Menampilkan 1 - 6 dari 49 Artikel
By greatnusa • 29 Maret 2023
Kenali apa itu kerja remote dan tips melakukannya, mulai dari mempersiapkan tempat kerja hingga membuat alur kerja. Simak infonya di aritkel ini.
Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya pergeseran bisnis ke arah digital atau otomatisasi. Kini, tak sedikit perusahaan yang menerapkan sistem kerja dari rumah atau tempat lainnya alias working from home dan remote working. Katanya, kedua cara ini cukup diminati oleh karyawan karena tak harus bermacetan untuk menuju ke kantor. Namun, tahukah kamu kalau sistem kerja dari rumah atau WFH dan kerja remote adalah dua sistem kerja yang tidak sama? Lalu, apa itu kerja remote dan apa perbedaannya dengan sistem kerja rumah?
Remote working merupakan sistem kerja yang memberikan kebebasan pada para pekerja dan tidak mengharuskan untuk memiliki ikatan apapun dengan perusahaan. Secara sederhana, ini merupakan sistem bekerja yang memberikan kebebasan pada kamu untuk mengatur lingkungan yang nyaman untuk bekerja. kamu bisa membuat sendiri ruang kerja yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan.
Artinya, kamu bisa tetap bekerja dari mana saja secara jarak jauh tanpa perlu datang ke kantor. Akan tetapi, bekerja dari jarak jauh tentu memerlukan banyak kemampuan khusus, sumber daya atau fasilitas yang memadai, dan berbagai keterampilan yang mumpuni. Tidak hanya itu, kamu juga harus punya inisiatif serta skill mengatur waktu yang baik.
Sebenarnya, tren kerja secara remote ini sudah populer sejak lama, terutama di kalangan pekerja lepas alias freelancer. Mereka cenderung memiliki klien dengan lokasi yang jauh sehingga bisnis akan terasa lebih efektif jika dijalankan secara remote tanpa harus berjumpa di kantor.
Tidak hanya itu, menggunakan sistem kerja secara remote juga membuat hampir semua bentuk komunikasi dilakukan dengan cara digital, baik melalui email, fitur sosial media, atau video call. Para pekerja yang mengusung sistem kerja ini tentu akan sangat bergantung kepada aplikasi untuk membantu memaksimalkan produktivitas kerja, seperti misalnya Slack, Google Suite, dan lainnya.
Tren bekerja secara remote ini kini lebih diminati karena memunculkan tren baru dalam bekerja, yaitu digital nomad. Tren ini akan memungkinkan kamu tetap bisa bekerja dengan produktif meski harus berpindah lokasi. Bahkan, kamu pun bisa melanjutkan pekerjaan sembari berjalan-jalan ke penjuru negeri meski klien berada di satu tempat tertentu.
Sementara itu, bekerja dari rumah atau WFH merupakan bentuk fasilitas yang didapatkan dari perusahaan. Jadi, perusahaan memberikan izin untuk kamu menyelesaikan pekerjaan dari rumah selama jangka waktu tertentu, bisa dalam hitungan hari, minggu, bahkan bulan.
WFH sebenarnya diberikan dengan alasan yang sederhana, yaitu sekadar mendapatkan suasana kerja yang baru. Jika sebelumnya kamu sudah sangat suntuk dengan suasana kantor, bekerja dari rumah bisa jadi alternatif pilihan sehingga kamu pun kembali fokus pada pekerjaan.
Namun, perlu dipahami bahwa meski melakukan pekerjaan dari rumah, kamu tetap harus mematuhi segala aturan yang berlaku di perusahaan. Contoh mudahnya, kamu tetap siap dihubungi selama masih berada pada jam kerja.
Setiap perusahaan mempunyai kebijakan sendiri untuk hal bekerja dari rumah. Ada perusahaan yang memberikan batas hari maksimal yang bisa digunakan karyawan untuk WFH, tetapi ada pula yang memberikan kebebasan selama pekerjaan bisa diselesaikan dengan baik atau sesuai dengan tenggat waktunya.
Jika keadaan kurang memungkinkan untuk bekerja di kantor, seperti saat sedang pandemi sekarang ini, bekerja dari rumah adalah pilihan terbaik yang bisa digunakan untuk mengurangi tingginya risiko penularan penyakit. Namun, penerapannya masih dilakukan secara bergantian sehingga aktivitas operasional perusahaan masih tetap bisa berjalan lancar.
Sementara itu, ada pula perusahaan yang menerapkan kebijakan WFH untuk seluruh karyawannya. Biasanya, perusahaan yang bekerja di sektor tertentu memiliki kebijakan ini.
Setelah mengetahui definisi apa itu remote working dan work from home, sekarang kamu tentu sudah lebih mengerti perbedaan di antara kedua sistem kerja ini. Perbedaan paling mudah adalah keterikatan kamu sebagai karyawan dengan perusahaan.
Bekerja dari rumah akan tetap terikat pada peraturan yang dibuat oleh perusahaan terkait dengan jam kerja atau hal lainnya. Sementara untuk remote working, hal tersebut tidak ada alias kamu bisa lebih fleksibel dalam bekerja.
Selain itu, WFH hanya bisa dilakukan oleh karyawan apabila perusahaan memang memberikan fasilitas tersebut kepada karyawannya. Jika tidak ada, berarti kamu tetap harus bekerja di kantor seperti biasanya. Berbeda dengan remote working yang memberikan kamu kebebasan untuk bekerja dari mana saja, tidak harus datang ke kantor dan mengatur sendiri bagaimana situasi ruang kerja tersebut.
Lalu, kebijakan bekerja dari rumah untuk setiap perusahaan yang wajib diperhatikan oleh karyawan. Sebaiknya, tanyakan pada atasan atau bagian personalia berapa lama perusahaan memberikan kesempatan untuk karyawan mengambil WFH. Lalu, apa saja hal yang tetap perlu dilakukan selama kamu bekerja dari rumah.
Misalnya, apakah kamu harus tetap melakukan absensi meski sedang bekerja dari rumah. Atau kamu tetap harus memenuhi jam kerja selama delapan jam setiap hari. Bisa juga dengan mengetahui bagaimana karyawan melakukan pelaporan pekerjaan saat sedang mengambil WFH.
Nilai lebih dari remote working jika dibandingkan dengan WFH adalah fleksibilitas. Waktu dan tempat bekerja yang tidak terikat membuat kamu bisa bekerja sama dengan lebih dari satu pihak dalam waktu yang bersamaan. Meski begitu, pastikan kamu memiliki manajemen waktu yang baik agar semua pekerjaan tetap bisa terselesaikan.
Keunggulan lain yang bisa kamu dapatkan tentunya tidak adanya waktu ekstra yang biasanya kamu pakai untuk berangkat dan pulang kantor. Dengan begitu, kamu akan memiliki lebih banyak waktu untuk meningkatkan kualitas diri dengan mempelajari berbagai pengalaman atau skill baru yang bermanfaat.
Bukan tanpa alasan, kebebasan waktu bekerja dalam sistem kerja remote ini sering kali menjadi alasan seorang pekerja untuk menunda menyelesaikan tanggung jawabnya. Akhirnya, justru pekerjaan tidak selesai tepat waktu dan dikerjakan secara asal.
Baik bekerja dari rumah maupun secara remote memang memiliki sisi lebih dan kurangnya. Masing-masing pun punya risiko yang harus ditanggung karyawan dan perusahaan. Namun, kabarnya, tren bekerja dari rumah maupun remote akan menjadi peraturan baru nantinya. Apalagi dengan pergeseran industri dan bisnis ke arah digital.
Artinya, perusahaan harus menemukan strategi yang tepat agar kegiatan operasional perusahaan tetap bisa berjalan meski karyawan bekerja dari rumah atau secara remote. Terlebih untuk perusahaan yang bergantung pada eksistensi karyawan dalam melangsungkan aktivitas tersebut.
Setelah mengetahui pengertian dan perbedaan kerja remote dengan WFH, berikutnya adalah manfaat kerja remote. Berikut adalah manfaatnya,
Salah satu alasan terbesar para pekerja lebih memilih sistem kerja remote adalah work life balance. Simpelnya, work life balance adalah keseimbangan di antara urusan pekerjaan dengan kehidupan pribadi seorang karyawan.
Seorang karyawan memang adalah seorang profesional. Tetapi, mereka juga adalah manusia yang memiliki kehidupan di luar pekerjaannya. Dengan masih memiliki waktu yang cukup banyak untuk menjalankan aktivitas lainnya, seorang karyawan akan semakin termotivasi ketika Ia kembali untuk bekerja.
Kehidupan di kantor mungkin bukanlah hal yang tepat untuk semua orang. Bagi beberapa orang, berada di luar kantor dapat membuat sisi kreativitas mereka muncul.
Misalnya, jika kamu adalah orang yang senang dengan alam, maka ketika kamu mengalami kebuntuan dalam pekerjaan, kamu bisa
Salah satu beban biaya yang paling berat yang ditanggung oleh perusahaan adalah biaya operasional. Mulai dari menyewa gedung hingga biaya utilitas bisa menghabiskan puluhan hingga ratusan juta.
Dengan memberikan kebebasan bekerja remote, kamu tidak hanya membuat karyawanmu senang, tetapi juga akan membuat perusahaanmu menghemat uang dengan sangat efektif.
Dengan semakin majunya teknologi dan kemudahan mendapatkannya, banyak karyawan yang lebih memilih perusahaan yang menawarkan sistem remote untuk posisi full time dibandingkan yang tidak menawarkannya.
Untuk dapat membuat talenta terbaik kamu di perusahaan, ada baiknya kamu juga mulai menawarkan opsi tersebut pada perusahaanmu.
Baca Juga : Fungsi Manajemen Operasional Untuk Bisnis Yang Efektif
Melakukan kerja remote memang memiliki manfaat yang cukup banyak, namun bagaimana caranya agar kamu bisa tetep mengerjakan pekerjaan kamu dengan efektif selama kerja remote? Berikut adalah tipsnya,
Ketika bekerja langsung di kantor, kamu tidak perlu memusingkan tempat kerja. Kamu biasanya akan mendapatkan meja kerja atau bahkan ruangan sendiri sebagai tempat kerja.
Tetapi, ketika di rumah, ada kemungkinan kamu akan membutuhkan beberapa penyesuaian. Kamu tidak memerlukan tempat kerja yang sangat mewah; kamu hanya membutuhkan tempat yang membuatmu nyaman.
Jika memungkinkan pastikan kamu memiliki ruangan sendiri. Hal ini untuk mencegah adanya gangguan dari anggota keluarga atau orang lain yang tidak sengaja masuk saat kamu sedang meeting atau sebagainya.
Baca Juga: 11 Indikator Lingkungan Kerja Yang Optimal
Aplikasi merupakan salah satu hal yang memungkinkan kita semua untuk bekerja secara remote. Mulai dari aplikasi media sosial hingga aplikasi berbagai dokumen, pastikan kamu memiliki semuanya agar dapat tetap terhubung dengan rekan-rekan satu tim walaupun kamu tidak sedang berada di tempat yang sama.
Beberapa aplikasi yang kamu butuhkan terdiri dari aplikasi manajemen tugas seperti Trello, aplikasi komunikasi seperti Telegram, Slack, dan Skype, serta konversi waktu yang dapat membantu kamu untuk menyamakan waktu apabila kamu bekerja dengan klien atau perusahaan yang berada di zona waktu yang berbeda.
Bekerja secara remote memiliki banyak tantangannya tersendiri, salah satunya adalah penjadwalan dan alur kerja.
Ketika berada di kantor, kamu mungkin akan mendapatkan beberapa bantuan dari orang-orang yang bisa mengingatkanmu tentang deadline dan hal-hal apa saja yang harus dikerjakan.
Tetapi, ketika bekerja di luar kantor, kamu mungkin akan merasa bahwa kamu tidak sedang bekerja. Hal ini bisa saja menyenangkan, tetapi jika hal ini membuat kamu lupa dengan hal-hal yang harus kamu kerjakan serta alur kerja secara keseluruhan, maka ada baiknya kamu mulai membuat catatan yang gampang diakses untuk dapat mengingatkanmu kapan saja.
Setelah mengetahui penjelasan mengenai pengertian dan manfaat dari kerja remote, berikutnya adalah contoh kerja remote yang bisa kamu cari apabila kamu tertarik dengan kerja remote dan memlih untuk tidak pergi ke kantor. Contohnya adalah,
Menjadi content writer adalah salah satu karir yang bisa kamu lakukan secara remote. Menjadi content writer kamu akan banyak menghabiskan waktumu di depan komputer dan berkomunikasi dengan tim atau atasanmu lewat sosial media yang pastinya kamu bisa kerja dimanapun asalkan tempat yang kamu jadikan tempat kerja memiliki koneksi internet.
Graphic designer juga bisa dijadikan pilihan untuk kerja remote. Pekerjaan ini akan memerlukan banyak waktu kamu di depan layar komputer untuk membuat desain. Sehingga pekerjaan ini cocok untuk kamu apabila kamu memilih untuk tidak pergi ke kantor.
Itulah dia penjelasan tentang apa itu kerja remote dan perbedannya dengan bekerja dari rumah. Apapun sistem kerja yang diberlakukan oleh perusahaan, pastikan kamu tetap berintegritas, bertanggung jawab, dan profesional dalam menyelesaikan pekerjaan. Jadi, nilai diri pun akan semakin baik dan memberikan peluang yang lebih besar lagi untuk kamu mengembangkan kualitas diri.
Jangan lupa, selalu bekali diri dengan ilmu-ilmu baru yang berkembang sama cepatnya. Kamu bisa mengikuti program latihan atau webinar yang ada di GreatNusa. Pilihan materi dan course-nya begitu beragam, bisa kamu sesuaikan dengan kebutuhan maupun minat saat ini. Misalnya, ada course tentang kepemimpinan, komunikasi, sistem informasi, hingga bahasa.
Didukung oleh tenaga pengajar yang ahli di bidangnya, GreatNusa mengusung konsep belajar secara daring yang fleksibel dan adaptif. Kamu tetap bisa belajar dari mana saja setiap saat, terlebih dengan adanya fitur auto-tracking yang bisa digunakan untuk memantau materi belajar. Yuk, tingkatkan ilmu dan kualitas diri bareng GreatNusa!
By greatnusa • 20 September 2021
Cara mengatasi konflik dalam organisasi membutuhkan metode khusus. Inilah langkah mengatasi dan menangani konflik serta solusi pelatihannya.
Konflik adalah sesuatu yang lazim dalam organisasi, tetapi bukan berarti kamu bisa membiarkannya tanpa solusi. Mengetahui cara mengatasi konflik dalam organisasi adalah salah satu kunci kepemimpinan dan dinamika kelompok yang efektif. Setiap organisasi memiliki konflik, tetapi iklim organisasi yang sehat menuntut solusi efektif dan memuaskan untuk semua pihak.
Setiap organisasi memiliki konflik masing-masing, mulai dari perbedaan pendapat, beban kerja yang tidak seimbang, dan lain-lain. Tetapi, secara umum ada tiga jenis konflik yang mungkin terjadi dalam setiap kelompok. Mereka adalah:
Jenis konflik ini sangat umum terjadi dan biasanya merupakan masalah yang konkret, misalnya soal pembagian sumber daya, metode pelaksanaan tugas, hingga perbedaan opini soal cara terbaik mencapai tujuan program atau tugas. Konflik ini biasanya termasuk yang paling mudah diselesaikan, tetapi bisa lebih rumit jika ada penyebab yang lebih mendalam dan tidak terlihat di permukaan.
Konflik tugas merupakan sesuatu yang paling umum ditemukan dalam organisasi. Kamu bisa melihatnya dalam keseharian, misalnya pertentangan terkait penyelesaian masalah yang muncul mendadak atau penyelesaian tugas dengan jangka waktu terbatas. Walau termasuk sesuatu yang umum, konflik tugas bisa menjadi masalah besar jika terlalu sering terjadi dan bahkan memengaruhi atmosfer kerja secara permanen.
Baca Juga: 11 Indikator Lingkungan Kerja yang Optimal
Konflik hubungan atau relasi berkaitan dengan hal-hal seperti kepribadian, selera, cara pandang, dan gaya komunikasi. Hal ini natural karena kamu menghadapi banyak orang berbeda yang harus berinteraksi demi mencapai tujuan bersama. Konflik ini lebih rumit karena bisa memengaruhi aktivitas lain seperti tugas dalam organisasi.
Organisasi formal biasanya melarang anggotanya untuk mencampur masalah pribadi dengan pekerjaan. Anggota organisasi dituntut untuk tidak membiarkan hal pribadi mengganggu kerja sama, kecuali jika hal tersebut berlawanan dengan aturan dan etika perusahaan. Akan tetapi, konflik relasi yang berlarut-larut bisa memengaruhi kinerja secara menyolok.
Baca juga: Ini Peran dan Hal-Hal yang Termasuk dalam Etika Komunikasi di Tempat Kerja
Konflik nilai termasuk sulit dikelola karena berkaitan dengan hal fundamental dalam diri setiap orang. Pertentangan bisa terjadi karena perbedaan agama, pandangan politik, ideologi, dan hal lain yang biasanya diyakini secara mendalam. Hal ini biasanya “tabu” dibicarakan dalam lingkungan kerja, tetapi ada saat di mana konflik nilai menjadi pembicaraan utama, misalnya dalam pembahasan tentang kebijakan atau etika.
Konflik nilai bisa sangat memengaruhi aktivitas organisasi. Anggota yang memegang teguh prinsip nilainya bisa melakukan hal drastis seperti menentang, protes, atau bahkan mengundurkan diri demi mempertahankan nilai.
Manajemen konflik merupakan proses yang panjang dan kompleks. Kamu akan membutuhkan partisipasi seluruh pihak yang terlibat konflik untuk dapat mengambil keputusan yang tepat untuk menghentikan konflik.
Tidak ada cara instan dalam mengatasi konflik, apalagi mengingat setiap organisasi memiliki konflik dengan karakteristik berbeda. Akan tetapi, ada beberapa panduan mendasar terkait cara menyelesaikan konflik dalam organisasi. Berikut beberapa poin pentingnya.
Tahap pertama dalam penyelesaian konflik adalah memandang masalah secara objektif. Hal ini bisa sulit jika ada aspek pribadi yang terlibat, dan bisa berujung ke saling menyalahkan tanpa memandang masalah sebenarnya. Prinsip “fokus pada problem” juga bisa menjadi patokan untuk menyelesaikan konflik paling mendasar seperti konflik kerja.
Kamu bisa mengantisipasi reaksi keras terkait hal pribadi dengan cara visualisasi problem. Gunakan grafik, data, catatan, atau laporan yang bisa kamu deskripsikan dan tunjukkan ke semua pihak yang berkepentingan. Hal ini membantu mengarahkan diskusi agar lebih objektif dan terpusat, tidak melebar kemana-mana.
Komunikasi terbuka adalah kunci mengatasi konflik tanpa menyimpan risiko “letusan” di kemudian hari. Pemimpin atau manajer perlu menekankan prinsip komunikasi terbuka sejak awal agar anggota organisasi terbiasa mengungkapkan setiap keberatan, kritik, atau potensi konflik yang muncul.
Komunikasi terbuka terutama penting untuk tipe konflik yang lebih sulit ditangani, misalnya konflik relasi dan nilai. Hal ini karena relasi dan nilai merupakan sesuatu yang sifatnya lebih personal. Karena setiap anggota organisasi memiliki anggota dengan sifat dan nilai berbeda-beda, komunikasi terbuka bisa memberi jalan untuk mengungkapkan persetujuan dan keberatan masing-masing demi diskusi lebih lancar.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Interpersonal Skill dalam Organisasi
Sebuah masalah dalam organisasi biasanya terdiri dari beberapa problem kecil, dan masing-masing membutuhkan penyelesaian tersendiri. Kamu bisa membuat daftar tantangan yang berkontribusi pada permasalahan besar. Daftar ini akan membantu dalam menciptakan rencana kerja serta penciptaan solusi hingga ke akar masalahnya.
Selain melihat akar masalah, daftar problem spesifik ini juga memudahkan pembagian tugas. Pemimpin organisasi bisa menugaskan solusi tertentu pada anggota yang memiliki keahlian khusus untuk mengatasi masalah tersebut. Hal ini akan membuat proses penyelesaian konflik lebih tepat sasaran.
Pihak netral atau mediator berperan penting dalam konflik yang berlarut-larut atau melibatkan aspek pribadi seperti sudut pandang dan kepribadian. Mediator bisa siapa saja dalam organisasi selama mereka tidak berkepentingan langsung dalam masalah yang dihadapi. Idealnya, mediator adalah seseorang dengan suara yang dihormati oleh semua anggota.
Ketika identifikasi masalah dan metode penyelesaian konflik sudah diputuskan, pastikan untuk bersikap konsisten dalam pelaksanaannya. Semua anggota yang terlibat harus melaksanakan bagian masing-masing dalam pemecahan masalah, sesuai kesepakatan.
Sama seperti setiap aktivitas penting organisasi, penyelesaian konflik juga membutuhkan evaluasi. Hal ini menjadi panduan untuk mencegah konflik serupa atau memilih prosedur penyelesaian yang efektif ketika hal yang sama terjadi. Dalam proses evaluasi, setiap pemimpin dan anggota tim harus mendiskusikan hal-hal seperti penyebab utama konflik, masalah yang menyertai, sikap atau perilaku yang menghambat proses penyelesaian, dan solusi terbaiknya.
Setelah membuat laporan evaluasi, setiap pemimpin dan anggota tim harus memperbaiki kinerja berdasarkan laporan tersebut. Kompromi, keinginan untuk belajar, serta komitmen untuk meningkatkan kinerja serta memperbaiki kesalahan menjadi kunci untuk mencegah atau mengatasi konflik serupa.
Baca Juga: Definisi Dan Cara Evaluasi Kinerja Karyawan
Akhirnya, ketika semua anggota tim telah menyepakati solusi konflik, pastikan semua orang merasa puas dengan hasilnya. Apakah ada pihak yang merasa dirugikan atau diperlakukan tidak adil dalam penyelesaian konflik? Apakah solusi yang dihasilkan cenderung menguntungkan satu pihak?
Solusi penyelesaian konflik juga harus etis dan mengikuti kebijakan organisasi. Hal ini akan membantu ketika ada ketidakpuasan dari anggota tim terkait hasil penyelesaian konflik yang telah disepakati bersama.
Itulah dia cara mengatasi konflik dalam organisasi yang dapat kamu jadikan panduan. Manejemen konflik dalam organisasi erat kaitannya dengan proses pengambilan keputusan. Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat, kamu harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang situasi internal dan tentang bagaimana bisnis dan organisasi berjalan.
Setiap organisasi harus mengetahui cara mengatasi konflik dengan baik. Mengadakan pelatihan untuk anggota organisasi adalah salah satu solusi jangka panjangnya. Program dari GreatNusa menghadirkan pelatihan terkait berbagai aspek bisnis dan organisasi, dengan beragam program yang bisa kamu pilih sesuai kebutuhan.
GreatNusa membuat pelatihan makin mudah terutama di era digital. Setelah mendaftar, kamu bisa mengikuti kelas kapan saja asalkan masih dalam periode enam bulan hingga satu tahun setelah mendaftar. Setiap kelas dibawakan oleh praktisi profesional yang akan membantu meningkatkan kemampuan organisasi dalam mengelola konflik.
Memahami cara mengatasi konflik dalam organisasi akan berdampak panjang pada kinerja organisasi tersebut. Ikuti pelatihan GreatNusa untuk membantumu dalam mengatasi konflik kepada setiap anggota organisasi.
By greatnusa • 21 September 2021
Bekerja menuntut kamu untuk menjadi orang yang profesional. Nah, ini dia ciri-ciri profesionalisme yang harus kamu punya.
Tingkah laku yang profesional sering diabaikan dalam lingkungan kerja. Padahal, memiliki sikap profesional saat bekerja menjadi aspek penting yang harus dimiliki oleh setiap karyawan. Untungnya, di era keterbukaan informasi ini, kamu dapat melatih sikap profesional kamu, salah satunya dengan mengetahui ciri-ciri profesionalisme.
Setiap karyawan dituntut untuk mampu beradaptasi dan tetap bisa bersikap profesional dalam kondisi apapun saat bekerja. Seorang karyawan yang memiliki sikap profesional akan memiliki pemahaman yang baik terkait relasi, mengerti tanggung jawabnya, dan berfokus pada pekerjaan.
Inilah mengapa, setiap karyawan harus mengetahui dengan baik apa saja ciri-ciri profesionalisme yang harus dimiliki. Jadi, nantinya, diharapkan karyawan bisa menjalankan tugas dengan baik, memiliki performa kerja yang maksimal, dan mampu membangun relasi dengan banyak orang untuk melebarkan sayap bisnis perusahaan. Tanpa adanya profesionalisme, pekerjaan hanya akan menjadi beban pikiran.
Tidak hanya bagi perusahaan, mampu bersikap profesional tentu akan turut membawa dampak positif bagi karyawan itu sendiri. Memang, menjadi seorang karyawan yang profesional bukan hal yang mudah, terlebih dengan beragamnya karakteristik setiap orang yang dijumpai. Namun, ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan oleh seorang karyawan yang mampu menunjukkan sikap profesional di lingkungan kerja, antara lain:
Manfaat lainnya yang bisa kamu dapatkan dengan menunjukkan sikap profesional di perusahaan adalah kesempatan besar untuk mendapatkan promosi jabatan. Ini artinya, perusahaan telah menilai kamu sebagai karyawan yang mumpuni dan bertanggung jawab dalam pekerjaan sehingga layak untuk mendapatkan apresiasi untuk menunjukkan performa kerja yang lebih baik lagi.
Meski kamu merasa telah melakukan pekerjaan sebaik mungkin, pastikan kamu tetap bersikap profesional dan berpikir positif. Hal ini akan membantu kamu terhindar dari stres pekerjaan, terlebih dengan hubungan terhadap sesama karyawan. Selalu isi pikiran dengan hal-hal positif untuk menguatkan motivasi dalam bekerja menjadi lebih baik lagi.
Baca juga: Butuh Motivasi Dalam Bekerja? Ini 6 Jenis Motivasi yang Perlu Diketahui
Lalu, apa saja ciri-ciri profesionalisme yang harus dimiliki oleh setiap karyawan di perusahaan? Berikut beberapa di antaranya:
Sikap profesional paling mudah terlihat dari pengetahuan dan bagaimana kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan. Bagaimana seorang karyawan dikatakan memiliki pengetahuan dan kemampuan yang tinggi? Coba lihat bagaimana caranya menyelesaikan tugas, apakah sesuai dengan tenggat waktu dan perhatikan apakah ia menyelesaikan dengan benar alias tidak asal-asalan.
Kemampuan dan pengetahuan yang tinggi menjadi dua hal yang bisa membantu karyawan dalam menyelesaikan beban kerjanya. Dengan pengetahuan dan kemampuan yang tinggi, seorang karyawan dapat mengambil keputusan serta mengantisipasi perkembangan yang mungkin akan berdampak pada pekerjaannya dengan lebih baik.
Meski begitu, kamu pun dituntut untuk memiliki kepekaan dan kemampuan menganalisis segala kondisi perusahaan yang mumpuni. Nantinya, saat ditemui adanya kendala atau permasalahan, tentu kamu bisa memberikan solusi terbaik.
Ciri selanjutnya adalah memiliki etika. kamu perlu tahu bahwa selalu terdapat kode etik perusahaan yang perlu dijaga dalam setiap bentuk pekerjaan. Ini termasuk bagaimana cara menunjukkan sikap, berkomunikasi dengan orang lain, sampai pada penentuan strategi dan pengambilan kebijakan.
Semua poin etika tersebut harus kamu miliki sebagai bentuk dari profesionalisme dalam bekerja. Jangan sampai kamu melupakan atau bahkan menyalahi aturan kode etik yang sudah diterapkan dalam perusahaan. Pasalnya, penyalahgunaan ini justru akan memicu dampak negatif bagi karyawan dan perusahaan.
Baca juga: Ini Peran dan Hal-Hal yang Termasuk dalam Etika Komunikasi di Tempat Kerja
Seorang karyawan yang memiliki sifat profesional tak hanya memiliki pkamungan jangka pendek, tetapi juga jauh untuk masa mendatang. Inilah alasan mengapa memiliki rencana kerja yang teratur menjadi ciri-ciri profesionalisme berikutnya yang harus kamu miliki.
Adanya rencana kerja yang terukur dan terarah akan membuat setiap karyawan mempunyai kemampuan dalam mengantisipasi setiap perkembangan maupun perubahan yang terjadi dalam perusahaan maupun bisnis secara keseluruhan. Didukung dengan kapabilitas untuk mengatur strategi dan kebijakan yang tepat, pekerjaan pun tetap akan lancar meski terdapat perubahan maupun tantangan.
Kejujuran menjadi unsur paling penting yang harus ada dalam diri selain tanggung jawab. Tidak ada perusahaan yang mau merekrut karyawan yang tidak jujur karena hal itu tentu saja akan berdampak buruk bagi kelangsungan bisnis. Orang yang jujur pasti akan memiliki komitmen dan disiplin dalam melaksanakan kewajibannya karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kualitas diri di mata rekan kerja, atasan, dan perusahaan secara keseluruhan.
Sementara itu, adanya integritas diri yang mengedepankan kejujuran, kebenaran, serta keadilan juga harus kamu miliki. Ini tidak semata untuk menciptakan budaya kerja positif, tetapi juga membantu meningkatkan level kualitas diri kamu sendiri.
Tidak boleh terlewatkan, pastikan juga kamu memiliki tanggung jawab tinggi dalam bekerja. Apapun posisi atau level kamu saat ini, kedua hal tadi harus terus terbawa dalam diri. Jangan pernah menjadi pribadi yang lari dari tanggung jawab saat muncul hambatan dalam organisasi, terutama jika kamu yang menjadi penyebab munculnya hambatan tersebut.
Wajar jika kamu merasa bosan dan jenuh ketika bekerja, terlebih jika kamu telah melakukan rutinitas tersebut selama bertahun-tahun. Namun, jangan sampai hal tersebut menjadi alasan kamu menjadi malas dan meninggalkan tanggung jawab.
Baca Juga: 11 Kata Kata Motivasi Kerja Karyawan Yang Inspiratif
Inilah mengapa kamu perlu memiliki kemampuan motivasi, baik untuk diri sendiri maupun orang lain di sekitar. Memberikan energi yang positif tidak hanya akan membuat kamu kembali bersemangat, tetapi juga menyuntikkan energi baru untuk rekan kerja agar tetap produktif dalam menyelesaikan pekerjaan.
Tidak ada salahnya bergaul dengan rekan kerja. Namun, perhatikan cara kamu berbicara, di mana pun kamu berada. Jangan sampai kamu terpengaruh dalam obrolan atau diskusi yang sebenarnya tidak bermanfaat, seperti misalnya membicarakan kejelekan karyawan lain atau atasan. Selalu ingat, kamu pun bisa kapan saja menjadi bahan perbincangan mereka, sebaik apapun diri kamu di perusahaan.
Sebaiknya, batasi komunikasi hanya seputar pekerjaan dan hobi. Hindari membahas masalah pribadi di lingkungan kerja karena hal tersebut justru menunjukkan bahwa kamu bukanlah seorang karyawan yang profesional. Sayangnya, komunikasi yang tepat justru menjadi ciri-ciri profesionalisme yang terlupakan beberapa waktu terakhir ini.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Interpersonal Skill dalam Organisasi
Seorang karyawan yang profesional tentu mengerti bahwa waktu adalah sumber daya yang sangat langka; waktu yang telah dihabiskan tidak akan dapat didapatkan kembali.
Oleh karena itu, seorang karyawan profesional harus paham tentang bagaimana cara mengatur waktunya dengan baik. Seorang karyawan profesional harus dapat menyelesaikan pekerjaan dalam tenggat waktu yang diberikan.
Selain urusan pekerjaan, manajemen waktu yang baik juga dapat membantu karyawan dalam kehidupan pribadinya. Dengan menyelesaikan pekerjaan dalam tenggat waktu yang ada, karyawan juga dapat menikmati kehidupan pribadinya yang merupakan elemen penting dalam work life balance.
Itulah dia ciri-ciri profesionalisme yang dapat kamu jadikan panduan. Profesionalisme adalah tentang memiliki prinsip serta aturan dan mematuhinya. Menjadi karyawan yang profesional memang tidak mudah, tetapi hal tersebut bukan tidak mungkin untuk dilakukan. Kamu bisa memiliki semua ciri-ciri profesionalisme tadi dengan mengikuti pelatihan di GreatNusa.
Terdapat pelatihan seputar kepemimpinan, bahasa, dan komunikasi yang bisa kamu ikuti di sini. Tidak hanya itu, kamu pun berkesempatan untuk mendapatkan lebih banyak ilmu seputar bisnis, sistem informasi, desain dan seni, hingga perkembangan teknologi di sektor industri.
Selain memiliki berbagai topik yang berkualitas, GreatNusa juga menawarkan konsep pembelajaran yang adaptif dan fleksibel. Jadi, kamu bisa tetap belajar di mana saja dan kapan saja dengan memanfaatkan adanya fitur auto-tracking. Fitur ini sangat berguna untuk memantau semua materi belajar sesuai dengan kebutuhan dan minat kamu. Yuk, daftar sekarang dan jadilah sumber daya manusia yang berkualitas bersama GreatNusa!
By greatnusa • 21 September 2021
Kenali apa itu etika komunikasi di tempat kerja dan apa saja unsurnya untuk membantumu menyiapkan diri di lingkungan profesional.
Dalam dunia kerja, komunikasi yang efektif dengan para rekan kerja adalah hal yang penting. Untuk dapat melakukan hal tersebut, kamu harus tahu terlebih dahulu etika komunikasi di tempat kerja.
Etika komunikasi di tempat kerja ini perlu dipahami oleh setiap individu yang berada di dalam lingkungan tersebut. Secara umum, etika komunikasi di sebuah tempat kerja tidak terlalu berbeda dengan etika komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Walau begitu, adanya budaya tertentu di tempat kerja tersebut membuat seseorang perlu melakukan penyesuaian.
Etika—berasal dari kata ‘ethikus’ dalam bahasa Latin dan ‘ethicos’ dalam bahasa Yunani—dapat diartikan sebagai norma, kaidah, kebiasaan, atau nilai tentang perilaku manusia. Dengan demikian, etika komunikasi di tempat kerja merupakan norma mengenai cara untuk berkomunikasi yang dianut dan diterima di lingkungan kerja.
Etika komunikasi perlu dimiliki dan diterapkan oleh setiap individu di tempat kerja terlepas apapun statusnya. Adapun dalam praktiknya, beberapa unsur etika komunikasi—seperti bahasa dan diksi—yang diterapkan ke seorang karyawan dengan karyawan lainnya boleh jadi berbeda agar maksud dari komunikasi yang dilakukan tercapai.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Interpersonal Skill dalam Organisasi
Komunikasi merupakan hal dasar dalam kehidupan setiap manusia di manapun dirinya berada. Oleh sebab itu, etika komunikasi semestinya telah dimiliki oleh seseorang sejak kecil.
Namun, norma dan budaya di lingkungan seseorang dibesarkan atau berkembang boleh jadi berbeda dengan norma dan budaya di lingkungan tempatnya bekerja. Mau tak mau, kondisi ini pun membuat individu tersebut turut atau perlu melakukan penyesuaian dalam hal berkomunikasi. Dengan begitu, tujuan adanya etika berkomunikasi di tempat kerja dapat tercapai.
Adapun tujuan etika komunikasi di tempat kerja adalah untuk menciptakan situasi kerja yang kondusif dan harmonis. Tanpa adanya standar tidak tertulis ini, situasi tentu akan menjadi kacau sehingga mengganggu tujuan dari perusahaan itu sendiri.
Seperti contoh, divisi marketing di perusahaan A memiliki SDM sebanyak delapan orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak tiga orang tidak dapat mengikuti etika berkomunikasi sehingga membuat hubungan dalam tim tidak harmonis. Kondisi tidak harmonis tersebut akan memengaruhi produktivitas masing-masing orang yang berdampak pada produktivitas tim dan berujung pada produktivitas perusahaan.
Baca Juga: 9 Cara Agar Produktif yang Simpel dan Efektif
Selain itu, seseorang yang tidak dapat memenuhi etika komunikasi dalam lingkungan tempatnya bekerja juga memiliki risiko lainnya. Di samping orang lain jadi enggan untuk berhubungan dengannya, pekerja tersebut juga bukan tidak mungkin akan dilepas oleh perusahaan dan sulit mendapat pekerjaan di tempat baru lainnya karena catatan buruk yang dimiliki.
Budaya setiap tempat kerja boleh jadi berbeda sehingga menimbulkan ada beberapa perbedaan dan penyesuaian terkait etika komunikasi yang dianut. Namun secara umum, berikut adalah beberapa etika komunikasi di tempat kerja dasar yang harus dipahami oleh setiap pekerja.
Tidak ada aturan kuantitatif yang mengatur seberapa keras atau kecilnya volume berbicara saat berada di tempat kerja. Oleh karena itu, tiap individu harus mempunyai kepekaan dalam mengatur seberapa tinggi atau rendahnya suara yang digunakan saat berkomunikasi.
Nada suara yang terlalu tinggi akan membuat kesal dan merusak konsenstrasi orang lain—terlebih jika orang tersebut tidak terlibat dalam pembicaraan. Di samping itu, berbicara dengan suara keras juga kerap menimbulkan kesan emosional yang dapat berujung pada kesalahpahaman.
Sementara itu, volume yang terlalu kecil juga tak kalah mengesalkannya. Hal ini identik dengan komunikasi yang lambat sehingga membuat lawan bicara pun kehilangan kesabaran.
Sebagian tempat kerja sangat memungkinkan interaksi kasual dengan penyebutan ‘lo-gue’ sekalipun antara atasan dan bawahannya. Namun, sebagian lain mempunyai budaya lebih kaku yang kental dan hanya bisa menerima panggilan ‘saya’—bahkan penyebutan ‘aku’ pun sulit diterima.
Karena itu, penting untuk memahami karakter tempat kerja dan orang yang sedang diajak berbicara. Bisa jadi, di lingkungan yang sangat kasual dan muda sekalipun, seorang atasannya tetap tidak dapat menerima bahasa seperti ‘lo-gue’.
Baca Juga: 8 Langkah Strategi Komunikasi Persuasif dalam Dunia Kerja
Selain itu, perhatikan pula diksi yang akan digunakan. Pilihan kata yang dipakai untuk berbicara dengan direksi, cleaning service, dan karyawan menengah tentu berbeda-beda. Alih-alih bermaksud untuk menampilkan impresi tertentu, ingat bahwa tujuan dari komunikasi adalah tersampaikannya sebuah informasi.
Bahasa tubuh lebih sering ‘bersuara lebih keras’ dibandingkan kata-kata yang diucapkan. Orang pun akan mendapat lebih banyak kesan melalui bahasa tubuh yang ditampilkan dibandingkan ucapan yang disampaikan.
Menghindari kontak mata apalagi dengan melakukan distraksi lain seperti sering mengecek jam, melihat ke arah selain mata dan wajah lawan bicara, atau mengoperasikan smartphone merupakan salah satu indikasi bahasa tubuh yang buruk.
Baca Juga: Apa Itu Miskomunikasi dan Cara Memperbaikinya
Lawan bicara tentu akan merasa tidak dihargai dan menjadi enggan untuk berkomunikasi di kemudian hari. Bukan tidak mungkin, impresi yang buruk itu akan disampaikan kepada pekerja lainnya sehingga membuat mereka pun tidak tertarik untuk berhubungan dengannya.
Gagal fokus pada bahasan pembicaraan dapat terjadi di ruang komunikasi yang hanya melibatkan dua orang saja maupun rapat besar sekalipun. Sedikit melenceng dari pembahasan sebenarnya boleh-boleh saja, tetapi hal tersebut sebaiknya hanya dilakukan sebagai selingan untuk mencairkan suasana dan tidak terlalu sering.
Pasalnya, fokus pembicaraan yang melebar akan membuang lebih banyak waktu. Meski terkesan receh, hal ini justru dapat membuat penyelesaian tugas jadi molor. Ujung-ujungnya, lembur harus dilakukan untuk mengganti waktu produktif yang terbuang.
Di mana ada banyak kepala, di situ akan banyak terjadi diskusi dan perbedaan pendapat. Hal ini juga pasti terjadi di tempat kerja, terutama mengingat orang-orang yang berada di dalam lingkungan profesional ini cenderung memiliki idealisme masing-masing.
Hargailah diskusi dan pendapat yang terjadi tanpa harus menyekat atau memotongnya. Biarkan orang lain menyelesaikan bagiannya sehingga maksudnya pun tersampaikan dengan utuh.
Biarkan komunikasi dua arah terjadi. Tiap orang berhak untuk mengeluarkan pendapat dan juga mendengarkan orang lain yang sedang menyatakan pendapat.
Ada kalanya perbedaan pandangan terjadi. Dalam menyikapi situasi seperti ini, seorang pekerja harus mampu bersikap profesional.
Jika perbedaan pendapat terjadi dalam forum formal (seperti dalam rapat), maka lakukan sanggahan dengan cara yang tepat pula. Apabila hasil musyawarah tetap tidak sesuai dengan apa yang diyakini, maka tetaplah bersikap profesional dengan tidak lantas membenci atau mencederai orang tersebut secara personal dan privat.
Baca juga: 7 Ciri-Ciri Profesionalisme yang Harus kamu Miliki
Memotong pembicaraan dapat dianggap sebagai bentuk perlakuan yang tidak sopan dalam dunia kerja. Hal ini mungkin umum terjadi pada pembicaraan yang lebih kasual seperti saat sedang berkumpul dengan teman.
Tetapi, dalam dunia kerja, hal ini dapat dianggap bahwa kamu tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh lawan bicaramu. Memotong pembicaraan lawan bicara berarti membuat mereka tidak bisa menyampaikan apa yang ingin mereka sampaikan.
Hal ini tentunya akan membuat kamu mendapat informasi setengah-setengah yang akan membuatmu sulit untuk membangun komunikasi yang efektif.
Itulah dia penjelasan tentang etika komunikasi dalam dunia kerja yang bisa kamu jadikan panduan. Etika komunikasi dalam dunia kerja pada dasarnya tidak berbeda jauh dibandingkan etika berkomunikasi di lingkungan sehari-hari. Walau begitu, adanya perbedaan norma membuat seseorang pun perlu melakukan beberapa penyesuaian diri.
GreatNusa pun menyadari betapa pentingnya memahami dan menerapkan etika komunikasi di tempat kerja. Oleh sebab itu, GreatNusa menghadirkan berbagai kursus pendukung untuk mengembangkan diri di lingkungan profesional seperti kelas Business Communication, IELTS Strategies, dan masih banyak lainnya.
Kenali lebih banyak tentang GreatNusa dan bagaimana berbagai kursus online ini dapat membantumu dalam pengembangkan diri di lingkungan profesional dengan menghubungi kontak@GreatNusa.com
By greatnusa • 21 September 2021
Apa peran komunikasi sehingga dibutuhkan dalam setiap organisasi? Simak fungsi komunikasi dalam organisasi selengkapnya di sini!
Tahukah kamu bahwa komunikasi tak pernah lepas dari kehidupan manusia? Komunikasi tidak hanya interaksi yang terjadi antara dua orang saja, melainkan juga bisa berkelompok. Di dalam organisasi, komunikasi memiliki peran penting. Secara umum, fungsi komunikasi dalam organisasi adalah untuk memudahkan penyampaian informasi yang dibutuhkan.
Tanpa adanya komunikasi, organisasi tidak akan berjalan stabil. Bahkan, para anggota di dalamnya akan merasa kurang nyaman lantaran sering terjadi kesalahpahaman ketika mengerjakan tugas.
Sebagaimana dipahami, setiap organisasi memerlukan orang-orang yang dapat mengikuti perintah atau aturan serta memberikan masukan berarti untuk kelangsungan organisasi itu sendiri. Singkatnya, tujuan komunikasi organisasi yang paling utama adalah untuk melancarkan interaksi anggotanya sehingga tercipta lingkungan nyaman sekaligus menjaga organisasi tetap berjalan.
Pada dasarnya, terdapat sejumlah tujuan penerapan komunikasi di dalam suatu organisasi. Adapun tujuannya, antara lain sebagai berikut.
Dalam konsep komunikasi terdapat prinsip yang dapat mendukung koordinasi. Berkat komunikasi, ketika tersedia informasi yang harus diteruskan ke setiap anggota, informasi tersebut akan tersebar dengan cepat.
Tak dapat dimungkiri bahwa kerja sama dapat terjalin mudah dengan komunikasi yang lancar. Tanpa komunikasi yang baik, anggota organisasi akan kesulitan berinteraksi dengan pimpinan maupun anggota lainnya. Hal ini berdampak buruk lantaran organisasi memiliki tujuan dan target yang hanya dapat dicapai dengan komunikasi serta kerja sama setiap anggotanya.
Baca juga: 10 Alasan Pentingnya Team Work Dalam Bekerja
Komunikasi dapat membantu melancarkan proses evaluasi di dalam suatu organisasi. Pencapaian dan kegagalan yang telah diraih akan dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan organisasi. Makin baik komunikasi yang terjalin antara setiap anggota, organisasi makin cepat berkembang.
Pengamatan merupakan hal yang akan membantu tumbuh kembang organisasi. Tanpa komunikasi proses pengamatan tidak akan terwujud dengan baik. Lain halnya jika komunikasi antara anggota yang satu dengan lainnya baik, pengamatan akan lebih mudah dan lancar. Alhasil, organisasi mampu mencapai tujuan yang diharapkan.
Komunikasi juga bertujuan untuk menghubungkan organisasi yang satu dengan lainnya. Ketika organisasi saling terhubung sehingga bisa menghasilkan penawaran atau kerja sama yang menguntungkan.
Selain tujuan tersebut, terdapat beberapa tujuan komunikasi organisasi lainnya, yaitu:
Dari penjabaran mengenai tujuan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi berperan besar dalam jalannya dan kemajuan organisasi. Adanya komunikasi memudahkan setiap anggota mengetahui peran, tugas, dan fungsinya di dalam organisasi. Organisasi akan hancur karena kekeliruan atau kesalahpahaman apabila komunikasi gagal dilakukan.
Dalam dunia kerja, konflik bisa muncul dari mana saja. Konflik bukanlah hal yang selalu berarti buruk. Sebuah konflik yang sehat dapat memunculkan ide atau gagasan-gagasan baru yang dapat membantu baik karyawan dan perusahaan untuk berkembang.
Tapi, ketika sebuah konflik membuat kinerja tim menurun, konflik jenis ini lah yang harus dihentikan.
Komunikasi merupakan langkah awal dari manajemen konflik dalam organisasi. Dengan komunikasi yang efektif dan tepat sasaran, sebuah konflik dapat diredam sebelum membesar dan semakin merugikan tim.
Dari penjabaran mengenai tujuan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi berperan besar dalam jalannya dan kemajuan organisasi. Adanya komunikasi memudahkan setiap anggota mengetahui peran, tugas, dan fungsinya di dalam organisasi. Organisasi akan hancur karena kekeliruan atau kesalahpahaman apabila komunikasi gagal dilakukan.
Secara umum, komunikasi dapat berlangsung apabila dilakukan oleh dua orang atau lebih. Selain menjadi sarana untuk menyampaikan pesan, informasi, atau instruksi pada orang lain, komunikasi juga bisa dijadikan sebagai alat bertukar pikiran dan masukan. Oleh karena itu, pastikan kamu memahami jenis komunikasi agar penerapannya berjalan sempurna.
Komunikasi berdasarkan tujuan menekankan komunikator (pengirim pesan) sebagai faktor penting dalam interaksi kepada komunikan (penerima pesan), seperti memberi saran, berpidato, menjalankan perintah, melakukan ceramah, ataupun wawancara.
Berdasarkan penyampaiannya, komunikasi terbagi menjadi dua bentuk, yakni lisan dan tulisan. Komunikasi lisan terjadi secara langsung, seperti dalam wawancara, rapat, atau percakapan harian biasa. Sementara komunikasi tulisan menggunakan media lain dalam penyampaiannya, seperti spanduk, naskah, atau undangan.
Terdapat dua bentuk komunikasi menurut ruang lingkupnya, yaitu internal dan eksternal. Komunikasi internal berlangsung di dalam organisasi, hanya melibatkan para anggotanya. Sementara komunikasi eksternal berlangsung di luar organisasi, melibatkan pihak atau kelompok lain.
Berdasarkan alirannya, komunikasi terbagi menjadi komunikasi satu arah, dua arah, ke bawah, ke atas, dan ke samping. Komunikasi satu arah berasal dari satu pihak, sedangkan dua arah berasal dari kedua belah pihak yang saling memberikan timbal balik. Komunikasi ke bawah berasal dari atasan ke bawahan. Sementara komunikasi ke atas berasal dari bawahan ke atasan. Komunikasi ke samping terjalin dari sejumlah orang yang memiliki kedudukan atau jabatan setara.
Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan bertukar informasi atau pesan di dalam suatu jaringan mengatasi lingkungan serta keadaan yang dinamis. Secara umum fungsi komunikasi, meliputi penyampaian informasi dan pendapat agar diterima masyarakat luas, menambah wawasan, cara untuk memengaruhi atau membujuk orang lain, alat untuk mengenal diri sendiri, pencair ketegangan, jembatan penghubung dengan orang lain, dan menghindari kesalahpahaman.
Secara garis besar, fungsi komunikasi dalam organisasi terdiri dari empat poin, yaitu:
Komunikasi bersifat menerangkan atau memberi informasi (informatif). Organisasi sendiri dipandang sebagai sistem pemrosesan informasi yang memungkinkan setiap anggotanya melaksanakan tugas secara tepat sehingga tujuan dapat tercapai sesuai target.
Selain informatif, komunikasi juga berkaitan dengan peraturan (regulatif). Artinya, komunikasi diharapkan mampu melancarkan aturan dan pedoman yang ditetapkan oleh organisasi untuk kelangsungan organisasi itu sendiri.
Terdapat dua hal yang memengaruhi fungsi regulatif, yakni berhubungan dengan orang di dalam manajemen yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan penyebaran informasi atau pemberian perintah dan berhubungan dengan pesan yang berorientasi kerja, seperti aturan mengenai yang boleh dan tidak boleh dilakukan anggota organisasi. Adanya komunikasi membuat pemimpin maupun anggota lebih leluasa menjalankan tugasnya sesuai aturan yang ada.
Sesuai namanya, fungsi persuasif bersifat membujuk atau menyakinkan secara halus. Alih-alih memerintah secara langsung, pemimpin organisasi lebih memilih memanfaatkan komunikasi persuasif untuk membujuk anggotanya melakukan sesuatu.
Fungsi persuasif dinilai memudahkan pemimpin untuk mengatur bawahannya. Pasalnya, pekerjaan yang dilakukan sukarela akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar. Lantaran bersifat memerintah secara halus, pemimpin akan lebih dihargai para anggotanya.
Baca Juga: 8 Langkah Strategi Komunikasi Persuasif Dalam Dunia Kerja
Fungsi integratif berhubungan dengan penyediaan saluran atau hal maupun alat yang bisa mempermudah anggota melakukan tugas dan melaksanakan perintah dengan baik. Umumnya, setiap organisasi akan berusaha menyediakan saluran sehingga setiap anggota dapat berkomunikasi serta melakukan pekerjaan sesuai tugasnya. Terdapat dua saluran komunikasi untuk mewujudkan hal tersebut, yakni formal dan informal.
Saluran komunikasi formal, meliputi penerbitan khusus yang berada di lingkup organisasi tersebut, seperti laporan kemajuan, jurnal mingguan, atau buletin. Sementara saluran komunikasi informal, meliputi pertandingan olahraga, perbincangan pribadi selama istirahat berlangsung, atau darmawisata. Pelaksanaan kegiatan tersebut tidak hanya menumbuhkan keinginan berpartisipasi, melainkan juga merekatkan hubungan seluruh anggota organisasi.
Demikianlah informasi mengenai tujuan, jenis, dan fungsi komunikasi dalam organisasi yang perlu kamu pahami. Mengingat pentingnya komunikasi dalam kegiatan apa pun, pastikan untuk mempelajarinya secara daring melalui portal pembelajaran GreatNusa. Tersedia beragam jenis course dan webinar yang dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan kamu dalam berkomunikasi. Ditunjang dengan materi berkualitas dan praktis, kamu bisa meraih masa depan cerah bersama GreatNusa! Yuk, daftar sekarang!
By greatnusa • 29 Maret 2023
Pelajari cara membangun tim kerja yang baik, seperti miliki visi misi yang jelas dan monitoring dan evaluasi. Simak penjelasannya di artikel ini.
Cara membangun tim kerja yang baik wajib diketahui setiap perusahaan. Memiliki tim kerja yang baik dapat membawa banyak dampak positif dalam dunia kerja; mulai dari pekerjaan yang dapat selesai dengan baik, hingga hubungan di luar kerjaan yang terjaga. Lalu, bagaimana cara membangun tim kerja yang baik?
Membangun tim merupakan sebuah proses jangka panjang. Kamu tidak dapat baru mengenal rekan kerjamu satu atau dua bulan dan berharap menemukan sebuah tim kerja yang solid.
Membangun tim sejatinya adalah proses komunikasi yang panjang. Oleh karena itu, kamu bisa mulai dari diri sendiri dengan mempelajari kemampuan komunikasi yang lancar sebagai langkah awal untuk membangun tim kerja yang ideal.
Lalu, apa saja langkah-langkah berikutnya?
Berikut adalah beberapa langkah cara membangun tim kerja yang baik sebagai panduan.
Cara pertama membangun kerja sama tim adalah harus memiliki visi dan misi yang jelas yang tertanam di dalamnya untuk mencapai tujuan atau goals perusahaan tersebut. Sejatinya tim dibangun atas dasar mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini, tim kamu akan dibangun atas dasar untuk mencapai tujuan perusahaan.
Oleh karena itu, tentukan terlebih dahulu visi dan misi yang akan jadi dasar dari tim kerja kamu. Pastikan juga kamu mengkomunikasikan visi dan misi yang sudah ada dengan rekan satu tim.
Hal ini untuk mencegah terjadinya miskomunikasi tentang apa yang menjadi tujuan tim.
Selain itu, pemahaman yang mendalam juga akan meningkatkan motivasi para anggota tim dalam bekerja. Jika mereka tahu mengapa mereka melakukan pekerjaan setiap hari, mereka akan semakin semangat dalam ikut serta mencapai tujuan perusahaan.
Tujuan dari membangun sebuah tim sejatinya adalah tentang pembagian peran dan tanggung jawab dengan baik.
Oleh karena itu, sebelum membuat tim, kamu harus memperjelas peran-peran apa saja yang dibutuhkan setiap anggota tim dan tanggung jawab apa saja yang akan diemban oleh setiap peran-peran tersebut. Yakinkan juga bahwa setiap anggota tim pasti memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda-beda.
Pembagian peran dan tanggung jawab yang baik juga akan membuat proses membangun kerja sama tim dengan baik. Tiap anggota tim tidak akan saling tumpang tindih dengan kewajibannya dan akan fokus dengan tugas yang mereka berikan. Hal ini dapat meningkatkan keikutsertaan mereka dala menyukseskan tujuan bersama.
Mengetahui peran dan tanggung jawab pada saat pembentukan tim juga dapat membantumu dalam mengatur sumber daya manusia, khususnya jika kamu baru memulai membangun tim kerja.
Umumnya, kamu tidak akan langsung mendapatkan semua orang yang kamu butuhkan dalam tim. Oleh karena itu, biasanya akan ada beberapa orang yang memegang beberapa peran dan tanggung jawab dalam tim.
Dengan pembagian peran dan tanggung jawab yang jelas, kamu tidak akan terlalu kewalahan jika kamu harus menjadi multifungsi karena kamu sudah memiliki panduan awal yang jelas.
Sebuah tim yang terlihat solid dengan anggota berkualitas bisa hancur karena komunikasi yang buruk. Sejak awal, pemimpin dan anggota tim harus memiliki kesepakatan terkait cara berkomunikasi yang baik. Beberapa jenis komunikasi yang penting untuk didiskusikan antara lain:
Tim yang ideal harus mengizinkan anggotanya menyampaikan ide atau saran. Selain memberi sudut pandang baru, kemudahan penyampaian ide bisa mendorong kreativitas dan motivasi anggota tim.
Terkadang, suatu tim membutuhkan kritik yang tepat sasaran untuk memperbaiki kinerja. Akan tetapi, kritik yang disampaikan secara kasar atau keliru berpotensi merusak dinamika tim. Pastikan semua anggota tim memiliki standar komunikasi yang sama dalam menyampaikan kritik.
Informasi atau berita terbaru terkadang bisa memengaruhi dinamika kerja tim. Pastikan pemimpin dan anggota tim memiliki kebebasan untuk menyampaikan informasi terbaru demi kemudahan kerja bersama.
Baca juga: Apa itu Miskomunikasi dan Cara Memperbaikinya
Tim kerja tidak akan bisa solid tanpa pemimpin yang berkualitas. Pemimpin atau manajer tim harus mampu memberi inspirasi walau mereka tidak selalu hadir bersama bawahan. Pemimpin berkualitas tidak mengandalkan rasa takut, tetapi motivasi yang hadir dari mutu kepemimpinannya.
Pengertian kepemimpinan berkualitas masa kini bukan soal kekuasaan absolut, tetapi transparansi, keterbukaan, dan atmosfer kerja yang positif. Jika kamu berada di posisi pimpinan, kamu pun perlu menciptakan suasana kerja positif sejak awal. Sampaikan visi dan tujuan pembentukan tim secara jelas, delegasikan tugas secara merata, dan ciptakan sistem komunikasi yang terbuka.
Baca juga: 8 Perbedaan Bos dan Leader yang Perlu Kamu Ketahui
Tim kerja ideal bukan hanya soal kecerdasan, keahlian, dan kemampuan, tetapi juga koneksi serta atmosfer positif. Bayangkan jika anggota tim kerja-mu harus bertemu dalam suasana yang tidak enak setiap saat. Atmosfer positif akan membuat tim lebih bersemangat dan termotivasi untuk memberi kinerja maksimal.
Komunikasi terbuka, suasana kerja yang akrab, serta konsisten menghindari dan mengendalikan sifat toksik adalah kunci tim yang solid. Pemimpin bisa mengadakan semacam aktivitas sederhana untuk membangun keakraban di luar suasana kerja, misalnya acara ngobrol, permainan atau undian berhadiah kecil-kecilan, hingga menjadikan diri sebagai penengah yang adil bagi anggota tim untuk berdiskusi.
Monitoring dan evaluasi adalah bagian dari aktivitas tim yang solid. Kamu membutuhkan patokan untuk mengukur kesuksesan tim, tergantung tujuannya. Misalnya, tim program pemasaran menggunakan jumlah transaksi dan perbandingan laba setiap bulan sebagai ukuran kesuksesan. Tim promosi digital lewat media sosial menggunakan jumlah impresi lewat berbagai saluran promosi.
Evaluasi tim dilakukan dengan membandingkan kinerja tim selama dan sesudah periode kerja selesai. Pihak yang melakukan evaluasi akan membandingkan hal-hal seperti efisiensi waktu dan biaya, pencapaian target, hal-hal yang harus ditingkatkan, hambatan dan cara tim mengatasinya, dan sebagainya. Hasilnya harus menjadi catatan untuk mempertahankan, meningkatkan, serta memperbaiki kinerja tim.
Ketika melakukan proses evaluasi, pastikan menanyakan beberapa pertanyaan penting ini:
Setelah proses evaluasi selesai, jangan lupa membahasa laporannya bersama anggota tim. Terapkan prinsip-prinsip komunikasi terbuka yang menjadi dasar pembentukan tim solid. Pastikan pemimpin tim menghargai prestasi tim dan membahas hal-hal yang harus ditingkatkan secara jujur.
Membangun tim memiliki tujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Oleh karena itu, memiliki tim dalam perusahaan akan membantu kamu dan pihak manajemen untuk melakukan evaluasi yang kemudian akan menjadi dasar untuk peningkatkan mutu, baik untuk perusahaan atau individu.
Dari segi individu, kamu dapat menjadikan hasil evaluasi kinerja tim untuk menentukan pelatihan atau agenda apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja individu atau tim.
Cara - cara membangun tim kerja yang baik di atas dapat digunakan selain untuk membangun kerja sama tim yang solid, tapi juga untuk meningkatkan produktivitas kerja baik individu ataupun tim.
Baca Juga : Definisi Dan Cara Evaluasi Kinerja Karyawan
Itulah dia cara membangun tim kerja yang baik yang bisa kamu jadikan panduan. Ingin menerapkan program pembentukan tim kerja yang baik seperti poin terakhir? Pastikan mengikuti pelatihan digital seperti yang diadakan GreatNusa. Beragam kursus manajemen dan bisnis tersedia untuk karyawan perusahaan, manajer, hingga pemilik bisnis mandiri.
Tingkatkan kualitas tim kerja secara keseluruhan dengan mengambil kursus seperti manajemen SDM, kursus tentang budaya kerja, hingga pemahaman lintas budaya yang cocok untuk mengelola tim dengan anggota berlatar belakang budaya berbeda. Keuntungan mengikuti kursus GreatNusa antara lain:
Kursus GreatNusa menyediakan pilihan antara yang gratis dan berbayar (dengan sertifikat) sehingga bisa diakses siapa saja.
Setiap kursus dibawakan pengajar berpengalaman atau pakar pada bidangnya sehingga kamu bisa tenang dalam menerapkan materinya di tempat kerja.
Setiap kursus GreatNusa memiliki periode tayang khusus, mulai dari enam bulan hingga satu tahun. Kamu bisa mengakses kursus kapan saja asalkan masih di dalam periode yang ditetapkan. Mengatur jadwal kursus untuk seluruh anggota tim pun lebih mudah.
Kursus GreatNusa tersedia untuk berbagai kebutuhan. Pilih tema kursus yang paling cocok, mulai dari manajemen, finansial, ekonomi, hingga perangkat lunak dan teknologi. Apa pun yang kamu butuhkan di lingkungan kerja tersedia di sini.
Tim yang solid menjadi kunci untuk menyelesaikan berbagai target kerja. Pastikan menggunakan metode di atas sebagai cara membangun tim kerja yang baik, dan ciptakan lingkungan kerja yang positif bagi semua anggotanya. Manfaatkan juga beragam kursus profesional dari GreatNusa untuk mencapai target kerja sama tim.