Menampilkan 361-366 dari 438 Artikel
Perbedaan strategi dan taktik ada pada ruang lingkupnya; taktik adalah bagian dari strategi yang lebih besar. Simak penjelasannya di sini.
Istilah taktik dan strategi umum digunakan dalam dunia bisnis. Tidak jarang orang mengasumsikan keduanya memiliki definisi yang sama. Padahal, ada perbedaan strategi dan taktik yang sangat fundamental. Kesalahan memahami keduanya dapat berujung pada gagalnya sebuah organisasi atau bisnis.
Dalam persaingan industri, kamu dituntut untuk selalu menghadirkan produk dan layanan baru yang lebih baik. Tujuannya adalah untuk mengikuti perubahan permintaan konsumen. Microsoft dan Apple misalnya, sama-sama menciptakan produk sistem operasi komputer. Mereka selalu melakukan pertempuran taktis untuk memenangkan hati konsumen.
Agar tidak salah memahami dan menerapkan keduanya, ada baiknya kamu memahami dengan baik apa perbedaan keduanya. Simak selengkapnya dalam ulasan berikut ini!
Strategi berasal dari bahasa Yunani “stratēgia” yang artinya seni memimpin pasukan, komando, jabatan atau jenderal. Strategi bisa didefinisikan sebagai rencana umum untuk bisa mencapai satu tujuan atau lebih yang dirancang dalam kurun waktu tertentu.
Strategi menjelaskan apa tujuanmu secara keseluruhan atau dalam jangka panjang. Strategi juga merupakan rencana tentang apa yang ingin kamu capai, serta masalah apa yang ingin kamu pecahkan. Strategi sangat penting karena sumber daya yang tersedia untuk mencapainya biasanya terbatas. Strategi melibatkan proses penetapan tujuan, prioritas, menentukan tindakan untuk mencapai tujuan dan memobilisasi sumber daya untuk melaksanakan tindakan.
Baca Juga: Inilah Contoh Strategi Korporasi Yang Perlu Kamu Ketahui!
Lalu, apa itu taktik? Taktik merupakan hal-hal konkret yang akan kamu lakukan untuk mencapai tujuan yang sudah kamu tetapkan dalam strategi yang sudah dibuat. Taktik merupakan rencana dan sumber daya khusus yang akan kamu gunakan untuk mencapai tujuan. Taktik dalam bisnis mencakup rencana pemasaran dan penjualan, siapa saja tim yang akan menjalankan rencana tersebut serta mitra dan sumber daya lain yang mungkin kamu perlukan.
Bac Juga: Mengenal Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa strategi adalah apa yang ingin kamu lakukan (berupa target atau tujuan jangka panjang) sementara taktik adalah langkah detail tentang bagaimana kamu akan melakukannya
Dari pengertian tentang keduanya di atas, kita bisa sedikit menyimpulkan apa perbedaan strategi dan taktik itu sendiri. Secara garis besar, strategi adalah rencana atau cetak biru yang memiliki berbagai taktik di dalamnya; strategi memiliki ruang lingkup yang lebih besar ketimbang taktik.
Tapi, bagaimana dalam dunia bisnis?
Keduanya merupakan dua hal yang digunakan dalam berbagai sisi kehidupan. Pemerintahan, militer bahkan peperangan juga memerlukan strategi dan taktik. Apa pun yang berhubungan dengan goal atau tujuan, memerlukan strategi dan taktik.
Bisnis umumnya dikenal sebagai sebuah permainan jangka panjang. Tentu saja di dalamnya juga ada tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Kamu tentu tidak berencana berbisnis hanya dalam tempo 2 atau 3 bulan saja, bukan? Permainan bisnis yang panjang memerlukan beragam persyaratan agar tujuan dan sasaran yang diinginkan bisa tercapai. Ketika kamu sudah memiliki tujuan, maka diperlukan rencana yang detail untuk mencapainya.
Pada titik ini, rencana menjadi sebuah strategi karena kebutuhan untuk mengimplementasikannya dalam bentuk aksi. Oleh karena itu output yang diharapkan dari tindakan tersebut bertujuan untuk mencapai target jangka panjang.
Di sisi lain, taktik merupakan tindakan yang dirangkai sedemikian rupa untuk mencapai tujuan jangka panjang yang sudah ditetapkan. Dalam beberapa kasus, ada taktik yang dirancang untuk menghadapi perubahan atau situasi berbeda yang tidak direncanakan atau diduga sebelumnya.
Tidak hanya dalam dunia bisnis, penggunaan taktik bisa dengan mudah kita lihat dalam permainan sepakbola. Misalnya saja, manajer menetapkan strategi untuk memenangkan pertandingan. Untuk bisa mewujudkannya, mereka akan menggunakan serangkaian taktik seperti mengoper bola ke pemain tertentu. Tugas pemain adalah mengoper bola sehingga menciptakan peluang untuk mencetak gol. Namun dalam permainan, mungkin bek mereka jauh lebih tinggi daripada penyerang sehingga mampu mengatasi umpan silang yang masuk.
Mengingat kondisi yang ada di lapangan, manajer mungkin akan memutuskan mengubah taktik yang berbeda. Misalnya saja dengan mendorong pemain sayap masuk ke lapangan dan memainkan bola di belakang pemain bertahan. Perubahan taktik semacam ini mungkin akan membawa kemenangan sehingga strategi awal tetap tercapai.
Setelah memahami perbedaan keduanya, mari kita bahas lebih lanjut mengenai bagaimana keduanya bisa diaplikasikan pada bisnis. Di bidang militer, keduanya jika berdiri sendiri akan sama-sama tidak berguna. Namun ketika keduanya dipadukan bersama-sama, maka akan saling mendukung satu sama lain.
Tidak peduli seberapa hebat strategi bisnis yang kamu miliki, semuanya tidak akan berguna tanpa adanya taktik. Taktik adalah hal-hal yang benar-benar harus kamu lakukan agar bisnis kamu berhasil. Taktik merupakan penyusun dari rencana implementasi yang akan mengubah strategi kamu menjadi kenyataan.
Taktik merupakan peta jalanmu, lebih khusus lagi adalah rencana pemasaran, penjualan, rencana produk serta orang-orang yang kamu pilih untuk bekerja bersama dalam tim. Taktik adalah semua pilihan spesifik yang kamu buat dan tugas yang kamu lakukan untuk menerapkan strategi bisnismu.
Hal paling penting yang harus kamu ingat adalah taktik akan mendukung strategimu. Karena taktik adalah langkah atau poin-poin untuk menjalankan strategi, keduanya harus selaras.
Misalnya strategi sebuah restoran kelas atas adalah dengan menciptakan pengalaman intim yang berkualitas tinggi bagi para pengunjungnya. Taktik yang mendukung strategi yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan pengalaman yang luar biasa kepada para tamu mulai dari memperbaiki tampilan interior, meningkatkan kualitas bunga di atas meja hingga pemilihan menu yang sesuai.
Dengan strategi dan taktik ini, restoran tersebut akan membedakan dirinya dengan adanya makanan enak dan pengalaman fantastis. Sebagai imbalan, mereka akan meminta pelanggan membayar harga yang lebih tinggi. Jika dilakukan, strategi dan taktiknya akan berjalan selaras.
Sebuah perusahaan yang menjual dompet kulit buatan tangan, jam tangan serta aksesoris lain dengan target pasar orang-orang yang suka barang handmade perlu memiliki strategi dan taktik yang selaras. Misalnya saja dengan membuat kampanye atau iklan yang menginformasikan asal mula kulit serta kisah di balik para perajinnya.
Ketika taktik tidak selaras dengan strategi, kamu akan mengirimkan pesan yang berbeda-beda kepada calon pelanggan dan ini akan membingungkan mereka. Bisa jadi kamu malah menarik pelanggan yang salah yang justru tidak akan membeli produkmu.
Apa saja poin-poin penting yang sebaiknya dimasukkan ke dalam taktik bisnis kamu?
Itulah perbedaan strategi dan taktik yang perlu kamu ketahui dan contoh implementasinya dalam dunia bisnis. Siap menerapkan strategi dan taktik yang selaras untuk bisnismu? Sebelum mulai melangkah, jangan lupa bekali diri dengan berbagai pengetahuan dasar tentang dunia bisnis dengan ikut pelatihan di GreatNusa. Sebagai Digital Lifelong Learning Platform, Jadilah salah satu pengusaha tangguh kebanggaan Indonesia bersama GreatNusa!
Langkah implementasi strategi terdiri dari menentukan kerangka strategi, membangun rencana, hingga menghubungkan kinerja. Simak infonya di sini.
Bagi sebuah perusahaan, strategi adalah hal yang sangat penting. Menurut Pearce dan Robinson dalam buku Strategic Management (2005), strategi adalah rencana permainan yang akan dilakukan oleh sebuah organisasi atau perusahaan dalam waktu tertentu. Dalam strategi yang baik terdapat tujuan dan sasaran yang ingin dicapai serta bagaimana langkah untuk mewujudkannya. Untuk dapat mewujudkan strategi tersebut, kamu harus terlebih dahulu tahu langkah implementasi strategi yang tepat.
Strategi sendiri dilakukan dalam dua tahap yakni dengan membuat rumusan kemudian melakukan implementasi strategi. Apa sebenarnya implementasi strategi dan bagaimana cara kamu melakukannya? Simak selengkapnya dalam ulasan berikut ini!
Jika dilihat dari definisinya, implementasi strategi mengacu pada proses pelaksanaan rencana dan strategi yang sudah dirumuskan. Tujuannya adalah untuk mencapai tujuan jangka panjang yang perusahaan. Proses ini mengubah strategi yang sudah dirancang menjadi aksi dan tindakan nyata untuk mencapai tujuan.
Menurut Wheelen dan Hunger dalam Strategic Management and Business Policy: Concepts (2004), implementasi strategi adalah serangkaian aktivitas dan pilihan yang dibutuhkan untuk mewujudkan rencana strategis. Inti dari definisi ini adalah terdapat tindakan nyata dari rencana strategis yang sudah disusun sebelumnya. Implementasi strategi adalah kunci dari manajemen strategi secara menyeluruh.
Secara sederhana, implementasi strategi merupakan teknik di mana perusahaan atau organisasi mengembangkan, memanfaatkan dan mengintegrasikan struktur organisasi, budaya, sumber daya, orang dan sistem kontrol untuk mengikuti strategi untuk mencapai tujuan perusahaan serta mendapatkan keunggulan dibanding kompetitor di pasaran.
Baca Juga: Mengenal Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Implementasi strategis sangat penting untuk memastikan semua rencana yang sudah dibuat terlaksana dengan baik. Ada enam langkah yang bisa kamu lakukan untuk membantu dalam proses implementasi strategi. Apa saja?
Di satu sisi, strategi merupakan sesuatu yang harus tertanam dalam segala aspek bisnismu. Strategi harus ada dalam DNA organisasi dan orang-orang yang ada di dalamnya. Namun, jika kamu tidak berusaha menjelaskannya secara gamblang, akan sulit untuk fokus dalam mewujudkannya.
Mulailah dengan membuat kerangka kerja sederhana yang mudah dipahami oleh seorang. Ketika ada yang bertanya tentang bagaimana tujuan strategi, semua orang harus memiliki pemahaman yang sama agar prosesnya bisa berjalan secara harmonis.
Setelah membuat rencana, saatnya untuk mulai membuat rencana strategis yang sesungguhnya. Ada beberapa langkah dalam membangun rencana yang bisa kamu ikuti:
Langkah ketiga yang harus kamu lakukan adalah menentukan KPI atau Indikator Kinerja Utama. Ini merupakan salah satu alat yang sudah lama ada namun masih digunakan sampai saat ini. Dengan KPI, kamu akan lebih mudah menilai pencapaian sekaligus fokus pada hasil yang ingin diraih.
Hal selanjutnya yang perlu dilakukan agar implementasi strategi bisa berjalan sesuai rencana adalah dengan menjaga ritme strategimu. Seringkali orang-orang di dalam perusahaan terlalu fokus pada tugas harian mereka sehingga lupa pada apa yang menjadi tujuan utama agar bisnis bergerak maju. Inilah yang membuat banyak strategi gagal diimplementasikan.
Bagaimana cara menetapkan ritme strategi ini? Kamu bisa memulai dengan membuat rapat bulanan untuk memeriksa bagaimana proses implementasi strategi berjalan. Ajak semua orang yang terlibat untuk mengungkapkan pendapat terkait semua prosesnya. Jika ada yang perlu diperbaiki, lakukan pembaruan segera. Ini penting untuk memastikan bahwa semua orang memiliki pandangan dan tujuan yang sama.
Setelah melakukan rapat, kamu perlu menemukan cara agar laporan bisa diberikan secara konsisten untuk mengetahui kemajuan proses implementasi strategi yang dilakukan oleh perusahaan. Tujuan utama dari laporan ini harus:
Baca Juga: 4 Langkah Evaluasi Strategi Perusahaan Yang Efektif
Lima langkah dasar dari proses implementasi yang sudah disebutkan sebelumnya adalah dasar-dasar mutlak untuk memastikan bahwa kamu berhasil menerapkan dan menjalankan strategi. Tapi kamu tetap perlu membuat hubungan formal antara strategi dan tinjauan kinerja masing-masing orang yang terlibat. Tidak ada hal yang lebih menunjukkan betapa pentingnya strategi selain mengetahui bahwa keberhasilan setiap orang dalam mewujudkannya bisa memberi penghargaan atau keuntungan bagi diri mereka. Salah satu cara mudah adalah dengan memberikan reward khusus kepada karyawan yang mampu menunjukkan peran dan kontribusi nyata dalam proses implementasi tersebut.
Untuk lebih memahami bagaimana prosesnya, mari kita ambil contoh bisnis katering makanan sehat online yang belakangan semakin menjamur. Mari kita analisis bisnis ini dengan memakai metode SWOT:
Di tengah pandemi, gaya hidup sehat termasuk makanan yang bergizi menjadi sebuah kebutuhan. Namun di tengah kesibukan bekerja, cara mudah untuk mendapatkannya adalah dengan menggunakan layanan katering. Dengan memesan secara online, siapa pun bisa menikmati makanan sehat di rumahnya.
Tidak semua orang menyukai bahan baku yang digunakan untuk katering makanan sehat. Sebagian konsumen mungkin tidak suka sayuran A atau alergi terhadap protein B. Ini bisa menjadi hambatan yang membuat orang berpikir ulang untuk berlangganan katering makanan. Belum lagi adanya risiko keterlambatan pengiriman yang membuat makanan jadi tidak fresh lagi.
Bisnis katering makanan sehat masih terus berkembang, terutama di kota-kota besar. Masyarakat urban yang sibuk bekerja adalah salah satu target pasar yang menjanjikan.
Semakin mudahnya membeli bahan makanan segar yang organik secara online membuat orang mempertimbangkan untuk memasak sendiri di rumah. Apalagi dengan aktivitas WFH yang tinggi.
Membuat segmentasi merupakan langkah penting dalam menentukan strategi perusahaan. Mengenal karakteristik konsumen kamu tentunya akan mempermudah proses formulasi strategi yang nantinya akan diimplementasikan.
Segmentasi sendiri memiliki banyak dimensi. Kamu bisa menentukan karakteristik pelanggan ideal bisnis kamu dari umur, lokasi, pekerjaan, pendidikan, dan lain-lain. Semakin banyak dan detil karakteristik yang bisa kamu gambarkan, proses pengambilan keputusan untuk menentukan target pasar akan semakin mudah.
Baca Juga: Berikut Manfaat Mempelajari Perilaku Konsumen Yang Akan Berdampak Untuk Bisnis Kamu
Setelah kamu mengetahui potensi pelanggan untuk bisnis kamu berada di mana melalui proses segmentasi, sekarang saatnya menentukan target pasar kamu; kepada siapa kamu akan menjual produk kamu?
Dengan memiliki target yang jelas, kamu akan dapat memiliki fokus yang jelas. Kamu akan dapat menentukan kemampuan perusahaan apa yang dapat digunakan untuk menggaet pelanggan dan kemampuan mana yang harus ditingkatkan untuk dapat bertahan di dalam bisnis.
Setelah mendapatkan target pasar yang ideal, sekarang saatnya kamu mulai memposisikan perusahaan kamu di pasar. Sebagai apa kamu ingin perusahaan kamu dikenal?
Nilai unik apa yang bisa menjadi pembeda antara perusahaan kamu dengan perusahaan lainnya yang menawarkan produk yang sama pada target pasar yang sama?
Langkah dan proses yang kamu lewati dalam proses memposisikan diri ini akan menjadi hal yang penting dalam perencanaan strategis karena menyangkut jangka panjang, khususnya tentang branding.
Tentu kamu juga harus memikirkan tentang jangka pendek, misalnya dalam hal pendapatan, aktivitas perusahaan sehari-hari, dan lain-lain. Tetapi, kamu juga harus mulai berpikir tentang jangka panjang untuk memiliki tempat dan status yang solid di pasar.
Implementasi strategi bisnis memiliki langkah dan proses yang panjang. Maka, tidak jarang prosesnya akan menemukan kendala.
Salah satu yang paling umum adalah kebingungan atau ketidakpastian tentang bagaimana perusahaan harus menentukan strategi bisnis mereka. Hal ini umum terjadi pada perusahaan yang tidak memiliki visi dan misi yang dapat menjadi cetak biru untuk strategi bisnis mereka.
Masalah umum lainnya adalah komunikasi. Perubahan strategi perusahaan haruslah dikomunikasikan dengan baik oleh pihak manajemen pada perusahaan. Tidak hanya komunikasi, perusahaan juga harus dapat melatih karyawan untuk dapat melaksanakan kebijakan baru, khususnya kebijakan yang bersifat radikal.
Setiap perusahaan tentu memiliki target masing-masing. Adanya rumusan strategi dan implementasinya merupakan kunci penting agar semua tujuan bisa tercapai. Salah satu langkah awal yang bisa kamu lakukan untuk membangun bisnis kamu sendiri adalah dengan mengikuti beragam kursus terbaik tentang Bisnis dan Manajemen dari GreatNusa.
By greatnusa • 23 Maret 2022
Kenali apa itu quarter life crisis dan cara menghadapinya, mulai dari mengenali diri sendiri hingga menjadi produktif. Simak penjelasannya di sini.
Menjadi dewasa merupakan tantangan tersendiri. Ada kalanya ketika sudah menginjak umur dewasa, kamu akan merasa cemas dan khawatir, khususnya tentang masa depan. Hal ini umumnya disebut quarter life crisis atau krisis seperempat abad. Apa itu quarter life crisis?
Quarter life crisis adalah fase yang umumnya di alami oleh orang-orang yang dalam rentang usia 20-an hingga 30 tahun. Pada fase ini orang-orang umumnya telah dituntut untuk mulai fokus pada masa depan.
Fase peralihan ini, dari yang awalnya bisa acuh tak acuh menjadi harus fokus, yang kemudian membuat banyak orang kebingungan. Tidak jarang orang yang mengalami fase ini merasa tidak memiliki tujuan hidup atau arah yang jelas bahkan mulai membandingkan diri dengan orang lain yang lebih sukses.
Tetapi, kamu tidak harus khawatir berlebih. Kamu tidak sendiri dalam fase hidup ini. Telah banyak orang yang melewati fase ini dan menemukan kebahagiaan dalam hidup. Berikut adalah beberapa cara yang bisa kamu jadikan panduan untuk menghadapi quarter life crisis.
Merujuk pada sejarah, istilah Quarter Life Crisis atau krisis seperempat abad diperkenalkan pertama kali oleh Robbins dan Wilner dalam teori Emerging Adulthood. Ini merupakan istilah psikologi yang merujuk pada kondisi emosional akibat berbagai perubahan yang terjadi di masa transisi atau peralihan dari remaja ke dewasa. Karenanya, krisis ini lumrah dialami oleh setiap orang dalam rentang usia 20-30 tahun.
Menurut Fischer, fase ini memang rentan dialami oleh orang-orang yang tengah berada dalam proses bertumbuh. Fase ketika seseorang mulai berusaha mencapai berbagai tujuan hidup, seperti membangun karier, membentuk identitas diri, mencapai kebebasan finansial, memilih pasangan, dan menjadi bagian dari kelompok sosial.
Pada periode ini, kamu akan melewati berbagai tahapan perkembangan yang jika tidak direspons dengan baik bisa menyebabkan gangguan emosional atau psikologis. Akibatnya, kamu akan dilanda kebingungan akan tujuan hidup, mulai mempertanyakan banyak hal, merasa insecure atau keraguan terhadap kemampuan diri, putus asa, depresi, hingga terkadang sampai menarik diri dari kehidupan sosial.
Dengan kata lain, seseorang cenderung mengalami ketakutan berlebih atau bahkan merasa frustrasi akan masa depan. Ini bisa terjadi ketika tekanan dan tuntutan terkait pencapaian hidup tidak bisa disikapi dengan baik, sehingga menyebabkan krisis emosional.
Meski bisa dikatakan sebagai sebuah fase yang umum, sayangnya, masih banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya tengah berada pada periode ini. Akibatnya, mereka cenderung rentan mengalami depresi atau bahkan mental illness, karena kurang memahami apa yang sebenarnya tengah terjadi pada diri. Agar hal tersebut tidak terjadi, ada baiknya kamu ketahui tanda-tanda seseorang mengalami Quarter Life Crisis berikut ini:
Pada fase ini, kamu akan mulai mempertanyakan banyak hal, utamanya yang berkenaan dengan eksistensi diri. Seringnya pertanyaan ini tak kunjung menemukan jawaban, hingga akhirnya bisa menyebabkan frustrasi.
Kabar bahagia atau kesuksesan teman justru membuat kamu merasa resah tanpa alasan, seolah tertinggal dibanding yang lain hingga akhirnya kamu merasa minder dan cenderung menarik diri dari kehidupan sosial.
Seringnya, kamu akan sulit menentukan apakah harus hidup sesuai keinginan diri sendiri atau sesuai tuntutan orang lain. Pada fase ini, bisa saja kamu telah memiliki pekerjaan yang mapan, tetapi tidak sesuai passion sehingga akhirnya hidup terasa kosong dan kurang bergairah. Merasa bingung apakah harus tetap di zona nyaman atau harus keluar mengejar impian.
Fase ini memang membuat kamu kurang bersemangat untuk menjalani hari. Kamu pun merasa bahwa lingkungan terdekat tidak bisa membantumu untuk keluar dari masalah, sehingga harus dihadapi seorang diri.
Baca Juga: Butuh Motivasi Dalam Bekerja? Ini 6 Jenis Motivasi Yang Perlu Diketahui
Pada dasarnya, Quarter Life Crisis bisa terjadi ketika seseorang yang baru menginjak usia dewasa awal harus dihadapkan pada realita dan berbagai permasalahan hidup orang dewasa. Ada beberapa kondisi yang bisa menjadi pemicunya, yaitu;
Faktanya, fase ini tidak boleh dianggap remeh. Pasalnya, dalam beberapa kondisi, bukan tidak mungkin jika nantinya berpotensi menyebabkan depresi atau mental illness. Jika kamu tengah berada dalam fase ini, berikut beberapa cara menghadapinya.
Ada baiknya jika kamu segera kenali diri lebih dalam. Renungkan apa yang menjadi kelebihan, kelemahan, serta yang kamu inginkan di masa depan. Dengan begitu, kamu akan lebih paham, hidup seperti apa yang ingin dijalani termasuk lebih leluasa menentukan pilihan tanpa harus didikte orang lain. Meski memang, dalam mengambil keputusan, kamu tetap harus meminta pertimbangan dan saran dari orang yang lebih berpengalaman.
Baca Juga Mengenal Personal Branding Dan Cara Meningkatkannya
Setelah mengenali diri dengan baik, pada akhirnya kamu bisa Self Love atau mencintai diri sendiri. Kamu bisa menerima segala yang ada dalam diri, dan bisa menjadi versi terbaik dari dirimu. Tak peduli seperti apa orang berkata, yang jelas kamu patut bahagia dan sukses sesuai versi terbaik.
Dalam fase ini, seseorang akan sering membandingkan hidup dengan orang lain. Terlebih, jika orang lain atau teman sebaya telah lebih dulu mencapai berbagai tujuan hidup, seperti pekerjaan impian dan pasangan. Inilah yang kemudian menyebabkan timbulnya perasaan iri, cemas, sekaligus insecure dan depresi. Mengapa seolah hidup orang lain jauh lebih mudah dibandingkan jalan yang harus kamu lalui.
Karenanya, ada baiknya jika di fase ini kamu lebih fokus untuk berbenah dan menata masa depan. Berhenti membandingkan diri dengan orang lain; kalian memulai hidup dari tempat yang berbeda maka tentu kalian tidak akan memiliki hasil yang sama. Habiskanlah waktumu mempelajari kemampuan baru ketimbang memikirkan hidup orang lain.
Baca Juga: Macam Macam Soft Skill Yang Dapat Dikuasai
Jika bisa, kurangi melihat unggahan di media sosial agar kamu tidak membandingkan diri dengan hidup orang lain. Ini juga penting agar kamu tidak sering mengeluh, dan lebih bersyukur atas apa yang ditakdirkan Tuhan.
Kamu harus tahu bahwa tidak semua lingkungan bisa memberi dampak positif. Adakalanya seseorang harus terjebak dalam lingkar sosial yang justru membuat hidup semakin tertekan dan hilang arah. Jika kamu mengalaminya, beranikan diri untuk keluar demi hidup yang lebih tenang dan bahagia. Carilah lingkungan sosial yang bisa saling mendukung, membantu, dan yang terpenting bisa menerima kamu apa adanya.
Baca Juga: 11 Indikator Lingkungan Kerja Yang Optimal
Saat berada dalam titik krisis, jangan lantas kamu hanya berdiam diri sembari merutuki nasib. Percayalah, itu tidak akan mengubah apa pun. Lebih baik, segera bangun dari keterpurukan dan buatlah rencana hidup ke depan. Pikirkan apa yang kamu inginkan dan atur rencana untuk mewujudkannya. Kemudian, lakukan tindakan nyata dan jangan pernah takut akan kegagalan. Akan lebih lagi jika kamu memiliki sosok mentor yang bisa memantau sekaligus membimbing.
Seringnya, fase krisis ini akan membuat seseorang malas dan tidak memiliki gairah untuk melakukan apa pun. Karenanya, cara terbaik untuk menghadapinya adalah dengan menjadi produktif. Paksa diri untuk melakukan hal-hal bermanfaat, entah itu yang berkenaan dengan hobi atau aktivitas yang bisa mengembangkan kemampuan.
Baca Juga: 9 Cara Agar Produktif Yang Simpel Dan Efektif
Tak perlu ragu untuk mencoba hal baru, karena bukan tidak mungkin itu akan menjadi passion atau yang membuatmu cemerlang di masa depan. Kamu juga bisa mengisi waktu luang dengan mengikuti kursus yang ada di GreatNusa. Di platform ini, telah tersedia berbagai macam bentuk pengembangan diri yang dipandu oleh mentor-mentor berpengalaman.
Nah, itulah sekilas informasi tentang apa itu Quarter Life Crisis. Percayalah, fase ini akan membuatmu menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa. Tetap semangat!
By greatnusa • 23 Maret 2022
Evaluasi kinerja karyawan dapat dilakukan melalui penilaian diri sendiri hingga review dari pelanggan. Simak penjelasannya di artikel ini.
Selain kualitas produk dan jasa, peningkatan kerja karyawan juga merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Perusahaan setidaknya harus melakukan tinjauan kinerja guna menjaga dan meningkatkan produktivitas karyawannya. Dengan adanya evaluasi kinerja karyawan, perusahaan bisa melihat mana yang harus diperbaiki, ditingkatkan, dan diapresiasi.
Secara tidak langsung, evaluasi ini akan berdampak pada peningkatan minat dan produktivitas kerja, yang akhirnya juga akan berdampak positif bagi perkembangan bisnis. Bagaimanapun, karyawan adalah salah satu ujung tombak penentu kesuksesan dan karenanya harus ada serangkaian standar yang mengatur kinerjanya.
Evaluasi kinerja atau penilaian kinerja karyawan dapat diartikan sebagai sebuah proses penilaian sistematis yang dilakukan oleh pihak perusahaan terhadap kualitas kinerja karyawannya. Seperti yang dikemukakan oleh Leon C. Menggison bahwa evaluasi kinerja atau “penilaian prestasi kerja (Performance Appraisal) adalah suatu proses yang digunakan pimpinan untuk menentukan apakah seorang karyawan melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya”.
Cara mengukur kinerja karyawan yang akan kamu temukan akan sangat bervariasi, tergantung dari bidang dan industri jenis usaha. Namun umumnya, evaluasi ini dilakukan oleh pihak manajemen atau pegawai berwenang yang secara hierarkis merupakan atasan langsung. Atau, bisa juga dilakukan oleh pihak lain yang sebelumnya telah ditunjuk untuk memberikan penilaian secara objektif, bisa rekan kerja atau review dari pelanggan.
Hasil penilaian tersebut nantinya akan dikaji kembali oleh pihak manajemen, untuk kemudian dijadikan dasar pengambilan kebijakan selanjutnya, seperti kenaikan gaji bagi karyawan yang memiliki kinerja yang baik atau teguran dan pelatihan bagi karyawan yang performanya butuh ditingkatkan.
Yang jelas, dengan adanya evaluasi ini, diharapkan perusahaan bisa memperbaiki sekaligus meningkatkan kualitas kinerja karyawannya. Perusahaan bisa mengambil langkah lanjutan berupa promosi jabatan, pemberian imbalan, pemilihan pelatihan kerja, atau bahkan pemutusan kontrak bagi pegawai yang hasil kinerjanya tak kunjung memuaskan.
Untuk lebih jelasnya, berikut tujuan evaluasi kinerja karyawan:
1. Membuat catatan hasil kerja karyawan, sehingga kamu bisa mengetahui progres kinerja. Harapannya, karyawan bisa termotivasi untuk bekerja lebih baik atau minimal sama dengan kinerja atau prestasi sebelumnya.
2. Merumuskan kembali sasaran dan standar kinerja masa depan. Dengan tujuan, pegawai bisa termotivasi untuk berprestasi sesuai dengan potensi.
3. Menumbuhkan sikap saling pengertian antar karyawan terkait standar atau persyaratan kinerja sesuai posisi masing-masing.
4. Memberi peluang dan kesempatan bagi karyawan untuk menyampaikan keinginan atau aspirasi terkait pekerjaan yang diembannya saat ini.
5. Hasil evaluasi bisa dijadikan acuan untuk memeriksa kembali rencana pelaksanaan pengembangan kemampuan karyawan. Karena bisa jadi rencana diklat pengembangan karyawan perlu diubah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi terbaru.
Bisa dibilang, evaluasi kinerja merupakan feedback atau umpan balik dari perusahaan terhadap kinerja karyawannya. Umumnya, perusahaan akan menjadikannya dasar dari pemberian kompensasi atau apresiasi yang layak bagi pekerja berkualitas baik. Sebaliknya, dari hasil penilaian tersebut, karyawan juga bisa menilai diri sekaligus mengambil tindakan korektif dengan tujuan meningkatkan produktivitas dan kualitas kinerja.
Penyebab buruknya kinerja juga bisa segera diketahui, sehingga bisa mengambil langkah lanjutan berupa program pelatihan yang lebih efektif. Jadi, pada dasarnya, evaluasi ini erat kaitannya dengan fungsi manajemen sumber daya manusia, untuk melihat kekuatan dan kekurangan secara akurat. Secara lebih spesifik, berikut manfaat dari penerapan evaluasi kinerja, baik bagi perusahaan maupun karyawan.
Baca Juga: Manajemen Sarana Dan Prasarana Dalam Perusahaan
Sebelum melakukan evaluasi, perusahaan tentu sudah harus menetapkan standar kinerja dan rentang waktu pelaksanaan. Ini harus dijelaskan secara detail agar karyawan bisa lebih memahami dan mengatur cara kerjanya. Adapun cara efektif untuk evaluasi, bisa menggunakan beberapa teknik berikut:
Demi membangun sistem kerja yang transparan, tak ada salahnya jika kamu memberi kesempatan bagi karyawan untuk menilai atau meninjau kembali kinerjanya selama ini. Kamu bisa menggunakan pertanyaan terstruktur atau prosedur formal seperti 16 Personalities dan DISC Personality, agar bisa mendapatkan hasil yang objektif dan akurat. Dengan cara ini, karyawan bisa introspeksi diri serta lebih mengetahui kelebihan dan kelemahannya.
Dalam lingkup manajemen perusahaan, yang berhak untuk melakukan evaluasi terhadap karyawan adalah HRD, manajer, atau atasan langsung dari pekerja tersebut. Pihak-pihak ini dianggap mampu untuk memberi ulasan terkait kinerja para karyawan, entah itu yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab, waktu pengerjaan, ataupun sikap secara personal.
Baca Juga: Bidang Bidang Manajemen Dalam Perusahaan Dan Fungsinya
Demi penilaian yang objektif dan rasional, penilaian ini tentu harus didukung oleh data, seperti presensi atau kehadiran, data KPI, dan lainnya. Nantinya, hasil evaluasi akan dibahas dalam rapat yang dilakukan oleh tim manajemen internal perusahaan, untuk kemudian dirumuskan langkah lanjutan.
Penilaian dari rekan kerja juga penting untuk dilakukan. Tanyakan pada sesama karyawan yang berada di satu divisi, terkait kinerja dan sikapnya secara personal. Apakah si A bisa bekerja dengan baik dalam tim, seperti apa inisiatif dan kontribusinya, serta sikap kesehariannya.
Bagi karyawan yang porsi kerjanya sering berhubungan dengan pelanggan, tak ada salahnya jika kamu juga meminta review atau penilaian dari mereka. Bagaimanapun, puas atau tidaknya customer terhadap perusahaan, akan sangat ditentukan oleh seberapa baik pelayanan yang diberikan. Karenanya, perusahaan juga perlu melakukan survei kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan.
Survei ini bisa dilakukan secara daring (online) dengan membagikan link survei digital di akun media sosial atau website perusahaan. Atau, secara luring (offline) dengan cara membagikan lembaran survei secara langsung. Jika perusahaan bergerak di bidang jasa, kamu juga bisa melihat secara langsung seperti apa interaksi dan komunikasi karyawan dalam melayani pelanggan.
Walaupun bertujuan baik, kamu harus memperhatikan kapan kamu melakukan evaluasi kinerja. Jika terlalu sering, pekerjaan karyawan dapat terhambat karena banyaknya masukan yang diterima. Jika terlalu jarang, perkembangan karyawan yang akan jadi korbannya.
Berikut adalah beberapa rekomendasi waktu yang tepat untuk melakukan evaluasi kinerja karyawan.
Evaluasi tahunan merupakan salah satu bentuk evaluasi yang cukup sering ditemui. Karena memiliki jangka setahun, bentuk evaluasi kinerja ini bisa cukup efektif untuk memberikan masukan yang lebih komprehensif.
Jangka waktu ini juga akan sangat ideal jika sebuah perusahaan memiliki jumlah karyawan yang cukup banyak dan kesulitan memberikan masukan secara konsisten.
Evaluasi dua tahun sekali umumnya dilaksanakan pada awal tahun serta pertengahan tahun. Dengan sistem ini, perusahaan dapat memastikan bahwa karyawannya dapat berkembang lebih baik menuju akhir tahun yang umumnya menjadi momen penting.
Selain itu, karyawan juga mendapatkan manfaat melalui sistem ini. Evaluasi yang diadakan di pertengahan tahun bisa jadi saat di mana karyawan yang memiliki performa yang baik mendapatkan kompensasi dalam jumlah yang layak.
Sesuai dengan namanya, evaluasi kuartal adalah evaluasi yang diadakan 4 kali dalam setahun. Sistem evaluasi ini sangat ideal bagi perusahaan rintisan yang umumnya memiliki pola kerja serta melakukan perubahan yang cepat.
Itulah hal-hal penting terkait evaluasi kinerja karyawan yang perlu kamu ketahui. Tak perlu ragu untuk melakukannya, karena ini akan berdampak positif terhadap kesuksesan perusahaan.
Kemudian, untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian karyawan, tak ada salahnya jika perusahaan mengakomodasi kursus online bagi mereka, baik dalam bidang bisnis dan manajemen hingga teknik. Perusahaan bisa memilih portal pembelajaran daring seperti GreatNusa yang menyediakan beragam materi berkualitas, serta didukung oleh praktisi profesional dan berpengalaman.
Kenali proses manajemen strategis dan langkahnya, mulai dari perumusan strategi, implementasi, hingga evaluasi strategi. Temukan penjelasannya di sini.
Implementasi proses manajemen strategis yang tepat akan menghasilkan sistem kerja yang efektif. Perusahaan lebih siap menghadapi persaingan bisnis jika menerapkan tipe manajemen ini. Akhirnya, bisnis mampu mencapai kekuatan tertinggi dan meraih keuntungan besar dari penerapan manajemen strategis.
Apakah manajemen strategis itu serta seperti apa prosesnya? Cari tahu selengkapnya lewat artikel berikut ini.
Manajemen strategis merupakan langkah dan cara perusahaan dalam mencapai tujuan atau targetnya. Pemimpin perusahaan melakukan perumusan, implementasi, dan terakhir, melakukan evaluasi terhadap berbagai keputusan yang dibuat. Keputusan tersebut dikenal sebagai strategi, yang mencakup nilai dan tanggung jawab perusahaan, kapabilitas material, hingga sistem administrasi atau kerja.
Ada tiga fokus fungsi manajemen strategis: pencapaian tujuan perusahaan, pengembangan kebijakan dan rencana mencapai sasaran, dan alokasi sumber daya untuk kegiatan bisnis perusahaan tersebut. Kesimpulannya, semua keputusan yang dihasilkan pimpinan perusahaan langsung diaplikasikan oleh setiap anggotanya agar tercapai tujuan yang diharapkan.
Baca Juga: Apa yang Dimaksud Dengan Strategi Bisnis? Seperti Apa Hal Ini Bisa Membantu Bisnis Anda?
Manajemen strategis hadir dan diaplikasikan di perusahaan karena ada tujuannya, yakni:
Manajemen strategis mengharuskan seorang pimpinan menentukan arah atau tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan ini disampaikan kepada anggotanya agar diimplementasikan. Perusahaan dengan arah yang jelas memiliki landasan kuat dalam mencapai keberhasilan lewat kegiatan bisnisnya.
Pimpinan atau eksekutif perusahaan dapat mengantisipasi perubahan yang mungkin terjadi, mengingat perkembangan bisnis bersifat dinamis. Manajemen strategis membantu mereka dalam menyiapkan pedoman dan pengendalian perubahan. Kerangka berpikir pimpinan lebih luas dan mereka bisa memberikan kontribusi yang baik untuk masa depan.
Baca Juga: Mengenal Strategi Kepemimpinan dalam Dunia Kerja
Pimpinan perusahaan hendaknya memastikan agar setiap kegiatan bisnisnya berjalan efisien. Manajemen strategis menjadi alat bagi mereka untuk mampu melakukan pekerjaan jadi lebih baik. Fokus dan konsentrasi pekerja jadi lebih serius supaya menghasilkan pekerjaan yang efektif.
Baca Juga: Definisi dan Cara Evaluasi Kinerja Karyawan
Proses manajemen strategis terbagi menjadi tiga tahap, sesuai pengertiannya yang disebutkan sebelumnya. Prosesnya terdiri dari perumusan (formulation), implementasi (implementation) dan evaluasi (evaluation). Berikut adalah uraian proses manajemen strategis perusahaan.
Tahap awal manajemen strategi berpusat pada penetapan fondasi dan arah bisnis. Pimpinan merumuskan strategi seperti: pengembangan visi dan misi, analisis SWOT (kelebihan, kekurangan, peluang, dan ancaman), merumuskan tujuan jangka panjang, menciptakan alternatif strategi, dan memilih strategi yang akan digunakan oleh perusahaan.
Strategi yang dirumuskan tidak berputar pada fondasi, tetapi juga rencana yang dilakukan saat menjalankan bisnis. Jenis usaha yang ingin dijalankan, alokasi sumber daya, rencana merger, ekspansi, dan sebagainya pun dibahas dalam tahap perumusan.
Berikutnya, pimpinan dan anggota perusahaan melakukan penerapan strategi yang telah dirumuskan. Tahap ini membutuhkan keputusan untuk menetapkan tujuan tahunan, menciptakan kebijakan, motivasi karyawan, serta mengalokasikan sumber daya. Semua keputusan tersebut membantu implementasi strategi agar berjalan lancar.
Ada pula pengembangan strategi dalam tahap implementasi ini. Langkah yang dilakukan berputar pada mempersiapkan anggaran, pengembangan sumber daya, peningkatan strategi, dan sebagainya. Keberhasilan atau kegagalan implementasi dipengaruhi oleh kompetensi pemimpin dalam memotivasi karyawannya.
Baca Juga: Implementasi Strategi: Pengertian dan Contoh
Semua penerapan strategi akan dinilai di tahap akhir ini. Evaluasi menjadi alat bantu pimpinan mengenai keberhasilan atau kegagalan implementasi yang telah dilakukan. Ada tiga aktivitas utama dalam tahap ini, yakni: melakukan review faktor internal dan eksternal sebagai dasar strategi, mengukur prestasi atau capaian, serta mengambil tindakan untuk perbaikan pada masa datang.
Baca Juga: 4 Langkah Evaluasi Strategi Perusahaan yang Efektif
Evaluasi bertujuan untuk melihat kesesuaian antara implementasi dan formulasi strategi. Metode analisis yang digunakan bersifat komparasi, yakni perbandingan dua tahap awal manajemen strategis tadi. Hasil evaluasi dipresentasikan dalam laporan agar dipahami oleh anggota sebagai refleksi atas pekerjaannya.
Kamu ingin menerapkan manajemen strategis di perusahaan? Kuasai materi ini lebih dalam di kursus Essentials of Digital Business Strategy dari GreatNusa. Pemahaman yang lengkap tentang proses manajemen strategis akan membantu perusahaanmu mencapai tujuannya.
Kenali model perilaku konsumen, mulai dari model Pavlovian, Input, Process, dan Output, hingga sosiologis. Temukan penjelasannya di artikel ini.
Bisnis wajib memahami model perilaku konsumen jika ingin mencapai keuntungan dari produknya. Perilaku konsumen melibatkan keputusan seseorang dalam mengeluarkan uang, tenaga, dan waktu untuk membeli barang tersebut. Keputusan ini menjadi salah satu penentu keberhasilan bisnis atau produk di masyarakat.
Produk akan berhasil di pasar kalau kamu mengetahui analisis perilaku konsumen yang tepat. Mari belajar tentang perilaku konsumen serta modelnya di artikel ini.
Perilaku konsumen merupakan salah satu jenis riset perusahaan dalam memahami target pasarnya. Perusahaan mempelajari kegiatan, tindakan, dan proses psikologis yang mendorong seseorang membeli produk tersebut. Pengamatan mereka dimulai sebelum orang tersebut membeli barang, kemudian membelinya, menggunakan, hingga mengevaluasi tersebut.
Banyak sekali faktor yang memengaruhi keputusan pembelian konsumen. Perusahaan harus memahami semua faktor tersebut, baik internal maupun eksternal, agar mampu memasarkan produk yang tepat. Mereka pun tahu kapan harus berinovasi terhadap produknya sesuai kebutuhan masyarakat kala itu.
Penjelasan perilaku konsumen bisa dipahami dengan model yang tersedia. Ada tiga model yang bisa kamu gunakan untuk menganalisis perilaku konsumen. Apa saja?
Model ini digagas oleh Ivan Pavlov untuk mengetahui proses belajar seseorang. Model Pavlovian berguna pula untuk memahami perilaku konsumen dari caranya mempelajari suatu produk, kemudian membelinya. Analisis perilaku konsumen model ini didasarkan pada kondisi psikologi manusia.
Ada tiga indikator perilaku konsumen menurut Pavlov, yaitu drive, drives, dan reinforcement. Drive merupakan indikator pertama, di mana ada rangsangan (stimuli) yang memancing sebuah aktivitas. Dalam hal ini, perilaku konsumen saat berbelanja dipengaruhi rangsangannya untuk memenuhi kebutuhan.
Kedua, drives atau kebutuhan psikologis manusia saat memilih produk, seperti lapar, haus, lelah, suka, dan lain-lain. Drives ini berperan sebagai penguat drive atau stimuli, sehingga terjadi penguatan atau reinforcement. Indikator terakhir ini yang menjadi pendorong pembelian produk.
Model ini lebih sederhana dan melihat perilaku konsumen dalam membuat keputusan pembelian. Sesuai namanya, ada tiga tahap yang dilalui konsumen saat berinteraksi dengan sebuah produk.
Pertama, konsumen melalui tahap input saat terpapar strategi marketing produk tersebut, seperti melihat iklannya. Input-nya bisa pula berupa marketing mix yang terdiri dari 4P, yakni product (produk), price (harga), place (tempat), dan promotion (promosi).
Baca Juga: 10 Jenis Strategi Penetapan Harga dalam Dunia Bisnis
Konsumen masuk ke tahap process yakni menciptakan keputusan pembelian (buying decision). Keputusan tersebut lahir dari berbagai faktor, salah satunya lingkungan sekitar. Setelah keputusan dibuat, lahirlah output berupa respons konsumen terhadap produk atau perusahaan, apakah mereka jadi membeli atau tidak.
Model terakhir melihat keputusan pembelian konsumen berdasarkan pengaruh lingkungan sekitarnya. Konsumen merupakan bagian dari masyarakat, jadi keputusan pembeliannya pun dipengaruhi oleh kondisi sosiologis di sekitarnya.
Lingkungan sekitar konsumen terbagi menjadi dua: primary society dan secondary society. Lingkungan primer terdiri dari keluarga dan orang terdekat konsumen. Mereka memberikan pertimbangan dan ulasan tentang produk yang ingin dibeli konsumen secara mendalam, sehingga memengaruhi keputusan pembeliannya.
Secondary society merupakan orang lain dalam lingkungan yang memiliki minat sama seperti konsumen. Influencer atau tokoh masyarakat yang melakukan endorse atau mengulas suatu produk termasuk dalam secondary society konsumen.
Pengetahuan mendalam tentang pemasaran sangat dibutuhkan agar analisis perilaku konsumen tidak gagal. Riset perilaku konsumen bukan pekerjaan mudah karena harus menganalisis kondisi masyarakat yang rumit. Tenang saja, kamu bisa mengikuti kursus manajemen pemasaran di GreatNusa untuk memperdalam pengetahuanmu. Setelah selesai kursus, kamu pasti bisa mengaplikasikan model perilaku konsumen di atas dalam proses analisisnya.