11 Indikator Lingkungan Kerja yang Optimal
Kenali indikator lingkungan kerja untuk bisa mendapatkan work-life balance yang baik. Simak informasi lengkapnya di artikel berikut ini.
By greatnusa • 29 Maret 2023
Bagikan Artikel
Memiliki lingkungan kerja yang optimal adalah impian setiap orang. Sayangnya, hal tersebut masih sulit didapatkan, baik oleh lulusan baru atau seorang profesional yang sudah bekerja puluhan tahun. Untuk membantu kamu mendapatkan lingkungan kerja yang ideal, perhatikan beberapa indikator lingkungan kerja yang bisa menjadi penunjuk apakah sebuah lingkungan kerja sangat baik atau masuk dalam kategori toxic.
Lingkungan kerja adalah salah satu hal yang perlu dipertimbangkan dengan matang oleh setiap karyawan. Pasalnya, faktor yang satu ini sangat berpengaruh terhadap banyak hal, mulai dari produktivitas dan pemenuhan tanggung jawab perusahaan, keselamatan dan kesehatan baik fisik maupun mental, hingga kepuasan personal atas sebuah pencapaian (aktualisasi diri).
Oleh sebab itu, mencari tahu terlebih dahulu lingkungan kerja yang diharapkan sangatlah penting. Sebab dalam banyak kejadian, karyawan mengeluh hingga mengalami burnout berkepanjangan karena lingkungan yang tidak kondusif. Kalau sudah begini, kualitas kerja jadi menurun dan tidak akan adil pula bagi perusahaan yang telah menggaji.
Ada banyak indikator lingkungan kerja yang optimal yang dapat kamu perhatikan sebelum memutuskan untuk bekerja di suatu tempat. Adapun secara umum, indikator tersebut dapat dibedakan ke dalam dua kelompok utama: indikator fisik dan indikator nonfisik.
Baca Juga : Work Life Balance, Cara Untuk Menyeimbangkan Hidupmu
Indikator Lingkungan Kerja Fisik
Indikator lingkungan kerja fisik melibatkan hal-hal yang berbentuk dan dapat dirasakan secara fisik di dalam sebuah lingkungan kerja.
1. Ukuran Ruangan
Setiap karyawan memerlukan personal space dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan kepadanya. Setidaknya, perusahaan harus dapat mengalokasikan fasilitas ruang yang cukup untuk setiap karyawannya sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.
Hal ini tidak berarti perlu adanya kubikel atau sekat besar untuk satu karyawan dengan karyawan lainnya. Namun, yang lebih penting adalah bahwa sebuah ruangan tersebut dapat menampung jumlah karyawan di dalamnya secara ideal. Dengan begitu, karyawan tetap dapat bebas bergerak dan memiliki personal space sehingga menjaga kenyamanan dan produktivitasnya.
2. Penerangan / Pencahayaan
Penerangan atau pencahayaan berperan besar dalam menimbulkan suasana hati seseorang. Pencahayaan yang buruk akan membuat suasana ruangan menjadi muram. Karena itu, jangan heran bila karyawan di dalamnya jadi ikut bermalas-malasan atau kehilangan gairah bekerja.
Selain itu, penerangan yang buruk akan mengganggu bahkan merusak penglihatan. Beberapa gejala lain pun biasanya akan turut mengikuti seperti sakit kepala.
3. Sirkulasi Udara
Terutama sejak adanya wabah COVID-19, sirkulasi udara yang baik menjadi indikator lingkungan kerja lainnya yang jangan sampai terlewat. Minimnya akses keluar-masuk udara menjadi salah satu kesempatan besar bagi patogen seperti virus untuk menyerang siapa pun yang berada di dalam satu ruangan yang sama.
Selain itu, sirkulasi udara juga dapat meminimalkan terjadinya kelembapan. Udara yang lembap akan berdampak pada beberapa kesehatan tubuh lainnya terutama terkait saluran pernapasan.
Sebisa mungkin, sebuah ruangan memiliki akses yang cukup untuk mendapat cahaya matahari guna menjaga keseimbangan sirkulasi. Selain itu, kualitas sirkulasi udara juga dapat dijaga dengan kehadiran ventilasi udara serta pembersihan filter AC.
Baca Juga : Transformational Leadership: Pengertian, Ciri, Serta Manfaatnya
4. Desain Ruangan
Masih banyak tempat kerja yang tidak melihat desain ruangan sebagai hal penting untuk menunjang produktivitas karyawannya. Padahal, desain ruangan yang mendukung akan meningkatkan kenyamanan karyawan dan berdampak pada produktivitas—bahkan loyalitas dari karyawan itu sendiri.
Desain ruangan yang dimaksud dapat berupa pemilihan warna cat, pengaturan furnitur (workspace), dan sebagainya. Walau terlihat sepele, desain ruangan nyatanya juga menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi karyawan muda zaman sekarang. Dengan desain ruangan yang ideal, suasana kerja di dalam workspace akan memberikan rasa nyaman bagi rekan-rekan kerja tersebut.
5. Keamanan
Perusahaan harus dapat memberi jaminan keamanan pada karyawannya saat bekerja di tempat kerjanya agar menciptakan lingkungan kerja kondusif. Contoh paling sederhana adalah dengan selektif dalam memberi akses kepada tamu yang datang untuk masuk ke dalam bangunan perusahaan, menyediakan tempat parkir yang aman, dan sebagainya.
Di samping itu, keamanan ini juga terkait dengan protokol kesehatan. Sampai saat ini, wabah virus corona masih belum juga terlihat adanya tanda-tanda akan membaik dalam waktu dekat. Beberapa ahli bahkan menyatakan bahwa kita dapat hidup berdampingan dengan virus ini selamanya.
Oleh sebab itu, keamanan dalam implementasi protokol kesehatan (prokes) kini menjadi indikator lingkungan kerja yang mutlak. Perusahaan yang disiplin menerapkan prokes berarti menunjukkan kepeduliannya terhadap kondisi karyawannya.
6. Kebersihan
Lingkungan kerja yang bersih akan meningkatkan rasa nyaman. Untuk tetap menjaganya bersih pun, tentu saja, diperlukan kerja sama dari setiap karyawan lainnya selain tim cleaning service.
Kebersihan juga memiliki kaitan terhadap kesehatan. Makin bersih lingkungan kerja, makin kecil kemungkinan menjadi sarang penyakit.
Baca Juga : 7 Manfaat Bekerja Sama dalam Menyelesaikan Pekerjaan Sulit
Indikator Lingkungan Kerja Non fisik
Indikator lingkungan kerja non fisik lebih menitikberatkan pada hal-hal yang tidak dapat dirasakan langsung oleh panca indra. Walau begitu, indikator ini berperan tak kalah penting dalam mendukung kondusif atau tidaknya lingkungan kerja.
1. Job Desc
Sayangnya, tidak sedikit seorang karyawan yang dilimpahi tanggung jawab pekerjaan yang terlalu berat. Seakan belum cukup, banyak pula yang mendapat upah tidak sebanding dengan seluruh job description yang diberikan.
Overload yang terjadi terus-menerus akan membuat karyawan burnout dan berdampak pada perusahaan itu sendiri. Kondisi mental yang tidak optimal akan membuat produktivitas maupun kualitas pekerjaan yang dihasilkan tidak maksimal.
2. Komitmen Kerja Sama Tim
Seluruh anggota tim harus sepakat dengan visi dan misi yang ditetapkan atau disepakati bersama. Jika tidak, maka akan terjadi ketimpangan dan menghambat tujuan bersama yang akan dicapai.
Seperti contoh adalah di masa work from home (WFH) seperti saat ini. Banyak karyawan yang jadi memprioritaskan pekerjaannya di jam kerja karena justru sibuk melakukan hal-hal domestik atau personal. Mereka jadi slow response, alur pekerjaan tim jadi terganggu, performa tim turut menurun.
Cara ini dapat dicegah dengan penggunaan beberapa tools seperti project management. Walau begitu, kesadaran dan kedisiplinan masing-masing individu tetap menjadi faktor utama dalam hal ini.
3. Kelancaran Komunikasi
Indikator lingkungan kerja yang baik berikutnya adalah kelancaran komunikasi antara karyawan satu dengan lainnya. Termasuk ketika ada konflik pribadi pun, komunikasi profesional tetap harus dijaga.
Hal ini juga berlaku untuk komunikasi antara karyawan dengan perusahaan secara korporasi. Untuk mengakomodasi kebutuhan komunikasi ini, salah satu caranya adalah dengan melalui forum diskusi.
4. Adanya Penghargaan
Kewajiban karyawan adalah memenuhi tanggung jawab yang diberikan kepadanya sesuai kesepakatan. Namun, hal ini tidak berarti memberi apresiasi menjadi sesuatu yang tidak perlu dilakukan.
Bentuk apresiasi yang diberikan pun tidak harus berupa materi. Ucapan terima kasih untuk hal-hal sederhana saja yang diberikan atasan kepada bawahan saja menjadi dukungan moral tersendiri.
5. Work-Life Balance
Keseimbangan antara kehidupan personal dan profesional bukan sebuah kemustahilan. Kondisi ini sangat mungkin dicapai apabila perusahaan dan karyawan sama-sama memahami dan sepakat untuk mewujudkannya.
Contoh kecilnya adalah dengan tidak ada lagi komunikasi terkait pekerjaan di luar jam kantor kecuali jika sangat mendesak. Selain itu, persetujuan cuti tanpa harus berbelit-belit menjadi wujud dukungan terciptanya work-life balance.
Itulah beberapa indikator lingkungan kerja optimal yang bisa kamu jadikan panduan saat memilih tempat kerja. Untuk mengetahui apakah kantor idamanmu memiliki kualitas tersebut atau tidak, kamu dapat melakukan berbagai cara, mulai dari mencari referensi dari orang-orang yang bekerja di sana hingga mengikuti program internship.
Namun, jangan lupa, kamu juga perlu mempersiapkan diri. Selain berharap tempat kerja idaman dapat memberikan lingkungan yang suportif, kamu juga harus dapat memberi kontribusi maksimal nantinya. Kamu bisa melakukannya dengan semakin mengasah keterampilan melalui berbagai kursus online di GreatNusa, baik , seperti kepemimpinan, maupun hardskill, seperti pemrograman.
Semoga membantu!
Bagikan Artikel
Artikel Serupa
5 Cara Bekerja Sama Dalam Keberagaman Yang Efektif
By greatnusa • 27 Januari 2022
Tim Building: Pengertian, Tujuan, serta Cara Menerapkannya
By greatnusa • 1 Februari 2023
Authentic Leadership: Pengertian, Ciri, dan Cara Menerapkannya
By greatnusa • 1 Februari 2023
5 Teknik Belajar Efektif Yang Terbukti Ampuh
By greatnusa • 3 Februari 2023
10 Prinsip Dasar Akuntansi untuk Membuat Laporan yang Baik
By greatnusa • 10 Februari 2023
Analisa Laporan Keuangan: Pengertian, Tujuan, Dan Caranya
By greatnusa • 15 Februari 2023