Menampilkan 1 - 6 dari 438 Artikel
Kenali apa itu interpersonal skill dan contohnya, seperti komunikasi, problem solving, dan kepemimpinan. Temukan penjelasannya di artikel ini.
Meski berkomunikasi dan berinteraksi jadi sesuatu yang kita lakukan setiap hari, ternyata interpersonal skill atau kemampuan interpersonal tetap perlu dilatih. Apalagi, jika kamu mengaitkan keterampilan ini dengan dunia kerja. Tapi, apa itu interpersonal skill?
Ketika suatu perusahaan membuka lowongan kerja, interpersonal skill masuk dalam kriteria teratas untuk menilai para pelamar. Terlepas dari apa pun jenis pekerjaanmu, membangun hubungan dengan orang lain penting supaya kamu dapat berbaur dengan kolega, atasan, klien, dan vendor.
Hal tersebut menegaskan bagaimana interpersonal skill yang kuat jadi salah satu kunci sukses kamu dalam berkarier. Penasaran tentang apa itu interpersonal skill, mengapa penting dalam organisasi, dan contoh-contohnya? Simak dahulu ulasan berikut.
Banyak kalangan sepakat, keterampilan ini wajib dimiliki setiap orang sehingga sering disebut keterampilan kerja atau employability skill. Begitu menjumpai kandidat yang terlihat kurang terampil saat berkomunikasi atau berinteraksi, hampir dipastikan manajer perekrutan akan mencoret nama mereka.
Baca Juga: Apa Itu Soft Skill Dan Informasi Lainnya
Lalu, apa itu interpersonal skill?
Istilah ini kerap disandingkan dengan keterampilan sosial, tetapi secara spesifik menyorot bagaimana keterampilan seseorang dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Lingkup keterampilan interpersonal menekankan pada pentingnya komunikasi, membangun relasi, dan bekerja sama.
Keterampilan interpersonal juga menunjukkan bagaimana sifat dan kepribadian serta cara seseorang menangani situasi sosial tertentu. Oleh karena itu, penting untuk menekankan keterampilan interpersonal kamu dalam resume dan surat lamaran kerja, serta berperilaku demikian saat proses wawancara kerja.
Membicarakan apa itu interpersonal skill berarti juga mempertanyakan mengapa keterampilan ini penting dalam organisasi. Pada dasarnya, bertemu orang lain, baik secara tatap muka maupun online, jadi bagian tidak terpisahkan dalam keseharian kita.
Bayangkan jika kamu ragu menyapa, bingung membuka percakapan, atau tidak tahu harus bertanya apa. Situasi kaku dan dingin bisa saja terjadi. Bagaimana kamu bisa produktif bekerja jika terus menerus berada dalam situasi demikian?
Baca Juga: 9 Cara Agar Produktif Yang Simpel Dan Efektif
Keterampilan interpersonal ibarat minyak pelumas yang meminyaki roda interaksi sehingga komunikasi kamu dan orang lain lebih lancar dan menyenangkan. Plus, ini membantu kamu membangun relasi yang baik untuk jangka panjang dengan siapa saja. Mulai dari kolega, atasan, klien, hingga vendor.
Kemampuan kamu melakukan hal ini dengan efektif jadi kunci sukses karier yang cemerlang. Memang ada beberapa bidang kerja yang menempatkan keterampilan interpersonal sebagai syarat utama. Misalnya, pekerja di bidang kesehatan, finansial, hospitality, dan pendidikan.
Namun, berinteraksi dengan orang lain selalu jadi bagian dari pekerjaanmu, apa pun jenis pekerjaan yang ditekuni. Seorang penulis, ahli statistik, peneliti, atau software engineer harus tetap bisa berkomunikasi dan berkolaborasi dengan tim bukan?
Meski jago dalam hal teknis pekerjaan, tidak ada perusahaan yang mau mempekerjakan atau mempertahankan kamu jika sulit berkomunikasi maupun bekerja sama dengan orang lain. Ini menjawab mengapa keterampilan interpersonal harus dimiliki semua orang tanpa terkecuali.
Baca juga: 10 Alasan Pentingnya Team Work Dalam Bekerja
Setelah memahami pengertian interpersonal skill, kamu mungkin berpikir kalau kemampuan interpersonal hanyalah sebatas kemampuan berkomunikasi dengan orang. Padahal, ada banyak interpersonal skills yang dapat kamu pelajari.
Berikut adalah beberapa kemampuan interpersonal skill yang dapat membantu kamu di dunia kerja.
Terlepas dari bidang kerja apapun yang kamu geluti, memiliki kemampuan komunikasi yang baik adalah sebuah kewajiban. Bekerja di bidang IT, konstruksi, pendidikan, penelitian, media, hingga sumber daya manusia, semua mengharuskan kamu mampu berkomunikasi dengan jelas dan efektif secara lisan maupun tulisan.
Ini termasuk belajar berbahasa Indonesia baik dan benar, serta gaya berbicara yang umum digunakan di tempat kerja. Ketika kamu bisa beradaptasi dengan bahasa dan gaya berbicara tersebut, tentu kamu akan lebih mudah berbaur dengan rekan kerja maupun atasan. Untuk itu, penguasaan komunikasi verbal dan nonverbal, public speaking, dan mendengarkan jadi hal penting.
Baca juga: Ini Peran dan Hal-Hal yang Termasuk dalam Etika Komunikasi di Tempat Kerja
Seorang komunikator yang baik adalah orang yang memiliki mendengarkan aktif. Apa maksudnya mendengarkan aktif?
Simpelnya, mendengarkan aktif adalah bentuk penghormatan pada orang yang berbicara. Kamu tidak hanya membiarkan orang berbicara tetapi juga mendengarkan dan mencerna dengan seksama apa yang lawan bicaramu sampaikan.
Pendengar aktif tidak hanya mendengar tetapi juga dapat memberikan masukan atau pendapat ketika dibutuhkan.
Berempati berarti kamu mampu memahami dan turut merasakan apa yang dirasakan orang lain. Empati adalah bagaimana kamu menempatkan diri dari sudut pandang berbeda. Jika klien atau kolega mengeluhkan sesuatu, kamu akan mendengarkan dengan saksama dan berusaha memahami perasaan mereka. Dengan sikap empati yang tepat, kamu akan lebih mudah bergaul bersama siapa saja di tempat kerja.
Tergantung pada jenis pekerjaan, negosiasi tetap dibutuhkan dalam dunia kerja. Kamu bisa bernegosiasi saat membuat perjanjian kerja sama dengan klien maupun membantu kolega menyelesaikan masalah lewat sebuah solusi. Untuk menjadi seorang negosiator yang baik, kamu harus mau mendengarkan orang lain lebih dahulu, berupaya menyelesaikan masalah, dan berujung pada solusi yang disepakati semua pihak.
Meski belum jadi manajer, kamu tetap perlu mempunyai jiwa kepemimpinan. Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan memotivasi dan mendorong seseorang serta membantu tim mencapai kesuksesan. Maka, kamu perlu mengawalinya dengan bagaimana mengelola dan mendelegasikan pekerjaan, membimbing atau mentoring rekan kerja, serta mendapatkan rasa percaya dari kolega.
Baca juga: Apa Saja Perbedaan Pemimpin dan Manajer?
Memecahkan masalah adalah bagian dari kehidupan sehari-hari dalam dunia kerja. Kemampuan problem solving meliputi kemampuan berpikir kritis, manajemen konflik, menganalisis data, komunikasi yang efektif, hingga mengambil keputusan.
Kerja sama merupakan bagian penting dalam dunia profesional. Kamu tidak akan pernah bisa menangani semua hal dalam lingkungan kerja seorang diri.
Bekerja sama, baik dengan orang yang lebih mahir atau setingkat, juga adalah cara yang cukup bagus untuk meningkatkan interpersonal skill. Dengan bekerja sama, kamu akan dituntut secara tidak langsung untuk mengasah kemampuan berkomunikasi serta empati.
Penjelasan apa itu interpersonal skill membawamu pada bagian akhir: apa yang bisa kamu lakukan untuk meningkatkan keterampilan ini?
Ya, sekalipun kita sering mengobrol dengan orang lain dalam keseharian, keterampilan interpersonal tetap perlu dilatih. Apalagi, jika kamu ingin membangun karier cemerlang saat ini dan pada waktu mendatang. Coba lakukan beberapa tips berikut.:
Terutama jika kamu tidak mempunyai banyak kesempatan untuk itu. Pertimbangkan opsi bergabung dengan suatu grup atau komunitas terkait pekerjaan, atau yang berkenalan dengan mereka yang mempunyai minat/hobi serupa.
Luangkan waktu untuk mengenali mana saja area yang perlu kamu tingkatkan
Misalnya, kamu ingin mengasah public speaking. Coba mulai dari lebih banyak urun pendapat saat meeting rutin di kantor atau mengajukan diri presentasi laporan bulanan di depan rapat divisi.
Pelajari bagaimana mereka membawa diri, bersikap, berperilaku, dan bertutur kata saat berinteraksi. Lalu, coba terapkan pada dirimu. Jika perlu dan memungkinkan, jangan ragu untuk meminta bimbingan mereka dalam hal ini.
Cara ini efektif dalam membantumu memperoleh pandangan orang lain terkait keterampilan interpersonal. Dengan masukan tersebut, kamu bisa mengubah mana saja yang masih harus ditingkatkan dan mana yang perlu dipertahankan.
Terutama kelas yang fokus pada keterampilan interpersonal, baik lewat tatap muka maupun online. Sekalipun kamu lebih banyak beraktivitas di rumah saja, ada beberapa penyelenggara kelas online yang membuka kesempatan kamu melatih keterampilan ini. Dengan mengikuti kelas, kamu bisa mengenali diri lebih dalam, menggali potensi diri, sekaligus memperoleh bimbingan dari mereka yang benar-benar ahli dalam bidangnya.
Memahami apa itu interpersonal skill jadi modal penting dalam membangun karier profesional, terlepas dari jenis pekerjaan yang digeluti. Berikutnya, berlatih dan praktik langsung dalam keseharian adalah trik jitu untuk mempertajam keterampilan ini.
Semakin sering kamu mempraktikkannya, semakin kamu luwes berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain, apa pun situasi sosial yang tengah dihadapi. Bagaimana jika kamu butuh bimbingan profesional dalam membangun keterampilan interpersonal?
Mengikuti kursus di GreatNusa adalah pilihan terbaik. Daftarkan dirimu di program Pengembangan Diri Interpersonal Skill sekarang, serta nikmati kesempatan belajar dari mana dan kapan saja bersama GreatNusa!
By greatnusa • 29 Maret 2023
Kenali apa itu kerja remote dan tips melakukannya, mulai dari mempersiapkan tempat kerja hingga membuat alur kerja. Simak infonya di aritkel ini.
Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya pergeseran bisnis ke arah digital atau otomatisasi. Kini, tak sedikit perusahaan yang menerapkan sistem kerja dari rumah atau tempat lainnya alias working from home dan remote working. Katanya, kedua cara ini cukup diminati oleh karyawan karena tak harus bermacetan untuk menuju ke kantor. Namun, tahukah kamu kalau sistem kerja dari rumah atau WFH dan kerja remote adalah dua sistem kerja yang tidak sama? Lalu, apa itu kerja remote dan apa perbedaannya dengan sistem kerja rumah?
Remote working merupakan sistem kerja yang memberikan kebebasan pada para pekerja dan tidak mengharuskan untuk memiliki ikatan apapun dengan perusahaan. Secara sederhana, ini merupakan sistem bekerja yang memberikan kebebasan pada kamu untuk mengatur lingkungan yang nyaman untuk bekerja. kamu bisa membuat sendiri ruang kerja yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan.
Artinya, kamu bisa tetap bekerja dari mana saja secara jarak jauh tanpa perlu datang ke kantor. Akan tetapi, bekerja dari jarak jauh tentu memerlukan banyak kemampuan khusus, sumber daya atau fasilitas yang memadai, dan berbagai keterampilan yang mumpuni. Tidak hanya itu, kamu juga harus punya inisiatif serta skill mengatur waktu yang baik.
Sebenarnya, tren kerja secara remote ini sudah populer sejak lama, terutama di kalangan pekerja lepas alias freelancer. Mereka cenderung memiliki klien dengan lokasi yang jauh sehingga bisnis akan terasa lebih efektif jika dijalankan secara remote tanpa harus berjumpa di kantor.
Tidak hanya itu, menggunakan sistem kerja secara remote juga membuat hampir semua bentuk komunikasi dilakukan dengan cara digital, baik melalui email, fitur sosial media, atau video call. Para pekerja yang mengusung sistem kerja ini tentu akan sangat bergantung kepada aplikasi untuk membantu memaksimalkan produktivitas kerja, seperti misalnya Slack, Google Suite, dan lainnya.
Tren bekerja secara remote ini kini lebih diminati karena memunculkan tren baru dalam bekerja, yaitu digital nomad. Tren ini akan memungkinkan kamu tetap bisa bekerja dengan produktif meski harus berpindah lokasi. Bahkan, kamu pun bisa melanjutkan pekerjaan sembari berjalan-jalan ke penjuru negeri meski klien berada di satu tempat tertentu.
Sementara itu, bekerja dari rumah atau WFH merupakan bentuk fasilitas yang didapatkan dari perusahaan. Jadi, perusahaan memberikan izin untuk kamu menyelesaikan pekerjaan dari rumah selama jangka waktu tertentu, bisa dalam hitungan hari, minggu, bahkan bulan.
WFH sebenarnya diberikan dengan alasan yang sederhana, yaitu sekadar mendapatkan suasana kerja yang baru. Jika sebelumnya kamu sudah sangat suntuk dengan suasana kantor, bekerja dari rumah bisa jadi alternatif pilihan sehingga kamu pun kembali fokus pada pekerjaan.
Namun, perlu dipahami bahwa meski melakukan pekerjaan dari rumah, kamu tetap harus mematuhi segala aturan yang berlaku di perusahaan. Contoh mudahnya, kamu tetap siap dihubungi selama masih berada pada jam kerja.
Setiap perusahaan mempunyai kebijakan sendiri untuk hal bekerja dari rumah. Ada perusahaan yang memberikan batas hari maksimal yang bisa digunakan karyawan untuk WFH, tetapi ada pula yang memberikan kebebasan selama pekerjaan bisa diselesaikan dengan baik atau sesuai dengan tenggat waktunya.
Jika keadaan kurang memungkinkan untuk bekerja di kantor, seperti saat sedang pandemi sekarang ini, bekerja dari rumah adalah pilihan terbaik yang bisa digunakan untuk mengurangi tingginya risiko penularan penyakit. Namun, penerapannya masih dilakukan secara bergantian sehingga aktivitas operasional perusahaan masih tetap bisa berjalan lancar.
Sementara itu, ada pula perusahaan yang menerapkan kebijakan WFH untuk seluruh karyawannya. Biasanya, perusahaan yang bekerja di sektor tertentu memiliki kebijakan ini.
Setelah mengetahui definisi apa itu remote working dan work from home, sekarang kamu tentu sudah lebih mengerti perbedaan di antara kedua sistem kerja ini. Perbedaan paling mudah adalah keterikatan kamu sebagai karyawan dengan perusahaan.
Bekerja dari rumah akan tetap terikat pada peraturan yang dibuat oleh perusahaan terkait dengan jam kerja atau hal lainnya. Sementara untuk remote working, hal tersebut tidak ada alias kamu bisa lebih fleksibel dalam bekerja.
Selain itu, WFH hanya bisa dilakukan oleh karyawan apabila perusahaan memang memberikan fasilitas tersebut kepada karyawannya. Jika tidak ada, berarti kamu tetap harus bekerja di kantor seperti biasanya. Berbeda dengan remote working yang memberikan kamu kebebasan untuk bekerja dari mana saja, tidak harus datang ke kantor dan mengatur sendiri bagaimana situasi ruang kerja tersebut.
Lalu, kebijakan bekerja dari rumah untuk setiap perusahaan yang wajib diperhatikan oleh karyawan. Sebaiknya, tanyakan pada atasan atau bagian personalia berapa lama perusahaan memberikan kesempatan untuk karyawan mengambil WFH. Lalu, apa saja hal yang tetap perlu dilakukan selama kamu bekerja dari rumah.
Misalnya, apakah kamu harus tetap melakukan absensi meski sedang bekerja dari rumah. Atau kamu tetap harus memenuhi jam kerja selama delapan jam setiap hari. Bisa juga dengan mengetahui bagaimana karyawan melakukan pelaporan pekerjaan saat sedang mengambil WFH.
Nilai lebih dari remote working jika dibandingkan dengan WFH adalah fleksibilitas. Waktu dan tempat bekerja yang tidak terikat membuat kamu bisa bekerja sama dengan lebih dari satu pihak dalam waktu yang bersamaan. Meski begitu, pastikan kamu memiliki manajemen waktu yang baik agar semua pekerjaan tetap bisa terselesaikan.
Keunggulan lain yang bisa kamu dapatkan tentunya tidak adanya waktu ekstra yang biasanya kamu pakai untuk berangkat dan pulang kantor. Dengan begitu, kamu akan memiliki lebih banyak waktu untuk meningkatkan kualitas diri dengan mempelajari berbagai pengalaman atau skill baru yang bermanfaat.
Bukan tanpa alasan, kebebasan waktu bekerja dalam sistem kerja remote ini sering kali menjadi alasan seorang pekerja untuk menunda menyelesaikan tanggung jawabnya. Akhirnya, justru pekerjaan tidak selesai tepat waktu dan dikerjakan secara asal.
Baik bekerja dari rumah maupun secara remote memang memiliki sisi lebih dan kurangnya. Masing-masing pun punya risiko yang harus ditanggung karyawan dan perusahaan. Namun, kabarnya, tren bekerja dari rumah maupun remote akan menjadi peraturan baru nantinya. Apalagi dengan pergeseran industri dan bisnis ke arah digital.
Artinya, perusahaan harus menemukan strategi yang tepat agar kegiatan operasional perusahaan tetap bisa berjalan meski karyawan bekerja dari rumah atau secara remote. Terlebih untuk perusahaan yang bergantung pada eksistensi karyawan dalam melangsungkan aktivitas tersebut.
Setelah mengetahui pengertian dan perbedaan kerja remote dengan WFH, berikutnya adalah manfaat kerja remote. Berikut adalah manfaatnya,
Salah satu alasan terbesar para pekerja lebih memilih sistem kerja remote adalah work life balance. Simpelnya, work life balance adalah keseimbangan di antara urusan pekerjaan dengan kehidupan pribadi seorang karyawan.
Seorang karyawan memang adalah seorang profesional. Tetapi, mereka juga adalah manusia yang memiliki kehidupan di luar pekerjaannya. Dengan masih memiliki waktu yang cukup banyak untuk menjalankan aktivitas lainnya, seorang karyawan akan semakin termotivasi ketika Ia kembali untuk bekerja.
Kehidupan di kantor mungkin bukanlah hal yang tepat untuk semua orang. Bagi beberapa orang, berada di luar kantor dapat membuat sisi kreativitas mereka muncul.
Misalnya, jika kamu adalah orang yang senang dengan alam, maka ketika kamu mengalami kebuntuan dalam pekerjaan, kamu bisa
Salah satu beban biaya yang paling berat yang ditanggung oleh perusahaan adalah biaya operasional. Mulai dari menyewa gedung hingga biaya utilitas bisa menghabiskan puluhan hingga ratusan juta.
Dengan memberikan kebebasan bekerja remote, kamu tidak hanya membuat karyawanmu senang, tetapi juga akan membuat perusahaanmu menghemat uang dengan sangat efektif.
Dengan semakin majunya teknologi dan kemudahan mendapatkannya, banyak karyawan yang lebih memilih perusahaan yang menawarkan sistem remote untuk posisi full time dibandingkan yang tidak menawarkannya.
Untuk dapat membuat talenta terbaik kamu di perusahaan, ada baiknya kamu juga mulai menawarkan opsi tersebut pada perusahaanmu.
Baca Juga : Fungsi Manajemen Operasional Untuk Bisnis Yang Efektif
Melakukan kerja remote memang memiliki manfaat yang cukup banyak, namun bagaimana caranya agar kamu bisa tetep mengerjakan pekerjaan kamu dengan efektif selama kerja remote? Berikut adalah tipsnya,
Ketika bekerja langsung di kantor, kamu tidak perlu memusingkan tempat kerja. Kamu biasanya akan mendapatkan meja kerja atau bahkan ruangan sendiri sebagai tempat kerja.
Tetapi, ketika di rumah, ada kemungkinan kamu akan membutuhkan beberapa penyesuaian. Kamu tidak memerlukan tempat kerja yang sangat mewah; kamu hanya membutuhkan tempat yang membuatmu nyaman.
Jika memungkinkan pastikan kamu memiliki ruangan sendiri. Hal ini untuk mencegah adanya gangguan dari anggota keluarga atau orang lain yang tidak sengaja masuk saat kamu sedang meeting atau sebagainya.
Baca Juga: 11 Indikator Lingkungan Kerja Yang Optimal
Aplikasi merupakan salah satu hal yang memungkinkan kita semua untuk bekerja secara remote. Mulai dari aplikasi media sosial hingga aplikasi berbagai dokumen, pastikan kamu memiliki semuanya agar dapat tetap terhubung dengan rekan-rekan satu tim walaupun kamu tidak sedang berada di tempat yang sama.
Beberapa aplikasi yang kamu butuhkan terdiri dari aplikasi manajemen tugas seperti Trello, aplikasi komunikasi seperti Telegram, Slack, dan Skype, serta konversi waktu yang dapat membantu kamu untuk menyamakan waktu apabila kamu bekerja dengan klien atau perusahaan yang berada di zona waktu yang berbeda.
Bekerja secara remote memiliki banyak tantangannya tersendiri, salah satunya adalah penjadwalan dan alur kerja.
Ketika berada di kantor, kamu mungkin akan mendapatkan beberapa bantuan dari orang-orang yang bisa mengingatkanmu tentang deadline dan hal-hal apa saja yang harus dikerjakan.
Tetapi, ketika bekerja di luar kantor, kamu mungkin akan merasa bahwa kamu tidak sedang bekerja. Hal ini bisa saja menyenangkan, tetapi jika hal ini membuat kamu lupa dengan hal-hal yang harus kamu kerjakan serta alur kerja secara keseluruhan, maka ada baiknya kamu mulai membuat catatan yang gampang diakses untuk dapat mengingatkanmu kapan saja.
Setelah mengetahui penjelasan mengenai pengertian dan manfaat dari kerja remote, berikutnya adalah contoh kerja remote yang bisa kamu cari apabila kamu tertarik dengan kerja remote dan memlih untuk tidak pergi ke kantor. Contohnya adalah,
Menjadi content writer adalah salah satu karir yang bisa kamu lakukan secara remote. Menjadi content writer kamu akan banyak menghabiskan waktumu di depan komputer dan berkomunikasi dengan tim atau atasanmu lewat sosial media yang pastinya kamu bisa kerja dimanapun asalkan tempat yang kamu jadikan tempat kerja memiliki koneksi internet.
Graphic designer juga bisa dijadikan pilihan untuk kerja remote. Pekerjaan ini akan memerlukan banyak waktu kamu di depan layar komputer untuk membuat desain. Sehingga pekerjaan ini cocok untuk kamu apabila kamu memilih untuk tidak pergi ke kantor.
Itulah dia penjelasan tentang apa itu kerja remote dan perbedannya dengan bekerja dari rumah. Apapun sistem kerja yang diberlakukan oleh perusahaan, pastikan kamu tetap berintegritas, bertanggung jawab, dan profesional dalam menyelesaikan pekerjaan. Jadi, nilai diri pun akan semakin baik dan memberikan peluang yang lebih besar lagi untuk kamu mengembangkan kualitas diri.
Jangan lupa, selalu bekali diri dengan ilmu-ilmu baru yang berkembang sama cepatnya. Kamu bisa mengikuti program latihan atau webinar yang ada di GreatNusa. Pilihan materi dan course-nya begitu beragam, bisa kamu sesuaikan dengan kebutuhan maupun minat saat ini. Misalnya, ada course tentang kepemimpinan, komunikasi, sistem informasi, hingga bahasa.
Didukung oleh tenaga pengajar yang ahli di bidangnya, GreatNusa mengusung konsep belajar secara daring yang fleksibel dan adaptif. Kamu tetap bisa belajar dari mana saja setiap saat, terlebih dengan adanya fitur auto-tracking yang bisa digunakan untuk memantau materi belajar. Yuk, tingkatkan ilmu dan kualitas diri bareng GreatNusa!
By greatnusa • 14 Maret 2022
Personal branding sangatlah penting bagi para profesional. Simak cara meningkatkannya lewat rekomendasi buku personal branding berikut ini!
Personal branding merupakan sebuah seni tentang bagaimana kamu menampilkan diri agar orang mengingat kamu. Di era digital seperti sekarang, penting untuk bisa me-manage citra pribadimu dengan baik. Apalagi kalau kamu adalah seorang tenaga profesional muda yang ingin mengembangkan karier. Salah satu cara yang bisa kamu lakukan adalah dengan banyak membaca buku personal branding.
Untuk kamu yang sedang belajar membangun citra diri lewat personal branding, beberapa rekomendasi buku personal branding berikut ini bisa jadi pilihan bacaan yang menarik. Simak selengkapnya dalam ulasan berikut ini!
Ada banyak orang yang bermimpi bisa menjadi seorang influencer. Cynthia Johnson sendiri berhasil membuktikannya sendiri dengan peralihannya dari seorang manajer media sosial menjadi seorang influencer media sosial, pengusaha dan seorang marketer andal hanya dalam waktu 3 tahun. Kalau kamu tertarik ingin meniru jejak suksesnya, dalam Platform, Cynthia menjelaskan langkah demi langkah untuk mengembangkan dan mengelola personal branding yang baik.
Dalam menggambarkan kesuksesan, buku personal branding ini menggarisbawahi sebuah poin penting bahwa dalam branding offline maupun offline, kita juga harus selektif. Jangan takut untuk mengatakan tidak dan tetap fokus pada apa yang menjadi jati diri kamu. Penting untuk menghargai identitas diri dalam menciptakan personal branding karena bagaimanapun, kita tidak akan bisa menyelesaikan semua masalah dan membuat semua orang senang dengan apa yang kita tampilkan.
Setiap orang menginginkan yang terbaik untuk hidupnya. Baik menjadi kandidat terbaik untuk pekerjaan impiannya, mengembangkan karier yang lebih baik serta memperoleh peluang bisnis yang diinginkan. Buku personal branding ini secara khusus akan mengajak kamu untuk fokus kembali dengan keterampilan dan pengalaman yang dimiliki untuk mencapai apapun yang kamu mau.
Penulis membangun konsep dan teknik yang sama dengan perusahaan pemasaran yang meluncurkan merek Apple. Metodologi dalam buku ini bahkan telah dibuktikan oleh perusahaan-perusahaan yang masuk Fortune 500 dan sekolah-sekolah bisnis papan atas.
Baca juga: 7 Cara Membangun Personal Branding dengan Tepat
Memadukan cerita dan wawancara dari para pemimpin populer, penulis buku personal branding ini ingin menunjukkan kepada para pembacanya tentang bagaimana memikirkan tujuan profesional serta menjalani kehidupan yang benar-benar kamu inginkan.
Bagi kamu yang ingin mendapatkan promosi jabatan, mencari pekerjaan baru atau mengubah jalur karier, buku ini adalah panduan langkah demi langkah yang patut dijadikan acuan. Penulis akan memberi kamu pandangan tentang bagaimana menilai kekuatan diri serta menciptakan citra pribadi yang menarik untuk memastikan kolega dan jaringan kamu mengakui nilai dan kontribusi yang kamu buat.
Baca juga: 7 Ciri-Ciri Profesionalisme yang Harus kamu Miliki
Kemampuan berbicara atau public speaking adalah elemen yang sangat penting dalam personal branding. Dalam buku ini, penulis buku terlaris New York Times, Donald Miller, menjelaskan elemen kunci kuncinya dalam tujuh cerita powerful. Tujuannya adalah untuk membantu kamu mengubah cara berbicara tentang siapa diri kamu, apa yang sebenarnya kamu lakukan dan nilai unik apa yang bisa kamu berikan kepada pelanggan dan orang lain.
Ada banyak orang yang kehilangan pendapatan jutaan dolar karena mereka salah menggunakan kata-kata untuk membicarakan produk mereka. Pelajari selengkapnya bagaimana kamu bisa melakukan branding dengan kata-kata yang lebih cerdas dan tepat sasaran lewat buku ini.
Ketika mencoba mencari tahu tentang diri kamu lewat Google, apa yang kamu temukan pertama kali? Apakah hasil di mesin pencari cukup menjadi informasi bagi orang-orang yang mencari tahu tentang dirimu? Kebanyakan pencarian yang muncul dari media sosial sama sekali tidak mewakili dan kadang kita justru tidak tampil sama sekali. Di sinilah Mark Cijo mencoba menggambarkan betapa pentingnya personal branding.
Dalam buku personal branding yang ditulisnya itu Mark Cijo membahas berbagai hal yang sangat penting bagi siapapun yang sedang membangun citra pribadi. Mulai dari alasan kenapa personal branding itu penting, memahami target pasar kamu hingga cara menghindari kesalahan dalam personal branding juga dibahas dalam buku ini.
Baca Juga: 7 Manfaat Personal Branding Yang Wajib Diketahui
Banyak orang mengatakan bahwa kunci penting dari marketing adalah tentang keotentikan. Artinya, apa yang ada pada diri kita, itulah yang harusnya kita tampilkan. Tapi, apakah personal branding semudah itu? Ternyata tidak. Karena kadang sesuatu yang asli itu justru menunjukkan kelemahan yang tidak disukai.
Dalam bukunya, Jessica Zweig yang juga merupakan founder SimplyBe itu menjelaskan berbagai hal yang mungkin akan menghalangi kamu untuk bersinar. Salah satunya adalah menerima segala kekurangan diri alih-alih menyembunyikannya karena bisa jadi apa yang kamu anggap kekurangan itu adalah cara untuk membuat kamu lebih dikenal.
Dalam buku personal branding satu ini, Salenbacher membagikan metode pelatihannya yang unik dan dirancang untuk mengembangkan pemikiran kreatif dan inovatif. Meskipun awalnya dirancang sebagai alat manajemen karier, namun siapa saja yang ingin membangun personal branding bisa menggunakannya.
Dalam lima bab ringkas, sang penulis mengungkapkan bagaimana menggunakan metodologi penentuan posisi branding untuk menentukan rencana selanjutnya. Kamu juga bisa mengerjakan 9 tugas dalam buku untuk membantu kamu lebih memahami tentang creative personal branding sebagai alat yang praktis bagi siapa saja yang tertarik untuk membangun posisi dalam karier yang diinginkan.
Baca Juga: 4 Alasan Pentingnya Personal Branding Bagi Tiap Individu
Tertarik menjadi seorang influencer? Buku personal branding ini adalah bacaan yang tepat untuk kamu. Dalam bukunya tersebut, Brittany Hennessy memberikan gambaran bahwa semua influencer favorit kamu memulai personal branding mereka dengan jumlah pengikut 0.
Buku ini akan menunjukkan padamu bagaimana membangun audiens, mengemas merek dan memonetisasi pengaruh kamu kepada orang lain. Kamu juga akan belajar tentang bagaimana menarik publikasi media dan situs web teratas serta memuji merek tertentu tanpa membuat pesaingnya merasa terasing. Kamu akan belajar tentang bagaimana meningkatkan personal branding secara online dan menghasilkan uang dengan melakukan apa yang kamu inginkan.
Buku simpel yang ditulis dengan bahasa yang sederhana ini membahas banyak cara untuk melakukan personal branding. Selain mendapatkan insights seputar cara membangun merek diri dengan teknik berbicara, kamu juga akan mendapatkan tips seputar kepemimpinan, negosiasi, hingga pemanfaatan media sosial.
Baca Juga: 9 Tipe Kepemimpinan Dalam Dunia Profesional
Buku ini juga merupakan hasil riset penulis dalam kebijakan publik. Hal ini tentunya juga memberikan keuntungan dan perspektif tersendiri tentang cara membangun citra positif diri sendiri.
Itulah dia beberapa rekomendasi buku personal branding yang bisa kamu baca. Membangun personal branding memang tidak bisa dilakukan dalam sehari. Ada berbagai hal yang harus kamu lakukan untuk mewujudkannya.
Selain dengan membaca buku personal branding di atas, jangan lupa untuk ikut kelas pengembangan diri dari GreatNusa. Ada beragam kursus pilihan yang bisa kamu ambil untuk meningkatkan skill dan wawasan. Semakin kamu berkembang, semakin besar kemungkinan untuk mencapai apa yang kamu inginkan.
By greatnusa • 29 Maret 2023
Pelajari cara membangun personal branding, seperti perluas networking, mengasah keterampilan, hingga menentukan audiens. Simak infonya di artikel ini.
Bagaimana cara membangun personal branding?
Pertanyaan ini semakin sering muncul terutama di kelompok usia produktif yang sedang menapaki karir. Baik mereka yang bekerja di perusahaan atau perkantoran konvensional, tech-based, hingga freelancing sekalipun, personal branding memang penting dimiliki guna meningkatkan tujuan karir yang dimiliki.
Pada dasarnya, kamu perlu melakukan upaya secara internal maupun eksternal untuk membangun personal branding. Upaya internal berarti upaya untuk membangun kualitas personal yang ingin ditampilkan, sedangkan upaya eksternal berarti upaya untuk mempromosikan atau memperkenalkan kualitas personal tersebut kepada audiens.
Lantas, apa saja cara membangun personal branding yang perlu dilakukan, baik secara internal maupun eksternal?
Personal branding dan pencitraan sepintas terlihat sama. Namun, keduanya tentu hal yang sama sekali berbeda.
Personal branding dapat didefinisikan sebagai gambaran dari keunikan diri kamu yang dapat berasal dari pencapaian atau prestasi, passion, kelebihan, bahkan tujuan hidup. Personal branding cenderung menunjukkan dan didukung oleh karakter asli seseorang, sehingga citra tersebut akan menempel dalam kurun waktu yang lama.
Sementara itu, pencitraan merupakan gambaran dari karakter yang sengaja ingin ditampilkan dengan memanipulasi karakter asli. Oleh karena kesan yang ditunjukkan tidak benar-benar berasal dari dalam dirinya sendiri, maka pencitraan relatif tidak berumur panjang.
Mulailah dengan menetapkan citra seperti apa yang kamu ingin orang lain lihat dari sosok dirimu. Pastikan bahwa impresi tersebut tidak bersifat pura-pura yang hanya akan berujung pada pencitraan dan justru menenggelamkan nama dan karirmu di kemudian hari.
Cara membangun citra diriini berkaitan dengan poin sebelumnya. Untuk memutuskan citra seperti apa yang ingin ditampilkan, kamu harus mengenali apa yang menjadi keunikan diri sendiri.
Beberapa orang yang mengetahui apa yang menjadi bakat, kelebihan, atau keunikan dirinya termasuk orang yang cukup beruntung. Namun, memiliki kemampuan tersebut hanyalah modal awal yang dapat mempermudah langkah selanjutnya. Apabila kamu tidak mengasah modal awal tersebut, maka hal tersebut pun tak akan lantas menjadi personal branding seperti yang kamu harapkan.
Sebaliknya, jangan berkecil hati jika kamu termasuk orang yang merasa tidak memiliki kemampuan khusus. Kamu bisa memperkaya informasi mengenai profesi apa yang paling banyak dibutuhkan dan nyaman untuk dilakukan. Tentukan apa yang ingin kamu capai, lalu mulailah membekali diri dengan kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan.
Baca juga: Rekomendasi 8 Buku Personal Branding untuk Tingkatkan Image Kamu
Masih berkaitan dengan dua poin sebelumnya, mengasah keterampilan adalah elemen penting lainnya dalam membangun citra diri. Maksimalkan potensi dalam dirimu dengan melakukan berbagai aktivitas yang mendukung.
Kamu dapat mengikuti pelatihan formal maupun online courses yang banyak tersedia. Pilihlah sesuai bidang yang ingin ditekuni dan menjadi branding kamu nantinya.
Tak lupa, setelah mengikuti pelatihan, terapkan wawasan yang kamu miliki ke dalam bentuk tindakan. Misal, kamu ingin menjadi seorang online marketer yang andal. Mengikuti teori yang disampaikan di ruang latihan saja tentu tidak akan dapat mengukur sejauh mana kesiapan kamu untuk dapat dilihat sebagai seorang online marketer sesungguhnya.
Kamu dapat mencoba dengan membuka toko online sendiri. Namun jika modal yang diperlukan terlalu besar, maka kamu bisa bergabung dengan pihak lain. Cobalah untuk melamar sebagai online marketer di sebuah usaha atau bisnis. Solusi lainnya yang tak kalah menarik, kamu bisa coba mengikuti program magang atau internship yang banyak ditawarkan.
Baca Juga: 7 Manfaat Personal Branding Yang Wajib Diketahui
Menentukan target audiens akan sangat membantu kamu untuk menentukan selanjutnya.
Seperti misal, kamu telah bekerja di perusahaan X sebagai seorang content editor selama tiga tahun. kamu kemudian ingin pindah ke perusahaan Y yang lebih besar sebagai senior content editor dan mengembangkan karir di sana.
Begitu telah mematok Y sebagai target audiens, maka kamu pun harus mencari informasi lebih dalam mengenai perusahaan Y. Content editor seperti apa yang mereka cari? Apakah dengan pengalaman kamu selama tiga tahun di X sudah cukup dengan yang dibutuhkan Y?
Mengenali karakter Y dan diri sendiri merupakan salah satu bekal kamu untuk menguatkan bargaining power. Perkecil gap antara kamu dengan Y untuk memperkecil pula kemungkinan mereka menolak kamu.
Baca Juga: 4 Alasan Pentingnya Personal Branding Bagi Tiap Individu
Action speaks louder words. Implementasikan keterampilan kamu dengan lebih banyak portofolio.
Misal, kamu seorang copywriter atau content writer di sebuah perusahaan. Hasil kerja kamu pun hanya akan dilihat orang-orang yang berada di dalam lingkungan kerja tersebut. Apabila ingin berpindah ke perusahaan lain misalnya, kamu akan cenderung memerlukan lebih banyak effort untuk menjelaskan kualitas yang dimiliki.
Hal ini tentu akan berbeda jika kamu mempunyai portofolio yang dapat diakses oleh publik. Dengan juga menulis di blog atau website sendiri misalnya, kamu memberi kesempatan orang di luar kantor untuk mengetahui keterampilan yang kamu miliki.
Dalam kata lain, kamu semakin mengukuhkan branding diri sendiri sebagai seorang copywriter maupun content writer. Nantinya, jika ada klien atau saat kamu mendaftar bekerja di perusahan lain dengan posisi serupa, portofolio tersebut akan menjadi senjata yang ampuh untuk memperluas peluang kerja sama.
Cara membangun personal branding berikutnya adalah melalui networking. Lewat jejaring pertemanan atau rekanan yang luas, kamu pun akan membuka lebih banyak kesempatan untuk berkembang.
Kamu tak perlu terpaku hanya ingin berkumpul dengan satu kelompok tertentu saja. Saat bermaksud memperluas networking, kamu juga bisa menambah relasi dari kelompok lain yang memiliki background berbeda.
Pasalnya melalui networking, kamu bisa mendapat lebih banyak teman atau rekan untuk berdiskusi atau bekerja. Kamu pun akan memperoleh lebih banyak wawasan dari berbagai sudut pandang yang mungkin tidak pernah kamu sadari sebelumnya.
Networking juga merupakan salah satu pintu rezeki. Misal, kamu seorang arsitek dan memiliki kawan yang bekerja sebagai seorang konsultan pajak. Kawan tersebut kemudian memiliki seorang klien yang memerlukan jasa arsitek dan dia merekomendasikan kamu. Jika klien tersebut puas dengan hasil kerja kamu, bukan tak mungkin dia akan kembali menggunakan atau bahkan merekomendasikan jasa arsitekmu kepada orang lainnya.
Membangun personal branding di zaman sekarang cukup mudah. Kehadiran teknologi digital benar-benar membantu kamu punya banyak ‘senjata’ powerful yang bahkan dapat digunakan secara gratis, seperti Linkedin, Instagram, Twitter, Medium, dan banyak lainnya.
Beragam platform tersebut akan dapat menjadi tool yang cukup ampuh untuk memperluas network sekaligus menjadi media untuk memperlihatkan portofolio. Namun tentu saja, kamu tidak harus menggunakan seluruh platform untuk meningkatkan personal branding.
Seperti contoh, kamu seorang media influencer di bidang fashion. Platform yang tepat bagi kamu saat ini boleh jadi Instagram, TikTok, dan blog. Sementara itu, apabila kamu seorang business analyst di suatu korporasi, maka platform yang tepat untuk membangun personal branding adalah di Linkedin dan Medium.
Pilihlah platform sesuai dengan audiens yang ingin kamu raih. Tak lupa, pelajari bagaimana memaksimalkan platform tersebut agar personal branding terwujud dengan tepat.
Baca juga: Apa Itu Hard Skill dalam Dunia Pekerjaan?
Ketika membangun citra diri, kamu harus paham bahwa nama adalah sebuah brand. Dengan demikian, untuk memperlancar usaha memperkuat personal branding, kamu harus menggunakan nama yang sama di semua media sosial atau platform yang kamu gunakan.
Hal ini untuk mempermudah orang-orang untuk mengenali atau mencari konten tentang diri kamu di media sosial.
Mengenali kelebihan dan kekurangan diri adalah bagian penting dalam membuat personal branding. Dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan, kamu dapat berfokus pada kelebihan kamu untuk dijadikan senjata utama serta mempelajari berbagai hal untuk menutupi kekurangan kamu.
Memang tidak ada manusia yang sempurna. Tetapi, dalam membangun citra diri yang positif, kamu harus mulai untuk menonjolkan nilai plus sekaligus terus mengasah diri.
Di era digital saat ini, keaslian dalam interaksi adalah hal yang penting. Kata 'brand' sering dikaitkan dengan personalitas atau kepribadian yang dibuat-buat. Walaupun pada beberapa tahap hal itu benar, hal itu tidak berarti kamu tidak bisa menjadi 'asli' ketika berhubungan dengan orang-orang di media sosial.
Tentu, kamu harus memperhatikan tingkah laku serta gaya bicara yang telah kamu tentukan untuk membangun citra diri. Tetapi, jangan sungkan untuk berinteraksi secara organik atau seperti pada keseharian dengan orang-orang.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Interpersonal Skill Dalam Organisasi
Hal ini tidak hanya membuat kamu tampak ramah, tetapi juga menunjukkan bahwa kamu benar-benar tulus dalam apa yang kamu lakukan.
Membangun citra diri bisa jadi hal yang sulit. Jika kamu menemukan jalan buntu, bukan tidak mungkin kamu bisa meminta bantuan seorang profesional untuk membantu. Konsultasikan masalah dan persoalan yang kamu hadapi dengan sebuah agensi.
Bisa jadi pertemuan dengan agensi bisa menjadi langkah besar dalam membangun citra diri kamu.
Itulah dia cara membangun personal branding yang bisa kamu jadikan panduan. Branding bukanlah tentang memasang wajah palsu. Branding adalah tentang menjadi versi terbaik dari diri kamu sendiri. Tunjukkan kelebihanmu dengan baik dan terus asah kemampuanmu tanpa henti.
Untuk mengasah kemampuanmu dengan efektif, platform untuk online course seperti GreatNusa menjadi alternatif yang tepat untuk meng-upgrade skill, baik hardskill maupun softskilll. Dalam upaya meningkatkan hardskill misalnya, kamu dapat memilih course di bidang Teknologi seperti AI, Network Security, dan Bahasa Pemrograman, Bisnis & Manajemen seperti Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Pemasaran dan Penjualan, Bisnis Digital, dan Bisnis Dasar, atau bidang lainnya. Apabila hardskill telah terpenuhi, maka lengkapi cara membangun personal branding dengan meningkatkan softskill seperti course Business Communication, Manajemen Kepemimpinan, dan lain-lain.
By greatnusa • 20 September 2021
Cara mengatasi konflik dalam organisasi membutuhkan metode khusus. Inilah langkah mengatasi dan menangani konflik serta solusi pelatihannya.
Konflik adalah sesuatu yang lazim dalam organisasi, tetapi bukan berarti kamu bisa membiarkannya tanpa solusi. Mengetahui cara mengatasi konflik dalam organisasi adalah salah satu kunci kepemimpinan dan dinamika kelompok yang efektif. Setiap organisasi memiliki konflik, tetapi iklim organisasi yang sehat menuntut solusi efektif dan memuaskan untuk semua pihak.
Setiap organisasi memiliki konflik masing-masing, mulai dari perbedaan pendapat, beban kerja yang tidak seimbang, dan lain-lain. Tetapi, secara umum ada tiga jenis konflik yang mungkin terjadi dalam setiap kelompok. Mereka adalah:
Jenis konflik ini sangat umum terjadi dan biasanya merupakan masalah yang konkret, misalnya soal pembagian sumber daya, metode pelaksanaan tugas, hingga perbedaan opini soal cara terbaik mencapai tujuan program atau tugas. Konflik ini biasanya termasuk yang paling mudah diselesaikan, tetapi bisa lebih rumit jika ada penyebab yang lebih mendalam dan tidak terlihat di permukaan.
Konflik tugas merupakan sesuatu yang paling umum ditemukan dalam organisasi. Kamu bisa melihatnya dalam keseharian, misalnya pertentangan terkait penyelesaian masalah yang muncul mendadak atau penyelesaian tugas dengan jangka waktu terbatas. Walau termasuk sesuatu yang umum, konflik tugas bisa menjadi masalah besar jika terlalu sering terjadi dan bahkan memengaruhi atmosfer kerja secara permanen.
Baca Juga: 11 Indikator Lingkungan Kerja yang Optimal
Konflik hubungan atau relasi berkaitan dengan hal-hal seperti kepribadian, selera, cara pandang, dan gaya komunikasi. Hal ini natural karena kamu menghadapi banyak orang berbeda yang harus berinteraksi demi mencapai tujuan bersama. Konflik ini lebih rumit karena bisa memengaruhi aktivitas lain seperti tugas dalam organisasi.
Organisasi formal biasanya melarang anggotanya untuk mencampur masalah pribadi dengan pekerjaan. Anggota organisasi dituntut untuk tidak membiarkan hal pribadi mengganggu kerja sama, kecuali jika hal tersebut berlawanan dengan aturan dan etika perusahaan. Akan tetapi, konflik relasi yang berlarut-larut bisa memengaruhi kinerja secara menyolok.
Baca juga: Ini Peran dan Hal-Hal yang Termasuk dalam Etika Komunikasi di Tempat Kerja
Konflik nilai termasuk sulit dikelola karena berkaitan dengan hal fundamental dalam diri setiap orang. Pertentangan bisa terjadi karena perbedaan agama, pandangan politik, ideologi, dan hal lain yang biasanya diyakini secara mendalam. Hal ini biasanya “tabu” dibicarakan dalam lingkungan kerja, tetapi ada saat di mana konflik nilai menjadi pembicaraan utama, misalnya dalam pembahasan tentang kebijakan atau etika.
Konflik nilai bisa sangat memengaruhi aktivitas organisasi. Anggota yang memegang teguh prinsip nilainya bisa melakukan hal drastis seperti menentang, protes, atau bahkan mengundurkan diri demi mempertahankan nilai.
Manajemen konflik merupakan proses yang panjang dan kompleks. Kamu akan membutuhkan partisipasi seluruh pihak yang terlibat konflik untuk dapat mengambil keputusan yang tepat untuk menghentikan konflik.
Tidak ada cara instan dalam mengatasi konflik, apalagi mengingat setiap organisasi memiliki konflik dengan karakteristik berbeda. Akan tetapi, ada beberapa panduan mendasar terkait cara menyelesaikan konflik dalam organisasi. Berikut beberapa poin pentingnya.
Tahap pertama dalam penyelesaian konflik adalah memandang masalah secara objektif. Hal ini bisa sulit jika ada aspek pribadi yang terlibat, dan bisa berujung ke saling menyalahkan tanpa memandang masalah sebenarnya. Prinsip “fokus pada problem” juga bisa menjadi patokan untuk menyelesaikan konflik paling mendasar seperti konflik kerja.
Kamu bisa mengantisipasi reaksi keras terkait hal pribadi dengan cara visualisasi problem. Gunakan grafik, data, catatan, atau laporan yang bisa kamu deskripsikan dan tunjukkan ke semua pihak yang berkepentingan. Hal ini membantu mengarahkan diskusi agar lebih objektif dan terpusat, tidak melebar kemana-mana.
Komunikasi terbuka adalah kunci mengatasi konflik tanpa menyimpan risiko “letusan” di kemudian hari. Pemimpin atau manajer perlu menekankan prinsip komunikasi terbuka sejak awal agar anggota organisasi terbiasa mengungkapkan setiap keberatan, kritik, atau potensi konflik yang muncul.
Komunikasi terbuka terutama penting untuk tipe konflik yang lebih sulit ditangani, misalnya konflik relasi dan nilai. Hal ini karena relasi dan nilai merupakan sesuatu yang sifatnya lebih personal. Karena setiap anggota organisasi memiliki anggota dengan sifat dan nilai berbeda-beda, komunikasi terbuka bisa memberi jalan untuk mengungkapkan persetujuan dan keberatan masing-masing demi diskusi lebih lancar.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Interpersonal Skill dalam Organisasi
Sebuah masalah dalam organisasi biasanya terdiri dari beberapa problem kecil, dan masing-masing membutuhkan penyelesaian tersendiri. Kamu bisa membuat daftar tantangan yang berkontribusi pada permasalahan besar. Daftar ini akan membantu dalam menciptakan rencana kerja serta penciptaan solusi hingga ke akar masalahnya.
Selain melihat akar masalah, daftar problem spesifik ini juga memudahkan pembagian tugas. Pemimpin organisasi bisa menugaskan solusi tertentu pada anggota yang memiliki keahlian khusus untuk mengatasi masalah tersebut. Hal ini akan membuat proses penyelesaian konflik lebih tepat sasaran.
Pihak netral atau mediator berperan penting dalam konflik yang berlarut-larut atau melibatkan aspek pribadi seperti sudut pandang dan kepribadian. Mediator bisa siapa saja dalam organisasi selama mereka tidak berkepentingan langsung dalam masalah yang dihadapi. Idealnya, mediator adalah seseorang dengan suara yang dihormati oleh semua anggota.
Ketika identifikasi masalah dan metode penyelesaian konflik sudah diputuskan, pastikan untuk bersikap konsisten dalam pelaksanaannya. Semua anggota yang terlibat harus melaksanakan bagian masing-masing dalam pemecahan masalah, sesuai kesepakatan.
Sama seperti setiap aktivitas penting organisasi, penyelesaian konflik juga membutuhkan evaluasi. Hal ini menjadi panduan untuk mencegah konflik serupa atau memilih prosedur penyelesaian yang efektif ketika hal yang sama terjadi. Dalam proses evaluasi, setiap pemimpin dan anggota tim harus mendiskusikan hal-hal seperti penyebab utama konflik, masalah yang menyertai, sikap atau perilaku yang menghambat proses penyelesaian, dan solusi terbaiknya.
Setelah membuat laporan evaluasi, setiap pemimpin dan anggota tim harus memperbaiki kinerja berdasarkan laporan tersebut. Kompromi, keinginan untuk belajar, serta komitmen untuk meningkatkan kinerja serta memperbaiki kesalahan menjadi kunci untuk mencegah atau mengatasi konflik serupa.
Baca Juga: Definisi Dan Cara Evaluasi Kinerja Karyawan
Akhirnya, ketika semua anggota tim telah menyepakati solusi konflik, pastikan semua orang merasa puas dengan hasilnya. Apakah ada pihak yang merasa dirugikan atau diperlakukan tidak adil dalam penyelesaian konflik? Apakah solusi yang dihasilkan cenderung menguntungkan satu pihak?
Solusi penyelesaian konflik juga harus etis dan mengikuti kebijakan organisasi. Hal ini akan membantu ketika ada ketidakpuasan dari anggota tim terkait hasil penyelesaian konflik yang telah disepakati bersama.
Itulah dia cara mengatasi konflik dalam organisasi yang dapat kamu jadikan panduan. Manejemen konflik dalam organisasi erat kaitannya dengan proses pengambilan keputusan. Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat, kamu harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang situasi internal dan tentang bagaimana bisnis dan organisasi berjalan.
Setiap organisasi harus mengetahui cara mengatasi konflik dengan baik. Mengadakan pelatihan untuk anggota organisasi adalah salah satu solusi jangka panjangnya. Program dari GreatNusa menghadirkan pelatihan terkait berbagai aspek bisnis dan organisasi, dengan beragam program yang bisa kamu pilih sesuai kebutuhan.
GreatNusa membuat pelatihan makin mudah terutama di era digital. Setelah mendaftar, kamu bisa mengikuti kelas kapan saja asalkan masih dalam periode enam bulan hingga satu tahun setelah mendaftar. Setiap kelas dibawakan oleh praktisi profesional yang akan membantu meningkatkan kemampuan organisasi dalam mengelola konflik.
Memahami cara mengatasi konflik dalam organisasi akan berdampak panjang pada kinerja organisasi tersebut. Ikuti pelatihan GreatNusa untuk membantumu dalam mengatasi konflik kepada setiap anggota organisasi.
Kenali apa itu personal branding dan cara membangunnya, mulai dari mengenal diri sendiri hingga mengembangkan kemampuan. Simak penjelasannya di sini.
Ketika berbicara tentang seorang figur publik atau pebisnis, tak jarang beberapa dari kita membahas tentang personal branding atau citra diri. Lalu, apa itu personal branding?
Beberapa waktu belakangan, setiap orang yang terlibat dengan internet atau memiliki media sosial pasti membutuhkan personal branding. Apalagi jika mereka ingin, informasi tentang diri yang ada di internet dapat membantu keberlangsungan karir.
Hal ini biasanya terjadi pada para freelancer, influencer, job seeker, karyawan sebuah perusahaan yang sedang mengembangkan karir, atau mereka yang ingin dikenal dunia karena kontribusi terhadap suatu komunitas. Apabila kita termasuk orang-orang tersebut, ulasan tentang citra diri berikut akan sangat membantu.
Ketika ingin membeli barang, selain kualitas kita pasti terpaku pada merek bukan? Karena diakui atau tidak, merek kerap menjadi tolak ukur kualitas suatu barang. Inilah mengapa produk fashion dari Hermes atau Gucci lebih diminati para sosialita dibanding merek lokal seperti Nevada atau Fladeo.
Jadi jika ada pertanyaan apa itu personal branding atau citra diri? Jawabannya adalah, merek. Ya, jika suatu barang memiliki merek, maka manusia memiliki personal brand. Personal brand atau citra dirisendiri merupakan pesan yang ingin kita sampaikan ke orang lain tentang kualitas diri, visi misi, nilai-nilai, dan tujuan tertentu.
Singkatnya, citra diri adalah proses atau praktik memasarkan dirimu sebagai sebuah produk dengan image tertentu. Sebagaimana barang, kualitas adalah hal utama dalam personal branding. Inilah mengapa kita wajib membangun reputasi baik sebagai merek agar orang tertarik dengan ide dan gagasan yang disampaikan.
Setelah mengenal personal branding, kamu mungkin telah memiliki sedikit gambaran tentang manfaat personal branding bagi karirmu.
Di era internet ini, mengambil kendali penilaian orang melalui citra diri adalah hal penting. Dengan personal branding yang baik, kamu dapat membuat dirimu lebih menonjol yang kemudian akan membuka banyak pintu kesempatan bagi kemajuan karirmu.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah beberapa manfaat dari citra diri yang bisa kamu rasakan.
Saat membeli sebuah barang bermerek secara tidak langsung kita percaya pada kualitasnya, hal serupa berlaku pada personal branding. Dengan memiliki persona yang baik, mau tidak mau orang akan percaya pada kita sehingga mereka tidak ragu untuk menerima gagasan dan menjalin kerja sama.
Inilah mengapa dibutuhkan reputasi yang baik untuk membangun sebuah citra diri. Dan sebagai salah satu aset di dunia digital, sudah seharusnya kita mampu menciptakan image yang tepat agar personal branding menarik di mata orang lain.
Baca juga: Rekomendasi 8 Buku Personal Branding untuk Tingkatkan Image Kamu
Relasi dan koneksi merupakan dua hal penting dalam dunia kerja ataupun digital marketing. Dengan memiliki citra diri, secara langsung ataupun tidak kamu akan mendapat banyak kesempatan untuk terlibat dengan berbagai orang dari berbagai latar belakang.
Ketika suatu saat harus membangun sesuatu yang membutuhkan bidang tertentu, personal branding sangat membantu untuk menemukan relasi yang sesuai. Karena diakui atau tidak, dasar dari menjalin hubungan dengan orang lain adalah kepercayaan dan citra diri memiliki unsur tersebut.
Baca Juga: 4 Alasan Pentingnya Personal Branding Bagi Tiap Individu
Memiliki personal branding juga dapat membedakan kita dari orang lain mengingat di dunia digital banyak sekali yang memiliki keahlian serupa. Apalagi citra diri biasanya dibangun dari visi misi, tujuan, nilai, dan keterampilan yang dimiliki seseorang sehingga branding yang terbentuk pasti berbeda dibandingkan orang lain.
Hal inilah yang membuat branding membuat seseorang menjadi otentik. Selain itu branding juga dapat menutupi kelemahan dan menonjolkan kelebihan sehingga seseorang bisa memanfaatkannya untuk mencapai hal yang diinginkan secara lebih mudah.
Setelah memahami pengertian personal branding dan pentingnya hal tersebut. Langkah selanjutnya adalah mengetahui bagaimana cara meningkatkan personal branding, berikut ulasannya:
Untuk membangun citra diri yang kuat, kamu harus memulai terlebih dahulu mengenali dirimu sendiri.
Citra diri umumnya dikenal sebagai pencitraan atau kepribadian kedua atau bahkan 'palsu' dari seseorang. Padahal, citra diri tidaklah harus seperti itu. Kamu dapat melakukan branding tanpa perlu membangun kesan yang palsu.
Untuk melakukannya, kamu harus terlebih dahulu tahu siapa dirimu dan kepribadianmu. Intinya, kenali terlebih dahulu segala aspek yang kamu miliki serta ciri khas dalam dirimu.
Untuk mengetahui jawaban tersebut, ada beberapa pertanyaan yang bisa ditanyakan pada diri sendiri seperti:
Apabila jawaban dari pertanyaan di atas telah ditemukan, kamu bisa melangkah ke tahap selanjutnya yaitu menentukan branding yang diinginkan.
Berkaca pada pengertian di awal artikel, citra diri adalah sebuah image. Jadi ketika menentukan sebuah branding, pastikan hal tersebut tidak berbeda jauh dengan kepribadian dan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan bidang yang akan digeluti.
Misalnya, kamu adalah seorang influencer yang dikenal getol menampilkan interior rumah estetik. Agar branding bisa menjangkau tujuan yang diharapkan, tampilkanlah image seorang penata ruangan yang mampu memadu madankan perabot dan aksesori agar rumah terlihat cantik.
Jangan terdistraksi dengan hal lain, seperti menampilkan sosok traveller atau tiba-tiba menjadi pemuka agama. Fokuslah pada kemampuan, bidang yang ingin digeluti, dan keterampilan diri.
Agar personal branding memiliki pijakan kuat dibutuhkan audiens setia. Misalnya, kamu adalah seorang desainer grafis yang memiliki keterampilan membuat video animasi berkualitas. Agar image ini menarik, tentu dibutuhkan wadah untuk menampilkan hasil kerja dan karyamu.
Di sinilah peran media sosial dibutuhkan. Paduan kekuatan media sosial dan citra diri dapat membantu menjangkau audiens yang diinginkan. Dalam kasus ini, kamu akan memperoleh audiens dari kalangan yang menggemari animasi. Apabila penggemar setia sudah dimiliki, bukan tidak mungkin image sebagai desainer grafis mumpuni akan membantu kita mendapatkan proyek-proyek besar.
Selain beberapa hal yang telah disebutkan, kamu juga bisa membangun jaringan profesional untuk meningkatkan citra diri. Diakui atau tidak, semakin kuat koneksi yang dimiliki semakin besar pula kemungkinan personal branding untuk lebih dikenal orang. Selain itu dari jaringan tersebut kita juga berkesempatan mendapatkan proyek-proyek baru yang berpotensi memajukan karir.
Baca juga: 7 Ciri-Ciri Profesionalisme yang Harus kamu Miliki
Seperti yang sempat disinggung sebelumnya, paduan citra diri dan kekuatan media sosial akan membantu orang untuk lebih mengenal kita. Apalagi di era digital seperti saat ini, hampir setiap orang memiliki media sosial dan membangun interaksi yang kuat dengan orang lain di platform tersebut.
Diakui atau tidak, zaman sekarang orang lebih suka mencari informasi melalui Google dan internet. Jadi dengan adanya media sosial, kita dapat menjangkau orang-orang tersebut agar personal branding yang sedang dibangun semakin kuat. Apalagi jika di media sosial tersebut kita menampilkan portofolio dan proyek yang pernah dilakukan.
Baca juga: 7 Cara Membangun Personal Branding dengan Tepat
Membangun citra diri yang baik bukan hanya menampilkan apa yang kamu miliki tetapi juga mengembangkan apa yang kamu miliki.
Untuk dapat membangun citra diri yang baik, kamu tidak boleh berhenti berkembang dan belajar. Dunia bisnis sangat cepat berubah dan kamu harus selalu mempelajari hal-hal yang baru agar kamu tetap bisa relevan.
Itulah ulasan tentang apa itu personal branding dan bagaimana cara meningkatkannya. Apabila ulasan di atas masih dirasa kurang membantu dalam meningkatkan personal branding, kamu bisa mengikuti kursus pengembangan diri dari GreatNusa.
Selain dapat meningkatkan keterampilan, kursus ini juga membuka kesempatan baru untuk membangun koneksi. Tidak hanya kursus pengembangan diri, ada beberapa kursus bermanfaat lain agar kita bisa survive di era digital ini. Jadi selain memiliki branding kuat, kita tahu tip dan trik membangun bisnis agar bisa bertahan di era industri 4.0.
Tunggu apalagi, sudah saatnya bukan menjadi sebuah brand yang dikenal dan dicari orang tanpa perlu ngoyo mencari peluang kerja di job fair? Pastikan GreatNusa menjadi partner untuk mengembangkan diri dan membangun personal branding, ya. Semoga bermanfaat.