Menampilkan 199-204 dari 438 Artikel
By greatnusa • 28 Februari 2023
Perbedaan pemimpin dan manajer perlu diketahui karena itu dua hal yang berbeda walau terkesan sama. Apa saja perbedaannya? Simak penjelasannya di artikel ini.
Tahukah kamu bahwa masih banyak yang belum memahami mengenai perbedaan pemimpin dan manajer? Sekilas, keduanya memang memiliki makna sama. Namun, istilah keduanya memiliki sejumlah perbedaan. Sebagaimana diketahui, di dalam perusahaan maupun organisasi terdapat seorang leader (pemimpin) dan manajer.
Pemimpin adalah orang yang mempunyai kemampuan memengaruhi, memotivasi, mengarahkan, dan mengawasi orang lain agar tugas yang sudah direncanakan terselesaikan dengan baik. Sementara berdasarkan definisinya, seorang manajer harus bisa mengatur, mengarahkan, dan mengendalikan orang lain agar tujuan yang telah ditetapkan perusahaan atau organisasi tercapai. Meskipun, seorang manajer belum tentu seorang pemimpin, keduanya penting bagi keberlangsungan perusahaan.
Pemimpin bukanlah sebuah jabatan atau posisi di dalam sebuah perusahaan. Kamu dapat melihat struktur organisasi perusahaan dan tidak akan menemukan kata pemimpin di dalamnya.
Pemimpin adalah sebuah karakter atau peran. Dengan kata lain, siapapun dapat menjadi pemimpin atau memiliki sifat kepemimpinan.
Tentu saja pemimpin yang hebat umumnya memiliki posisi atau jabatan yang mentereng di perusahaan. Pemimpin kemudian umumnya memiliki pengaruh yang besar di dalam perusahaan.
Berbeda dengan pemimpin, manajer adalah sebuah jabatan atau posisi. Manajer umumnya memiliki peran untuk mengatur sistem organisasi perusahaan.
Manajer dapat dianggap sebagai gerbang ke tingkat yang lebih tinggi oleh para bawahannya. Para karyawan umumnya akan lebih sering berbicara pada dan bertemu dengan manajer ketimbang pemimpin yang memiliki jabatan lebih di atas.
Setelah mengetahui pengertian pemimpin dan manajer, kamu mungkin telah memiliki sedikit gambaran tentang perbedaan di antara keduanya. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan mengenai perbedaan antara pemimpin dan manajer berikut ini.
Pemimpin dapat didefinisikan sebagai seseorang yang mampu memimpin, baik secara formal (resmi) maupun informal (tidak resmi). Untuk mendapatkan posisi pemimpin, kamu harus memiliki kemampuan yang dibutuhkan. Pemilihannya sendiri tidaklah serumit manajer. Pasalnya, posisi pemimpin umumnya bersifat sementara. Pemimpin memiliki masa kontrak yang bervariasi tergantung tugas. Misalnya, jika kamu ditugaskan untuk mengurus sebuah proyek pembangunan gedung yang membutuhkan waktu selama enam bulan, maka selama itulah kamu menjabat sebagai pemimpin.
Baca Juga: 3 Tingkatan Piramida Manajemen Dan Contohnya
Berbeda dengan pemilihan pemimpin yang biasanya berdasarkan kontrak kerja mengenai proyek atau tugas tertentu, pemilihan manajer dilakukan secara formal berdasarkan yuridis perusahaan tersebut yang ditandai dengan adanya surat pengangkatan atau keputusan dari komisaris atau direktur. Umumnya, waktu kerja yang diperlukan seseorang untuk menjabat sebagai manajer berkisar tiga hingga lima tahun. Makin banyak prestasi yang kamu raih, makin besar peluang untuk menduduki posisi tinggi dalam waktu relatif singkat.
Pemimpin memiliki fungsi dasar untuk membentuk visi, tim, membagi tugas, mengarahkan, memotivasi dalam bekerja, dan menggerakkan bawahannya mencapai tujuan. Dalam menjalankan fungsinya, pemimpin lebih menekankan pengaruh yang dimilikinya untuk membuat bawahan mengikuti arahannya, bukan dengan paksaan atau iming-iming hadiah. Pemimpin akan melakukan stimulasi, memberikan fasilitas, dan berpartisipasi secara langsung dalam kegiatan yang wajib diikuti oleh bawahannya.
Sementara fungsi dasar manajer berkaitan erat dengan perencanaan (planning), pengarahan (directing), pengorganisasian (organising), kontrol (controlling), dan penempatan staff (staffing). Biasanya, seorang manajer dalam menjalankan fungsinya sering memanfaatkan kekuasaan jabatan dan wewenang secara struktural yang mempunyai kekuatan mengikat. Artinya, seorang manajer dapat memaksa atau menghukum bawahannya.
Salah satu perbedaan pemimpin dan manajer yang utama terdapat pada tugas dan peran.
Pemimpin membangun visi sementara manajer mewujudkan ide tersebut dengan membuat rencana. Pemimpin perusahaan yang hebat adalah pemimpin yang memiliki visi jauh ke depan. Ia dapat melihat hal-hal yang umumnya tidak dapat dilihat oleh kebanyakan orang.
Sementara itu, manajer yang hebat adalah manajer yang dapat membuat rencana yang runut untuk mewujudkan visi dari pemimpin. Jika pemimpin bertugas untuk membangun visi, maka manajer membangun tujuan untuk mewujudkannya.
Seorang pemimpin tidak hanya harus berwibawa, tetapi juga mampu menguatkan visi yang diemban. Lantaran memahami bahwa membangun personal branding sangatlah penting, pemimpin cenderung melakukan banyak hal unik, berpikiran out of the box, dan mendorong bawahannya untuk terus berkembang. Pemimpin juga tidak takut untuk berinovasi dan mengambil risiko.
Selain bertanggung jawab, seorang manajer harus mempunyai pengetahuan luas, terampil, dan mampu berkomunikasi. Tugasnya adalah mengatur dan mengintegrasi berbagai jenis variabel ke dalam tujuan perusahaan. Seorang manajer harus bisa memimpin bawahannya serta merencanakan, mengelola, mengawasi, dan mengevaluasi kegiatan manajemen.
Manajer memiliki peran dalam menentukan langkah yang harus diambil demi mencapai tujuan perusahaan. Seorang manajer juga harus bisa memprediksi hasil dari pilihan tersebut. Selain bertanggung jawab dalam pengelolaan dan koordinasi tim, manajer juga harus memastikan bahwa kebijakan perusahaan berjalan sebagaimana mestinya.
Berbeda dengan pemimpin yang berani berinovasi, seorang manajer cenderung menjalankan tugas secara formal sehingga selalu berpegang teguh pada hal-hal yang sudah terbukti keberhasilannya. Seorang manajer lebih banyak meniru kompetensi dan mencontoh perilaku serta gaya kepemimpinan orang lain. Alih-alih mengambil risiko layaknya seorang pemimpin, seorang manajer justru meminimalisasi risiko tersebut dengan cara menjalankan yang telah ada. Singkatnya, seorang manajer akan berusaha mengendalikan situasi dan cenderung menghindari masalah.
Ditilik dari lingkungan kerja, seorang pemimpin bisa memimpin di lingkungan kerja formal ataupun informal. Pemimpin memiliki tanggung jawab terhadap bawahannya dan seluruh anggota tim yang turut berkontribusi. Ketika terdapat satu unit kerja melakukan kesalahan, unit lain harus menanggung beban karena kesalahan tersebut. Seorang pemimpin biasanya berpikir dengan lebih holistik dan memiliki gambaran mengenai target pencapaiannya. Hal inilah yang membuat pemimpin tahu bagaimana cara mendorong dan menginspirasi bawahannya untuk mengubah visi menjadi realita.
Baca Juga: Mengenal Strategi Kepemimpinan Dalam Dunia Kerja
Dibandingkan orang biasa, cara berpikir pemimpin sangat luas dan jauh. Tak jarang pemimpin memiliki pemikiran yang dianggap nyeleneh, tetapi sangat mendukung terwujudnya visi atau tugas yang diemban. Pemimpin yang baik sangat mengetahui potensi bawahannya. Oleh karena itu, pemimpin sering memotivasi bawahannya untuk terus berkembang dan memaksimalkan kemampuannya. Alhasil, seluruh bawahan yang tergabung dalam tim mampu memberikan hasil terbaik dan bekerja sama mencapai tujuan.
Berbeda dengan pemimpin, seorang manajer hanya bisa memimpin di lingkungan kerja formal saja. Manajer memiliki tanggung jawab pada atasannya. Lantaran bertugas memastikan tujuan dapat tercapai, seorang manajer lebih fokus terhadap cara mengatur dan menyelesaikan hal-hal yang dinilai dapat menjadi penghalang atau menimbulkan masalah di kemudian hari. Supaya berjalan lancar, manajer memiliki seorang asisten untuk membantunya mengerjakan tugas operasional.
Lain dengan gaya kepemimpinan pemimpin yang bersifat transformasional (memberi motivasi dan memberdayakan), gaya kepemimpinan manajer bersifat transaksional (member hadiah dan hukuman). Mengingat manajer selalu bertindak konvensional, cara kepemimpinannya cenderung kaku. Manajer hanya menugaskan dan memberikan panduan atau arahan pada bawahannya untuk menyelesaikan tugas tersebut. Bawahan yang memiliki kinerja baik akan diberikan hadiah, sedangkan yang berkinerja buruk akan mendapatkan hukuman.
Seorang pemimpin mempunyai bawahan yang kerap disebut pengikut. Pengikut pemimpin adalah orang-orang yang percaya terhadap kemampuan, kecakapan, dan perilaku pemimpinnya yang baik. Pengikut akan menjalankan tugas dan perintah atas dasar rasa kagum dan hormat. Seorang pemimpin hampir tidak berjarak dengan bawahannya. Pemimpin juga memiliki kepedulian tinggi terhadap bawahannya dan memperlakukannya sebagai makhluk yang utuh.
Hal itulah yang membuat seorang pemimpin tidak hanya mengejar target, melainkan juga memedulikan keseimbangan kehidupan kerja bawahannya. Lantaran sangat mengenali potensi dan kemampuan para pengikutnya. Pemimpin tidak segan untuk melakukan tindakan persuasif supaya bawahan mengikuti instruksinya sehingga visi dan target tercapai.
Baca Juga: 8 Langkah Strategi Komunikasi Persuasif dalam Dunia Kerja
Berbeda dengan pemimpin yang memiliki pengikut secara sukarela, manajer mempunyai bawahan yang disebut sebagai karyawan atau staf. Bawahan tersebut harus mengikuti aturan yang sudah ditetapkan manajer. Mengingat manajer memiliki kuasa untuk memberikan tugas, hadiah, dan hukuman, para bawahannya biasanya patuh dan menjalankan tugas yang diberikan sebaik mungkin.
Perebedaan besar lainnya antara pemimpin dan manajer adalah sikap keduanya terhadap resiko. Pemimpin adalah orang yang berani mengambil risiko. Ia percaya bahwa visi yang dimilikinya akan membayar segala perjuangannya di masa sekarang. Pemimpin adalah orang yang berpikir soal jangka panjang.
Sementara itu, manajer cenderung menghindari risiko. Manajer adalah orang yang bertugas untuk memberikan hasil secepat mungkin. Manajer fokus mencapai target jangka pendek untuk menunjukkan hasil yang positif bagi perusahaan.
Baik manajer maupun pemimpin memainkan tanggung jawab yang berbeda. Masing-masing dari mereka bergerak tidak hanya dengan tim tetapi juga dengan kerangka kerja organisasi yang teratur dan memiliki bawahan. Membangun kolaborasi, meningkatkan komunikasi, mengambil resiko dengan tujuan visi perusahaan sangat penting untuk alasan ini.
Memang menjadi seorang pemimpin bukanlah pekerjaan yang mudah berhasil, namun begitulah hakikatnya. Setiap dari Anda yang pernah memiliki posisi kepemimpinan akan dapat memahami hal ini. Tidak ada keraguan bahwa setiap perusahaan yang sukses memiliki manajemen dan kepemimpinan terbaik.
Setiap pemimpin harus mengembangkan kemampuannya sendiri di samping perannya sebagai karyawan. Karena sebenarnya tidak ada formula untuk kepemimpinan yang efektif. Karena setiap karyawan memiliki kepribadiannya masing-masing, pemimpin dan manajer harus menugaskan individu berdasarkan kemampuannya.
Perusahaan bisa menawarkan seluruh fasilitas sebagai pendongkrak kinerja pekerja. Menggunakan perangkat lunak SDM yang berfokus pada produktivitas karyawan atau alat absensi online, misalnya. Karyawan tidak hanya bekerja lebih efisien, tetapi bisnis juga mendapatkan keuntungan secara konsisten.
Baca Juga: Apa Yang Dimaksud Dengan Strategi Bisnis? Seperti Apa Hal Ini Bisa Membantu Bisnis Anda?
Demikianlah informasi mengenai perbedaan pemimpin dan manajer yang perlu kamu ketahui. Terlepas dari perbedaan tersebut, keduanya memiliki peran besar dalam mewujudkan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Secara simpel, pemimpin adalah orang yang membangun visi dan berpikir jangka panjang, sementara manajer adalah orang yang menentukan tujuan serta berpikir jangka pendek.
Untuk menjadi seorang pemimpin, kamu tidak harus menjabat sebagai manajer lebih dulu. Kamu bisa mempelajari kepemimpinan melalui portal pembelajaran daring GreatNusa.
GreatNusa menyediakan berbagai jenis course dan webinar dengan materi berkualitas dan praktis. Berbekal materi tersebut, kamu bisa mengoptimalkan kemampuan leadership dan manajerial. Tunggu apa lagi? Ayo, gapai masa depan yang lebih baik bersama GreatNusa!
Yang harus dikuasai UI UX designer adalah merancang sebuah produk digital. Hal tersebut memerlukan alur yang panjang dan tak mudah. Baca selengkapnya di sini.
Menciptakan sebuah desain produk memerlukan berbagai keterampilan yang saling mengisi satu sama lain. Maka dari itu, ada banyak hal yang harus dikuasai UI UX designer untuk menghasilkan desain produk yang sesuai ekspektasi user.
UI UX designer adalah mereka yang bertanggung jawab melakukan desain user interface (UI) dan user experience (UX) sebuah produk digital. User interface adalah antarmuka yang memungkinkan user berinteraksi dengan sebuah produk dan berfokus pada tampilan visual sebuah produk (berkaitan dengan tema, warna, grafis, dan sebagainya). Sementara itu, user experience adalah desain membuat produk yang nyaman dan memudahkan user saat menggunakan produk tersebut (seperti tentang keberadaan dan fungsi tombol, pilihan kata untuk tombol tertentu, dan sebagainya).
UI UX designer umumnya bergabung bersama tim produk (tepatnya desain produk). Hal ini berbeda dengan graphic designer yang bergabung bersama tim marketing atau creative. Adapun peran graphic designer sendiri berbeda dengan UI UX designer, yakni membuat desain grafis dengan tujuan iklan alias menarik perhatian user, bukan kenyamanan atau kepuasan user.
Baca Juga: Design dan Prototype untuk Digital Supply Chain Management
UI UX designer bekerja saling mengisi sehingga menghasilkan desain produk yang utuh. Keduanya harus mampu mengombinasikan antara keindahan visual dengan fungsionalitas dari produk yang ditawarkan Oleh karena itu, alur kerja dalam sebuah pembuatan desain produk pun saling terkait dan berkesinambungan antara UI designer dan UX designer.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, produk yang dihasilkan harus mampu memenuhi ekspektasi user. Jika tidak, maka user tidak akan merasa nyaman saat menggunakan produk tersebut dan angka kepuasan user akan menurun. Apabila hal tersebut terjadi, maka user akan perlahan-lahan meninggalkan produk dan tak enggan untuk beralih ke kompetitor.
Oleh sebab itu, tim akan melakukan UX research yang dilakukan oleh seorang UX researcher. Riset dapat dilakukan dalam berbagai metode seperti penyebaran survei, wawancara user, dan lain sebagainya.
Substansi yang diriset pun bermacam-macam, seperti misal apakah solusi yang akan ditawarkan sesuai dengan kebutuhan user, fitur apa yang sebaiknya perlu ditambahkan atau bahkan dinilai tidak penting, bagaimana kesan terhadap ilustrasi atau gaya tulisan yang digunakan, apakah letak tombol-tombol sudah sesuai dan mudah untuk membantu navigasi user, dan masih banyak lainnya.
UX researcher akan mengolah data dari riset tersebut. Informasi hasil riset lantas didiskusikan sebelum akhirnya disepakati dan dijadikan pedoman oleh UI UX designer.
Information architecture (IA) adalah informasi yang disajikan dalam bentuk bagan, kolom, atau desain terstruktur lainnya yang saling berkaitan. Penyusunan IA ini tak lain bertujuan untuk memudahkan tim dalam memahami konsep produk.
Sebuah information architecture yang baik juga harus memenuhi beberapa komponen tertentu agar mencapai tujuannya dengan optimal. Adapun beberapa komponen yang dimaksud adalah sistem navigasi, organisasi informasi, pelabelan informasi, dan sistem pencarian.
Wireframe adalah kerangka gambar sebagai rancangan produk digital pada level struktural. Proses ini memberikan sketsa visual yang menunjukkan alur informasi user dalam mengoperasikan sebuah produk.
Di tahap inilah peran UX sangat besar. UX designer akan merancang halaman yang baik hingga fungsionalitas yang paling tepat sesuai yang diinginkan oleh user. Adapun dalam pembuatan wireframe, UX designer dapat menggunakan gambar tangan maupun software pendukung seperti Figma dan Adobe XD.
Langkah berikutnya adalah mengatur alur bagaimana sebuah produk digunakan oleh user. UX flow ini tentu dirancang dengan pendekatan user experience sehingga user merasa nyaman dalam menggunakan produk.
Pembuatan alur ini juga dapat berangkat dari hasil UX research yang telah dilakukan sebelumnya.
Baca Juga: Belajar Bagaimana Mengolah Data Secara Terstruktur
Jika alur UX sudah ditetapkan, saatnya membuat prototype. Prototype merupakan bentuk, model asli, atau contoh yang menjadi dasar untuk proses selanjutnya (dapat diturunkan atau dikembangkan kemudian). Beberapa aplikasi untuk membuat prototype adalah Adobe XD, MockPlus, Invision, dan lain-lain.
Prototype bertujuan mempermudah proses penjelasan rencana produk melalui demonstrasi produk secara fungsional. Selain itu, prototype juga bertujuan memberi spesifikasi sistem kerja yang lebih nyata.
Pembuatan design system bermaksud untuk menyimpan berbagai komponen desain seperti ikon, font, color palette, dan lain-lain ke dalam suatu library. Pada tahap inilah, UI designer mulai berperan.
Namun, UI designer tidak sendirian saat melakukan perancangan design system. UI designer berkolaborasi dengan developer. Selagi UI designer menyiapkan elemen desain, developer menyiapkan komponen library yang akan digunakan.
Nah, kini saatnya UI designer memaksimalkan keterampilannya dalam menyajikan visual yang menarik. DI tahap ini, UI designer mulai merancang tampilan visual yang menarik dengan perpaduan warna, tipografi, hingga ilustrasi yang menarik dan representatif.
Ada banyak tools yang tersedia untuk membantu UI designer menyiapkan desain user interface. Beberapa yang umum digunakan antara lain Adobe Illustrator, Sketch App, dan Adobe Photoshop.
Desain user interface yang telah lolos uji kemudian mulai dikembangkan oleh tim developer. Untuk memastikan implementasi desain sesuai dengan apa yang dirancang, developer dan UI designer harus tetap berkomunikasi.
Apabila seluruh bagian produk sudah dikembangkan, maka tim harus melakukan uji coba dulu sebelum meluncurkannya ke pasar yang lebih luas. Desain tersebut akan dinilai dan diperbaiki jika diperlukan sebelum akhirnya benar-benar siap untuk dirilis ke user.
Baca Juga: Pengertian Supervised Learning dalam Machine Learning
Kompleks dan vitalnya desain UI UX membuat design terkait harus memiliki beberapa keterampilan khusus. Secara umum, berikut adalah tiga hal penting yang harus dikuasai UI UX designer untuk menjalankan perannya secara maksimal.
UI UX berkomunikasi dengan user melalui media sosial sehingga wajar jika UI UX designer haruslah memiliki kemampuan komunikasi visual yang baik dan kuat. Mereka harus mempunyai pemahaman baik terhadap teori desain, gambar, tata letak, warna, ikon, dan sebagainya.
Tak cuma mengandalkan UX researcher, UI UX designer juga perlu membekali diri dengan kemampuan riset yang baik. Beberapa skill terkait yang dimaksud adalah merencanakan, mengeksekusi, menganalisis, dan menarik sebuah kesimpulan.
Wireframe adalah alat komunikasi utama designer untuk menjelaskan kepada stakeholder terkait lainnya terkait ide yang akan diwujudkan. Tanpa adanya wireframe, sulit bagi designer untuk dapat meyakinkan stakeholder untuk mewujudkan gagasan yang dimiliki. Sementara itu, prototype akan membantu designer untuk memperlihatkan secara jelas produk yang akan dilempar ke user.
Hal-hal yang harus dikuasai UI UX designer tidak hanya sebatas hard skill, tetapi juga soft skill seperti kemampuan berkomunikasi dan berkolaborasi, analytical thinking, dan masih banyak lainnya. Kemampuan ini pun harus senantiasa dilatih.
Jika kamu tertarik menjadi UI UX designer, GreatNusa adalah pilihan tepat untuk membantumu menyiapkan diri. Kamu bisa mengakses kurus online terkait UI UX design yang tersedia secara online. Tentunya, topik yang tersedia pun beragam dan up to date dengan kebutuhan industri terkini, baik hard skill maupun soft skill untuk mendukung kariermu.
By greatnusa • 25 Februari 2023
Cara beradaptasi dengan lingkungan kerja baru perlu diketahui bagi karyawan baru. Lakukan beberapa cara berikut yang akan dikupas dalam artikel ini sebagai panduan.
Perasaan yang bercampur aduk pasti akan kamu rasakan ketika memasuki tempat kerja baru. Kamu merasa senang karena bisa melepaskan status pengangguran atau bekerja di tempat impian. Di sisi lain, perasaan gelisah pun muncul karena kamu harus beradaptasi. Hilangkan kekhawatiran tersebut karena GreatNusa akan membagikan cara beradaptasi dengan lingkungan kerja baru yang bisa langsung kamu terapkan!
Adaptasi merupakan proses penyesuaian diri terhadap perubahan pada lingkungan sekitarnya. Begitu pula ketika di tempat kerja baru, kamu harus menyesuaikan diri terhadap lingkungan kerja, peraturan, dan sistem kerja yang masih terasa asing. Kamu perlu beradaptasi agar bisa bertahan dan bekerja lebih lancar di lingkungan kerja yang baru.
Setiap orang memiliki masa adaptasi yang berbeda-beda ketika berada di tempat baru. Ada yang langsung bisa menyesuaikan diri setelah seminggu bekerja, namun ada pula yang baru terbiasa setelah masa kerjanya melewati satu bulan. Karyawan baru hendaknya melakukan berbagai cara agar merasa nyaman di tempat kerja dan menghasilkan performa kerja yang lebih mumpuni.
Baca Juga: 7 Ciri-Ciri Etos Kerja yang Harus Dimiliki Oleh Seorang Pemimpin
Lantas, bagaimana cara beradaptasi agar terbiasa di lingkungan kerja baru? Cobalah lakukan lima tips di bawah ini.
Peribahasa ‘malu bertanya, sesat di jalan’ berlaku untuk karyawan baru. Kamu bisa bertanya kepada atasan atau rekan kerja di sekitar mengenai cara menyelesaikan pekerjaan atau menghadapi situasi tertentu. Namun, kamu harus mencatat jawaban mereka agar bisa menjadi bahan pembelajaran yang bagus selama masa adaptasi.
Kamu akan menghadapi kejadian tak terduga atau kondisi yang tidak sesuai ekspektasi. Hindari merasa panik dan tetaplah berpikir positif ketika berada dalam kondisi tersebut. Anggaplah setiap pengalaman yang kamu hadapi, baik positif maupun negatif, sebagai pelajaran berharga.
Proses adaptasi bisa menjadi momen yang tepat untuk melatih kecerdasan emosional. Kamu bisa belajar mengontrol emosi agar lebih profesional selama bekerja. Emosi yang terkontrol dapat membentuk respons yang matang ketika menghadapi situasi tertentu.
Wajar saja jika kamu melakukan kesalahan selama masa adaptasi. Namun, kamu tidak boleh membiarkan kekecewaan menguasai dirimu ketika melakukan kesalahan. Belajarlah untuk bersikap tenang dan mencari solusi untuk menyelesaikan kesalahan tersebut. Kamu bisa berkaca dari kesalahan tersebut agar bisa menunjukkan performa kerja yang lebih baik nantinya.
Bertahan di zona nyaman berarti kamu tetap kukuh pada pemikiran lama yang belum tentu sesuai lingkungan kerja barumu. Kamu perlu keluar dari zona nyaman dan berani menghadapi berbagai situasi. Tips ini membantumu agar lebih fleksibel dan cekatan dalam menghadapi setiap permasalahan yang terjadi di tempat kerja.
Baca Juga: Ketahui 5 Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak lepas dari pergaulan di lingkungan mana pun. Kamu perlu bergaul bersama rekan kerja agar menjadi pribadi yang disukai oleh banyak orang. Ikuti tips memulai pertemanan di kantor ini.
Perasaan canggung kerap muncul ketika menghadapi orang baru. Namun, kamu bisa mulai menyapa rekan kerja dan mengajaknya berkenalan. Berikan sapaan ramah yang terpancar melalui senyuman di wajah agar mereka bisa merasakan energi positif pada dirimu. Lanjutkan pembicaraan dengan membahas hal-hal ringan yang menarik untuk dibahas.
Kamu bisa meminta pendapat rekan kerja untuk memulai pembicaraan. Pendapat tersebut tidak harus seputar pekerjaan, tetapi bisa pula pilihan menu makan siang, mode transportasi yang efektif, dan sebagainya.
Apresiasi atau pujian bisa menjadi cara efektif untuk membangun pertemanan. Banyak hal yang bisa dipuji dari rekan kerjamu, mulai dari gaya berpakaian, sikap dan perilaku, bahkan prestasi yang diraih selama bekerja. Namun, berikan pujian sewajarnya agar mereka tidak menganggap kamu sebagai pencari perhatian.
Bagaimana jika saya menemukan rekan kerja yang kurang menyenangkan? Tetaplah bersikap ramah dan tenang. Jangan biarkan sifat negatif mereka memengaruhi antusiasme kamu dalam bekerja. Kamu tidak harus mengajaknya berbicara, cukup mulai pembicaraan ketika ada hal penting untuk diperbincangkan.
Gosip atau pembicaraan yang kurang baik selalu terjadi di mana pun. Namun, kamu harus menghindari gosip karena bisa menyinggung perasaan orang yang sedang dibicarakan. Apabila diajak bergosip, kamu bisa merespons seperlunya, kemudian mengalihkan gosip ke topik pembicaraan lain.
Baca Juga: Kenali 7 Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja
Selain mengetahui cara bergaul dan beradaptasi, kamu pun harus mempersiapkan diri menyambut hari pertama bekerja di tempat baru. Lihat tips lengkapnya di bawah ini.
Persiapkan peralatan kerja semalam sebelumnya agar kamu tidak panik pada hari pertama kerja. Adapun peralatan yang perlu dipersiapkan yaitu alat tulis, buku catatan, smartphone, charger, dan sebagainya. Masukkan semuanya ke dalam tas agar kamu langsung berangkat ke tempat kerja baru.
Kesan pertama terlihat dari penampilan kamu. Gunakan pakaian kerja yang rapi, sopan, dan sesuai budaya kerja perusahaanmu. Perhatikan juga penampilanmu secara keseluruhan, seperti gaya rambut, tata rias, aksesoris, dan penggunaan parfum. Kepribadianmu terpancar melalui gaya pakaian yang kamu kenakan.
Citra diri yang positif terlihat ketika kamu datang lebih awal ke kantor. Perkirakan waktu keberangkatan pada hari sebelumnya serta metode transportasi yang digunakan. Usahakan datang maksimal 15 menit sebelum jam kerja dimulai agar bisa berkenalan dengan teman kerja baru.
Sikap dan perilaku menggambarkan citra dirimu sebagai karyawan baru. Berbicaralah menggunakan gaya dan bahasa yang santun kepada siapa pun, termasuk resepsionis dan penjaga keamanan. Hormati dan hargai setiap orang di tempat kerja barumu agar mereka terkesan melihat sikapmu.
Baca Juga: 11 Kata Kata Motivasi Kerja Karyawan yang Inspiratif
Terkadang kamu merasa takut mengganggu rekan kerja sehingga tidak berani memulai obrolan. Namun, hilangkan ketakutan tersebut dan ambillah waktu untuk berbaur bersama mereka. Lakukan tips memulai pembicaraan yang telah dibahas pada bagian sebelumnya.
Tidak perlu merasa gugup pada hari pertama kerja ketika kamu telah melakukan seluruh cara beradaptasi dengan lingkungan baru yang dijelaskan di atas. Ketika sudah terbiasa, barulah kamu bisa lebih fokus bekerja dan mengembangkan dirimu.
Proses adaptasi diri lebih menantang ketika kamu mulai bekerja di perusahaan multinasional yang melibatkan penggunaan bahasa Inggris. Atasi tantangan tersebut dan ikutilah kursus Socializing at Work dari GreatNusa untuk mengasah kemampuanmu. Kamu bisa memahami komunikasi antar budaya sehingga lebih percaya diri ketika menghadapi rekan kerja dari berbagai negara. Yuk, kembangkan dirimu agar lebih sukses di dunia karier bersama GreatNusa.
By greatnusa • 25 Februari 2023
Memahami bahasa pemrograman pascal bagi seorang programmer, mulai dari simbol dasar, fitur, serta tipe datanya. Ketahui lebih lanjut melalui artikel ini!
Bahasa pemrograman Pascal merupakan salah satu bahasa pemrograman yang populer digunakan untuk mengembangkan aplikasi dan sistem. Diciptakan oleh Niklaus Wirth pada tahun 1970, Pascal menawarkan sintaks yang mudah dipahami dan mengedepankan konsep pemrograman struktural.
Berbagai aplikasi seperti sistem operasi, aplikasi bisnis, hingga aplikasi pendidikan dapat dikembangkan dengan menggunakan Pascal. Dalam artikel ini, kami akan membahas tentang dasar-dasar bahasa Pascal dan cara menggunakannya dalam pemrograman aplikasi.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahasa pemrograman Pascal adalah bahasa pemrograman yang diciptakan oleh Niklaus Wirth pada tahun 1970. Pascal dikembangkan dengan tujuan untuk menyediakan bahasa pemrograman yang mudah dipahami dan mempermudah pemahaman konsep pemrograman struktural.
Bahasa pemrograman Pascal menawarkan sintaks yang jelas dan terstruktur sehingga mudah dipelajari oleh para pemula. Pascal dianggap sebagai salah satu bahasa pemrograman yang populer digunakan dalam proses pembelajaran algoritma dan pemrograman, terutama dalam bidang pendidikan akademis.
Baca Juga: Bahasa Pemrograman Android: Bagaimana Cara Mempelajarinya untuk Pemula?
Bahasa pemrograman Pascal dikembangkan oleh Niklaus Wirth pada tahun 1970, dengan tujuan untuk mengajar konsep dasar pemrograman komputer kepada mahasiswa di Swiss Federal Institute of Technology. Wirth ingin menciptakan bahasa yang sederhana, mudah dipelajari, dan dapat digunakan untuk berbagai jenis proyek. Nama Pascal diambil dari nama seorang ahli matematika asal Prancis, Blaise Pascal.
Pascal awalnya diterbitkan pada tahun 1971 sebagai bahasa pemrograman untuk sistem operasi P-system, yang dikembangkan oleh Universitas California, Berkeley. P-system menggunakan bahasa pemrograman Pascal sebagai bahasa pemrograman utama, dan menyediakan berbagai peralatan untuk mengembangkan aplikasi. Pascal juga digunakan untuk mengembangkan sistem operasi lainnya.
Pascal menjadi populer di kalangan akademisi dan profesional karena kesederhanaan dan struktur yang jelas. Bahasa ini juga dikatakan memiliki kualitas yang baik dalam hal pemrograman yang terstruktur dan pengembangan aplikasi yang efisien.
Bahasa pemrograman Pascal dapat dibangun dengan menggunakan simbol-simbol yang terdiri dari huruf-huruf, angka-angka, dan simbol-simbol khusus. Simbol-simbol tersebut adalah:
Simbol-simbol yang digunakan dalam bahasa pemrograman Pascal terdiri dari berbagai macam huruf, mulai dari A hingga Z, a hingga z, dan juga simbol garis bawah (_). Huruf besar dan huruf kecil dianggap sama dan tidak membedakan antara keduanya.
Simbol dalam bahasa pemrograman Pascal yang digunakan untuk menyatakan angka-angka adalah dari 0 hingga 9. Angka-angka ini dapat digunakan dalam kondisi yang sama dengan angka-angka yang digunakan dalam bahasa matematika, termasuk dalam menulis ekspresi matematika dan menyimpan nilai dalam variabel.
Simbol-simbol khusus dalam bahasa pemrograman Pascal adalah tanda-tanda matematika dan sintaksis yang digunakan untuk memberikan instruksi dan logika dalam penulisan program, seperti operator matematika (+, -, *, /, ^), operator perbandingan (<, >), tanda kurung, kurung siku, titik, koma, titik dua, tanda kutip, dan simbol lainnya.
Baca Juga: Mengenal Tingkatan Rendah dan Tinggi dalam Bahasa Pemrograman
Beberapa fitur utama dari bahasa pemrograman Pascal yang membuatnya cocok untuk digunakan sebagai alat pembelajaran dan pengembangan aplikasi komersial meliputi:
Pascal memiliki tipe data yang umum digunakan dalam bahasa pemrograman komputer lain seperti real, integer, character, dan boolean. Tipe data ini dikenal sebagai tipe data bawaan dalam Pascal.
Pascal menyediakan fitur untuk membuat tipe data yang ditentukan oleh programmer sendiri, yang disebut tipe data bentukan. Hal ini memungkinkan programmer membuat tipe data yang sesuai dengan kebutuhan aplikasi yang akan dibuat.
Pascal menyediakan berbagai macam struktur data seperti file, set, array, dan record yang memungkinkan programmer untuk menyimpan dan mengelola data dengan lebih efisien. Hal ini sangat membantu dalam menyelesaikan berbagai jenis masalah yang mungkin dihadapi dalam pengembangan aplikasi.
Pascal memiliki aturan tipe data yang cukup ketat, sehingga programmer harus menentukan tipe data dari variabel yang digunakan dan tidak boleh digunakan untuk tipe data lain. Pengguna juga harus mendeklarasikan variabel terlebih dahulu sebelum digunakan dalam program.
Pascal telah mendukung metode pemrograman struktural yang memungkinkan untuk memisahkan kode program menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan terorganisir dengan baik melalui penggunaan prosedur dan fungsi. Hal ini membuat kode program lebih mudah dibaca, dipahami, dan diubah sesuai kebutuhan.
Pascal memiliki sintaks yang sederhana dan ekspresif, sehingga program yang ditulis dalam bahasa ini mudah dipahami dan diuraikan. Perintah yang digunakan dalam bahasa ini menggunakan Bahasa Inggris yang sederhana, sehingga mudah untuk dipelajari dan digunakan.
Baca Juga: Bahasa Pemrograman HTML: Tips Serta Pemahaman Dasar Belajarnya
Tipe data yang terdapat dalam bahasa Pascal dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu tipe data sederhana dan tipe data terstruktur. Tipe data sederhana digunakan untuk membuat program dan terdiri dari tipe data seperti integer, real, dan boolean. Tipe data terstruktur terdiri dari array, record, set, dan file. Berikut penjelasannya:
Jenis tipe data sederhana dalam bahasa pemrograman Pascal meliputi:
Jenis tipe data terstruktur dalam bahasa pemrograman Pascal meliputi:
Jika kamu ingin belajar lebih lanjut tentang bahasa pemrograman Pascal, GreatNusa menawarkan kursus belajar pemrograman. Dalam kursus ini, kamu akan mempelajari segala informasi yang berkaitan dengan bahasa pemrograman pascal, termasuk pembelajaran yang lebih terarah dan informasi penting lainnya. Hubungi kami sekarang untuk informasi lebih lanjut!
UX researcher adalah profesi yang banyak dicari saat ini. Simak skill, tanggung jawab dan cara menjadi UX researcher selengkapnya melalu artikel berikut ini!
Untuk mengembangkan produk yang sesuai dan bisa memuaskan kebutuhan pelanggan (dan membuat mereka merasa senang selama prosesnya), hal pertama yang harus kamu lakukan adalah mengetahui siapa target pasarmu. Selanjutnya, cari tahu apa yang menjadi kebutuhan mereka. UX researcher adalah orang yang bertugas untuk melakukan semua itu.
Seorang UX researcher secara sistematis mempelajari pengguna yang menjadi target untuk mengumpulkan informasi dan menganalisis data yang akan membantu menginformasikan proses desain produk. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dekat tentang apa yang dilakukan oleh UX researcher, bagaimana mereka melakukan pekerjaannya dan langkah apa yang bisa kamu ambil untuk berkarier di bidang UX research.
Salah satu langkah awal dalam mendesain produk baru atau untuk meningkatkan user experience (pengalaman pengguna) adalah dengan memikirkan: siapa pengguna yang kamu targetkan. Siapa mereka? Dari mana asal mereka? Layanan atau produk seperti apa yang mereka inginkan? Mengapa mereka menginginkannya? Bagaimana produk yang kamu hasilkan bisa memuaskan keinginan mereka?
Sebagai seorang UX researcher, tugasmu adalah menjawab semua pertanyaan-pertanyaan di atas. Alih-alih membuat tebakan berdasarkan pengalaman subjektifmu sendiri, kamu akan merancang strategi penelitian dengan menggunakan data. Dari data-data itulah kamu bisa merancang pengalaman pengguna sesuai dengan apa yang mereka butuhkan.
Baca Juga: Unified Modelling Language (UML) using Visual Paradigm
Seorang UX researcher biasanya bekerja dengan menggunakan 2 jenis penelitian yakni penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Selain itu, UX researcher juga melakukan penelitian behavior dan attitude.
Baca Juga: Japanese Business Culture Series: Konsep dan Praktik Manajemen Sumber Daya Manusia
Jika kamu berkarier sebagai seorang UX researcher, tugas yang kamu lakukan setiap harinya mungkin akan bervariasi, tergantung proyek yang diselesaikan atau perusahaan tempat kamu bekerja. Beberapa tugas yang mungkin akan diberikan kepadamu adalah:
Untuk menjadi seorang UX researcher yang sukses, kamu harus memiliki serangkaian keterampilan yang akan membantumu secara efektif mendapatkan wawasan tentang pengguna saat ini dan calon pengguna. Kalau kamu sedang mempertimbangkan karier di bidang UX research, beberapa keterampilan yang sebaiknya mulai kamu fokuskan saat ini adalah:
Baca Juga: Desain Produk Interaktif untuk Keunggulan Daya Saing Bisnis
Seperti banyak bidang desain UI/UX, peran UX researcher sebenarnya masih tergolong baru. Kamu mungkin akan sulit menemukan pendidikan khusus yang akan mengarah ke karier UX research. Kebanyakan UX researcher yang ada saat ini belajar secara otodidak dan mereka bertransisi dari karier yang lain. Jika kamu tertarik dengan profesi ini, ada beberapa tips yang bisa dipertimbangkan antara lain:
Sebagian besar posisi UX researcher membutuhkan kandidat dengan setidaknya gelar sarjana. Meskipun tidak harus terkait bidang UX, memiliki gelar di bidang yang berhubungan dengan teknologi atau ilmu perilaku dan sosial akan membantumu dalam karier. Beberapa jurusan itu antara lain:
Lalu bagaimana jika latar belakang pendidikanmu bukan salah satu dari opsi di atas? Kamu tetap bisa belajar UX research dengan cara lain.
Selain gelar, kamu bisa menemukan banyak cara untuk belajar tentang alat dan teknik riset pengguna. Beberapa cara yang bisa kamu lakukan adalah:
Ketika melihat postingan lowongan pekerjaan sebagai UX researcher, kamu mungkin akan melihat pengalaman sebagai salah satu syaratnya. Kamu tidak perlu langsung bekerja untuk bisa dapat pengalaman. Menjadi relawan UX researcher untuk bisnis kecil atau perusahaan non-profit bisa membantumu mengembangkan kemampuan. Ini juga bisa jadi pengalaman yang berguna saat kamu akan melamar pekerjaan.
Portofolio adalah salah satu bukti yang bisa menunjukkan keahlian dan pengalaman yang kamu miliki di bidang UX. Selain lewat pengalaman kerja, mengerjakan proyek hingga mengikuti kursus yang berkaitan dengan UX research juga bisa kamu masukkan ke dalam portofolio.
Belum pernah ikut kursus UX sama sekali? Kamu bisa memilih kursus online terkait di GreatNusa. Daftarkan dirimu sekarang juga dan raihlah profesi impianmu!
By greatnusa • 24 Februari 2023
Menerapkan kesehatan lingkungan kerja memiliki manfaatnya tersendiri untuk meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas karyawan. Baca selengkapnya di sini.
Menerapkan kesehatan lingkungan kerja di tempat kerja adalah hal yang penting untuk memastikan kenyamanan dan keselamatan karyawan. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat, tidak hanya akan meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup karyawan, tetapi juga dapat mengurangi risiko kecelakaan dan penyakit yang berasal dari lingkungan kerja.
Berikut ini penjelasan mengenai beberapa manfaat jika perusahaan menerapkan kesehatan lingkungan kerja.
Kesehatan lingkungan kerja adalah faktor penting dalam menentukan kualitas hidup dan kesejahteraan karyawan di tempat kerja. Ini melibatkan berbagai aspek lingkungan kerja yang memengaruhi kesehatan dan keselamatan karyawan. Aspek-aspek ini meliputi lingkungan fisik seperti iluminasi, suhu, udara, dan kebisingan, serta lingkungan sosial seperti budaya dan lingkungan kerja yang menentukan bagaimana karyawan bekerja sama dan mengatasi stres.
Menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman sangat penting karena dapat membantu mengurangi risiko penyakit dan kecelakaan yang berasal dari lingkungan kerja. Hal ini juga dapat membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup karyawan, karena mereka dapat bekerja dalam lingkungan yang nyaman dan bebas stres. Oleh karena itu, penting bagi semua perusahaan untuk memprioritaskan kesehatan lingkungan kerja dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikannya.
Baca Juga: 8 Cara Mengelola Stress Dan Emosi Negatif Di Tempat Kerja
Menerapkan kesehatan dalam lingkungan kerja tentu memiliki tujuan bagi karyawan maupun perusahaan. Tujuan utama kesehatan lingkungan kerja adalah:
Perusahaan yang memprioritaskan kesehatan lingkungan kerja memiliki reputasi yang baik dan dapat memikat karyawan dan pelanggan yang berorientasi pada kesehatan.
Implementasi kesehatan lingkungan kerja juga membantu perusahaan untuk memenuhi regulasi dan standar yang berlaku tentang kondisi lingkungan kerja.
Baca Juga: 7 Ciri-Ciri Etos Kerja yang Harus Dimiliki Oleh Seorang Pemimpin
Manfaat yang didapat dari menerapkan kesehatan lingkungan kerja adalah:
Menjaga kesehatan dan keselamatan yakni termasuk mengurangi risiko kecelakaan dan penyakit yang berasal dari lingkungan kerja.
Lingkungan kerja yang sehat dan aman membantu karyawan untuk bekerja dengan efisien dan memiliki tingkat stres yang lebih rendah.
Implementasi kesehatan lingkungan kerja dapat membantu mengurangi biaya yang terkait dengan masalah kesehatan dan kecelakaan di tempat kerja.
Baca Juga: Ketahui 5 Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Untuk mencapai kondisi kesehatan kerja yang optimal, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Berikut adalah 5 faktor yang memengaruhi kesehatan kerja yang perlu diamati.
Beban kerja adalah salah satu faktor yang dapat memengaruhi kesehatan dalam lingkungan kerja. Beban kerja terdiri dari beban kerja fisik dan beban kerja mental. Beban kerja fisik meliputi aktivitas fisik yang dilakukan selama bekerja, seperti membawa beban, berdiri selama waktu yang lama, dan melakukan tugas-tugas yang membutuhkan kekuatan. Beban kerja mental meliputi tekanan dan stres yang dialami selama bekerja, seperti pengaturan tugas dan jadwal, interaksi dengan kolega, dan konsekuensi dari prestasi kerja.
Ketika beban kerja melebihi kapasitas karyawan, baik fisik maupun mental, hal ini dapat menimbulkan masalah kesehatan seperti nyeri punggung, sakit kepala, stres, dan depresi. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk mengontrol dan membatasi beban kerja karyawan untuk memastikan kesehatan dan keselamatan mereka di lingkungan kerja.
Kondisi psikologis sangat penting untuk memengaruhi kesehatan dalam lingkungan kerja. Tingkat stres, tekanan, dan beban mental yang dialami oleh pekerja dapat memiliki efek negatif pada kesehatan mereka, baik secara fisik maupun mental.
Faktor-faktor seperti tingginya beban kerja, tekanan waktu, dan ketidakpastian pekerjaan dapat memengaruhi kesehatan psikologis dan menyebabkan masalah seperti depresi, stres, dan burnout. Oleh karena itu, perusahaan perlu memperhatikan kondisi psikologis karyawan dan melakukan upaya untuk meminimalkan beban dan tekanan yang dialami oleh mereka.
Alat pelindung diri (APD) merupakan salah satu faktor penting selanjutnya yang memengaruhi kesehatan dalam lingkungan kerja. APD digunakan untuk melindungi karyawan dari bahaya dan risiko yang terkait dengan pekerjaan mereka. Misalnya, tindakan pencegahan seperti pemakaian helmet, masker, dan sarung tangan dapat melindungi karyawan dari bahaya fisik seperti terkena debu, bahan kimia, atau radiasi.
Dalam beberapa pekerjaan yang mengharuskan pekerjanya bergerak dan membawa beban berat, APD seperti pemakaian sepatu keselamatan dan pakaian pelindung dapat melindungi mereka dari cedera fisik. Oleh karena itu, perusahaan perlu memberikan APD yang sesuai dan memastikan bahwa karyawan menggunakan APD dengan benar agar perusahaan dapat memastikan kesehatan dan keselamatan karyawan.
Baca Juga: 4 Perbedaan Kinerja dan Produktivitas dalam Dunia Kerja
Kapasitas kerja merupakan kapasitas seseorang untuk melakukan tugas secara efisien dan efektif. Dalam lingkungan kerja, kapasitas kerja memainkan peran penting dalam memengaruhi kesehatan pekerja.
Jika seseorang diberikan tugas yang melebihi kapasitas kerjanya, hal tersebut dapat menyebabkan stres, kelelahan, dan rasa tidak puas dengan pekerjaannya. Hal ini dapat pula berpengaruh pada kesehatan mental dan fisik, seperti sakit kepala, depresi, dan masalah musculoskeletal. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk mengatur dan membatasi beban kerja agar kapasitas kerja karyawannya tidak terlalu berat dan karyawan tetap dalam kondisi yang baik.
Lingkungan kerja yang buruk dapat menimbulkan masalah kesehatan seperti stres, cedera, dan penyakit. Lingkungan kerja yang sehat harus memenuhi standar keselamatan dan kesehatan, memiliki tata ruang yang baik dan sesuai, serta memenuhi persyaratan ilmu kesehatan dan lingkungan. Kondisi lingkungan kerja yang sehat dapat meningkatkan motivasi, produktivitas, dan kesejahteraan karyawan.
Itulah manfaat menerapkan kesehatan lingkungan kerja yang bermanfaat bagi karyawan maupun perusahaan. Untuk memperbaiki dirimu dan memiliki prestasi yang lebih baik dalam berbagai hal, mengikuti kursus pengembangan diri di GreatNusa dapat membantumu meraih hasil yang optimal. Melalui pembelajaran dan pelatihan mengenai bagaimana meningkatkan diri, kamu akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan dan menjadi versi hidupmu yang lebih baik.
Program pengembangan diri yang disediakan oleh GreatNusa adalah tempat yang tepat bagi mereka yang ingin memperbaiki diri dan memiliki keunggulan dalam berbagai hal, seperti karier, keuangan, dan kualitas hidup. Hubungi kami sekarang untuk mendaftarkan diri kamu dalam kursus pengembangan diri GreatNusa!