Menampilkan 133 - 138 dari 227 Artikel
Training and development adalah program yang berguna untuk mengembangkan kompetensi karyawan. Kenali lebih dalam tentang career and development di sini.
Seberapa penting program training and development di perusahaan? Tentu saja penting karena program tersebut dapat menunjang keterampilan karyawan di perusahaan. Training and development adalah program yang perlu kamu terapkan jika ingin meningkatkan keberhasilan perusahaan pada masa depan. Mari ketahui lebih dalam tentang program training and development melalui ulasan menarik dalam bacaan ini.
Training and development adalah metode dan teknik yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan karyawan. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu karyawan dalam mencapai potensi terbaik mereka dalam karier maupun kontribusi terhadap perusahaan.
Training and development bisa diselenggarakan dalam berbagai bentuk, mulai dari pelatihan on-the-job, program pengembangan kepemimpinan, training teknis (skill), pelatihan interkultural, hingga pelatihan yang dikhususkan untuk divisi tertentu seperti pemasaran.
Tidak ada salahnya kamu menyelenggarakan program training and development di perusahaan karena ada banyak manfaat yang bisa diperoleh dari program ini. Apa saja?
Salah satu tantangan terbesar yang dialami perusahaan yaitu mempertahankan karyawan, khususnya karyawan berprestasi. Tantangan ini bisa diatasi melalui pengembangan karier. Program ini dapat membantu karyawan memiliki nilai yang tinggi dalam perusahaan serta meningkatkan loyalitas mereka. Retensi karyawan pun akan ikut meningkat seiring berkurangnya tingkat pergantian staf.
Kamu bisa mengadakan training and development di bidang kepemimpinan. Topik kepemimpinan sangat penting untuk pertumbuhan bisnis. Perusahaan pun tidak perlu merekrut karyawan baru, melainkan hanya mempersiapkan karyawan lama menjadi pemimpin.
Program pelatihan kepemimpinan bertujuan agar perusahaan fokus pada tujuan bisnis masa depan melalui persiapan karyawan terbaik yang siap untuk dipromosikan.
Baca juga: Strategic Leadership: Pengertian, Ciri, dan Cara Penerapannya
Pelatihan dan pengembangan juga berguna untuk memberdayakan karyawan. Apalagi jika mengadakan pelatihan kepemimpinan, kamu dapat memberdayakan calon pemimpin agar bisa mendapatkan kepercayaan dari anggota timnya. Karyawan juga akan merasa lebih mandiri, dihargai, dan percaya diri setelah mengikuti training and development. Karyawan juga mempunyai otonomi karyawan sehingga bisa membuat keputusan sendiri tentang pekerjaannya.
Karyawan yang pasif dan tidak terlibat banyak akan merasa tidak puas. Mereka pun memiliki kebiasaan kerja yang negatif dan bisa membahayakan kariernya. Training and development dapat mencegah ketidakpuasan serta membantu perusahaan dalam melakukan evaluasi berkala. Karyawan pun dapat terlibat aktif dan mereka memiliki keinginan untuk memberikan kontribusi serta partisipasi yang lebih besar selama bekerja.
Training and development berguna sebagai kesempatan karyawan untuk mengeksplorasi topik baru, meningkatkan keterampilan, dan memperluas pengetahuan mereka. Tidak hanya itu, setiap karyawan juga dapat saling terhubung satu sama lain melalui program ini.
Selama sesi training and development, karyawan akan menyelesaikan tantangan baru secara bersama. Mereka pun dapat saling mengandalkan satu sama lain dalam berbagai kesempatan melalui kolaborasi bersama rekan kerja dengan keahlian khusus.
Manfaat training and development yang dijelaskan di atas cukup signifikan, bukan? Kamu dapat memulai program ini di perusahaan melalui lima langkah berikut agar berjalan lancar.
Training and development perlu dimulai dari proses identifikasi kebutuhan karyawan terkait skill atau topik yang ingin dikembangkan. Contohnya, karyawan di bidang desain grafis membutuhkan training skill software edit foto atau karyawan bidang SDM ingin mempelajari sistem payroll. Usahakanlah agar karyawan mendapatkan pelatihan sesuai kebutuhan mereka dan selaras rencana pengembangan tenaga kerja strategis di perusahaan kamu.
Hasil identifikasi yang ditentukan pada langkah sebelumnya mengarah pada tujuan pelatihan. Salah satu tujuan yang bisa ditetapkan yaitu untuk menjembatani kesenjangan antara kinerja karyawan dan harapan perusahaan melalui pelatihan. Dari tujuan tersebut, kamu bisa membuat tujuan yang lebih spesifik, contohnya meningkatkan keterampilan teknis karyawan atau menghasilkan calon pemimpin 6 bulan setelah pelatihan.
Layaknya tugas SDM lainnya, kamu juga perlu membuat rencana pelatihan agar berjalan baik. Rencana pelatihan terdiri dari teori dan materi pembelajaran, peserta, tempat dan waktu, pelatih, kurikulum, metode pembelajaran, serta silabus. Buatlah rencana latihan yang matang agar proses aktivitas berjalan sesuai harapan yang ingin kamu capai.
Baca juga: Ketahui 5 Perbedaan Machine Learning dan Deep Learning
Dalam tahap ini, barulah kamu bisa mengimplementasikan rencana pelatihan yang telah ditetapkan. Kamu juga harus memantau aktivitas training and development agar berjalan lancar hingga akhir. Rencana pelatihan ini bisa dilakukan secara langsung maupun daring (online) seperti webinar, kursus, dan sebagainya. Kamu bisa memanfaatkan kelas di GreatNusa sebagai salah satu sarana pelatihan online.
Training and development juga perlu dievaluasi untuk menentukan tingkat keberhasilannya. Tingkat efektivitas program ini dinilai berdasarkan program pelatihan yang berjalan lancar dan sesuai tujuan yang telah ditetapkan. Kamu juga bisa melakukan evaluasi dengan cara mengetes kemampuan karyawan atau meminta ulasan mereka mengenai kegiatan latihan yang telah dilakukan.
Bagi beberapa karyawan, program training and development merupakan proses yang dapat membuat frustrasi. Butuh waktu yang tidak sedikit serta latihan yang konsisten agar skill atau kemampuannya terus berkembang. Cobalah menerapkan tips pelatihan di bawah ini untuk mengembangkan skill-mu.
Mempelajari keterampilan baru dapat membutuhkan waktu dan ketekunan yang tinggi. Jadi, bersabarlah dan terus hargai kemajuan kamu sekecil apa pun. Tips ini sangat berguna agar kamu tetap termotivasi untuk mencapai tujuan meskipun menemukan tantangan atau hambatan di tengah proses belajar.
Baca juga: Apa Saja Aspek-Aspek Teknis dan Teknologi dalam Studi Kelayakan Bisnis?
Catat setiap kemajuan dalam tujuan pembelajaran sehingga kamu dapat mengukur dan melacak hasilnya. Progres dapat menunjukkan seberapa jauh kamu telah belajar serta menguji dirimu terhadap konsep yang telah dikuasai.
Salah satu cara efektif untuk mengembangkan keterampilan baru yaitu dengan terus berlatih dan mengevaluasi materi yang telah dipelajari. Contohnya, kamu bisa melatih keterampilan komunikasi melalui berbicara bersama orang baru. Cara lainnya yaitu melakukan penilaian diri mingguan untuk menguji keterampilan teknis yang baru dipelajari.
Tidak bisa dimungkiri bahwa masa muda mendorongmu untuk mempelajari banyak skill. Lebih baik kamu fokus pada satu keterampilan dalam satu waktu. Kamu juga perlu membagi materi keterampilan yang diajarkan menjadi bagian-bagian kecil yang bisa dicapai. Langkah ini sangat membantu kamu dalam mendalami seluruh materinya secara sistematis.
Tips paling efektif dalam training and development adalah mengikuti kelas di platform pembelajaran GreatNusa. Ada banyak kategori kelas yang bisa kamu pilih sesuai minat dan kebutuhanmu. Contohnya, kamu bisa mendaftar kelas Dasar Menyusun Kamus Kompetensi SDM jika ingin meningkatkan kemampuan Human Resources perusahaan. Yuk, kunjungi website kami dan temukan berbagai topik yang menarik untuk pengembangan skill-mu.
Participative leadership adalah model kepemimpinan yang ideal untuk diterapkan pada masa kini. Mengapa demikian? Temukan jawabannya dalam artikel ini!
Tidak jarang pemimpin merasa terancam apabila memiliki anak muda yang berani berpendapat dalam anggota timnya. Pemimpin harus menanggalkan sikap tersebut dan mulai menerapkan participative leadership. Apalagi generasi milenial dan gen-Z kini tengah mendominasi lingkungan kerja pada masa kini. Maka dari itu, dibutuhkan participative leadership dalam organisasi yang cocok untuk generasi mudah masa kini. Alasan generasi tersebut lebih cocok berada dalam participative leadership adalah karena mereka dapat memberikan ide segar yang mungkin dapat mengubah sudut pandang kamu.
Lantas, apakah participative leadership itu? Bagaimana ciri-ciri dan langkah penerapannya di dunia kerja? Temukan jawabannya melalui bacaan artikel yang menarik di bawah ini.
Kepemimpinan partisipatif alias participative leadership adalah model kepemimpinan yang mengajak anggota tim untuk berpartisipasi dalam membuat keputusan. Pemimpin tidak menentukan keputusannya sendiri, tetapi mengajak para anggotanya untuk memberikan masukan, ide, dan pendapatnya.
Pemimpin partisipatif menyadari bahwa anggota timnya mempunyai aspirasi dan ide yang bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan. Keputusan akhir tetap menjadi tanggung jawab pemimpin untuk menentukannya. Dalam model kepemimpinan ini, pemimpin fokus membangun hubungan dan kolaborasi bersama anggotanya.
Participative leadership tidak hanya bertujuan agar kamu diterima oleh anggota tim. Justru ada tujuan besar yang bisa dicapai melalui penerapan participative leadership. Apa saja?
Barangkali kamu menemukan anggota yang pasif dan malu untuk mengutarakan pendapatnya. Participative leadership bertujuan untuk mengikutsertakan seluruh anggota dalam mengambil keputusan. Anggota akan lebih percaya terhadap perubahan yang ingin diwujudkan perusahaan karena mereka sendiri terlibat dalam pembuatan keputusan.
Kamu pun bisa mendorong semangat anggota melalui participative leadership. Model kepemimpinan ini membuat anggota menyadari peran mereka sebagai bagian dari tim. Anggota pun akan merasa bahwa mereka memiliki pengaruh di dalamnya. Semangat kerja mereka dapat meningkat karena dipimpin oleh pemimpin partisipatif.
Tentu saja kamu ingin setiap anggota bisa berkolaborasi tanpa harus berkompetisi satu sama lain. Tujuan ini bisa diwujudkan melalui participative leadership. Ketika anggota tim dilibatkan dalam pengambilan keputusan, suasana lingkungan kerja menjadi lebih positif karena anggotanya saling berkolaborasi satu sama lain. Mereka bahkan tidak menganggap rekan kerjanya sebagai kompetitor, tetapi partner untuk mencapai tujuan bersama.
Baca juga: Training and Development: Tujuan Serta Manfaat Mengikutinya
Partisipasi dalam pengambilan keputusan dapat mendorong kemandirian anggota. Mereka sudah mengetahui apa yang harus dilakukan apabila terjadi perubahan serta langkah menerapkannya tanpa harus disuruh. Pasalnya, mereka sendiri yang menentukan ide tersebut sehingga bisa beradaptasi lebih cepat terhadap perubahan.
Kepemimpinan partisipatif dapat melahirkan kreativitas dalam penyelesaian masalah. Setiap anggota tim memberikan pendapat dan ide yang berbeda karena masing-masing orang memiliki pemikiran yang unik. Apabila satu solusi tidak berhasil, mereka bisa mencoba solusi lainnya sehingga masalah dapat diselesaikan secara efektif. Anggota tim pun bisa saling belajar melalui pendapat satu sama lain.
Bukan hanya kompensasi yang membuat anggota bertahan dalam pekerjaannya. Mereka juga bertahan karena pemimpin yang mau menghargai pendapat dan kontribusinya. Perusahaan pun bisa mengurangi biaya pergantian karyawan dan menghemat lebih banyak waktu karena tidak perlu melakukan rekrutmen.
Participative leadership terlihat dari sikap dan perilaku pemimpinnya. Ada lima karakteristik yang menggambarkan participative leadership. Begini penjelasannya.
Komunikasi merupakan aspek penting dalam kepemimpinan partisipatif. Komunikasi antara pemimpin dan anggota berguna agar ide serta pendapat bisa diutarakan secara lancar dan jelas tanpa konflik pendapat. Karakteristik ini juga menghasilkan lingkungan kerja yang lebih produktif.
Baca juga: 4 Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen dalam Bisnis
Kepemimpinan partisipatif haruslah memiliki seorang pemimpin yang inklusif. Mereka harus berpikiran terbuka terhadap segala bentuk nasihat dan saran yang diutarakan oleh anggotanya. Seluruh pendapat mereka sangat membantu perkembangan perusahaan atau organisasi. Sikap ini juga dapat meningkatkan semangat kerja anggota, terutama jika kamu mempertimbangkannya untuk diimplementasikan dalam perusahaan.
Kepemimpinan partisipatif selalu berusaha untuk mencari solusi inovatif dalam penyelesaian masalah. Pemimpin harus memiliki sifat ingin tahu yang mendorongnya untuk menanyakan pendapat orang lain. Mereka tidak pernah melewatkan ide dari anggotanya dan selalu mencari cara baru untuk mendapatkan solusi atas setiap permasalahannya.
Model kepemimpinan partisipatif selalu mengajak seluruh anggotanya untuk saling berkolaborasi. Pemimpin harus berusaha untuk menghubungkan ide dari orang yang berbeda dalam menyelesaikan pekerjaan. Kombinasi dari perspektif dan pengalaman yang berbeda tentu akan membuahkan hasil kerja yang luar biasa dan belum pernah dicapai sebelumnya.
Kepemimpinan partisipatif selalu mendorong anggotanya untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan. Alhasil, pemimpin harus menerima masukan dan saran serta menentukan keputusan terbaik dalam bekerja. Kepercayaan yang diberikan pemimpin kepada anggotanya dalam menemukan solusi akan memotivasi mereka. Anggota tim pun percaya bahwa pendapat dan kemampuan mereka telah diakui sehingga mereka termotivasi untuk melakukan yang terbaik.
Kepemimpinan partisipatif tidak lahir begitu saja dalam diri manusia. Kamu harus menerapkan model kepemimpinan ini hingga tertanam dalam dirimu. Bagaimana cara menerapkan participative leadership?
Setiap ide atau saran pasti memiliki nilai tersendiri, terlepas dari ide tersebut bisa diterapkan atau tidak. Catatlah semua ide masukan dan gagasan yang diberikan selama proses pengambilan keputusan. Semua ide tersebut pasti berguna pada masa depan meski belum berguna pada saat ini. Namun, kamu harus menjelaskan alasan ide mereka tidak cocok digunakan pada saat ini serta kemungkinan untuk menerapkannya pada masa depan.
Tentu kamu tidak ingin membuang waktu untuk terlibat dalam rapat tanpa hasil yang jelas. Aturlah pertemuan atau rapat seefisien mungkin agar tujuannya tetap tercapai. Apabila ada masalah khusus yang muncul dan tidak terkait topik utama, catatlah dahulu untuk dibahas di luar waktu pertemuan nantinya. Langkah ini sangat berguna untuk mempercepat pengambilan keputusan dan membuat pertemuan yang lebih efektif.
Baca juga: Manajemen Data: Pengertian, Contoh, Serta Tujuannya dalam Perkembangan Bisnis
Rapat juga akan berjalan efektif apabila kamu melibatkan orang yang tepat. Oleh karena itu, kamu harus mengetahui akar masalah terlebih dahulu agar bisa menentukan orang yang harus terlibat di dalamnya.
Selain menerapkan tiga langkah di atas, kamu perlu mempelajari cara membangun hubungan yang baik bersama anggota tim. Alasannya, karena kunci keberhasilan participative leadership terletak pada kepercayaan anggota yang besar terhadap pemimpinnya.
Ikutilah Xclass – The Art of Being A Great Leader untuk mempelajari cara efektif dalam memotivasi anggotamu. Kamu akan berkesempatan untuk mengikuti diskusi berdasarkan studi kasus yang sudah ada sehingga bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Asah kemampuan leadership kamu melalui kelas kepemimpinan bersama GreatNusa.
Ada banyak jenis-jenis leadership yang dapat diterapkan. Pelajari lebih mendalam mengenai apa saja jenis-jenis leadership yang dapat diterapkan di perusahaan
Tahukah kamu bahwa ada banyak jenis-jenis leadership yang dapat diterapkan? Leadership sendiri merupakan salah satu faktor yang sangat penting di balik kesuksesan sebuah perusahaan. Seorang pemimpin yang baik mampu memotivasi timnya, mengambil keputusan yang tepat, dan memberikan arahan yang jelas. Namun, tidak semua pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang sama.
Melalui artikel ini, kamu akan mempelajari secara lebih mendalam mengenai apa saja jenis-jenis leadership yang dapat diterapkan di perusahaan. Namun sebelum itu, ada baiknya jika kamu dapat memahami apa yang dimaksud dengan leadership terlebih dahulu. Mari simak penjelasannya lengkapnya di bawah ini!
Leadership adalah kemampuan seseorang untuk memimpin, memotivasi, dan memengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Seorang pemimpin yang baik memiliki keterampilan untuk mengarahkan timnya dengan baik dan membuat keputusan yang tepat. Selain itu, seorang pemimpin yang sukses juga harus mampu menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan kebutuhan tim dan situasi yang sedang dihadapi.
Ada banyak jenis kepemimpinan yang berbeda-beda, dan setiap jenis memiliki kelebihan serta kekurangan masing-masing. Berikut ini penjelasan lengkapnya.
Transformational leadership adalah gaya kepemimpinan yang berfokus pada memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan yang lebih besar dan meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Pemimpin jenis ini cenderung lebih visioner dan mendorong karyawan untuk bekerja secara proaktif untuk mencapai tujuan bersama. Para pemimpin transformational biasanya sangat karismatik dan berorientasi pada pencapaian tujuan jangka panjang.
Situational leadership melibatkan adaptasi kepemimpinan berdasarkan situasi yang sedang dihadapi. Pemimpin situasional memahami bahwa karyawan mereka membutuhkan jenis kepemimpinan yang berbeda pada saat yang berbeda dalam setiap fase pekerjaan, dan mereka berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pemimpin jenis ini memahami bahwa karyawan membutuhkan tingkat dukungan dan pengawasan yang berbeda pada waktu yang berbeda, dan mereka akan menyesuaikan gaya kepemimpinan yang diterapkannya berdasarkan situasi yang sedang terjadi untuk memenuhi kebutuhan ini.
Baca juga: Self Efficacy: Pengertian, Tujuan, Fungsi, dan Manfaatnya
Laissez-faire leadership adalah gaya kepemimpinan di mana pemimpin memberikan otonomi yang lebih besar kepada karyawan. Pemimpin jenis ini memberikan kebebasan kepada karyawan untuk membuat keputusan dan mengatur waktu mereka sendiri. Meskipun gaya ini memberikan karyawan dengan kebebasan dan fleksibilitas, tetapi pemimpin jenis ini juga perlu memastikan bahwa karyawan tetap bertanggung jawab atas tugas dan tanggung jawab mereka.
Autocratic leadership adalah gaya kepemimpinan di mana pemimpin memiliki kontrol penuh atas keputusan yang diambil dan tugas-tugas yang diberikan. Pemimpin jenis ini mengambil keputusan tanpa melibatkan karyawan dan memberikan instruksi yang sangat spesifik. Meskipun jenis kepemimpinan ini dapat memastikan bahwa tugas-tugas dapat diselesaikan dengan cara yang konsisten, tetapi jenis ini juga dapat mengurangi keterlibatan dan motivasi karyawan.
Servant leadership adalah gaya kepemimpinan yang berfokus pada melayani kebutuhan karyawan dan mendorong pengembangan mereka. Pemimpin jenis ini berusaha untuk menjadi role model atau contoh bagi karyawannya dan memberikan bantuan kepada setiap karyawan dalam mencapai tujuan masing-masing. Pemimpin dengan gaya servant biasanya sangat berorientasi pada pelayanan dan memiliki tingkat empati yang tinggi.
Baca juga: Participative Leadership: Pengertian, Tujuan, Ciri, Serta Cara Menerapkannya
Transactional leadership melibatkan memberikan hadiah dan/atau hukuman untuk mengatur kinerja karyawannya. Pemimpin jenis ini memberikan penghargaan kepada karyawan yang berhasil mencapai target atau menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik. Di sisi lain, mereka juga akan memberikan hukuman kepada karyawan yang tidak berhasil mencapai target atau gagal menyelesaikan tugasnya. Meskipun jenis kepemimpinan ini bisa memberikan hasil yang efektif dalam jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang, karyawan mungkin akan merasa kurang dilibatkan karena tidak ada ruang bagi kreativitas dan inovasi.
Charismatic leadership adalah jenis kepemimpinan di mana pemimpin memiliki kekuatan dalam memengaruhi orang lain melalui kepribadiannya yang sangat karismatik. Pemimpin jenis ini seringkali memancarkan pesona, kepercayaan diri, dan energi yang menular kepada setiap bawahannya. Karisma pemimpin ini seringkali membuat karyawan dan pengikutnya merasa termotivasi dan terinspirasi.
Baca juga: Ketahui 10 Manfaat Mentoring untuk Penunjang Karier
Democratic leadership, juga dikenal sebagai participative leadership, adalah jenis kepemimpinan di mana pemimpin mendorong partisipasi dan kolaborasi karyawan dalam proses pengambilan keputusan. Pemimpin jenis ini akan memberikan otoritas dan kebebasan kepada karyawan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan menciptakan lingkungan di mana karyawan merasa didengar dan dihargai.
Pemimpin yang demokratis cenderung menciptakan lingkungan di mana karyawan merasa termotivasi karena mereka merasa memiliki kontribusi dalam keputusan yang diambil. Pemimpin jenis ini memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengekspresikan ide dan pandangannya, sehingga memperkaya kualitas keputusan yang diambil. Oleh karena itu, gaya kepemimpinan ini dapat membantu mendorong inovasi dan kreativitas, serta memperkuat kepercayaan karyawan pada organisasi dan pemimpin mereka.
Authentic leadership adalah jenis kepemimpinan di mana pemimpin mengikuti nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang autentik dan konsisten dengan diri mereka sendiri. Pemimpin jenis ini mampu menginspirasi karyawan dan pengikutnya untuk mencapai tujuan bersama dengan cara yang membangun dan berkelanjutan. Pemimpin yang autentik cenderung menjadi contoh bagi karyawannya dan akan berusaha membangun budaya organisasi yang sejalan dengan nilai-nilai yang dimilikinya.
Strategic leadership adalah jenis kepemimpinan yang menekankan pada kemampuan seorang pemimpin untuk memahami dan mengarahkan visi, misi, serta tujuan jangka panjang organisasi. Pemimpin jenis ini berfokus pada pencapaian tujuan jangka panjang dengan cara yang paling efektif dan efisien untuk organisasi. Pemimpin strategis dapat mengembangkan dan mengimplementasikan inovasi yang membantu organisasi beradaptasi dengan perubahan dalam lingkungan bisnis.
Apabila kamu ingin belajar lebih lanjut mengenai jenis-jenis leadership di perusahaan, GreatNusa adalah tempat yang tepat untuk mencari sumber daya dan informasi yang relevan. GreatNusa adalah sebuah platform pembelajaran online yang menyediakan berbagai kursus dan pelatihan dalam berbagai topik, termasuk kepemimpinan dan manajemen.
Kunjungi GreatNusa sekarang juga untuk melihat berbagai kursus dan pelatihan yang tersedia. Kamu bisa memilih kursus yang sesuai dengan kebutuhan dan minat kamu, serta mengembangkan keterampilan kepemimpinan lebih lanjut lagi agar bisa menjadi pemimpin yang lebih baik di perusahaan. Jangan ragu untuk bergabung dengan GreatNusa dan mulai belajar hari ini!
Situational leadership adalah salah satu pendekatan kepemimpinan yang terkenal dalam manajemen bisnis. Pelajari lebih lanjut bersama GreatNusa di sini!
Situational leadership adalah salah satu pendekatan kepemimpinan yang terkenal dalam manajemen bisnis. Dalam praktiknya, situational leadership bertujuan untuk membantu para pemimpin dalam memimpin karyawan mereka dengan lebih baik dan efektif sesuai dengan situasi yang sedang terjadi atau yang sedang dialami.
Melalui artikel ini, kamu akan mempelajari mengenai apa itu situational leadership secara lebih mendalam, mulai dari pengertian hingga ciri-cirinya. Selain itu, kamu juga dapat mengetahui bagaimana cara menerapkan situational leadership dalam kepemimpinan yang dijalani. Mari simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Situational leadership merupakan salah satu teori kepemimpinan yang terkenal dan efektif dalam manajemen bisnis. Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Paul Hersey dan Ken Blanchard pada tahun 1969 sebagai "life cycle theory of leadership", dan telah digunakan oleh banyak organisasi di seluruh dunia untuk membantu para pemimpin dalam memimpin karyawan mereka dengan lebih baik dan efektif.
Pendekatan ini didasarkan pada gagasan bahwa tidak ada satu gaya kepemimpinan yang efektif dalam semua situasi. Artinya, seorang pemimpin perlu mengadaptasi gaya kepemimpinannya sesuai dengan situasi yang dihadapi atau yang terjadi saat itu. Situational leadership berfokus pada pengembangan keterampilan kepemimpinan dan memungkinkan pemimpin untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang cara memimpin karyawan mereka secara efektif.
Situational leadership menuntut pemimpin untuk memiliki keterampilan adaptabilitas yang tinggi. Pemimpin harus dapat mengubah gaya kepemimpinannya sesuai dengan situasi yang dihadapi. Situational leadership juga menempatkan fokus utama pada karyawan dan bukan pada pemimpin.
Pemimpin harus memahami kebutuhan karyawan dan mempertimbangkan keterampilan dan tingkat kesiapan mereka dalam memilih gaya kepemimpinan yang tepat. Selain itu, situational leadership menuntut pemimpin untuk berperan sebagai fasilitator atau mentor bagi karyawannya. Artinya, pemimpin harus dapat mendorong dan membimbing karyawannya untuk mencapai tujuan organisasi.
Setiap pemimpin yang menerapkan situational leadership seharusnya memiliki beberapa ciri-ciri yang khas. Berikut adalah beberapa ciri-ciri situational leadership yang dapat membantu pemimpin dalam mengembangkan strategi kepemimpinan yang tepat untuk setiap situasi.
Pemimpin situational leadership harus dapat menyesuaikan gaya kepemimpinannya sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik karyawannya. Mereka harus mampu memahami situasi yang dihadapi, tingkat kesiapan dan keterampilan karyawan, serta karakteristik tugas yang diberikan.
Pemimpin yang sukses dalam menerapkan situational leadership akan mampu memilih gaya kepemimpinan yang paling sesuai dengan kondisi yang sedang dialami dan dapat mengevaluasi kinerja karyawannya dengan akurat. Selain itu, tipe pemimpin ini juga cenderung dapat dengan mudah melakukan adaptasi pada rencana yang sudah dijalankan jika dirasa perlu ada perubahan.
Baca juga: Apa Saja Perbedaan Pemimpin dan Manajer?
Dalam pendekatan situational leadership, pemimpin dianggap sebagai mentor atau fasilitator untuk membantu karyawan mencapai potensi penuh mereka. Pemimpin harus memahami kebutuhan, tujuan, dan motivasi karyawan untuk kemudian memilih gaya kepemimpinan yang sesuai untuk membantu mereka mencapai tujuan yang ingin dicapai. Pemimpin juga harus memberikan umpan balik konstruktif serta memfasilitasi pelatihan dan pengembangan untuk membantu karyawan meningkatkan keterampilan dan kemampuan mereka.
Pemimpin situational leadership harus dapat berkomunikasi dengan jelas dan efektif dengan karyawannya untuk memastikan ekspektasi dan pemahaman mengenai tugas yang diberikan dapat tersampaikan dengan baik sehingga dapat menciptakan kolaborasi yang baik pula. Pemimpin harus mampu mendengarkan dengan baik, mempertimbangkan masukan karyawan, dan memberikan umpan balik yang jelas dan terarah. Dalam pendekatan ini, pemimpin juga harus mampu memotivasi dan memperkuat hubungan kerja dengan karyawan.
Pemimpin situational leadership harus memiliki kemampuan untuk menentukan apa yang penting serta memprioritaskan tugas dan kegiatan yang akan membawa hasil terbaik. Pemimpin harus mampu menyeimbangkan antara kebutuhan organisasi dan kebutuhan karyawan dalam menentukan prioritas. Melalui pendekatan ini, pemimpin diharapkan dapat lebih mengefektifkan dan mengefisiensikan sumber daya dan waktu organisasi untuk mendapatkan hasil yang paling optimal.
Baca juga: Jiwa Kepemimpinan: Pengertian, Manfaat, Cara Melatihnya
Pemimpin situational leadership harus memimpin seluruh karyawannya dengan memberikan contoh secara langsung. Mereka harus mampu menunjukkan tindakan dan perilaku yang diinginkan oleh organisasi serta membimbing karyawannya untuk melakukan hal yang sama. Pemimpin yang sukses dalam menerapkan situational leadership akan memperlihatkan integritas dan kejujuran dalam setiap tindakan yang dilakukan serta memastikan bahwa karyawannya mengikuti contoh mereka.
Dalam situational leadership, setidaknya terdapat empat gaya kepemimpinan yang harus dipilih dan disesuaikan dengan tingkat kesiapan karyawan. Keempat gaya kepemimpinan tersebut adalah sebagai berikut:
Gaya kepemimpinan directing cocok diterapkan pada karyawan yang masih dalam tahap kesiapan rendah dan masih memerlukan arahan serta bimbingan secara detail dalam menjalankan tugas-tugasnya. Pemimpin yang menerapkan gaya ini memberikan instruksi yang jelas dan detail, mengawasi pelaksanaan tugas, dan memberikan umpan balik yang sesuai untuk membantu karyawan untuk berkembang.
Gaya kepemimpinan coaching cocok diterapkan pada karyawan yang sudah memiliki kemampuan dan pengetahuan dasar untuk menyelesaikan tugas-tugasnya, tetapi masih memerlukan dukungan dan bimbingan dalam mengembangkan keterampilan dan kemampuan yang lebih kompleks. Pemimpin yang menerapkan gaya ini memberikan arahan yang lebih sedikit, lebih banyak memberikan dukungan dan bimbingan, serta memberikan kesempatan pada karyawan untuk memecahkan masalah dan menemukan solusi yang tepat.
Gaya kepemimpinan supporting cocok diterapkan pada karyawan yang sudah memiliki kemampuan dan pengetahuan yang cukup untuk menyelesaikan tugas-tugasnya, tetapi masih memerlukan dukungan dan dorongan dalam mengambil keputusan yang tepat dan memecahkan masalah yang kompleks. Pemimpin yang menerapkan gaya ini memberikan dukungan dan motivasi pada karyawan untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan, serta memberikan kesempatan pada karyawan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
Gaya kepemimpinan delegating cocok untuk diterapkan pada karyawan yang sudah memiliki kemampuan, pengetahuan, dan motivasi yang tinggi, serta mampu bekerja secara mandiri dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Pemimpin yang menerapkan gaya ini memberikan kepercayaan pada karyawan untuk mengambil keputusan dan mengelola tugas-tugasnya sendiri, dan memberikan dukungan hanya jika dibutuhkan. Gaya kepemimpinan ini memungkinkan karyawan untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan meningkatkan otonomi mereka dalam menjalankan tugas-tugasnya.
Setelah memahami pengertian dan ciri-cirinya, kamu mungkin ingin coba menerapkan situational leadership. Jika iya, berikut adalah beberapa cara untuk menerapkan pendekatan situational leadership dalam organisasi.
Hal pertama yang harus dilakukan dalam menerapkan situational leadership adalah dengan mengenali tingkat kesiapan karyawan. Pemimpin harus dapat menentukan kemampuan, pengetahuan, dan motivasi karyawan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dihadapi. Pemimpin juga perlu memahami tahap perkembangan yang dialami karyawan dan menyesuaikan pendekatan kepemimpinan yang sesuai. Hal ini dapat membantu pemimpin dalam memberikan arahan yang jelas dan membantu karyawan untuk berkembang.
Baca juga: Self Efficacy: Pengertian, Tujuan, Fungsi, dan Manfaatnya
Pemimpin situational leadership harus memilih gaya kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kesiapan karyawan. Setidaknya, ada empat gaya kepemimpinan dalam situational leadership yang dapat kamu gunakan, yaitu: directing, coaching, supporting, dan delegating. Pemimpin harus dapat memilih gaya kepemimpinan yang tepat berdasarkan tingkat kesiapan karyawan dan tugas yang dihadapi.
Pemimpin situational leadership harus memberikan umpan balik yang jelas dan terarah untuk membantu karyawan berkembang. Umpan balik harus memberikan informasi yang spesifik dan konstruktif, sehingga karyawan dapat memahami kekuatan dan kelemahan mereka. Selain itu, pemimpin juga harus memperhatikan cara memberikan umpan balik dan memilih momen yang tepat untuk memberikannya.
Pemimpin situational leadership harus memberikan pelatihan dan pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan karyawan. Pelatihan dan pengembangan ini harus dapat membantu karyawan meningkatkan keterampilan dan kemampuannya serta mempersiapkan mereka untuk menjalankan tugas-tugas yang lebih menantang pada masa depan. Selain itu, pemimpin juga harus memastikan bahwa pelatihan dan pengembangan yang diberikan sesuai dengan tujuan organisasi dan mempertimbangkan kebutuhan individu karyawan.
Pemimpin situational leadership harus memantau kinerja karyawan dan memberikan umpan balik yang sesuai untuk membantu mereka berkembang. Pemimpin juga harus mempertimbangkan faktor-faktor situasional yang dapat memengaruhi kinerja karyawan dan menyesuaikan pendekatan kepemimpinan mereka sesuai dengan perubahan yang ada. Jadi, pemimpin dapat menentukan apakah pendekatan kepemimpinan yang digunakan sudah tepat atau perlu disesuaikan dengan memantau dan mengevaluasi kinerja karyawan secara teratur.
Apabila kamu tertarik untuk belajar lebih banyak tentang situational leadership atau gaya kepemimpinan lainnya, GreatNusa dapat menjadi pilihan yang tepat. GreatNusa adalah platform belajar online yang menyediakan berbagai program berkualitas yang dapat diakses dengan mudah dan beberapa diantaranya dapat diakses secara gratis.
Kamu akan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi seorang pemimpin yang mudah beradaptasi dan lebih memahami karyawan dengan program-program yang dikembangkan oleh para ahli di bidangnya. Kunjungi GreatNusa sekarang juga untuk melihat program-program yang tersedia dan daftar sekarang untuk memulai perjalananmu dalam mengembangkan keterampilan situational leadership!
Ethical leadership adalah model kepemimpinan yang ideal karena dapat memberikan dampak positif pada lingkungan sekitar. Pahami informasinya di sini.
Ada banyak jenis kepemimpinan yang bisa dipilih sesuai kepribadianmu. Namun, lingkungan kerja mana pun membutuhkan kepemimpinan etis alias ethical leadership. Ethical leadership adalah model kepemimpinan ideal yang dapat membawa manfaat besar bagi anggota tim maupun perusahaan.
Pemimpin sukses selalu menerapkan model ethical leadership dalam memimpin timnya. Anggota tim pun akan merasa dihargai sehingga lebih termotivasi untuk mencapai tujuan dan kepentingan bersama. Lantas, apa yang dimaksud dengan ethical leadership? Yuk, simak penjelasannya dalam artikel ini.
Kepemimpinan etis alias ethical leadership adalah model kepemimpinan yang mengutamakan integritas, kejujuran, dan keadilan. Pemimpin etis menggunakan prinsip moral sebagai panduan dalam memimpin dan mengambil keputusan. Sikap dan perilakunya didasarkan pada nilai moral yang dianutnya sehingga mereka akan selalu bertindak adil dan benar.
Apa yang membedakan kepemimpinan etis dan model kepemimpinan lainnya? Pemimpin etis tidak hanya berfokus pada memegang kendali atau memengaruhi timnya untuk melakukan sesuatu. Mereka akan berusaha memberikan teladan atau contoh yang baik kepada anggota timnya. Teladan ini ditunjukkan melalui sikap, perilaku, serta pengambilan keputusan yang adil dan membawa manfaat positif bagi seluruh anggota tim.
Ada tujuan yang perlu dicapai oleh pemimpin melalui penerapan ethical leadership. Tujuan tersebut berawal dari pengembangan anggota tim hingga kemajuan organisasi atau perusahaannya. Berikut penjelasan mengenai tujuan ethical leadership.
Sebagai seorang pemimpin, kamu pasti berharap bahwa anggota tim bisa meniru hal-hal baik dalam dirimu. Ethical leadership bertujuan agar kamu bisa memberikan teladan yang baik bagi mereka. Kamu perlu menerapkan sikap etis sampai tertanam dalam dirimu. Ketika kamu disiplin dalam menerapkannya, sikap tersebut akan terlihat jelas dan menjadi teladan yang patut dicontoh oleh anggota tim.
Sikap pemimpin berpengaruh besar pada budaya di lingkungan kerjanya. Pemimpin etis mampu melahirkan budaya kerja positif melalui sikap dan perilakunya. Anggota tim maupun orang lain turut mengikuti teladan baikmu sehingga lingkungan kerja memiliki budaya yang positif dan menyenangkan.
Baca juga: 6 Pengaruh Lingkungan Kerja dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan
Kepemimpinan etis melahirkan kepercayaan antara pemimpin dan anggota timnya. Mereka bisa saling berkomunikasi tanpa menaruh rasa curiga dan asumsi. Hal ini tentu saja bermanfaat pada kolaborasi dan kerja sama tim yang lebih erat dalam mengerjakan proyek.
Pemimpin etis membangun sikap positif yang terpancar hingga menjadi nilai (value) perusahaan. Sikap ini terlihat jelas melalui tindakan dan komunikasi antara karyawan dan pihak eksternal. Publik melihat citra perusahaan yang positif karena nilai yang dibangun di dalamnya. Pencari kerja tentu akan tertarik untuk melamar pekerjaan di perusahaan karena memiliki citra ramah dan bersahabat. Investor juga tertarik untuk berinvestasi karena memercayai perusahaan tersebut.
Pemimpin etis memiliki karakteristik yang terlihat dari perilakunya. Apa saja karakteristik yang ada dalam ethical leadership? Lihat daftarnya di bawah ini sebagai panduan kamu dalam bersikap layaknya pemimpin etis.
Pemimpin etis tidak hanya menyuarakan pentingnya etika dan perilaku. Kamu juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari serta memiliki standar yang tinggi dalam memimpin tim. Sikap dan perilakumu menjadi teladan yang berguna sebagai pedoman hidup anggota tim.
Pemimpin etis selalu menghormati setiap orang tanpa memandang latar belakang atau statusnya. Artinya, kamu tidak boleh membeda-bedakan perilaku ketika berinteraksi bersama orang lain. Kamu harus bersedia mendengarkan serta memiliki perspektif yang adil dalam menilai situasi di sekitar.
Komunikasi selalu dibutuhkan agar kerja sama tim terbangun secara efektif. Kamu harus menerapkan komunikasi yang terbuka dan jelas dalam menyampaikan informasi. Kamu bisa menyediakan forum agar anggota tim ikut menyuarakan pendapat dan aspirasinya secara bebas.
Tidak jarang kamu akan menemukan masalah dalam tim. Kamu harus mendengarkan pendapat dari dua orang atau lebih yang terlibat di dalamnya. Setelah mengetahui masalahnya, barulah kamu bisa memberikan solusi terbaik yang bisa memuaskan seluruh pihak.
Baca juga: Situational Leadership: Pengertian, Ciri, dan Cara Menerapkannya
Dinamika atau perubahan merupakan hal yang wajar terjadi dalam bisnis. Perubahan tersebut bisa terjadi secara mendadak, namun kamu harus selalu siap menghadapinya. Kamu perlu mencari cara agar bisa beradaptasi di tengah perubahan tersebut agar metode kerja yang sudah ada tetap relevan. Tidak jarang kamu harus keluar dari zona nyaman agar bisa menghadapi perubahan tersebut.
Bersikap etis bukan berarti kamu bisa membiarkan segala bentuk pelanggaran yang terjadi. Kamu harus tegas dalam memberikan hukuman atau teguran apabila ada anggota yang melanggar etika atau aturan bisnis. Pembiaran pelanggaran justru akan membuat kondisi di area kerja menjadi lebih runyam.
Terkadang kamu merasa tertekan karena harus memimpin anggota tim sekaligus menyelesaikan tugasmu. Kamu perlu menerapkan manajemen stres yang efektif agar tetap maksimal dalam bekerja. Kondisi stres yang dibiarkan dapat memengaruhi sikapmu kepada anggota tim.
Ethical leadership merupakan elemen kepemimpinan yang memiliki prinsip penting sebagai fondasinya. Apa saja prinsip yang harus dimiliki ethical leader?
Keadilan merupakan prinsip utama dalam ethical leadership. Adil berarti memperlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan. Sikap adil juga berarti tidak ada diskriminasi terhadap anggota tim. Apabila ada anggota yang berbuat kesalahan, kamu menghukumnya tanpa pengecualian.
Baca juga: Bagaimana Fungsi Laporan Keuangan bagi Pihak Manajemen?
Keterbukaan tidak terbatas pada memberikan informasi secara transparan saja. Kamu juga mengakui kesalahan dan kelemahan serta berusaha untuk memperbaikinya. Anggota tim akan berani terbuka kalau kamu memberikan contoh yang baik kepada mereka.
Tidak ada tim hebat yang dibangun di atas ketidakpercayaan. Rasa saling percaya merupakan prinsip yang tidak bisa dilepaskan dalam kerja sama tim. Pekerjaan atau proyek akan selesai dengan baik apabila setiap anggotanya saling percaya dalam bekerja.
Prinsip keterbukaan yang disebutkan sebelumnya berlandaskan pada kejujuran. Sikap jujur akan membuahkan kepercayaan sehingga anggota tim bisa saling mengutarakan pendapatnya tanpa harus menutupi apa pun.
Terakhir, ethical leadership dibangun atas prinsip saling menghormati. Kamu harus menghormati anggota tim dengan cara menghargai pendapat dan masukannya. Kamu tidak boleh meremehkan mereka meski ada perbedaan pendapat. Hargai anggota tim kamu selayaknya manusia agar mereka selalu memberikan kontribusi terbaik dalam bekerja.
Kamu pasti setuju kalau ethical leadership adalah model kepemimpinan yang ideal, bukan? Oleh karena itu, mulailah menerapkan karakteristik dan prinsip kepemimpinan etis di atas dalam hidupmu.
Awal mulanya kamu tentu akan bingung harus memulai dari mana untuk mempelajari tentang ethical leadership. Untuk itu, kamu bisa mengikuti kelas Self-Leadership: Metode Mengenal Diri Sendiri untuk membangun karakter pemimpin yang etis. Kelas ini tersedia selama 12 bulan, jadi kamu bisa mengaksesnya kapan pun. Kembangkan potensi kepemimpinan yang kamu miliki melalui kelas yang menarik di Great Nusa!
Ada banyak tipe leadership berdasarkan kepribadian seorang pemimpin, seperti autokratis, demokratis, hingga liberal. Kenali macam-macam kepemimpinan di sini.
Sudahkah kamu mengetahui tipe leadership yang sesuai kepribadianmu? Ya, ada banyak tipe pemimpin yang berbeda ketika mereka memimpin anggota timnya. Setiap orang memiliki latar belakang dan kepribadian yang berbeda sehingga akan berpengaruh pada gaya kepemimpinannya. Kamu dapat menemukan berbagai tipe tersebut ketika masuk ke dalam dunia kerja.
Lantas, apa saja tipe leadership yang sering ada di dalam dunia kerja? Temukan jawabannya dalam artikel ini.
Alangkah baiknya kamu memahami fungsi leadership sebelum mengenal tipe-tipenya. Ada tiga fungsi penting kepemimpinan. Apa saja?
Kepemimpinan berfungsi untuk mengembangkan strategi dan taktik perencanaan yang tepat. Strategi memainkan peran penting dalam menentukan tindakan yang harus dilakukan oleh anggotanya agar lebih mudah dalam mencapai tujuannya. Pemimpin juga harus merencanakan taktik dalam meraih peluang baru serta mengelola risiko pada masa depan.
Organisasi atau perusahaan tidak pernah lepas dari masalah. Pemimpin harus menyelesaikan masalah dan menghasilkan solusi yang cepat dan tepat. Mereka juga perlu memastikan agar masalah yang sama tidak terulang untuk kedua kalinya.
Baca juga: Ketahui 10 Manfaat Mentoring untuk Penunjang Karier
Kepemimpinan juga berfungsi untuk mengatur anggota tim agar mampu menyelesaikan tugas secara tepat waktu dan memberikan hasil yang baik. Pengorganisasian ini melibatkan pengaturan waktu yang efisien agar anggota tim bisa menghasilkan lebih banyak hasil pekerjaan. Pengelolaan tugas pun akan lebih teratur dan rapi apabila ada pengorganisasian yang baik.
Ada 11 tipe leadership yang kamu temukan dalam dunia kerja. Setiap tipe kepemimpinan tersebut memiliki tindakan tersendiri dalam menangani pekerjaannya. Apa saja tipe-tipe kepemimpinan tersebut?
Pemimpin demokratis selalu membuat keputusan berdasarkan pendapat dan masukan dari anggotanya. Mereka selalu mengajak anggota tim untuk terlibat aktif dalam diskusi, rapat, serta brainstorming ketika mengerjakan proyek baru. Kepemimpinan demokratis harus memiliki batasan karena pemimpin bisa saja kehilangan otoritasnya sewaktu-waktu.
Tipe leadership ini merupakan kebalikan dari kepemimpinan demokratis. Pemimpin autokratis memiliki otoritas penuh dalam membuat keputusan dan merasa tidak perlu melibatkan anggota timnya. Mereka juga berharap agar anggota tim bisa mengikuti keputusan yang telah ditetapkan.
Pemimpin strategis selalu menggunakan kemampuan dan kapabilitasnya untuk membantu anggota tim dalam mencapai tujuan jangka panjang. Mereka selalu berusaha meyakinkan orang lain agar bisa memberikan performa terbaik dalam menyelesaikan tugasnya.
Kepemimpinan transformasi selalu mengedepankan perubahan dalam diri pemimpin, anggota tim, atau organisasi secara keseluruhan. Pemimpin berusaha memotivasi anggotanya agar bisa melakukan perubahan nyata melalui pekerjaan dan tindakannya. Tipe leadership ini akan berjalan efektif apabila anggota tim memiliki visi dan misi yang sama seperti pemimpinnya.
Kepemimpinan transaksional berorientasi pada tugas dan komando yang telah diberikan. Pemimpin tipe ini menerapkan sistem rewards and punishment dalam menjalankan tugasnya. Pemimpin akan memberikan penghargaan apabila anggota berhasil menyelesaikan tugasnya. Sebaliknya, pemimpin juga menetapkan hukuman kepada anggota tim jika melakukan pelanggaran.
Tipe kepemimpinan yang sering disebut coaching-style leadership ini berfokus pada identifikasi kekuatan anggota tim. Pemimpin juga menerapkan strategi untuk mendorong keberhasilan anggotanya. Perbedaannya dengan kepemimpinan strategis terletak pada pengembangan potensi secara individual.
Baca juga: Ethical Leadership: Pengertian, Tujuan, Ciri, dan Prinsip Kerjanya
Pemimpin situasional selalu bertindak sesuai situasi dan kondisi lingkungannya. Dalam konteks ini, pemimpin bertindak melalui arahan langsung, memberikan pelatihan dan dukungan kepada karyawan, serta mendelegasikan tugas atau pekerjaan.
Sesuai istilahnya, pemimpin liberal selalu memberikan kebebasan kepada anggota timnya. Mereka tidak menuntut terlalu banyak, tetapi tetap harus mengawasi pekerjaan atau tugas yang diselesaikan oleh karyawan agar tetap terkontrol. Pemimpin tipe ini mengutamakan kenyamanan anggota dalam mengerjakan tugasnya agar selesai lebih cepat.
Visioner berarti pemimpin memiliki tujuan yang berorientasi pada masa depan. Mereka selalu berusaha mewujudkan visi dan misi organisasi serta berinovasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Anggotanya didorong untuk mencoba hal-hal baru demi kemajuan organisasi yang lebih baik. Kepemimpinan ini lebih banyak ditemukan pada organisasi non-profit, terutama di bidang kemanusiaan.
Jenis kepemimpinan ini selalu mengacu pada aturan dalam menjalankan setiap aturannya. Kepemimpinan birokratis dapat mengurangi diskriminasi di antara anggota tim. Kelemahannya yaitu kreativitas anggota tim lebih dibatasi.
Pemimpin karismatik mempunyai kepribadian yang kuat dan menanamkan nilai positif dalam kehidupannya. Mereka juga bisa mengubah perspektif dan cara pandang anggotanya agar lebih baik.
Selain mengenal tipe leadership di atas, kamu juga perlu mengetahui tips kepemimpinan yang wajib diterapkan. Apa saja tips leadership yang perlu dilakukan untuk menjadi pemimpin hebat?
Seorang pemimpin harus mengenali diri sendiri dengan lebih baik, terutama kelebihan dan kekurangannya. Mengidentifikasi kualitas diri berguna agar kamu makin memaksimalkan potensi sebagai seorang pemimpin. Lakukan refleksi dengan cara menuliskan kelebihan dan kekuranganmu. Minta juga pendapat orang lain agar tidak bias dalam menilai diri sendiri.
Soft-skill kepemimpinan saja tidak cukup untuk menjadi seorang pemimpin. Kamu juga harus mengembangkan kemampuan teknis sesuai bidang pekerjaan yang diikuti. Ambillah kelas keterampilan teknis di GreatNusa berdasarkan minat dan keahlian yang kamu miliki atau bidang pekerjaan yang akan ditekuni. Anggota tim akan menilai kamu sebagai pemimpin yang bisa diandalkan karena sudah terampil di bidangnya.
Baca juga: 7 Manfaat Leadership di Perusahaan
Mentor sangat berguna agar kamu bisa belajar lebih banyak tentang diri sendiri dan tujuan hidupmu. Pilihlah mentor yang memiliki pengalaman kepemimpinan dan reputasi yang baik. Pastikan juga mentor tersebut bisa dipercaya agar kamu bisa bercerita secara jujur dan terbuka serta mendapatkan saran yang membangun darinya.
Seorang pemimpin harus meningkatkan pengetahuannya mengenai kepemimpinan. Kamu bisa belajar melalui pengalaman dan peristiwa yang berlangsung saat ini. Akan lebih baik jika kamu mengikuti kelas kepemimpinan di GreatNusa untuk membentuk cara pandang yang tepat sebagai seorang pemimpin.
Ikutilah kelas Membangun Karakter Pemimpin dari GreatNusa sebagai langkah permulaan untuk memimpin diri sendiri. Kamu pun bisa membangun kepribadian yang matang dan tentunya berpengaruh pada tipe leadership yang diinginkan. Setelah menyelesaikan kelasnya, kamu akan mendapatkan sertifikat yang berguna untuk meningkatkan kredibilitas sebagai seorang pemimpin di mata atasan maupun tim Human Resources Department (HRD) yang ada di perusahaan. Ayo, kembangkan jiwa kepemimpinan kamu melalui kelas-kelas yang ada di GreatNusa!