dan leader selanjutnya ada pada bagaimana mereka mengendalikan tim. Seorang bos cenderung membangun ketakutan supaya bawahan terus tunduk pada dirinya. Sebut saja, melalui sanksi atau aturan yang kadang tidak masuk akal. Semua ia lakukan demi memastikan tidak ada satu pun orang dalam timnya yang melanggar perintah.
Berlawanan dengan situasi tersebut, seorang pemimpin hadir untuk menyemangati tim. Ia menghargai masing-masing peran dan kontribusi karyawan yang ditunjukkan. Bahkan, ia mendorong anggota tim untuk berinisiatif melakukan sesuatu, terutama yang sejalan dengan nilai-nilai kelompok atau ide-ide lain yang bisa membawa tim meraih tujuan bersama.
Baca Juga: 11 Kata Kata Motivasi Kerja Karyawan Yang Inspiratif
Mengapa karyawan patuh pada bos? Sebab bos memanfaatkan wewenang yang ia miliki sesuai jabatannya untuk melakukan berbagai tindakan. Sebut saja, memerintahkan, membagikan tugas, menentukan target, sampai mengawasi karyawan. Semua ia lakukan atas nama jabatan bos yang disandangnya sehingga karyawan patuh semata karena ia berkuasa.
Namun, seorang leader justru banyak mengandalkan kemampuannya dalam mempengaruhi orang lain. Para anggota tim kagum pada sang pemimpin bukan karena ia menjabat suatu posisi. Melainkan karena ia tampil sebagai pribadi yang kuat, memegang teguh nilai-nilai yang selaras dengan organisasi, dan bisa menginspirasi orang lain untuk melakukan hal serupa.
Proses mengambil kebijakan bisa dijadikan indikator utama dalam memahami perbedaan antara boss dan leader.
Dalam banyak hal-hal yang penting, seorang bos tidak akan melibatkan orang-orang dalam pengambilan keputusan. Lalu, saat Ia melibatkanmu, seorang bos akan cenderung mendominasi percakapan dan tidak terlalu menganggap pendapatmu sebagai hal yang penting.
Dalam implementasinya pun, kamu hanya akan dituntut untuk menjalankan segala perintah dan umumnya dilarang untuk berdiskusi.
Berbeda dengan boss, seorang pemimpin justru akan mendorang orang-orang untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Ia akan sangat terbuka pada pendapat karena Ia tahu bahwa kamulah yang akan menjalankan keputusan tersebut.
Bahkan, tidak jarang kamu akan dipercaya untuk mengambil keputusan pada situasi tertentu. Pendek kata, leader percaya kamu bisa mengatasi situasi tertentu dan ingin membuat kamu terbiasa berlatih memecahkan masalah.
Baca Juga: 4 Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi
Perbedaan bos dan leader selanjutnya ada pada keinginan mempertahankan posisi saat ini. Bagi seorang bos, ia dikatakan berhasil jika mampu mempertahankan jabatannya atau malah bisa menduduki posisi yang lebih tinggi lagi dalam struktur organisasi perusahaan. Ia selalu ingin jadi bos selamanya demi tetap bisa menguasai, mengatur, dan mengendalikan orang-orang serta segala sesuatu terkait organisasi.
Leader malah bertindak sebaliknya. Ia memotivasi dan menginspirasi anggota tim untuk mengambil langkah serupa. Dari situ ia melihat siapa saja anggota tim yang potensial menjadi pemimpin baru di waktu mendatang. Bahkan, seorang leader merasa sukses jika ia mampu mencetak pemimpin baru di masa mendatang, apalagi jika pemimpin baru itu bisa meraih kesuksesan lebih besar daripada dirinya sekarang.
Sebetulnya membawa bisnis untuk berorientasi pada profit itu wajar. Namun, jika profit atau laba adalah segala-galanya, bisa dipastikan kamu akan dituntut bekerja mati-matian demi mencapai target profit tersebut. Bos cenderung berorientasi pada laba perusahaan sehingga ia menuntut kinerja karyawan semaksimal mungkin demi bisa menghasilkan keuntungan finansial yang besar, apa pun cara yang ditempuh.
Namun, seorang leader bekerja dengan berorientasi pada perwujudan visi organisasi. Ia fokus pada upaya mempercepat organisasi mencapai visi dan melakukan misi. Caranya dengan mengembangkan kerja tim, aktif berkolaborasi, dan menelurkan inovasi. Ketika cara kerja demikian berjalan efektif, maka profit atau laba perusahaan pun akan meningkat juga.
Dalam bertindak, bos cenderung membangun sikap konservatif. Ia akan mengerahkan seluruh tenaga demi mempertahankan status quo yang terjadi saat ini. Bisa dibilang ia anti gagasan baru. Bawahan hanya boleh melakukan berbagai rutinitas yang sudah ditetapkan secara prosedur dan menurut aturan kerja yang baku. Ruang untuk improvisasi nyaris tidak ada.
Sementara, leader mendorongmu untuk melahirkan berbagai gagasan baru yang bisa membawa organisasi lebih maju, berkembang, dan cepat meraih tujuan. Ia juga menantangmu untuk kreatif, inovatif, dan solutif dalam memecahkan suatu masalah. Dengan kata lain, leader selalu terbuka pada ide-ide baru yang kamu lontarkan.
Demikian perbedaan bos dan leader yang perlu kamu ketahui. Menjadi seorang leader inspiratif memang dambaan semua orang. Kamu pun bisa! Salah satunya dengan mengikuti program Pengembangan Diri Leadership di GreatNusa. Di bawah bimbingan pengajar profesional, kamu bisa menyelami diri, menggali potensi diri, dan menumbuhkan jiwa kepemimpinan.
Mengikuti kursus di GreatNusa adalah pilihan terbaik. Daftarkan dirimu di program Pengembangan Diri Interpersonal Skill sekarang, serta nikmati kesempatan belajar dari mana dan kapan saja bersama GreatNusa!
Kenali strategi harga untuk bersaing, seperti price skimming, loss leader pricing, dan value pricing. Temukan penjelasannya di artikel ini.
Apa pun produk yang kamu jual, harga yang dipasang akan menentukan kondisi dan target keuangan perusahaan. Menentukan harga jual produk yang cocok untuk barang atau jasa yang kamu sediakan juga tidak bisa dilakukan hanya semalam. Apalagi hanya dengan menggunakan insting dan perkiraan saja. Kamu memerlukan strategi harga yang tepat sehingga konsumen mau membeli dan target keuntungan tetap tercapai.
Tidak ada strategi harga yang baku tentang seberapa besar markup yang digunakan. Beberapa perusahaan mungkin hanya mengeluarkan modal kecil untuk produknya, tapi bisa menghasilkan profit yang besar. Di sisi lain, ada juga perusahaan yang menemukan sukses dengan harga yang berinflasi. Pada akhirnya, konsumen hanya akan memilih produk atau layanan dengan harga yang sesuai menurut value yang mereka peroleh.
Istilah strategi harga atau strategi penetapan harga mencakup semua metode yang digunakan oleh pemilik bisnis untuk menentukan berapa banyak biaya yang mereka habiskan untuk menghasilkan produk atau layanan. Untuk menerapkan strategi yang baik, kamu perlu melakukan berbagai perhitungan, melakukan riset pasar hingga mengumpulkan data terkait target konsumen.
Tentu saja tidak semua strategi penentuan harga memerlukan semua data itu. Beberapa pemilik bisnis memilih untuk membuatnya dengan cara sederhana lewat markup yang sudah ditetapkan. Ada juga yang menggunakan acuan harga eceran yang disarankan.
Jika kamu menggunakan proses yang konsisten dalam menetapkan harga, kamu sudah punya pricing strategy yang benar. Tapi kalau kamu bisa membangun strategi yang lebih memperhitungkan kondisi pasar serta faktor lain yang memengaruhi perilaku konsumen, kamu sudah lebih unggul di tengah kompetisi pasar.
Di tengah perkembangan pasar online, semakin mudah bagi pelanggan untuk membandingkan harga dari satu produsen dengan produsen lain. Artinya, konsumen akan semakin cepat menemukan produk yang menurut mereka harganya sesuai dengan nilainya. Di sinilah menetapkan harga jual yang tepat dapat menjadi pembeda yang besar.
Memiliki strategi penetapan harga yang tepat akan membantumu memenuhi harapan pelanggan dengan lebih baik karena kamu punya alasan kenapa harga yang kamu tetapkan lebih murah atau lebih mahal. Strategimu akan menciptakan proses berulang yang memungkinkan kamu melihat bagaimana tanggapan audiens dan pesaing terhadap keputusan penetapan harga yang kamu buat. Sembari menyempurnakan taktik, kamu bahkan bisa mengajak pembeli yang paling sensitif terhadap harga untuk tetap memilih produk atau jasa yang kamu tawarkan.
Baca Juga: Berikut Manfaat Mempelajari Perilaku Konsumen Yang Akan Berdampak Untuk Bisnis Kamu
Seperti yang telah disebutkan, menetapkan harga jual adalah suatu hal yang kompleks. Dari kompleksitas ini, lahirlah berbagai metode penetapan harga yang dapat digunakan dalam berbagai konteks.
Tidak ada metode penetapan harga yang sempurna; penetapan harga jual produk haruslah didasarkan pada berbagai faktor dan tujuan perusahaan. Karena tidak ada cara menetapkan harga jual yang sempurna, jangan takut untuk bereksperimen ketika memiliki kesempatan.
Berikut adalah beberapa jenis strategi penetapan harga yang dapat kamu jadikan panduan:
Price skimming atau skimming harga dilakukan dengan meluncurkan produk atau layanan tertentu dengan menggunakan harga tertinggi. Secara bertahap, kamu kemudian menurunkannya perlahan-lahan. Ini adalah cara yang bagus untuk menarik konsumen terutama pembeli dengan penghasilan tinggi yang menganggap diri mereka adalah pengadopsi awal atau trendsetter.
Strategi penetapan harga dengan penetrasi berkebalikan dengan skimming harga. Alih-alih memulai dengan harga tinggi, kamu mulai menjual produk atau layanan kamu dengan harga terendah ketika ingin memasuki pasar. Ketika produk mulai mendapatkan perhatian publik, kamu bisa meningkatkannya perlahan-lahan.
Strategi ini mungkin akan memberikan risiko keuntungan terbatas atau bahkan nol di awal (tergantung seberapa rendah harga yang kamu tetapkan). Tapi sebenarnya ini juga cukup ampuh untuk mengonversi konsumen. Hal yang sama juga berlaku seperti para pemilik bisnis yang memberikan sampel gratis untuk mendorong pelanggan melakukan pembelian. Dengan memberikan pengalaman diskon/harga rendah, akan tercipta loyalitas pelanggan.
Jenis strategi penetapan harga satu ini merupakan metode penetapan harga berdasarkan harga yang ditawarkan oleh kompetitor.
Sekilas, metode ini serupa dengan metode skimming yang merupakan metode penetapan harga berdasarkan harga terendah. Bedanya, pada competitor based pricing kamu tidak harus selalu mengambil harga terendah.
Tujuan utama dari metode satu ini adalah untuk mengambil harga yang digunakan oleh kompetitor untuk produk yang serupa dan mengambil angka tengahnya. Angka tengah ini kemudian akan dikenal sebagai harga benchmark.
Setelah mendapatkan harga benchmark, kamu akan memiliki pilihan; menggunakan harga yang sama, menawarkan harga yang lebih tinggi, dan menetapkan harga jual yang lebih murah.
Apapun pilihan yang kamu ambil, pastikan kamu memiliki dasar yang kuat. Ketika menetapkan harga lebih tinggi, kamu harus memastikan ada alasan kuat bagi konsumen untuk memilih produk kamu ketimbang pesaing. Jika memasang harga rendah, pastikan kamu tidak akan merugi.
Memilih angka yang sama umumnya menjadi strategi harga yang diambil. Perusahaan kemudian akan mencari keuntungan dengan berusaha menekan biaya produksi.
Harga rendah tidak selalu menjadi yang paling menarik di mata calon konsumen. Ketika target audiens kamu menginginkan produk dengan kualitas dan harga yang bagus, kamu harus bisa menunjukkan keunggulan yang dapat diberikan oleh brand kamu. Strategi penetapan harga premium atau premium pricing bisa membantu kamu membangun nilai di awal peluncuran produk/jasa.
Harga yang kamu pasang mungkin sedikit akan turun dari waktu ke waktu. Tapi jangan lupa untuk terus memberikan kesan eksklusif dan kemewahan seperti yang diharapkan oleh pelangganmu. Strategi harga premium ini seringkali diasosiasikan dengan merek-merek mewah seperti Fendi atau Mercedes-Benz.
Banyak pengecer baik online maupun offline menarik pelanggan dengan menawarkan satu produk dengan diskon sambil mendorong mereka membeli lebih banyak lagi. Cara ini bisa menghasilkan keuntungan yang lebih banyak per transaksi.
Meskipun strategi penetapan harga ini sering dikaitkan dengan harga promosi yang hanya berguna dalam jangka pendek, ini juga bisa dipakai dalam jangka panjang. Loss leader pricing jangka panjang bisa kamu lihat pada brand yang menetapkan harga bundel di mana harga yang diberikan akan lebih murah jika konsumen membeli lebih banyak.
Loss leader pricing mungkin tidak akan langsung meningkatkan margin keuntunganmu. Namun kamu akan mendapatkan penjualan yang lebih konsisten. Pada akhirnya ini akan melampaui nilai yang kamu perkirakan jika kamu hanya menjual dengan menetapkan harga satu per satu.
Angka yang dilihat oleh konsumen bisa berpengaruh lebih dari yang kamu pikirkan. Alih-alih mengubah persepsi konsumen tentang suatu produk, menetapkan harga dengan psychological pricing secara khusus bertujuan untuk mengubah persepsi mereka tentang harga produk tersebut yang sesungguhnya. Beberapa contoh umum dari strategi ini yang terbukti berhasil seperti menggunakan akhirkan ’99’ untuk setiap produk. Misalnya saja, alih-alih menulis Rp200.000, kamu bisa menjual dengan harga Rp199.999 agar terkesan lebih murah.
Value pricing atau strategi penetapan harga nilai merupakan yang paling penting dari semuanya. Strategi ini melibatkan perhitungan tentang seberapa bermanfaat, berkualitas tinggi dan pentingnya produkmu seperti yang diyakini oleh konsumen. Misalnya saja dengan menunjukkan kenapa layanan potong rambut kamu pantas dihargai 10 kali lebih mahal ketimbang layanan salon rambut pinggir jalan? Atau mengapa kue yang kamu jual memiliki harga yang jauh lebih tinggi dibandingkan produk sejenis di toko kue?
Strategi harga satu ini mungkin adalah yang paling umum digunakan. Sesuai dengan namanya, strategi penetapan harga satu ini didasari oleh cost atau biaya produksi sebuah produk. Untuk menetapkan harga jual produk, kamu cukup melakukan mark up atau menambahkan biaya produksi dengan keuntungan yang diinginkan dari tiap produk yang terjual.
Saat kamu menggunakan strategi harga yang sesuai dengan bisnismu, kamu yakin bahwa produkmu memang memiliki nilai sesuai dengan apa yang ingin dilihat oleh pelanggan kamu. Menggunakan pendekatan logis untuk menetapkan harga atau layanan akan membantu memaksimalkan keuntungan sekaligus volume penjualan.
Butuh insight yang mendalam tentang dunia bisnis? GreatNusa menyediakan banyak kelas dan pelatihan online pilihan. Daftarkan diri kamu sekarang juga!
Strategi operasi memiliki peran yang penting dalam bisnismu untuk bersaing, baik dalam hal diferensiasi, biaya, hingga respos. Simak penjelasannya di sini.
Dengan persaingan yang semakin ketat dalam setiap industri, sebuah perusahaan harus memiliki strategi untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Sebuah strategi untuk bersaing dikembangkan dengan menggunakan berbagai pertimbangan, termasuk bagaimana hubungan perusahaan dengan lingkungan di sekelilingnya. Ini dikenal dengan istilah strategi operasi.
Penggunaan strategi ini telah lama dikembangkan dan dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dunia, salah satunya di Jepang. Mereka mampu memanfaatkan dan memaksimalkan manufacturing operation atau operasi pabriknya agar bisa bersaing di kancah internasional. Dengan begitu mereka bisa mendesain dan memproduksi berbagai produk berkualitas dengan harga yang lebih terjangkau.
Strategi operasi merupakan sebuah visi fungsi operasi yang digunakan sebagai arahan atau dorongan dalam proses pengambilan keputusan supaya selaras dengan tujuan perusahaan. Visi fungsi operasi dari strategi ini harus diintegrasikan dengan strategi bisnis dan nantinya akan direfleksikan ke dalam bentuk rencana formal. Adanya visi dan arahan dalam proses pengambilan keputusan ini harus dapat menghasilkan sebuah pola pengambilan keputusan yang konsisten sehingga menciptakan keunggulan perusahaan dalam persaingan.
Baca Juga: Ketahui Perbedaan Strategi Dan Taktik Dalam Dunia Bisnis
Beberapa ahli juga memiliki pendapat yang beragam tentang definisi strategi operasi. Menurut Wickham Skinner, strategi operasi berhubungan dengan pengambilan keputusan dalam kegiatan operasional perusahaan dengan corporate strategy (strategi perusahaan). Menurutnya ketika sebuah bisnis melakukan operasi yang tidak termasuk strategi perusahaan, maka keputusan-keputusan yang diambil tidak akan konsisten dan sifatnya jangka pendek dan ini bisa melemahkan perusahaan.
Menurut Hayes dan Wheelwright, strategi operasi merupakan sebuah pola konsisten yang digunakan dalam pengambilan setiap keputusan dalam perusahaan. Strategi ini tersusun dari beberapa komponen termasuk mission (misi), distinctive competence (kemampuan tertentu), objective (tujuan) dan policy (kebijakan).
Strategi operasi memiliki 3 input utama yakni strategi bisnis, analisis internal dan analisis internal. Strategi ini harus dapat membantu perusahaan dalam penyesuaian dengan faktor eksternal yang ada seperti perubahan kebutuhan konsumen, perkembangan teknologi, ketersediaan bahan baku, kondisi para kompetitor hingga situasi yang berkaitan dengan kondisi sosial maupun hukum.
Setelah mengetahui pengertian strategi operasi, kamu mungkin sudah mendapatkan sedikit gambaran tentang fungsinya. Strategi ini pada dasarnya berguna untuk mencapai keunggulan kompetitif perusahaan dibanding para pesaingnya. Apa saja yang bisa dicapai oleh perusahaan dengan adanya strategi operasi yang tepat?
Untuk bisa menarik perhatian pelanggan, sebuah perusahaan harus memiliki pembeda. Artinya, produk yang kamu hasilkan harus memiliki perbedaan dengan kompetitor ataupun produk inti lainnya yang dimiliki oleh perusahaan. Meskipun berbeda, bukan berarti produk kamu menjadi aneh. Adanya pembeda ini memungkinkan produk terlihat lebih menarik dan memiliki nilai lebih namun tetap bisa memenuhi kebutuhan konsumen.
Strategi diferensiasi yang bisa dicapai dalam operasional bisa menjadi sarana bagi perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif. Salah satu caranya adalah dengan melakukan strategi operasi yang berorientasi kepada konsumen. Kamu bisa memulainya dengan melakukan analisis pasar untuk mengetahui apa yang dibutuhkan oleh pelanggan dan bagaimana kekuatan dari kompetitormu.
Setelah itu, hasil analisis akan dirumuskan dalam strategi perusahaan untuk kemudian dijadikan kerangka sasaran keseluruhan. Lewat proses perencanaan strategi, masing-masing area fungsional akan memiliki tanggung jawab untuk mengidentifikasi dan mengembangkan cara untuk mencapai tujuan perusahaan.
Strategi operasional yang baik bisa memberikan keuntungan pada perusahaan berupa rendahnya biaya produksi. Cara untuk bisa mencapainya dibutuhkan serangkaian upaya salah satunya adalah dengan fokus pada kebutuhan konsumen dalam desain produk dan kegiatan operasional dengan eliminating rework (menghilangkan hal-hal yang bisa menyebabkan pengerjaan ulang), scrap, inspection dan hal-hal lain yang tidak bisa memberikan nilai tambah pada produk akhir.
Strategi menekan biaya rendah tetap harus dilakukan dengan mempertimbangkan nilai maksimum yang diharapkan oleh konsumen. Tidak hanya dalam proses produksi, tapi juga delivery time. Semakin cepat produk sampai ke tangan konsumen setelah dibuat, akan semakin baik kualitasnya. Selain itu, kamu juga bisa mengurangi waktu operasi dan menyederhanakan proses operasi.
Baca Juga: 11 Jenis Strategi Penetapan Harga Dalam Dunia Bisnis
Respons yang dimaksud merupakan sekumpulan nilai yang berhubungan dengan kinerja yang cepat, fleksibel dan mumpuni. Respons cepat mencakup berbagai penjadwalan termasuk dalam proses merancang produk, memproduksi hingga distribusi.
Sementara itu respons yang fleksibel berhubungan dengan kemampuan perusahaan dalam merespons perubahan-perubahan yang mungkin terjadi di pasaran termasuk fluktuasi volume produksi hingga perubahan atau pembaruan desain produk.
Lingkungan di sekitar perusahaan bisa berubah dengan cepat, termasuk kebutuhan serta harapan konsumen terhadap produk yang kamu buat. Kemampuan sebuah bisnis dalam mengakomodasi semua perubahan ini lewat strategi operasi yang mumpuni akan membuat perusahaan unggul. Kemampuan ini disebut dengan fleksibilitas.
Ada dua jenis fleksibilitas yang dikenal dalam bisnis yakni fleksibilitas produk dan fleksibilitas volume produksi. Fleksibilitas produk berhubungan dengan kemampuan sebuah bisnis menawarkan beragam produk baik barang maupun jasa yang sesuai dengan kebutuhan unik pelanggan.
Adanya sistem yang fleksibel dalam strategi ini memungkinkan perusahaan menambah produk baru dengan cepat atau menghilangkan produk yang tidak begitu disukai. Tujuannya tentu saja untuk meraih keuntungan maksimal dan memuaskan pelanggan.
Aspek lain yang tidak kalah penting adalah kemampuan untuk menyesuaikan jumlah atau volume produksi sesuai dengan permintaan yang ada. Ketika permintaan meningkat, jumlah produksi juga harus dinaikkan. Begitu juga sebaliknya. Fleksibilitas volume produksi ini merupakan salah satu langkah agar sebuah bisnis bisa berjalan secara berkesinambungan.
Ketiga fungsi di atas bisa dicapai ketika perusahaan memiliki strategi operasi yang baik. Saat semua komponen dalam strategi perusahaan memiliki keselarasan, maka keuntungan yang diharapkan serta target yang sudah diincar bisa tercapai.
Strategi operasi bisnis sendiri memiliki berbagai macam bentuk dalam praktiknya. Tiap bentuk strategi operasi memiliki peran dan fungsinya masing-masing. Berikut adalah bentuk dari strategi ini yang harus kamu ketahui.
Sesuai dengan namanya, strategi operasi yang berkaitan dengan perencanaan produksi berkaitan dengan proses produksi. Lebih spesifiknya, perencanaan produksi berkaitan dengan perencanaan baik metode dan teknologi yang dibutuhkan tenaga kerja untuk melakukan proses produksi.
Baca Juga: 4 Urutan Tahap Perencanaan Proses Produksi
Perencanaan keuangan berkaitan dengan perencanaan terkait dana yang dibutuhkan untuk menjalankan aktivitas atau operasional perusahaan sehari-hari.
Fasilitas merupakan bagian penting dari operasional perusahaan sehari-hari. Perencanaan fasilitas yang baik akan memastikan kalau tenaga kerja memiliki fasilitas yang mereka butuhkan untuk memastikan kalau proses produksi produk atau jasa berjalan dengan lancar.
Baca Juga: Manajemen Sarana Dan Prasarana Dalam Perusahaan
Perencanaan pemasaran berkaitan dengan proses distribusi dan atau penjualan akan barang baik produk atau jasa yang kamu produksi.
Baca Juga: 7 Strategi Digital Marketing Yang Efektif Tingkatkan Penjualan
Perencanaan sumber daya manusia membahas hal-hal terkait manajemen sumber daya mulai dari pencarian atau rekrutmen, penyeleksian, hingga penempatan tenaga kerja dalam pos-pos yang sudah ditentukan sebelumnya.
Strategi operasi adalah hal yang kompleks dan rumit. Karenanya, strategi operasi memiliki banyak elemen yang dapat membantu kesuksesan implementasinya. Berikut adalah elemen-elemen dalam strategi operasi yang harus kamu ketahui.
Untuk dapat memiliki strategi operasi yang efektif, kamu harus memastikan kalau strategi operasi bisnismu memiliki prioritas atau tujuan. Prioritas ini bisa meliputi menekan harga produksi, peningkatan mutu, dan lain-lain.
Untuk menjamin misi operasi ini tercapai, kamu juga harus memastikan kalau bisnismu memiliki manajemen operasional yang baik. Tanpa manajemen operasional yang baik, misi dari strategi operasi kamu bisa terhambat, khususnya dalam bidang administratif.
Selain memiliki misi, strategi operasi bisnismu juga harus memiliki sasaran yang jelas. Jelas dalam arti strategi operasi kamu harus memiliki hal yang bisa diukur secara pasti. Sasaran operasi ini nantinya akan dibagi ke dalam 2 jenis; sasaran jangka panjang dan jangka pendek.
Kebijakan operasi meliputi hal-hal tentang bagaimana mencapai misi dan sasaran operasi. Kebijakan ini biasanya meliputi proses, persediaan, tenaga kerja, dan juga mutu.
Itulah dia penjelasan tentang strategi operasi dan fungsinya dalam dunia bisnis. Untuk lebih mendalami tentang dunia bisnis, GreatNusa sudah menyiapkan beragam kelas dan pelatihan online pilihan. Daftarkan diri kamu sekarang juga dan mulailah bisnis yang kamu impikan!
Kenali strategi distribusi serta jenis jenisnya, seperti distribusi langsung, tidak langsung, dan eksklusif. Temukan penjelasannya di sini.
Agar sebuah bisnis bisa berjalan dengan baik, serangkaian strategi harus dimiliki oleh perusahaan. Tidak hanya dalam hal merancang produk hingga pemasaran, distribusi juga perlu dilakukan dengan langkah-langkah yang tepat. Dengan adanya strategi distribusi, produk yang dihasilkan bisa sampai ke konsumen akhir tanpa kendala.
Memiliki strategi distribusi yang baik merupakan kunci untuk meningkatkan profit serta menjaga loyalitas konsumen. Untuk memahami lebih jauh terkait distribusi dan strateginya, mari simak uraian berikut ini!
Strategi distribusi merupakan sebuah metode atau rencana untuk menyebarkan barang maupun jasa yang diproduksi kepada pengguna akhir. Menerapkan metode distribusi yang efisien adalah kunci memperoleh keuntungan sekaligus mempertahankan pelanggan setiamu.
Beberapa perusahaan menggunakan lebih dari satu metode distribusi untuk dapat memenuhi preferensi dan kebutuhan setiap basis konsumen. Misalnya saja ketika kamu hendak menjual pakaian batik yang ditujukan untuk orang tua berumur di atas 50 tahun, menjual produk lewat katalog cetak mungkin akan lebih mudah.
Sebaliknya, jika target pasar kamu adalah kelompok usia muda, kamu bisa memilih bekerja sama dengan perusahaan ritel atau menawarkannya lewat toko online dan marketplace. Agar semua target bisa terjangkau, kamu memang harus merancang sebuah strategi distribusi yang tepat, sesuai dengan masing-masing kelompok konsumen.
Pada dasarnya, strategi distribusi dibuat dengan mengacu kepada pelanggan idealmu. Bagaimana biasanya konsumen kamu membeli barang? Sebagai produsen, apa yang bisa kamu lakukan agar proses pembelian jadi lebih mudah? Apakah menjual langsung dari pabrik merupakan opsi terbaik? Ataukah konsumenmu lebih suka membelinya melalui pengecer? Semua ini akan berpengaruh pada saat kamu menentukan strategi distribusi untuk produkmu.
Baca Juga: Berikut Manfaat Mempelajari Perilaku Konsumen Yang Akan Berdampak Untuk Bisnis Kamu
Orang awam mungkin mengenal strategi distribusi sebagai sebuah hal yang simpel. Di bangku sekolah, kita mempelajari bahwa proses distribusi hanya melalui proses perpindahan barang dari produsen ke konsumen.
Padahal, proses distribusi merupakan proses yang panjang serta kompleks. Ada banyak faktor yang harus diperhatikan untuk memastikan proses distribusi berjalan lancar tanpa membebani produsen terlalu berat sekaligus mempermudah konsumen untuk mendapatkan produk, barang, atau jasa yang mereka butuhkan.
Di sinilah strategi distribusi menjadi sangat dibutuhkan. Strategi terkait distribusi merupakan strategi yang diterapkan oleh perusahaan untuk memastikan produk atau jasa bisa menjangkau pelanggan potensial. Selain itu, biaya juga harus diatur sedemikian rupa agar optimal.
Strategi distribusi yang baik bisa memaksimalkan pendapatan dan keuntungan perusahaan. Sebaliknya, strategi yang buruk dan tidak terencana tidak hanya bisa menyebabkan kerugian. Kesalahan fatal ini justru bisa membuat pesaingmu mendapatkan keuntungan dengan adanya peluang pasar yang kamu buat.
Baca Juga: 7 Strategi Harga Untuk Meningkatkan Penjualan
Secara umum, ada dua tipe strategi distribusi yakni langsung (direct) dan tidak langsung (indirect). Ada juga yang membagi distribusi ke dalam 3 jenis yakni distribusi intensif, selektif dan eksekutif.
Untuk memudahkan kamu menentukan strategi seperti apa yang cocok diterapkan dalam bisnismu, mari kita simak perbedaan dari masing-masing jenis distribusi berikut ini!
Distribusi langsung merupakan strategi di mana produsen secara langsung mengirimkan atau menjual produk ke konsumen. Ada beberapa cara berbeda untuk menerapkan metode ini. Beberapa perusahaan lebih suka melakukannya dengan situs seperti e-commerce atau marketplace di mana konsumen bisa melakukan pembelian secara online.
Baca Juga: 7 Manfaat E-Commerce Bagi Perusahaan
Metode distribusi langsung lainnya adalah dengan menggunakan katalog atau pemesanan via telepon. Cara ini umumnya menargetkan konsumen lama atau pelanggan yang memang sudah terbiasa melakukan pemesanan dengan cara ini.
Satu faktor penting yang perlu dipertimbangkan jika kamu ingin menerapkan strategi ini adalah investasi yang harus disiapkan. Kamu harus memiliki gudang, kendaraan serta staf yang bertugas mengirimkan produk secara mandiri dan efektif.
Istilah perantara kerap mendapatkan kesan negatif. Namun dalam distribusi, perusahaan justru bisa memperoleh kemudahan dalam menyampaikan barang ke tangan konsumen. Strategi tidak langsung ini melibatkan perantara yang membantu dalam logistik dan penempatan barang. Tujuannya tentu saja agar produk bisa sampai ke tangan pelanggan dengan cepat di lokasi yang diinginkan berdasarkan kebiasaan dan preferensi konsumen.
Umumnya pemilihan strategi ini dilakukan karena kebutuhan bisnis, klien yang ditargetkan hingga jenis produk. Semua tergantung preferensi perusahaan yang melakukan distribusi.
Ketika produsen memilih strategi distribusi ini, mereka akan membuat kesepakatan dengan pengecer untuk menjual produk mereka di etalase tertentu saja. Beberapa toko bahkan menjual barang melalui toko mereka sendiri. Misalnya saja kamu tidak akan bisa membeli mobil Lamborghini kecuali langsung ke dealer-nya. Hal yang sama juga berlaku untuk produk seperti Louis Vuitton dan Chanel.
Dalam strategi distribusi intensif, fokus produsen adalah memasukkan sebanyak mungkin produk di berbagai lokasi ritel. Salah satu contoh produk yang didistribusikan dengan cara ini adalah permen karet atau soft drink. Kamu bisa menemukan keduanya di berbagai tempat mulai dari pom bensin, toko kelontong hingga minimarket.
Produk-produk yang dijual dengan metode distribusi ini umumnya tidak memerlukan keputusan pembelian yang rumit. Artinya, pelanggan memang biasa membelinya dan para pengecer bisa menjualnya dengan mudah tanpa melibatkan usaha yang rumit.
Strategi distribusi selektif bisa dibilang sebagai jalan tengah antara distribusi intensif dan eksklusif. Dengan menggunakan strategi ini, produk bisa didistribusikan di lebih dari satu lokasi. Tapi jumlahnya tidak sebanyak yang biasa dilakukan dengan menggunakan distribusi intensif.
Misalnya saja, beberapa merek pakaian bisa ditawarkan secara selektif. Gucci misalnya, mereka bisa memilih untuk mendistribusikan produknya melalui toko-toko milik mereka sendiri. Namun mereka juga bisa memilih beberapa mal atau department store untuk menempatkan produknya di sana.
Saluran distribusi merupakan alur atau peta yang menggambarkan bagaimana produk dapat sampai ke tangan konsumen dari produsen. Berikut adalah beberapa jenis strategi saluran distribusi yang dapat kamu jadikan panduan.
Saluran distribusi satu ini merupakan yang paling simpel dan cukup sering ditemui. Produsen dapat menjual langsung produknya ke konsumen ketika produk atau barang telah tersedia.
Berbeda dengan strategi saluran distribusi sebelumnya, strategi ini menambahkan pihak pengecer sebagai perpanjangan tangan dari produsen. Pengecer akan mendapatkan barang dari produsen yang kemudian akan dijual pada konsumen.
Strategi distribusi satu ini umum digunakan oleh perusahaan besar dengan tingkat produktivitas yang tinggi. Produsen nantinya akan menaruh barang atau produk mereka pada pedagang besar yang dapat menerima atau menyimpan barang dengan kuantitas tinggi.
Pedagang besar ini kemudian menyalurkan barang pada pengecer yang kemudian akan menjual barang pada konsumen secara langsung.
Strategi ini cukup unik karena produsen tidak menunjuk pada siapa barang akan dijual. Sebagai gantinya, produsen akan menunjuk agen yang kemudian bertugas untuk memilih distributor atau pengecer yang dinilai mampu untuk menjual produk yang dihasilkan oleh produsen pada konsumen.
Lalu, bagaimana cara yang paling tepat untuk menentukan strategi distribusi perusahaan kamu? Perlu diketahui bahwa membuat rencana terkait distribusi harus dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai faktor antara lain:
Menentukan strategi distribusi memang tidak bisa dilakukan hanya dengan mempertimbangkan satu hal saja. Pastikan kamu merencanakan semuanya dengan baik agar produk dan jasa bisa sampai dalam kondisi yang baik di tangan pengguna akhir. Jangan lupa untuk perkaya terus pengetahuan bisnismu dengan ikut berbagai kursus dan pelatihan online di GreatNusa.