Menampilkan 433-438 dari 438 Artikel
By greatnusa • 22 September 2021
Team building adalah hal penting dalam sebuah organisasi. Tapi apa itu team building? Simak penjelasan dan manfaat team building di sini.
Team building adalah aktivitas yang sering dilakukan oleh perusahaan dengan mengikutsertakan para karyawan. Kegiatan team building tersebut biasanya dilaksanakan dengan mengajak karyawan untuk bepergian ke luar kota. Tak jarang, para karyawan diperbolehkan untuk ikut serta dalam kegiatan bersama dengan anggota keluarga.
Kegiatan team building memang dirancang agar orang-orang yang berpartisipasi di dalamnya merasa senang. Sekilas, aktivitas seperti ini memang tidak terlalu penting bagi perusahaan. Namun, tahukah kamu kalau team building adalah kegiatan yang sangat penting. Lewat team bulding, kamu bisa membangun hubungan yang lebih erat dengan para karyawan yang selanjutnya bisa bermanfaat bagi bisnis.
Banyak orang yang beranggapan kalau team building itu tidak ubahnya adalah aktivitas rekreasi. Pandangan ini tidak sepenuhnya salah. Apalagi, aktivitas team building memang kerap dilaksanakan dengan cara menyenangkan dan santai. Namun, team building memiliki pengertian lebih dari sekadar aktivitas bersenang-senang.
Team building merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan dari setiap anggota tim. Lewat team building, setiap personal bisa memberi respek dan menghargai perbedaan dengan orang lain. Selanjutnya, mereka bisa berbagi tujuan dan meraih ekspektasi bersama. Hasilnya, masing-masing anggota tim dapat bekerja lebih efektif dan perusahaan bisa mencapai target yang telah ditetapkan.
Baca juga: 7 Cara Membangun Tim Kerja yang Baik
Manfaat utama dari membangun team building adalah tim memiliki kepercayaan satu sama lain dan dapat bekerja dengan lebih baik. Selai manfaat tersebut, masih ada banyak manfaat dari membangun tim. Berikut adalah beberapa manfaat yang akan kamu dapat dari aktivitas membangun team building.
Team building adalah aktivitas yang paling tepat bagi anggota tim untuk bisa saling mengenal. Apalagi, bagi kamu yang saat ini lebih banyak menghabiskan waktu secara remote atau jarak jauh. Sistem kerja remote memiliki kecenderungan interaksi anggota tim yang sangat minim. Oleh karena itu, tidak heran kalau mereka tidak saling kenal satu sama lain.
Dalam aktivitas team building, kamu bisa mendorong setiap anggota tim untuk bersosialisasi dan saling mengenal. Hubungan personal yang baik antara masing-masing anggota tim berdampak positif pada suasana di tempat kerja. Di waktu yang bersamaan, mereka juga bisa melakukan kolaborasi yang lebih baik dan bekerja secara lebih efisien.
Manfaat team building yang selanjutnya adalah sarana meningkatkan kemampuan kerja sama tim. Dalam aktivitas team building, setiap personal dalam tim tidak hanya bisa kenal satu sama lain. Kesempatan tersebut juga menjadi momen bagi mereka untuk memahami kelebihan dan kekurangan dari rekan kerjanya.
Membangun team building juga dapat menumbuhkan sikap saling percaya di antara anggota tim. Dengan saling menjalin komunikasi secara efektif, anggota tim akan memiliki kepercayaan bahwa rekan satu timnya dapat diandalkan ketika dibutuhkan.
Pengetahuan tersebut sangat berguna bagi karyawan dalam melakukan kerja sama dalam tim. Mereka bisa memahami kelemahan dari rekan kerja dan bisa saling menutupi. Dalam situasi tersebut, setiap personal akan menunjukkan kontribusi dan potensinya masing-masing.
Dengan demikian, baik perusahaan atau karyawan individu, akan dapat mencapai tujuan dengan lebih efektif.
Kompetisi merupakan salah satu cara yang efektif dalam mendorong produktivitas kerja karyawan. Manfaat ini bisa kamu peroleh lewat aktivitas team building. Dalam team building, setiap personal akan berusaha untuk mencari cara yang paling efektif dalam bekerja dan meraih pencapaian yang lebih baik dibandingkan tim lain.
Team building sering dilaksanakan dalam bentuk aktivitas yang menyenangkan. Hal itulah yang memang menjadi tujuan dari pelaksanaan team building. Perasaan senang saat berpartisipasi dalam team building diharapkan bisa memacu motivitasi dan moral kerja para karyawan. Dengan begitu, mereka akan bekerja lebih giat dan mencapai target yang lebih besar di masa depan.
Baca juga: Butuh Motivasi Dalam Bekerja? Ini 6 Jenis Motivasi yang Perlu Diketahui
Salah satu tujuan utama membangun tim yang baik adalah untuk meningkatkan produktivitas dan kreativitas dalam bekerja. Dengan komunikasi yang mereka jalin selama kegiatan membangun tim, para anggota tim akan memiliki semangat dan sudut pandang baru tentang bagaimana mereka bisa bekerja.
Para anggota tim akan memiliki pengetahuan tentang apa saja yang anggota tim lainnya dapat lakukan. Sehingga, seorang individu bisa saja melihat sebuah cara baru untuk menyelesaikan masalah di lingkungan kerja dengan bantuan rekan kerjanya.
Selanjutnya, bagaimana cara melaksanakan aktivitas team building? Caranya, kamu perlu memilih kegiatan yang tepat. Ada 5 ide aktivitas team building yang bisa kamu praktikkan, yaitu:
Kegiatan pertama adalah scavenger hunt. Aktivitas ini adalah cara yang sangat efektif dalam mendorong para karyawan untuk bergerak aktif dan melakukan kolaborasi. Menariknya lagi, scavenger hunt bisa kamu lakukan secara fleksibel, bisa di dalam ruangan ataupun luar ruangan.
Cara pelaksanaannya sederhana. kamu bisa membagi karyawan dalam beberapa tim kecil, masing-masing terdiri dari 3 atau 5 orang. Selanjutnya, sembunyikan beberapa benda di area yang telah ditentukan. Tim pertama yang menemukan semua benda tersembunyi menjadi pemenang.
Cara menyenangkan selanjutnya yang bisa kamu pilih untuk mendorong kolaborasi para karyawan adalah kegiatan bernama human knot. Di waktu bersamaan, human knot merupakan aktivitas yang menyenangkan. jadi, karyawan tidak akan bosan saat berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Untuk melakukannya, kamu dapat mengajak anggota tim untuk membentuk lingkaran. Lalu, minta agar masing-masing anggota untuk mengaitkan tangan satu sama lain secara acak. Selanjutnya, setiap orang berusaha untuk mengurai kaitan tanpa harus melepas gandengan tangan.
Untuk mendorong kompetisi, pelaksanaan human knot dapat dilakukan oleh beberapa tim sekaligus. Tim pertama yang berhasil mengurai kaitan tanpa melepaskan gandengan tangan menjadi pemenang.
Ada pula pertimbangan untuk melakukan aktivitas simulasi bisnis. Sesuai dengan namanya, ide kegiatan ini bisa kamu lakukan sebagai simulasi dari aktivitas bisnis di dunia nyata. Dari kegiatan ini, karyawan bisa memperoleh manfaat dalam mencari solusi atas sebuah permasalahan dengan lebih cepat.
Baca Juga: Apa Yang Dimaksud Dengan Strategi Bisnis? Seperti Apa Hal Ini Bisa Membantu Bisnis Anda?
Simulasi bisnis bisa kamu lakukan dengan berbagai cara. Contoh, kamu dapat mengemukakan sebuah permasalahan yang biasa muncul di tempat kerja. Lalu, beberkan informasi detail berkaitan dengan tujuan, aturan, serta batas waktu penyelesaiannya.
Dalam kegiatan ini, para karyawan yang berpartisipasi tidak akan berhadapan dengan risiko apapun. Oleh karena itu, mereka bisa berpikir secara lebih bebas. Tidak menutup kemungkinan, mereka akan memunculkan berbagai jenis solusi yang kreatif.
Ada pula kegiatan team building bernama perfect square. Caranya, kamu perlu menyiapkan tali dengan panjang setidaknya 5 meter, lalu ikat kedua ujungnya. Setelah itu, tempatkan tali tersebut di permukaan tanah dengan membentuk lingkaran.
Tugaskan 4 atau 8 orang untuk berdiri di bagian tengah lingkaran. Selanjutnya, tutup mata mereka menggunakan kain. Setelah memastikan penutup mata bekerja, minta mereka mundur 5 langkah. Setelah itu, perintahkan mereka untuk membentuk tali menjadi persegi.
Terakhir, kamu bisa memilih ide aktivitas team building berupa gokart. Kegiatan ini jadi sarana menyenangkan yang mendorong para karyawan untuk saling berkompetisi secara sehat. Dalam kegiatan ini, karyawan punya kesempatan untuk berinteraksi secara bebas dan santai.
Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai pengertian team building. Sampai di sini, kamu sudah bisa memahami kalau team building adalah aktivitas yang sangat penting, kan? Kegiatan di dalamnya tidak hanya sekadar untuk sarana bersenang-senang, tetapi ada banyak manfaat yang bisa didapatkan.
Team building merupakan salah satu cara yang bisa kamu manfaatkan untuk meningkatkan kemampuan para karyawan. Sebagai tambahan, pertimbangkan pula untuk berpartisipasi dalam berbagai course di GreatNusa. Di sini, kamu bisa menemukan berbagai jenis course yang bermanfaat dalam pengembangan diri dan bisnis.
By greatnusa • 21 September 2021
Kerja sama tim itu memiliki banyak manfaat. Yuk, ketahui 10 alasan pentingnya team work yang bisa membuat beban kerja kamu jadi lebih ringan.
Sebuah tim tidak akan bekerja maksimal tanpa disertai team work atau kerja sama. Kerja sama yang baik antara masing-masing anggota tim, dapat mendorong perusahaan untuk bekerja secara efektif dan efisien dalam menghasilkan produk. Oleh karena itu, banyak perusahaan menyadari pentingnya team work bagi para karyawannya.
Kamu akan merasakan 10 alasan pentingnya team work dalam proses pengerjaan tugas. Berikut adalah beberapa alasannya.
Alasan pertama pentingnya team work adalah manfaat berupa kemudahan memperoleh ide baru. Kehadiran ide baru dalam sebuah bisnis sangat penting, terutama kalau kamu ingin tetap bersaing ketat dengan para kompetitor. Di waktu yang sama, kehadiran team work yang baik juga sangat membantu kamu dalam mencari solusi untuk sebuah permasalahan.
Saat bekerja sendiri, kamu memiliki kecenderungan untuk melihat sebuah permasalahan hanya dalam satu sudut pandang. Alhasil, solusi yang bisa kamu pikirkan terbatas. Situasinya berbeda ketika kamu bekerja dengan baik dalam sebuah tim. Setiap anggota bisa memikirkan solusi dari sudut pandangnya masing-masing.
Dengan adanya berbagai solusi dari sudut pandang banyak orang, kamu akan memiliki perspektif berbeda dalam memandang masalah. Selanjutnya, kamu bisa memilih ide yang bisa benar-benar menyelesaikan permasalahan.
Seorang pemimpin yang baik akan memahami pentingnya teamwork. Kerja sama yang baik akan mampu meningkatkan efisiensi kinerja karyawan. Saat bekerja sendiri, seseorang bisa saja merasa kewalahan oleh beban kerja mereka sehari-hari. Hal ini tentu dapat diatasi apabila terdapat beberapa rekan kerja yang bekerja sama membantu menyelesaikan tugas tersebut.
Masing-masing anggota tim bisa membagi perannya dalam proses penyelesaian tugas. Adanya pembagian peran membuat beban pekerjaan dari setiap karyawan jadi lebih ringan. Dengan begitu, tim tidak hanya bisa menyelesaikan tanggung jawabnya dengan lebih cepat. Hasil pengerjaan pun bakal jauh lebih baik dibandingkan ketika dikerjakan sendiri.
Setiap anggota tim punya peran tersendiri dalam memberikan kontribusinya kepada tim. Mereka bisa melakukannya berdasarkan keahlian masing-masing. Oleh karena itu, pembagian tugas dalam tim dilaksanakan dengan mempertimbangkan kemampuan setiap anggota.
Cara kerja seperti ini tak hanya mendorong efisiensi dan efektivitas kerja para karyawan. Di waktu bersamaan, kamu akan memperoleh manfaat pada kualitas hasil kerja. Alasannya, karena setiap tugas dikerjakan oleh karyawan yang memiliki keahlian di bidangnya.
Team work dapat pula memberi manfaat dalam membangun moral anggota tim. Adanya kerja sama, membuat setiap orang memiliki kontribusi nyata dalam sebuah pencapaian. Kontribusi itu selanjutnya menimbulkan rasa percaya diri dalam setiap anggota tim.
Baca Juga: 11 Kata Kata Motivasi Kerja Karyawan yang Inspiratif
Mereka memiliki kepercayaan diri kalau masing-masing orang punya keahlian yang dibutuhkan oleh tim. Kolaborasi dengan anggota tim lain akan memunculkan sense of belonging pada diri mereka masing-masing. Selanjutnya, mereka akan mempunyai loyalitas dan komitmen dalam mencapai tujuan bersama.
Kehadiran team work yang baik dapat pula membantu kamu dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi perusahaan. kamu bisa melakukan brainstorming kepada seluruh anggota tim dan mendorong mereka untuk bertukar ide satu sama lain. Dengan begitu, setiap orang bisa memperlihatkan kontribusi dan sekaligus mengetahui pola pikir rekan kerjanya.
Saat melakukan brainstorming, kamu akan memperoleh banyak masukan dari setiap orang dalam tim. Masing-masing masukan merupakan solusi yang mereka anggap cocok berdasarkan perspektif setiap orang. Selanjutnya, pemimpin dapat menentukan solusi yang memang benar-benar efektif dalam menyelesaikan masalah. Kalau perlu, pemimpin bisa pula menggabungkan beberapa ide menjadi sebuah solusi baru.
Faktor team cohesion menjadi alasan pentingnya team work yang penting untuk kamu perhatikan. Keberadaan team cohesion yang baik, membuat masing-masing anggota tim memiliki pola pikir yang sama dalam upaya memajukan bisnis. Adanya perasaan yang menyatu dari setiap anggota tim, membuat mereka bisa menyelesaikan berbagai jenis proyek bisnis dengan lebih mudah.
Tidak hanya itu, adanya team cohesion mendorong setiap anggota tim mengenal rekannya dengan lebih baik dan mendalam. Mereka jadi lebih tahu kelebihan dan kekurangan dari masing-masing anggota tim. Selanjutnya, mereka dapat melakukan kolaborasi dengan menutupi setiap kekurangan. Di waktu yang sama, mereka juga mempunyai hubungan yang baik, dalam lingkup personal ataupun profesional.
Baca juga: 7 Ciri-Ciri Profesionalisme yang Harus kamu Miliki
Manfaat pentingnya team work selanjutnya adalah sebagai upaya mempercepat terjadinya inovasi. Hal ini bisa terjadi karena kerja sama tim merupakan aktivitas yang mendorong para karyawan untuk berani mengambil risiko. Apalagi, dampak negatif yang diterima karyawan saat bekerja dalam tim relatif lebih kecil dibandingkan saat berinovasi sendiri.
Tim yang baik akan berupaya untuk mendorong setiap anggotanya dalam melakukan inovasi. Dorongan itu mereka lakukan sebagai wujud rasa percaya dari pemimpin kepada anggota tim. Karena memperoleh kepercayaan, tidak heran kalau mereka memiliki keberanian dalam mencoba hal-hal baru dan melahirkan inovasi.
Alasan pentingnya team work selanjutnya berupa adanya lingkungan yang suportif. Kerja sama tim menimbulkan adanya apresiasi atas kinerja atau pencapaian dari masing-masing anggota. Adanya apresiasi atas kinerja seseorang membuat karyawan memiliki motivasi bekerja lebih baik.
Baca Juga: 11 Indikator Lingkungan Kerja yang Optimal
Apresiasi terhadap kinerja seseorang menjadi bukti adanya hubungan personal yang baik dalam sebuah tim. Selanjutnya, masing-masing orang akan merasa kalau dirinya memiliki peran penting dan berpengaruh nyata pada keseluruhan performa tim. Hal ini akan membuat mereka bekerja giat untuk meraih pencapaian lebih besar.
Team work merupakan kesempatan besar bagi kamu untuk mengembangkan kemampuan pribadi. Seperti yang telah disebutkan, kerja sama mendorong setiap anggotanya untuk bersikap lebih percaya diri dan berani mengambil risiko. Pada kesempatan yang sama, tidak heran kalau kamu akan dituntut untuk meningkatkan kemampuan pribadi.
Tidak hanya itu, kolaborasi dalam tim sebagai upaya untuk pengembangan diri bisa pula kamu dapatkan dari sesama anggota tim. Dalam sebuah tim, kamu akan menemukan berbagai jenis anggota dengan keahliannya tersendiri. Kamu punya kesempatan untuk belajar secara langsung dari mereka.
Pentingnya team work yang terakhir adalah menurunkan risiko stres. Tumpukan pekerjaan yang seolah-olah tidak pernah habis akan membuat seseorang cepat stres. Namun, situasinya bakal berbeda kalau kamu melaksanakannya secara bersama-sama dalam tim.
Baca Juga: 8 Cara Hilangkan Migraine Akibat Stres yang Efektif
Tugas yang dikerjakan bersama oleh setiap anggota tim membuat tanggung jawab dari masing-masing personal jadi lebih ringan. Oleh karena itu, kamu tidak akan memiliki beban pikiran yang banyak. Bahkan, hal ini akan membuat kamu bekerja lebih produktif.
Setelah mengetahui betapa pentingnya kerja sama, kamu tentunya akan sangat ingin mulai membangun hal yang sama di tim kamu. Tapi, bagaimana cara melakukannya?
Berikut adalah beberapa cara untuk membangun kerja sama yang dapat kamu jadikan panduan.
Tujuan utama dari bekerja sama adalah untuk mencapai tujuan dengan efektif. Jika perusahaan kamu masih belum memiliki visi misi yang jelas, maka segala bentuk kerjasama apapun tidak akan efektif karena tidak memiliki tujuan.
Tidak hanya itu, tanpa arah yang jelas, karyawan bisa saja merasa antipati terhadap kinerja perusahaan. Pada akhirnya, hal ini malah akan membuat mereka enggan berpartisipasi yang berujung pada rusaknya kerjasama yang sedang kamu bangun.
Selain visi misi, kamu juga harus merumuskan aturan serta sistem kerja yang jelas. Aturan dan sistem adalah hal yang penting sebagai panduan para anggota tim. Dengan aturan dan sistem yang jelas, karyawan akan tahu mana porsi kerjaan mereka dan bagaimana mereka dapat berpartisipasi untuk mencapai tujuan perusahaan.
Bekerja sama adalah tentang saling mengisi kekurangan dan membantu dengan kelebihan masing-masing. Dengan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan tiap anggota tim, kamu akan dapat menempatkan orang-orang yang tepat di tempat yang tepat.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memimpin dengan contoh. Setelah kamu membuat aturan dan sistem, kamu harus menunjukkan bahwa dirimu bisa mematuhinya. Hal ini tentunya akan berdampak positif pada karyawan lainnya karena mereka tahu bahwa aturan dan sistem yang kamu buat bukan hanya hiasan semata.
Baca Juga: 9 Tipe Kepemimpinan Dalam Dunia Profesional
Dengan mengetahui hal tersebut, mereka tentu akan merasa aman dan nyaman dalam bekerja karena mereka tahu aturan dan sistem yang ada tidak akan dilanggar.
Bagian penting dalam bekerja sama adalah partisipasi karyawan atau anggota tim. Tanpa partisipasi mereka, sebuah kerjasama tidak akan pernah bisa kamu bangun dalam perusahaan.
Salah satu cara untuk mendorong karyawan berpartisipasi adalah dengan memberikan kebebasan berpendapat. Dengan begitu, mereka akan merasa kalau mereka memiliki bagian dari proses yang sedang kamu bangun dan meningkatkan tingkat partisipasi mereka.
Nah, itulah 10 manfaat pentingnya team work yang perlu kamu ketahui. Semua manfaat itu bisa kamu peroleh ketika mengetahui cara yang efektif dalam bekerja sama dalam sebuah tim. Untuk hal yang satu ini, GreatNusa punya solusinya.
Di GreatNusa, kamu bisa memperoleh berbagai jenis webinar dan course sebagai sarana peningkatan kemampuan pribadi. Dengan bekal kemampuan tersebut, kamu akan bisa lebih mudah memberikan kontribusi nyata saat bekerja dalam tim.
Yuk, segera daftar di GreatNusa!
By greatnusa • 21 September 2021
Apa peran komunikasi sehingga dibutuhkan dalam setiap organisasi? Simak fungsi komunikasi dalam organisasi selengkapnya di sini!
Tahukah kamu bahwa komunikasi tak pernah lepas dari kehidupan manusia? Komunikasi tidak hanya interaksi yang terjadi antara dua orang saja, melainkan juga bisa berkelompok. Di dalam organisasi, komunikasi memiliki peran penting. Secara umum, fungsi komunikasi dalam organisasi adalah untuk memudahkan penyampaian informasi yang dibutuhkan.
Tanpa adanya komunikasi, organisasi tidak akan berjalan stabil. Bahkan, para anggota di dalamnya akan merasa kurang nyaman lantaran sering terjadi kesalahpahaman ketika mengerjakan tugas.
Sebagaimana dipahami, setiap organisasi memerlukan orang-orang yang dapat mengikuti perintah atau aturan serta memberikan masukan berarti untuk kelangsungan organisasi itu sendiri. Singkatnya, tujuan komunikasi organisasi yang paling utama adalah untuk melancarkan interaksi anggotanya sehingga tercipta lingkungan nyaman sekaligus menjaga organisasi tetap berjalan.
Pada dasarnya, terdapat sejumlah tujuan penerapan komunikasi di dalam suatu organisasi. Adapun tujuannya, antara lain sebagai berikut.
Dalam konsep komunikasi terdapat prinsip yang dapat mendukung koordinasi. Berkat komunikasi, ketika tersedia informasi yang harus diteruskan ke setiap anggota, informasi tersebut akan tersebar dengan cepat.
Tak dapat dimungkiri bahwa kerja sama dapat terjalin mudah dengan komunikasi yang lancar. Tanpa komunikasi yang baik, anggota organisasi akan kesulitan berinteraksi dengan pimpinan maupun anggota lainnya. Hal ini berdampak buruk lantaran organisasi memiliki tujuan dan target yang hanya dapat dicapai dengan komunikasi serta kerja sama setiap anggotanya.
Baca juga: 10 Alasan Pentingnya Team Work Dalam Bekerja
Komunikasi dapat membantu melancarkan proses evaluasi di dalam suatu organisasi. Pencapaian dan kegagalan yang telah diraih akan dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan organisasi. Makin baik komunikasi yang terjalin antara setiap anggota, organisasi makin cepat berkembang.
Pengamatan merupakan hal yang akan membantu tumbuh kembang organisasi. Tanpa komunikasi proses pengamatan tidak akan terwujud dengan baik. Lain halnya jika komunikasi antara anggota yang satu dengan lainnya baik, pengamatan akan lebih mudah dan lancar. Alhasil, organisasi mampu mencapai tujuan yang diharapkan.
Komunikasi juga bertujuan untuk menghubungkan organisasi yang satu dengan lainnya. Ketika organisasi saling terhubung sehingga bisa menghasilkan penawaran atau kerja sama yang menguntungkan.
Selain tujuan tersebut, terdapat beberapa tujuan komunikasi organisasi lainnya, yaitu:
Dari penjabaran mengenai tujuan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi berperan besar dalam jalannya dan kemajuan organisasi. Adanya komunikasi memudahkan setiap anggota mengetahui peran, tugas, dan fungsinya di dalam organisasi. Organisasi akan hancur karena kekeliruan atau kesalahpahaman apabila komunikasi gagal dilakukan.
Dalam dunia kerja, konflik bisa muncul dari mana saja. Konflik bukanlah hal yang selalu berarti buruk. Sebuah konflik yang sehat dapat memunculkan ide atau gagasan-gagasan baru yang dapat membantu baik karyawan dan perusahaan untuk berkembang.
Tapi, ketika sebuah konflik membuat kinerja tim menurun, konflik jenis ini lah yang harus dihentikan.
Komunikasi merupakan langkah awal dari manajemen konflik dalam organisasi. Dengan komunikasi yang efektif dan tepat sasaran, sebuah konflik dapat diredam sebelum membesar dan semakin merugikan tim.
Dari penjabaran mengenai tujuan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi berperan besar dalam jalannya dan kemajuan organisasi. Adanya komunikasi memudahkan setiap anggota mengetahui peran, tugas, dan fungsinya di dalam organisasi. Organisasi akan hancur karena kekeliruan atau kesalahpahaman apabila komunikasi gagal dilakukan.
Secara umum, komunikasi dapat berlangsung apabila dilakukan oleh dua orang atau lebih. Selain menjadi sarana untuk menyampaikan pesan, informasi, atau instruksi pada orang lain, komunikasi juga bisa dijadikan sebagai alat bertukar pikiran dan masukan. Oleh karena itu, pastikan kamu memahami jenis komunikasi agar penerapannya berjalan sempurna.
Komunikasi berdasarkan tujuan menekankan komunikator (pengirim pesan) sebagai faktor penting dalam interaksi kepada komunikan (penerima pesan), seperti memberi saran, berpidato, menjalankan perintah, melakukan ceramah, ataupun wawancara.
Berdasarkan penyampaiannya, komunikasi terbagi menjadi dua bentuk, yakni lisan dan tulisan. Komunikasi lisan terjadi secara langsung, seperti dalam wawancara, rapat, atau percakapan harian biasa. Sementara komunikasi tulisan menggunakan media lain dalam penyampaiannya, seperti spanduk, naskah, atau undangan.
Terdapat dua bentuk komunikasi menurut ruang lingkupnya, yaitu internal dan eksternal. Komunikasi internal berlangsung di dalam organisasi, hanya melibatkan para anggotanya. Sementara komunikasi eksternal berlangsung di luar organisasi, melibatkan pihak atau kelompok lain.
Berdasarkan alirannya, komunikasi terbagi menjadi komunikasi satu arah, dua arah, ke bawah, ke atas, dan ke samping. Komunikasi satu arah berasal dari satu pihak, sedangkan dua arah berasal dari kedua belah pihak yang saling memberikan timbal balik. Komunikasi ke bawah berasal dari atasan ke bawahan. Sementara komunikasi ke atas berasal dari bawahan ke atasan. Komunikasi ke samping terjalin dari sejumlah orang yang memiliki kedudukan atau jabatan setara.
Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan bertukar informasi atau pesan di dalam suatu jaringan mengatasi lingkungan serta keadaan yang dinamis. Secara umum fungsi komunikasi, meliputi penyampaian informasi dan pendapat agar diterima masyarakat luas, menambah wawasan, cara untuk memengaruhi atau membujuk orang lain, alat untuk mengenal diri sendiri, pencair ketegangan, jembatan penghubung dengan orang lain, dan menghindari kesalahpahaman.
Secara garis besar, fungsi komunikasi dalam organisasi terdiri dari empat poin, yaitu:
Komunikasi bersifat menerangkan atau memberi informasi (informatif). Organisasi sendiri dipandang sebagai sistem pemrosesan informasi yang memungkinkan setiap anggotanya melaksanakan tugas secara tepat sehingga tujuan dapat tercapai sesuai target.
Selain informatif, komunikasi juga berkaitan dengan peraturan (regulatif). Artinya, komunikasi diharapkan mampu melancarkan aturan dan pedoman yang ditetapkan oleh organisasi untuk kelangsungan organisasi itu sendiri.
Terdapat dua hal yang memengaruhi fungsi regulatif, yakni berhubungan dengan orang di dalam manajemen yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan penyebaran informasi atau pemberian perintah dan berhubungan dengan pesan yang berorientasi kerja, seperti aturan mengenai yang boleh dan tidak boleh dilakukan anggota organisasi. Adanya komunikasi membuat pemimpin maupun anggota lebih leluasa menjalankan tugasnya sesuai aturan yang ada.
Sesuai namanya, fungsi persuasif bersifat membujuk atau menyakinkan secara halus. Alih-alih memerintah secara langsung, pemimpin organisasi lebih memilih memanfaatkan komunikasi persuasif untuk membujuk anggotanya melakukan sesuatu.
Fungsi persuasif dinilai memudahkan pemimpin untuk mengatur bawahannya. Pasalnya, pekerjaan yang dilakukan sukarela akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar. Lantaran bersifat memerintah secara halus, pemimpin akan lebih dihargai para anggotanya.
Baca Juga: 8 Langkah Strategi Komunikasi Persuasif Dalam Dunia Kerja
Fungsi integratif berhubungan dengan penyediaan saluran atau hal maupun alat yang bisa mempermudah anggota melakukan tugas dan melaksanakan perintah dengan baik. Umumnya, setiap organisasi akan berusaha menyediakan saluran sehingga setiap anggota dapat berkomunikasi serta melakukan pekerjaan sesuai tugasnya. Terdapat dua saluran komunikasi untuk mewujudkan hal tersebut, yakni formal dan informal.
Saluran komunikasi formal, meliputi penerbitan khusus yang berada di lingkup organisasi tersebut, seperti laporan kemajuan, jurnal mingguan, atau buletin. Sementara saluran komunikasi informal, meliputi pertandingan olahraga, perbincangan pribadi selama istirahat berlangsung, atau darmawisata. Pelaksanaan kegiatan tersebut tidak hanya menumbuhkan keinginan berpartisipasi, melainkan juga merekatkan hubungan seluruh anggota organisasi.
Demikianlah informasi mengenai tujuan, jenis, dan fungsi komunikasi dalam organisasi yang perlu kamu pahami. Mengingat pentingnya komunikasi dalam kegiatan apa pun, pastikan untuk mempelajarinya secara daring melalui portal pembelajaran GreatNusa. Tersedia beragam jenis course dan webinar yang dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan kamu dalam berkomunikasi. Ditunjang dengan materi berkualitas dan praktis, kamu bisa meraih masa depan cerah bersama GreatNusa! Yuk, daftar sekarang!
By greatnusa • 21 September 2021
Kenali apa itu etika komunikasi di tempat kerja dan apa saja unsurnya untuk membantumu menyiapkan diri di lingkungan profesional.
Dalam dunia kerja, komunikasi yang efektif dengan para rekan kerja adalah hal yang penting. Untuk dapat melakukan hal tersebut, kamu harus tahu terlebih dahulu etika komunikasi di tempat kerja.
Etika komunikasi di tempat kerja ini perlu dipahami oleh setiap individu yang berada di dalam lingkungan tersebut. Secara umum, etika komunikasi di sebuah tempat kerja tidak terlalu berbeda dengan etika komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Walau begitu, adanya budaya tertentu di tempat kerja tersebut membuat seseorang perlu melakukan penyesuaian.
Etika—berasal dari kata ‘ethikus’ dalam bahasa Latin dan ‘ethicos’ dalam bahasa Yunani—dapat diartikan sebagai norma, kaidah, kebiasaan, atau nilai tentang perilaku manusia. Dengan demikian, etika komunikasi di tempat kerja merupakan norma mengenai cara untuk berkomunikasi yang dianut dan diterima di lingkungan kerja.
Etika komunikasi perlu dimiliki dan diterapkan oleh setiap individu di tempat kerja terlepas apapun statusnya. Adapun dalam praktiknya, beberapa unsur etika komunikasi—seperti bahasa dan diksi—yang diterapkan ke seorang karyawan dengan karyawan lainnya boleh jadi berbeda agar maksud dari komunikasi yang dilakukan tercapai.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Interpersonal Skill dalam Organisasi
Komunikasi merupakan hal dasar dalam kehidupan setiap manusia di manapun dirinya berada. Oleh sebab itu, etika komunikasi semestinya telah dimiliki oleh seseorang sejak kecil.
Namun, norma dan budaya di lingkungan seseorang dibesarkan atau berkembang boleh jadi berbeda dengan norma dan budaya di lingkungan tempatnya bekerja. Mau tak mau, kondisi ini pun membuat individu tersebut turut atau perlu melakukan penyesuaian dalam hal berkomunikasi. Dengan begitu, tujuan adanya etika berkomunikasi di tempat kerja dapat tercapai.
Adapun tujuan etika komunikasi di tempat kerja adalah untuk menciptakan situasi kerja yang kondusif dan harmonis. Tanpa adanya standar tidak tertulis ini, situasi tentu akan menjadi kacau sehingga mengganggu tujuan dari perusahaan itu sendiri.
Seperti contoh, divisi marketing di perusahaan A memiliki SDM sebanyak delapan orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak tiga orang tidak dapat mengikuti etika berkomunikasi sehingga membuat hubungan dalam tim tidak harmonis. Kondisi tidak harmonis tersebut akan memengaruhi produktivitas masing-masing orang yang berdampak pada produktivitas tim dan berujung pada produktivitas perusahaan.
Baca Juga: 9 Cara Agar Produktif yang Simpel dan Efektif
Selain itu, seseorang yang tidak dapat memenuhi etika komunikasi dalam lingkungan tempatnya bekerja juga memiliki risiko lainnya. Di samping orang lain jadi enggan untuk berhubungan dengannya, pekerja tersebut juga bukan tidak mungkin akan dilepas oleh perusahaan dan sulit mendapat pekerjaan di tempat baru lainnya karena catatan buruk yang dimiliki.
Budaya setiap tempat kerja boleh jadi berbeda sehingga menimbulkan ada beberapa perbedaan dan penyesuaian terkait etika komunikasi yang dianut. Namun secara umum, berikut adalah beberapa etika komunikasi di tempat kerja dasar yang harus dipahami oleh setiap pekerja.
Tidak ada aturan kuantitatif yang mengatur seberapa keras atau kecilnya volume berbicara saat berada di tempat kerja. Oleh karena itu, tiap individu harus mempunyai kepekaan dalam mengatur seberapa tinggi atau rendahnya suara yang digunakan saat berkomunikasi.
Nada suara yang terlalu tinggi akan membuat kesal dan merusak konsenstrasi orang lain—terlebih jika orang tersebut tidak terlibat dalam pembicaraan. Di samping itu, berbicara dengan suara keras juga kerap menimbulkan kesan emosional yang dapat berujung pada kesalahpahaman.
Sementara itu, volume yang terlalu kecil juga tak kalah mengesalkannya. Hal ini identik dengan komunikasi yang lambat sehingga membuat lawan bicara pun kehilangan kesabaran.
Sebagian tempat kerja sangat memungkinkan interaksi kasual dengan penyebutan ‘lo-gue’ sekalipun antara atasan dan bawahannya. Namun, sebagian lain mempunyai budaya lebih kaku yang kental dan hanya bisa menerima panggilan ‘saya’—bahkan penyebutan ‘aku’ pun sulit diterima.
Karena itu, penting untuk memahami karakter tempat kerja dan orang yang sedang diajak berbicara. Bisa jadi, di lingkungan yang sangat kasual dan muda sekalipun, seorang atasannya tetap tidak dapat menerima bahasa seperti ‘lo-gue’.
Baca Juga: 8 Langkah Strategi Komunikasi Persuasif dalam Dunia Kerja
Selain itu, perhatikan pula diksi yang akan digunakan. Pilihan kata yang dipakai untuk berbicara dengan direksi, cleaning service, dan karyawan menengah tentu berbeda-beda. Alih-alih bermaksud untuk menampilkan impresi tertentu, ingat bahwa tujuan dari komunikasi adalah tersampaikannya sebuah informasi.
Bahasa tubuh lebih sering ‘bersuara lebih keras’ dibandingkan kata-kata yang diucapkan. Orang pun akan mendapat lebih banyak kesan melalui bahasa tubuh yang ditampilkan dibandingkan ucapan yang disampaikan.
Menghindari kontak mata apalagi dengan melakukan distraksi lain seperti sering mengecek jam, melihat ke arah selain mata dan wajah lawan bicara, atau mengoperasikan smartphone merupakan salah satu indikasi bahasa tubuh yang buruk.
Baca Juga: Apa Itu Miskomunikasi dan Cara Memperbaikinya
Lawan bicara tentu akan merasa tidak dihargai dan menjadi enggan untuk berkomunikasi di kemudian hari. Bukan tidak mungkin, impresi yang buruk itu akan disampaikan kepada pekerja lainnya sehingga membuat mereka pun tidak tertarik untuk berhubungan dengannya.
Gagal fokus pada bahasan pembicaraan dapat terjadi di ruang komunikasi yang hanya melibatkan dua orang saja maupun rapat besar sekalipun. Sedikit melenceng dari pembahasan sebenarnya boleh-boleh saja, tetapi hal tersebut sebaiknya hanya dilakukan sebagai selingan untuk mencairkan suasana dan tidak terlalu sering.
Pasalnya, fokus pembicaraan yang melebar akan membuang lebih banyak waktu. Meski terkesan receh, hal ini justru dapat membuat penyelesaian tugas jadi molor. Ujung-ujungnya, lembur harus dilakukan untuk mengganti waktu produktif yang terbuang.
Di mana ada banyak kepala, di situ akan banyak terjadi diskusi dan perbedaan pendapat. Hal ini juga pasti terjadi di tempat kerja, terutama mengingat orang-orang yang berada di dalam lingkungan profesional ini cenderung memiliki idealisme masing-masing.
Hargailah diskusi dan pendapat yang terjadi tanpa harus menyekat atau memotongnya. Biarkan orang lain menyelesaikan bagiannya sehingga maksudnya pun tersampaikan dengan utuh.
Biarkan komunikasi dua arah terjadi. Tiap orang berhak untuk mengeluarkan pendapat dan juga mendengarkan orang lain yang sedang menyatakan pendapat.
Ada kalanya perbedaan pandangan terjadi. Dalam menyikapi situasi seperti ini, seorang pekerja harus mampu bersikap profesional.
Jika perbedaan pendapat terjadi dalam forum formal (seperti dalam rapat), maka lakukan sanggahan dengan cara yang tepat pula. Apabila hasil musyawarah tetap tidak sesuai dengan apa yang diyakini, maka tetaplah bersikap profesional dengan tidak lantas membenci atau mencederai orang tersebut secara personal dan privat.
Baca juga: 7 Ciri-Ciri Profesionalisme yang Harus kamu Miliki
Memotong pembicaraan dapat dianggap sebagai bentuk perlakuan yang tidak sopan dalam dunia kerja. Hal ini mungkin umum terjadi pada pembicaraan yang lebih kasual seperti saat sedang berkumpul dengan teman.
Tetapi, dalam dunia kerja, hal ini dapat dianggap bahwa kamu tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh lawan bicaramu. Memotong pembicaraan lawan bicara berarti membuat mereka tidak bisa menyampaikan apa yang ingin mereka sampaikan.
Hal ini tentunya akan membuat kamu mendapat informasi setengah-setengah yang akan membuatmu sulit untuk membangun komunikasi yang efektif.
Itulah dia penjelasan tentang etika komunikasi dalam dunia kerja yang bisa kamu jadikan panduan. Etika komunikasi dalam dunia kerja pada dasarnya tidak berbeda jauh dibandingkan etika berkomunikasi di lingkungan sehari-hari. Walau begitu, adanya perbedaan norma membuat seseorang pun perlu melakukan beberapa penyesuaian diri.
GreatNusa pun menyadari betapa pentingnya memahami dan menerapkan etika komunikasi di tempat kerja. Oleh sebab itu, GreatNusa menghadirkan berbagai kursus pendukung untuk mengembangkan diri di lingkungan profesional seperti kelas Business Communication, IELTS Strategies, dan masih banyak lainnya.
Kenali lebih banyak tentang GreatNusa dan bagaimana berbagai kursus online ini dapat membantumu dalam pengembangkan diri di lingkungan profesional dengan menghubungi kontak@GreatNusa.com
By greatnusa • 21 September 2021
Bekerja menuntut kamu untuk menjadi orang yang profesional. Nah, ini dia ciri-ciri profesionalisme yang harus kamu punya.
Tingkah laku yang profesional sering diabaikan dalam lingkungan kerja. Padahal, memiliki sikap profesional saat bekerja menjadi aspek penting yang harus dimiliki oleh setiap karyawan. Untungnya, di era keterbukaan informasi ini, kamu dapat melatih sikap profesional kamu, salah satunya dengan mengetahui ciri-ciri profesionalisme.
Setiap karyawan dituntut untuk mampu beradaptasi dan tetap bisa bersikap profesional dalam kondisi apapun saat bekerja. Seorang karyawan yang memiliki sikap profesional akan memiliki pemahaman yang baik terkait relasi, mengerti tanggung jawabnya, dan berfokus pada pekerjaan.
Inilah mengapa, setiap karyawan harus mengetahui dengan baik apa saja ciri-ciri profesionalisme yang harus dimiliki. Jadi, nantinya, diharapkan karyawan bisa menjalankan tugas dengan baik, memiliki performa kerja yang maksimal, dan mampu membangun relasi dengan banyak orang untuk melebarkan sayap bisnis perusahaan. Tanpa adanya profesionalisme, pekerjaan hanya akan menjadi beban pikiran.
Tidak hanya bagi perusahaan, mampu bersikap profesional tentu akan turut membawa dampak positif bagi karyawan itu sendiri. Memang, menjadi seorang karyawan yang profesional bukan hal yang mudah, terlebih dengan beragamnya karakteristik setiap orang yang dijumpai. Namun, ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan oleh seorang karyawan yang mampu menunjukkan sikap profesional di lingkungan kerja, antara lain:
Manfaat lainnya yang bisa kamu dapatkan dengan menunjukkan sikap profesional di perusahaan adalah kesempatan besar untuk mendapatkan promosi jabatan. Ini artinya, perusahaan telah menilai kamu sebagai karyawan yang mumpuni dan bertanggung jawab dalam pekerjaan sehingga layak untuk mendapatkan apresiasi untuk menunjukkan performa kerja yang lebih baik lagi.
Meski kamu merasa telah melakukan pekerjaan sebaik mungkin, pastikan kamu tetap bersikap profesional dan berpikir positif. Hal ini akan membantu kamu terhindar dari stres pekerjaan, terlebih dengan hubungan terhadap sesama karyawan. Selalu isi pikiran dengan hal-hal positif untuk menguatkan motivasi dalam bekerja menjadi lebih baik lagi.
Baca juga: Butuh Motivasi Dalam Bekerja? Ini 6 Jenis Motivasi yang Perlu Diketahui
Lalu, apa saja ciri-ciri profesionalisme yang harus dimiliki oleh setiap karyawan di perusahaan? Berikut beberapa di antaranya:
Sikap profesional paling mudah terlihat dari pengetahuan dan bagaimana kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan. Bagaimana seorang karyawan dikatakan memiliki pengetahuan dan kemampuan yang tinggi? Coba lihat bagaimana caranya menyelesaikan tugas, apakah sesuai dengan tenggat waktu dan perhatikan apakah ia menyelesaikan dengan benar alias tidak asal-asalan.
Kemampuan dan pengetahuan yang tinggi menjadi dua hal yang bisa membantu karyawan dalam menyelesaikan beban kerjanya. Dengan pengetahuan dan kemampuan yang tinggi, seorang karyawan dapat mengambil keputusan serta mengantisipasi perkembangan yang mungkin akan berdampak pada pekerjaannya dengan lebih baik.
Meski begitu, kamu pun dituntut untuk memiliki kepekaan dan kemampuan menganalisis segala kondisi perusahaan yang mumpuni. Nantinya, saat ditemui adanya kendala atau permasalahan, tentu kamu bisa memberikan solusi terbaik.
Ciri selanjutnya adalah memiliki etika. kamu perlu tahu bahwa selalu terdapat kode etik perusahaan yang perlu dijaga dalam setiap bentuk pekerjaan. Ini termasuk bagaimana cara menunjukkan sikap, berkomunikasi dengan orang lain, sampai pada penentuan strategi dan pengambilan kebijakan.
Semua poin etika tersebut harus kamu miliki sebagai bentuk dari profesionalisme dalam bekerja. Jangan sampai kamu melupakan atau bahkan menyalahi aturan kode etik yang sudah diterapkan dalam perusahaan. Pasalnya, penyalahgunaan ini justru akan memicu dampak negatif bagi karyawan dan perusahaan.
Baca juga: Ini Peran dan Hal-Hal yang Termasuk dalam Etika Komunikasi di Tempat Kerja
Seorang karyawan yang memiliki sifat profesional tak hanya memiliki pkamungan jangka pendek, tetapi juga jauh untuk masa mendatang. Inilah alasan mengapa memiliki rencana kerja yang teratur menjadi ciri-ciri profesionalisme berikutnya yang harus kamu miliki.
Adanya rencana kerja yang terukur dan terarah akan membuat setiap karyawan mempunyai kemampuan dalam mengantisipasi setiap perkembangan maupun perubahan yang terjadi dalam perusahaan maupun bisnis secara keseluruhan. Didukung dengan kapabilitas untuk mengatur strategi dan kebijakan yang tepat, pekerjaan pun tetap akan lancar meski terdapat perubahan maupun tantangan.
Kejujuran menjadi unsur paling penting yang harus ada dalam diri selain tanggung jawab. Tidak ada perusahaan yang mau merekrut karyawan yang tidak jujur karena hal itu tentu saja akan berdampak buruk bagi kelangsungan bisnis. Orang yang jujur pasti akan memiliki komitmen dan disiplin dalam melaksanakan kewajibannya karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kualitas diri di mata rekan kerja, atasan, dan perusahaan secara keseluruhan.
Sementara itu, adanya integritas diri yang mengedepankan kejujuran, kebenaran, serta keadilan juga harus kamu miliki. Ini tidak semata untuk menciptakan budaya kerja positif, tetapi juga membantu meningkatkan level kualitas diri kamu sendiri.
Tidak boleh terlewatkan, pastikan juga kamu memiliki tanggung jawab tinggi dalam bekerja. Apapun posisi atau level kamu saat ini, kedua hal tadi harus terus terbawa dalam diri. Jangan pernah menjadi pribadi yang lari dari tanggung jawab saat muncul hambatan dalam organisasi, terutama jika kamu yang menjadi penyebab munculnya hambatan tersebut.
Wajar jika kamu merasa bosan dan jenuh ketika bekerja, terlebih jika kamu telah melakukan rutinitas tersebut selama bertahun-tahun. Namun, jangan sampai hal tersebut menjadi alasan kamu menjadi malas dan meninggalkan tanggung jawab.
Baca Juga: 11 Kata Kata Motivasi Kerja Karyawan Yang Inspiratif
Inilah mengapa kamu perlu memiliki kemampuan motivasi, baik untuk diri sendiri maupun orang lain di sekitar. Memberikan energi yang positif tidak hanya akan membuat kamu kembali bersemangat, tetapi juga menyuntikkan energi baru untuk rekan kerja agar tetap produktif dalam menyelesaikan pekerjaan.
Tidak ada salahnya bergaul dengan rekan kerja. Namun, perhatikan cara kamu berbicara, di mana pun kamu berada. Jangan sampai kamu terpengaruh dalam obrolan atau diskusi yang sebenarnya tidak bermanfaat, seperti misalnya membicarakan kejelekan karyawan lain atau atasan. Selalu ingat, kamu pun bisa kapan saja menjadi bahan perbincangan mereka, sebaik apapun diri kamu di perusahaan.
Sebaiknya, batasi komunikasi hanya seputar pekerjaan dan hobi. Hindari membahas masalah pribadi di lingkungan kerja karena hal tersebut justru menunjukkan bahwa kamu bukanlah seorang karyawan yang profesional. Sayangnya, komunikasi yang tepat justru menjadi ciri-ciri profesionalisme yang terlupakan beberapa waktu terakhir ini.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Interpersonal Skill dalam Organisasi
Seorang karyawan yang profesional tentu mengerti bahwa waktu adalah sumber daya yang sangat langka; waktu yang telah dihabiskan tidak akan dapat didapatkan kembali.
Oleh karena itu, seorang karyawan profesional harus paham tentang bagaimana cara mengatur waktunya dengan baik. Seorang karyawan profesional harus dapat menyelesaikan pekerjaan dalam tenggat waktu yang diberikan.
Selain urusan pekerjaan, manajemen waktu yang baik juga dapat membantu karyawan dalam kehidupan pribadinya. Dengan menyelesaikan pekerjaan dalam tenggat waktu yang ada, karyawan juga dapat menikmati kehidupan pribadinya yang merupakan elemen penting dalam work life balance.
Itulah dia ciri-ciri profesionalisme yang dapat kamu jadikan panduan. Profesionalisme adalah tentang memiliki prinsip serta aturan dan mematuhinya. Menjadi karyawan yang profesional memang tidak mudah, tetapi hal tersebut bukan tidak mungkin untuk dilakukan. Kamu bisa memiliki semua ciri-ciri profesionalisme tadi dengan mengikuti pelatihan di GreatNusa.
Terdapat pelatihan seputar kepemimpinan, bahasa, dan komunikasi yang bisa kamu ikuti di sini. Tidak hanya itu, kamu pun berkesempatan untuk mendapatkan lebih banyak ilmu seputar bisnis, sistem informasi, desain dan seni, hingga perkembangan teknologi di sektor industri.
Selain memiliki berbagai topik yang berkualitas, GreatNusa juga menawarkan konsep pembelajaran yang adaptif dan fleksibel. Jadi, kamu bisa tetap belajar di mana saja dan kapan saja dengan memanfaatkan adanya fitur auto-tracking. Fitur ini sangat berguna untuk memantau semua materi belajar sesuai dengan kebutuhan dan minat kamu. Yuk, daftar sekarang dan jadilah sumber daya manusia yang berkualitas bersama GreatNusa!
By greatnusa • 20 September 2021
Cara mengatasi konflik dalam organisasi membutuhkan metode khusus. Inilah langkah mengatasi dan menangani konflik serta solusi pelatihannya.
Konflik adalah sesuatu yang lazim dalam organisasi, tetapi bukan berarti kamu bisa membiarkannya tanpa solusi. Mengetahui cara mengatasi konflik dalam organisasi adalah salah satu kunci kepemimpinan dan dinamika kelompok yang efektif. Setiap organisasi memiliki konflik, tetapi iklim organisasi yang sehat menuntut solusi efektif dan memuaskan untuk semua pihak.
Setiap organisasi memiliki konflik masing-masing, mulai dari perbedaan pendapat, beban kerja yang tidak seimbang, dan lain-lain. Tetapi, secara umum ada tiga jenis konflik yang mungkin terjadi dalam setiap kelompok. Mereka adalah:
Jenis konflik ini sangat umum terjadi dan biasanya merupakan masalah yang konkret, misalnya soal pembagian sumber daya, metode pelaksanaan tugas, hingga perbedaan opini soal cara terbaik mencapai tujuan program atau tugas. Konflik ini biasanya termasuk yang paling mudah diselesaikan, tetapi bisa lebih rumit jika ada penyebab yang lebih mendalam dan tidak terlihat di permukaan.
Konflik tugas merupakan sesuatu yang paling umum ditemukan dalam organisasi. Kamu bisa melihatnya dalam keseharian, misalnya pertentangan terkait penyelesaian masalah yang muncul mendadak atau penyelesaian tugas dengan jangka waktu terbatas. Walau termasuk sesuatu yang umum, konflik tugas bisa menjadi masalah besar jika terlalu sering terjadi dan bahkan memengaruhi atmosfer kerja secara permanen.
Baca Juga: 11 Indikator Lingkungan Kerja yang Optimal
Konflik hubungan atau relasi berkaitan dengan hal-hal seperti kepribadian, selera, cara pandang, dan gaya komunikasi. Hal ini natural karena kamu menghadapi banyak orang berbeda yang harus berinteraksi demi mencapai tujuan bersama. Konflik ini lebih rumit karena bisa memengaruhi aktivitas lain seperti tugas dalam organisasi.
Organisasi formal biasanya melarang anggotanya untuk mencampur masalah pribadi dengan pekerjaan. Anggota organisasi dituntut untuk tidak membiarkan hal pribadi mengganggu kerja sama, kecuali jika hal tersebut berlawanan dengan aturan dan etika perusahaan. Akan tetapi, konflik relasi yang berlarut-larut bisa memengaruhi kinerja secara menyolok.
Baca juga: Ini Peran dan Hal-Hal yang Termasuk dalam Etika Komunikasi di Tempat Kerja
Konflik nilai termasuk sulit dikelola karena berkaitan dengan hal fundamental dalam diri setiap orang. Pertentangan bisa terjadi karena perbedaan agama, pandangan politik, ideologi, dan hal lain yang biasanya diyakini secara mendalam. Hal ini biasanya “tabu” dibicarakan dalam lingkungan kerja, tetapi ada saat di mana konflik nilai menjadi pembicaraan utama, misalnya dalam pembahasan tentang kebijakan atau etika.
Konflik nilai bisa sangat memengaruhi aktivitas organisasi. Anggota yang memegang teguh prinsip nilainya bisa melakukan hal drastis seperti menentang, protes, atau bahkan mengundurkan diri demi mempertahankan nilai.
Manajemen konflik merupakan proses yang panjang dan kompleks. Kamu akan membutuhkan partisipasi seluruh pihak yang terlibat konflik untuk dapat mengambil keputusan yang tepat untuk menghentikan konflik.
Tidak ada cara instan dalam mengatasi konflik, apalagi mengingat setiap organisasi memiliki konflik dengan karakteristik berbeda. Akan tetapi, ada beberapa panduan mendasar terkait cara menyelesaikan konflik dalam organisasi. Berikut beberapa poin pentingnya.
Tahap pertama dalam penyelesaian konflik adalah memandang masalah secara objektif. Hal ini bisa sulit jika ada aspek pribadi yang terlibat, dan bisa berujung ke saling menyalahkan tanpa memandang masalah sebenarnya. Prinsip “fokus pada problem” juga bisa menjadi patokan untuk menyelesaikan konflik paling mendasar seperti konflik kerja.
Kamu bisa mengantisipasi reaksi keras terkait hal pribadi dengan cara visualisasi problem. Gunakan grafik, data, catatan, atau laporan yang bisa kamu deskripsikan dan tunjukkan ke semua pihak yang berkepentingan. Hal ini membantu mengarahkan diskusi agar lebih objektif dan terpusat, tidak melebar kemana-mana.
Komunikasi terbuka adalah kunci mengatasi konflik tanpa menyimpan risiko “letusan” di kemudian hari. Pemimpin atau manajer perlu menekankan prinsip komunikasi terbuka sejak awal agar anggota organisasi terbiasa mengungkapkan setiap keberatan, kritik, atau potensi konflik yang muncul.
Komunikasi terbuka terutama penting untuk tipe konflik yang lebih sulit ditangani, misalnya konflik relasi dan nilai. Hal ini karena relasi dan nilai merupakan sesuatu yang sifatnya lebih personal. Karena setiap anggota organisasi memiliki anggota dengan sifat dan nilai berbeda-beda, komunikasi terbuka bisa memberi jalan untuk mengungkapkan persetujuan dan keberatan masing-masing demi diskusi lebih lancar.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Interpersonal Skill dalam Organisasi
Sebuah masalah dalam organisasi biasanya terdiri dari beberapa problem kecil, dan masing-masing membutuhkan penyelesaian tersendiri. Kamu bisa membuat daftar tantangan yang berkontribusi pada permasalahan besar. Daftar ini akan membantu dalam menciptakan rencana kerja serta penciptaan solusi hingga ke akar masalahnya.
Selain melihat akar masalah, daftar problem spesifik ini juga memudahkan pembagian tugas. Pemimpin organisasi bisa menugaskan solusi tertentu pada anggota yang memiliki keahlian khusus untuk mengatasi masalah tersebut. Hal ini akan membuat proses penyelesaian konflik lebih tepat sasaran.
Pihak netral atau mediator berperan penting dalam konflik yang berlarut-larut atau melibatkan aspek pribadi seperti sudut pandang dan kepribadian. Mediator bisa siapa saja dalam organisasi selama mereka tidak berkepentingan langsung dalam masalah yang dihadapi. Idealnya, mediator adalah seseorang dengan suara yang dihormati oleh semua anggota.
Ketika identifikasi masalah dan metode penyelesaian konflik sudah diputuskan, pastikan untuk bersikap konsisten dalam pelaksanaannya. Semua anggota yang terlibat harus melaksanakan bagian masing-masing dalam pemecahan masalah, sesuai kesepakatan.
Sama seperti setiap aktivitas penting organisasi, penyelesaian konflik juga membutuhkan evaluasi. Hal ini menjadi panduan untuk mencegah konflik serupa atau memilih prosedur penyelesaian yang efektif ketika hal yang sama terjadi. Dalam proses evaluasi, setiap pemimpin dan anggota tim harus mendiskusikan hal-hal seperti penyebab utama konflik, masalah yang menyertai, sikap atau perilaku yang menghambat proses penyelesaian, dan solusi terbaiknya.
Setelah membuat laporan evaluasi, setiap pemimpin dan anggota tim harus memperbaiki kinerja berdasarkan laporan tersebut. Kompromi, keinginan untuk belajar, serta komitmen untuk meningkatkan kinerja serta memperbaiki kesalahan menjadi kunci untuk mencegah atau mengatasi konflik serupa.
Baca Juga: Definisi Dan Cara Evaluasi Kinerja Karyawan
Akhirnya, ketika semua anggota tim telah menyepakati solusi konflik, pastikan semua orang merasa puas dengan hasilnya. Apakah ada pihak yang merasa dirugikan atau diperlakukan tidak adil dalam penyelesaian konflik? Apakah solusi yang dihasilkan cenderung menguntungkan satu pihak?
Solusi penyelesaian konflik juga harus etis dan mengikuti kebijakan organisasi. Hal ini akan membantu ketika ada ketidakpuasan dari anggota tim terkait hasil penyelesaian konflik yang telah disepakati bersama.
Itulah dia cara mengatasi konflik dalam organisasi yang dapat kamu jadikan panduan. Manejemen konflik dalam organisasi erat kaitannya dengan proses pengambilan keputusan. Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat, kamu harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang situasi internal dan tentang bagaimana bisnis dan organisasi berjalan.
Setiap organisasi harus mengetahui cara mengatasi konflik dengan baik. Mengadakan pelatihan untuk anggota organisasi adalah salah satu solusi jangka panjangnya. Program dari GreatNusa menghadirkan pelatihan terkait berbagai aspek bisnis dan organisasi, dengan beragam program yang bisa kamu pilih sesuai kebutuhan.
GreatNusa membuat pelatihan makin mudah terutama di era digital. Setelah mendaftar, kamu bisa mengikuti kelas kapan saja asalkan masih dalam periode enam bulan hingga satu tahun setelah mendaftar. Setiap kelas dibawakan oleh praktisi profesional yang akan membantu meningkatkan kemampuan organisasi dalam mengelola konflik.
Memahami cara mengatasi konflik dalam organisasi akan berdampak panjang pada kinerja organisasi tersebut. Ikuti pelatihan GreatNusa untuk membantumu dalam mengatasi konflik kepada setiap anggota organisasi.