Menampilkan 97 - 102 dari 227 Artikel
Tipe-tipe user interface banyak digunakan untuk kepentingan website. Ketahui apa itu user interface beserta kekurangan kelebihan masing-masing di artikel berikut ini.
Bagi para pengguna atau pengakses website, tampilan laman merupakan suatu hal yang penting. Tampilan laman website ini seumpama packaging atau kemasan dari suatu website. Semakin menarik tampilannya, maka semakin menarik pula untuk diakses.
Oleh sebab itu, creator website akan berlomba-lomba untuk mempercantik tampilan visual laman website mereka atau juga agar dapat berinteraksi dengan user melalui user interface. Apa itu user interface dan apa saja jenis-jenisnya? Yuk, simak pembahasan berikut
Secara umum, user interface dapat didefinisikan sebagai suatu tampilan visual sebuah produk yang ditampilkan secara digital sekaligus jembatan antara sistem dengan pengguna. User interface juga dapat diartikan sebagai suatu mekanisme yang memungkinkan user dan program dapat saling berkomunikasi satu sama lain.
User interface dapat berupa bentuk, warna, dan tulisan yang didesain menarik untuk dapat menerima atau memberikan informasi melalui suatu proses interaksi yang sangat dibutuhkan untuk memenuhi kepentingan user.
Sangat penting bagi pemilik website untuk mendesain user interface semenarik mungkin, karena hal tersebut nantinya akan berdampak terhadap:
Website merupakan salah satu piranti digital marketing. Website dapat digunakan untuk menjangkau konsumen maupun menawarkan suatu produk. Nah, dalam rangka memenuhi tujuan tersebut user interface sangat dibutuhkan agar dapat menarik minat calon konsumen yang mengunjungi website untuk mencari informasi.
Oleh sebab itu, user interface pada umumnya didesain untuk menyajikan tampilan visual yang menarik, informatif, interaktif, dan modern. Tujuannya adalah untuk membuat calon konsumen merasa tertarik atau memiliki rasa penasaran terhadap produk yang ditawarkan. Hal ini akan tercermin pada peningkatan traffic pengunjung website.
Tampilan user interface yang menarik dipercaya dapat meningkatkan pengalaman pengguna (user’s experience) ketika mengakses website maupun program. Oleh sebab itu, sebagian besar pengelola website akan mendandani situs mereka dengan tampilan grafis yang menarik.
Namun sayangnya, tampilan yang menarik saja tidak cukup untuk menciptakan kesan dan pengalaman yang melekat dalam benak pengguna. Untuk menyiasatinya, pengelola website perlu memuat fitur dan konten yang menarik dan tentunya mampu menjawab rasa keingintahuan user mengenai topik yang berkaitan dengan produk yang ditawarkan.
Tampilan user interface yang menarik dipercaya dapat menciptakan pengalaman yang berkesan dalam benak pengguna. Dengan adanya pengalaman tersebut, maka perusahaan dapat meningkatkan branding atau nilai produk yang ditawarkan.
Oleh sebab itu, tak jarang jika website resmi perusahaan umumnya dibuat dengan adanya ciri khas yang melambangkan identitas diri perusahaan. Tujuannya adalah memperkenalkan produk sekaligus identitas perusahaan.
Baca Juga: Usability Heuristics for UI Design
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, user interface merupakan suatu mekanisme yang memungkinkan terjadinya interaksi antara pengguna (user) dengan website, program, atau aplikasi yang bersangkutan. Pada umumnya, terdapat lima tipe interaksi yang dapat dilakukan user interface, antara lain:
Direct manipulation atau lebih dikenal dengan sistem operasi secara langsung merupakan jenis interaksi yang berlangsung antara pengguna dengan objek pada tampilan di layar. Jenis interaksi ini biasanya akan menyebabkan terjadinya aktivitas yang dikerjakan oleh komputer.
Contoh penerapan direct manipulation pada website adalah adanya menu drag file yang secara otomatis akan mengirimkan instruksi langsung pada komputer untuk mengirimkan data yang di drag oleh user.
Prinsip penerapan direct manipulation adalah representasi secara terus-menerus dan reversibel mengenai objek tertentu agar melekat dalam benak pengguna saat mengakses website atau program.
Kelebihan penggunaan direct manipulation pada user interface antara lain:
Baca Juga: Merancang UI yang Efektif dengan Qt 5
Sedangkan kekurangan penggunaan direct manipulation antara lain:
Menu selection menawarkan beberapa opsi pilihan pada pengguna dalam bentuk daftar menu. Ketika pengguna memilih salah satu opsi pilihan dalam daftar menu tersebut, maka sistem akan secara otomatis mengirimkan instruksi yang nantinya akan dijalankan.
Misalnya, dalam website perusahaan biasanya menampilkan penjelasan mengenai produk yang ditawarkan pada sebuah menu bertuliskan produk. Ketika pengguna memilih opsi produk maka akan muncul beberapa opsi mengenai produk A, B, C, dan seterusnya yang ditawarkan oleh perusahaan. Jika pengguna memilih opsi produk A maka akan muncul penjelasan mengenai produk A.
Kelebihan penggunaan menu selection adalah pengguna tidak perlu mengingat nama perintah serta meminimalisir aktivitas pengetikan yang sekaligus dapat mengurangi tingkat kesalahan input data. Sedangkan kelemahan menu selection adalah ketiadaan logika dan diperlukan banyak struktur menu apabila ada banyak opsi yang ingin dimasukkan ke dalam sistem,
Form fill-in atau pengisian form merupakan suatu sistem yang memungkinkan perusahaan atau pihak pengelola website untuk meminta data atau sejumlah informasi dari pengguna. Biasanya para pengunjung akan diminta untuk melengkapi data pada suatu form pada bagian yang telah disediakan dengan adanya bantuan petunjuk.
Sistem untuk form biasanya memuat layout sederhana dengan judul kategori dan instruksi yang mudah dipahami oleh pengguna. Sistem ini memudahkan pengelola website untuk mengelompokkan data berdasarkan kategori tertentu.
Kelebihan penggunaan form fill-in ini dapat dirasakan oleh pengguna, misalnya seperti kemudahan dalam memasukkan data, mengurangi kesalahpahaman, dan mudah dipelajari oleh pengguna. Sementara kelemahan penggunaan form fill-in adalah memerlukan banyak tempat pada layout tampilan, terutama apabila data yang diminta cukup beragam.
Baca Juga: Time Management: Cara Mudah Melawan Sikap Menunda
Berikutnya kita masuk pada jenis interaksi yang berkaitan dengan bahasa, salah satunya adalah command language atau bahasa pemrograman. Command language merupakan jenis interaksi yang dilakukan antara pengguna dengan sistem atau program dengan menggunakan bahasa baku yang digunakan pada saat program dibuat.
Command Language umumnya hanya bisa dilakukan melalui command prompt dan instruksi khusus yang disediakan oleh sistem. Tugas pengguna adalah menerjemahkan instruksi dalam bentuk bahasa yang dapat dipahami oleh sistem, misalnya ketik “Find” untuk mencari, “Filter” untuk mencari dengan kriteria tertentu, dan sebagainya.
Kelebihan penggunaan command language terletak pada efisiensi dan tingkat kecepatan sistem dalam menjalankan instruksi yang diberikan oleh pengguna. Selain itu, data yang dihasilkan juga lebih andal. Namun kekurangannya, pengguna jadi harus meluangkan waktu untuk mempelajari command language agar dapat menerjemahkan instruksi yang akan diberikan pada sistem.
Untuk mengatasi kelemahan command language maka beberapa sistem atau program ada yang menggunakan bahasa manusia untuk memudahkan interaksi antara pengguna dengan sistem. Penggunaan bahasa manusia ini disebut sebagai natural language dan dimungkinkan berkat adanya teknologi artificial intelligence (AI).
Penggunaan natural language dapat kita temukan pada sistem mesin pencari seperti Google. Kelebihannya adalah memudahkan para pengguna dalam mencari informasi yang dibutuhkan tanpa harus menerjemahkan instruksi ke dalam bahasa pemrograman.
Namun kelemahannya adalah berisiko tinggi terhadap kesalahan menerjemahkan serta perancangan sistem yang menjadi jauh lebih rumit.
Itu dia berbagai tipe user interface yang perlu kamu ketahui. User interface yang baik adalah yang bisa membuat pengunjung nyaman dan betah berada di laman yang mereka kunjungi. Dengan demikian, promosi yang dilakukan oleh pemilik website bisa berjalan dengan lancar.
Kalau kamu tertarik mendalami tentang user interface, GreatNusa menghadirkan kursus menarik yang membahas topik ini. Semua sesi bisa diakses secara online dengan waktu belajar yang fleksibel. Buat pemula di bidang ini, tidak perlu khawatir karena tersedia materi basic yang mudah dipahami.
UI UX designer sepintas terlihat sama dengan graphic designer. Kenali perbedaan keduanya lebih lanjut dan prospek karier UI UX designer di masa mendatang.
UI UX designer adalah profesi yang makin banyak dicari. Tingginya demand terhadap profesi ini tak lain disebabkan oleh makin meningkatnya pula produk digital yang dikembangkan, baik web based maupun mobile based.
Namun, apa itu profesi UI UX designer sebenarnya? Adakah perbedaan antara dua peran ini dengan graphic designer? Seberapa besar peluang berkarier sebagai UI UX designer? Simak ulasan berikut untuk menemukan jawabannya.
Perlu diketahui, UI dan UX sebenarnya merupakan dua istilah yang berbeda. Lantas, apa perbedaan UI dengan UX?
UI alias user interface adalah desain antarmuka antara sebuah sistem website, aplikasi, maupun software dengan user. Secara umum, sebuah user interface mencakup tentang visual atau tampilan dari produk digital seperti terkait warna, font, dan lain sebagainya.
Sementara itu, UX alias user experience adalah ranah yang lebih luas. UX bertugas membuat produk yang mampu memberi kemudahan dan kenyamanan bagi user sehingga mereka memiliki pengalaman yang memuaskan saat menggunakan produk digital tersebut.
Contoh perbedaan UI dan UX secara sederhana adalah seperti berikut.
UI : Warna apa yang bagus untuk tombol ini?
UX : Masalah apa yang dapat diselesaikan dengan adanya tombol ini?
Kendati berbeda, keduanya saling melengkapi. Kolaborasi antara user interface dan user experience akan menghasilkan kepuasan user. User yang puas pun akan senang dan menggunakan produk digital tersebut lebih lama.
Selain menjadi pengguna yang loyal, bukan tak mungkin mereka akan merekomendasikan kepada orang lain untuk ikut menggunakan produk itu. Pada akhirnya, hal ini akan berdampak pada bisnis.
Oleh karena setiap hari selalu bermunculan produk digital baru (belum lagi adanya perubahan atau maintenance dari produk digital yang sudah ada), maka keberadaan UI UX designer pun menjadi sangat penting. Mereka bertugas untuk menghasilkan desain produk yang apik dan mampu lebih memikat dibandingkan kompetitor yang terus bermunculan.
Baca Juga: Desain Produk Interaktif untuk Keunggulan Daya Saing Bisnis
UI UX designer adalah peran yang sama sekali berbeda dengan graphic designer. Secara umum, graphic designer lebih berorientasi pada marketing, sedangkan UI UX designer lebih berorientasi pada produk.
Perbedaan ranah (dan divisi kerja) keduanya pun memiliki sasaran yang berbeda. Graphic designer memiliki objective untuk meningkatkan brand awareness, melakukan promosi produk atau brand, dan sebagainya. Sementara itu, UI UX designer mempunyai objective untuk menghasilkan desain yang meningkatkan kemudahan dan kenyamanan user dalam menggunakan produk brand tersebut.
Untuk menghasilkan produk yang memuaskan user, UI UX designer harus melalui berbagai tahap yang panjang dan bahkan menjadi siklus berkesinambungan. UI UX designer harus melakukan identifikasi terhadap user needs, pain points, goals, dan behavior. Setelah itu, barulah mereka membuat solusi melalui desain produk yang dihasilkan.
Sementara itu, tugas dan ruang lingkup seorang graphic designer tidaklah berkaitan dengan produk. Produk kreatif atau marketing yang dihasilkan pun sangat beragam—tidak terbatas hanya dalam bentuk digital. Selengkapnya, berikut adalah beberapa ranah kerja graphic designer.
Baca Juga: Usability Heuristics for UI Design
UI UX designer biasanya berkolaborasi dengan UX researcher untuk memulai pekerjaannya. Mereka menggunakan metode design thinking, yakni sebuah framework desain dengan pendekatan berbasis user. Adapun lima langkah dalam design thinking adalah sebagai berikut.
Sementara itu, alur kerja graphic designer relatif tidak seteknis UI UX designer. Berikut adalah gambaran umum workflow dari graphic designer.
Baca Juga: Young Entrepreneurs Talk: How to Prioritize Product Features
Industri kreatif dan teknologi di Indonesia maupun dunia terus berkembang. Oleh sebab itu, prospek karier sebagai UI UX designer sangatlah besar. Tak cuma di situ, kamu yang ingin berkarier di perusahaan global pun sangat mungkin untuk bersaing di bidang ini.
Rerata gaji UI UX designer adalah sekitar hingga Rp8 juta untuk yang belum terlalu banyak pengalaman (disesuaikan dengan kondisi perusahaan masing-masing). Namun, peluang untuk menempati posisi yang lebih senior (dan berpengaruh terhadap gaji) relatif cukup besar, terutama di perusahaan berbasis teknologi. Tentunya, kamu harus mampu membuktikan kinerja yang baik melalui portofolio yang dihasilkan.
Jurusan kuliah yang paling relevan untuk menjadi UI UX designer adalah desain komunikasi visual. Walau demikian, tak perlu khawatir jika kamu tidak menempuh pendidikan formal di bidang tersebut. Nyatanya, ada sangat banyak UI UX designer yang memiliki latar pendidikan jauh berbeda.
Tentu saja, kuncinya adalah dengan menyiapkan diri. Kamu dapat mengikuti bootcamp atau mengambil berbagai kursus untuk menunjang skill di bidang UI UX design. Di GreatNusa misalnya, ada beberapa kursus untuk membantumu menyiapkan diri dengan berbagai skill menjadi UI UX designer.
Selain itu, masih ada pula berbagai kursus online gratis untuk menunjang soft skill yang kamu perlukan sebagai UI UX designer maupun memasuki dunia profesional secara umum, seperti cara berkomunikasi, manajemen diri, dan lain-lain. Semua topik yang tersedia pun dilakukan secara online sehingga kamu dapat lebih bebas dan nyaman untuk mengikutinya.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, siapkan dirimu menjadi UI UX designer andal bersama GreatNusa sekarang juga!
UX researcher adalah profesi yang banyak dicari saat ini. Simak skill, tanggung jawab dan cara menjadi UX researcher selengkapnya melalu artikel berikut ini!
Untuk mengembangkan produk yang sesuai dan bisa memuaskan kebutuhan pelanggan (dan membuat mereka merasa senang selama prosesnya), hal pertama yang harus kamu lakukan adalah mengetahui siapa target pasarmu. Selanjutnya, cari tahu apa yang menjadi kebutuhan mereka. UX researcher adalah orang yang bertugas untuk melakukan semua itu.
Seorang UX researcher secara sistematis mempelajari pengguna yang menjadi target untuk mengumpulkan informasi dan menganalisis data yang akan membantu menginformasikan proses desain produk. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dekat tentang apa yang dilakukan oleh UX researcher, bagaimana mereka melakukan pekerjaannya dan langkah apa yang bisa kamu ambil untuk berkarier di bidang UX research.
Salah satu langkah awal dalam mendesain produk baru atau untuk meningkatkan user experience (pengalaman pengguna) adalah dengan memikirkan: siapa pengguna yang kamu targetkan. Siapa mereka? Dari mana asal mereka? Layanan atau produk seperti apa yang mereka inginkan? Mengapa mereka menginginkannya? Bagaimana produk yang kamu hasilkan bisa memuaskan keinginan mereka?
Sebagai seorang UX researcher, tugasmu adalah menjawab semua pertanyaan-pertanyaan di atas. Alih-alih membuat tebakan berdasarkan pengalaman subjektifmu sendiri, kamu akan merancang strategi penelitian dengan menggunakan data. Dari data-data itulah kamu bisa merancang pengalaman pengguna sesuai dengan apa yang mereka butuhkan.
Baca Juga: Unified Modelling Language (UML) using Visual Paradigm
Seorang UX researcher biasanya bekerja dengan menggunakan 2 jenis penelitian yakni penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Selain itu, UX researcher juga melakukan penelitian behavior dan attitude.
Baca Juga: Japanese Business Culture Series: Konsep dan Praktik Manajemen Sumber Daya Manusia
Jika kamu berkarier sebagai seorang UX researcher, tugas yang kamu lakukan setiap harinya mungkin akan bervariasi, tergantung proyek yang diselesaikan atau perusahaan tempat kamu bekerja. Beberapa tugas yang mungkin akan diberikan kepadamu adalah:
Untuk menjadi seorang UX researcher yang sukses, kamu harus memiliki serangkaian keterampilan yang akan membantumu secara efektif mendapatkan wawasan tentang pengguna saat ini dan calon pengguna. Kalau kamu sedang mempertimbangkan karier di bidang UX research, beberapa keterampilan yang sebaiknya mulai kamu fokuskan saat ini adalah:
Baca Juga: Desain Produk Interaktif untuk Keunggulan Daya Saing Bisnis
Seperti banyak bidang desain UI/UX, peran UX researcher sebenarnya masih tergolong baru. Kamu mungkin akan sulit menemukan pendidikan khusus yang akan mengarah ke karier UX research. Kebanyakan UX researcher yang ada saat ini belajar secara otodidak dan mereka bertransisi dari karier yang lain. Jika kamu tertarik dengan profesi ini, ada beberapa tips yang bisa dipertimbangkan antara lain:
Sebagian besar posisi UX researcher membutuhkan kandidat dengan setidaknya gelar sarjana. Meskipun tidak harus terkait bidang UX, memiliki gelar di bidang yang berhubungan dengan teknologi atau ilmu perilaku dan sosial akan membantumu dalam karier. Beberapa jurusan itu antara lain:
Lalu bagaimana jika latar belakang pendidikanmu bukan salah satu dari opsi di atas? Kamu tetap bisa belajar UX research dengan cara lain.
Selain gelar, kamu bisa menemukan banyak cara untuk belajar tentang alat dan teknik riset pengguna. Beberapa cara yang bisa kamu lakukan adalah:
Ketika melihat postingan lowongan pekerjaan sebagai UX researcher, kamu mungkin akan melihat pengalaman sebagai salah satu syaratnya. Kamu tidak perlu langsung bekerja untuk bisa dapat pengalaman. Menjadi relawan UX researcher untuk bisnis kecil atau perusahaan non-profit bisa membantumu mengembangkan kemampuan. Ini juga bisa jadi pengalaman yang berguna saat kamu akan melamar pekerjaan.
Portofolio adalah salah satu bukti yang bisa menunjukkan keahlian dan pengalaman yang kamu miliki di bidang UX. Selain lewat pengalaman kerja, mengerjakan proyek hingga mengikuti kursus yang berkaitan dengan UX research juga bisa kamu masukkan ke dalam portofolio.
Belum pernah ikut kursus UX sama sekali? Kamu bisa memilih kursus online terkait di GreatNusa. Daftarkan dirimu sekarang juga dan raihlah profesi impianmu!
Yang harus dikuasai UI UX designer adalah merancang sebuah produk digital. Hal tersebut memerlukan alur yang panjang dan tak mudah. Baca selengkapnya di sini.
Menciptakan sebuah desain produk memerlukan berbagai keterampilan yang saling mengisi satu sama lain. Maka dari itu, ada banyak hal yang harus dikuasai UI UX designer untuk menghasilkan desain produk yang sesuai ekspektasi user.
UI UX designer adalah mereka yang bertanggung jawab melakukan desain user interface (UI) dan user experience (UX) sebuah produk digital. User interface adalah antarmuka yang memungkinkan user berinteraksi dengan sebuah produk dan berfokus pada tampilan visual sebuah produk (berkaitan dengan tema, warna, grafis, dan sebagainya). Sementara itu, user experience adalah desain membuat produk yang nyaman dan memudahkan user saat menggunakan produk tersebut (seperti tentang keberadaan dan fungsi tombol, pilihan kata untuk tombol tertentu, dan sebagainya).
UI UX designer umumnya bergabung bersama tim produk (tepatnya desain produk). Hal ini berbeda dengan graphic designer yang bergabung bersama tim marketing atau creative. Adapun peran graphic designer sendiri berbeda dengan UI UX designer, yakni membuat desain grafis dengan tujuan iklan alias menarik perhatian user, bukan kenyamanan atau kepuasan user.
Baca Juga: Design dan Prototype untuk Digital Supply Chain Management
UI UX designer bekerja saling mengisi sehingga menghasilkan desain produk yang utuh. Keduanya harus mampu mengombinasikan antara keindahan visual dengan fungsionalitas dari produk yang ditawarkan Oleh karena itu, alur kerja dalam sebuah pembuatan desain produk pun saling terkait dan berkesinambungan antara UI designer dan UX designer.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, produk yang dihasilkan harus mampu memenuhi ekspektasi user. Jika tidak, maka user tidak akan merasa nyaman saat menggunakan produk tersebut dan angka kepuasan user akan menurun. Apabila hal tersebut terjadi, maka user akan perlahan-lahan meninggalkan produk dan tak enggan untuk beralih ke kompetitor.
Oleh sebab itu, tim akan melakukan UX research yang dilakukan oleh seorang UX researcher. Riset dapat dilakukan dalam berbagai metode seperti penyebaran survei, wawancara user, dan lain sebagainya.
Substansi yang diriset pun bermacam-macam, seperti misal apakah solusi yang akan ditawarkan sesuai dengan kebutuhan user, fitur apa yang sebaiknya perlu ditambahkan atau bahkan dinilai tidak penting, bagaimana kesan terhadap ilustrasi atau gaya tulisan yang digunakan, apakah letak tombol-tombol sudah sesuai dan mudah untuk membantu navigasi user, dan masih banyak lainnya.
UX researcher akan mengolah data dari riset tersebut. Informasi hasil riset lantas didiskusikan sebelum akhirnya disepakati dan dijadikan pedoman oleh UI UX designer.
Information architecture (IA) adalah informasi yang disajikan dalam bentuk bagan, kolom, atau desain terstruktur lainnya yang saling berkaitan. Penyusunan IA ini tak lain bertujuan untuk memudahkan tim dalam memahami konsep produk.
Sebuah information architecture yang baik juga harus memenuhi beberapa komponen tertentu agar mencapai tujuannya dengan optimal. Adapun beberapa komponen yang dimaksud adalah sistem navigasi, organisasi informasi, pelabelan informasi, dan sistem pencarian.
Wireframe adalah kerangka gambar sebagai rancangan produk digital pada level struktural. Proses ini memberikan sketsa visual yang menunjukkan alur informasi user dalam mengoperasikan sebuah produk.
Di tahap inilah peran UX sangat besar. UX designer akan merancang halaman yang baik hingga fungsionalitas yang paling tepat sesuai yang diinginkan oleh user. Adapun dalam pembuatan wireframe, UX designer dapat menggunakan gambar tangan maupun software pendukung seperti Figma dan Adobe XD.
Langkah berikutnya adalah mengatur alur bagaimana sebuah produk digunakan oleh user. UX flow ini tentu dirancang dengan pendekatan user experience sehingga user merasa nyaman dalam menggunakan produk.
Pembuatan alur ini juga dapat berangkat dari hasil UX research yang telah dilakukan sebelumnya.
Baca Juga: Belajar Bagaimana Mengolah Data Secara Terstruktur
Jika alur UX sudah ditetapkan, saatnya membuat prototype. Prototype merupakan bentuk, model asli, atau contoh yang menjadi dasar untuk proses selanjutnya (dapat diturunkan atau dikembangkan kemudian). Beberapa aplikasi untuk membuat prototype adalah Adobe XD, MockPlus, Invision, dan lain-lain.
Prototype bertujuan mempermudah proses penjelasan rencana produk melalui demonstrasi produk secara fungsional. Selain itu, prototype juga bertujuan memberi spesifikasi sistem kerja yang lebih nyata.
Pembuatan design system bermaksud untuk menyimpan berbagai komponen desain seperti ikon, font, color palette, dan lain-lain ke dalam suatu library. Pada tahap inilah, UI designer mulai berperan.
Namun, UI designer tidak sendirian saat melakukan perancangan design system. UI designer berkolaborasi dengan developer. Selagi UI designer menyiapkan elemen desain, developer menyiapkan komponen library yang akan digunakan.
Nah, kini saatnya UI designer memaksimalkan keterampilannya dalam menyajikan visual yang menarik. DI tahap ini, UI designer mulai merancang tampilan visual yang menarik dengan perpaduan warna, tipografi, hingga ilustrasi yang menarik dan representatif.
Ada banyak tools yang tersedia untuk membantu UI designer menyiapkan desain user interface. Beberapa yang umum digunakan antara lain Adobe Illustrator, Sketch App, dan Adobe Photoshop.
Desain user interface yang telah lolos uji kemudian mulai dikembangkan oleh tim developer. Untuk memastikan implementasi desain sesuai dengan apa yang dirancang, developer dan UI designer harus tetap berkomunikasi.
Apabila seluruh bagian produk sudah dikembangkan, maka tim harus melakukan uji coba dulu sebelum meluncurkannya ke pasar yang lebih luas. Desain tersebut akan dinilai dan diperbaiki jika diperlukan sebelum akhirnya benar-benar siap untuk dirilis ke user.
Baca Juga: Pengertian Supervised Learning dalam Machine Learning
Kompleks dan vitalnya desain UI UX membuat design terkait harus memiliki beberapa keterampilan khusus. Secara umum, berikut adalah tiga hal penting yang harus dikuasai UI UX designer untuk menjalankan perannya secara maksimal.
UI UX berkomunikasi dengan user melalui media sosial sehingga wajar jika UI UX designer haruslah memiliki kemampuan komunikasi visual yang baik dan kuat. Mereka harus mempunyai pemahaman baik terhadap teori desain, gambar, tata letak, warna, ikon, dan sebagainya.
Tak cuma mengandalkan UX researcher, UI UX designer juga perlu membekali diri dengan kemampuan riset yang baik. Beberapa skill terkait yang dimaksud adalah merencanakan, mengeksekusi, menganalisis, dan menarik sebuah kesimpulan.
Wireframe adalah alat komunikasi utama designer untuk menjelaskan kepada stakeholder terkait lainnya terkait ide yang akan diwujudkan. Tanpa adanya wireframe, sulit bagi designer untuk dapat meyakinkan stakeholder untuk mewujudkan gagasan yang dimiliki. Sementara itu, prototype akan membantu designer untuk memperlihatkan secara jelas produk yang akan dilempar ke user.
Hal-hal yang harus dikuasai UI UX designer tidak hanya sebatas hard skill, tetapi juga soft skill seperti kemampuan berkomunikasi dan berkolaborasi, analytical thinking, dan masih banyak lainnya. Kemampuan ini pun harus senantiasa dilatih.
Jika kamu tertarik menjadi UI UX designer, GreatNusa adalah pilihan tepat untuk membantumu menyiapkan diri. Kamu bisa mengakses kurus online terkait UI UX design yang tersedia secara online. Tentunya, topik yang tersedia pun beragam dan up to date dengan kebutuhan industri terkini, baik hard skill maupun soft skill untuk mendukung kariermu.
Teknik belajar yang efektif, seperti teknik podomoro, feynman, sistem leitner, mind mapping, hingga belajar sebelum tidur. Cari tahu selengkapnya di sini!
Belajar tidak hanya menjadi tugas dari mahasiswa dan pelajar. Namun, belajar merupakan salah satu bentuk proses upgrade kemampuan yang perlu dilakukan oleh siapa saja. Dalam prosesnya, penerapan teknik belajar efektif dapat membantu penguasaan kemampuan baru. Dengan begitu, kamu pun bisa mendapatkan kesuksesan di dunia kerja.
Lalu, teknik belajar seperti apa yang dapat membantu kamu mempelajari pengetahuan atau keahlian baru dengan efektif? Ada 5 pilihan metode yang dapat kamu praktikkan, yaitu:
Kalau kamu adalah tipe orang yang sering mengalami kesulitan dalam memfokuskan pikiran saat belajar, metode podomoro adalah pilihan teknik belajar yang tepat. Teknik ini bisa kamu terapkan dengan mengatur waktu belajar dalam interval tertentu. Selanjutnya, kamu dapat menyisihkan waktu istirahat di sela-sela aktivitas belajar.
Ada 4 langkah yang perlu kamu lakukan dalam menerapkan teknik belajar podomoro, yaitu:
Kamu dapat secara bebas mengatur interval waktu belajar tersebut. Kreator metode podomoro, Fransisco Cirillo, menetapkan interval selama 25 menit. Kamu dapat melakukan trial and error untuk bisa menemukan interval waktu belajar yang sesuai.
Kesempatan tersebut bisa kamu manfaatkan untuk berbagai aktivitas, seperti membuka smartphone, minum, makan camilan, berjalan-jalan di depan rumah, dan sebagainya.
Kamu dapat pula memilih untuk mempraktikkan teknik belajar efektif dari pemenang Nobel Fisika tahun 1965, Richard Philip Feynman. Penerapan teknik Feynman dapat membantu kamu dalam memahami berbagai materi pembelajaran, baik yang sederhana maupun rumit.
Teknik ini bisa kamu terapkan dengan menyusun catatan. Bukan sekadar catatan biasa. Namun, kamu perlu menuliskan catatan tersebut dengan cara penyampaian sederhana dan mudah dipahami. Sebagai tambahan, anggaplah bahwa catatan itu kamu buat dengan tujuan untuk dibaca orang lain.
Ada 4 langkah yang dapat kamu lakukan untuk menerapkan teknik belajar efektif ala Feynman, yaitu:
Setelah itu, kamu dapat mempelajari materi dari topik yang sudah dipilih. Lakukan pencatatan. Jangan catat materi secara keseluruhan. Sebagai gantinya, tuliskan poin-point pentingnya saja.
Baca Juga: 7 Cara Mengembangkan Potensi Diri Agar Karier Cemerlang
Ada pula teknik belajar efektif yang diciptakan oleh ilmuwan asal Jerman bernama Sebastian Leitner, dikenal sebagai Sistem Leitner. Metode belajar ini dapat kamu terapkan untuk memahami materi dengan tingkat kesulitan tinggi. Penerapannya dapat kamu lakukan dengan memanfaatkan flash card atau kartu sebagai berikut:
Solusi metode belajar yang efektif selanjutnya adalah dengan teknik mind mapping. Teknik ini dapat kamu lakukan dengan memetakan pikiran secara visual. Praktik penerapan mind mapping dalam proses belajar tidak sulit. Kamu bisa melakukannya dengan tahapan sebagai berikut:
Untuk tema ini, kamu dapat membagi subtopik menjadi generatif dan vegetatif. Selanjutnya, bagi kembali subtopik vegetatif menjadi hewan, tumbuhan, dan seterusnya.
Baca Juga: 8 Cara Public Speaking Untuk Pemula
Terakhir, kamu dapat menerapkan teknik belajar apa saja yang sesuai. Namun, pastikan kalau kamu mempraktikkan metode belajar tersebut sebelum waktu tidur. Fakta menarik, tidur dapat membantu kamu memproses materi yang sebelumnya telah dipelajari.
Hal tersebut bisa kamu rasakan karena tidur membantu proses penstabilan memori dan sekaligus menggabungkannya ke dalam jaringan memori jangka panjang. Dengan begitu, tidak mengherankan kalau kamu bisa mengingat materi dengan lebih mudah ketika mempelajarinya sebelum tidur.
Nah, itulah tips dan teknik belajar efektif yang menarik untuk kamu coba. Kalau ingin tahu lebih banyak tentang metode belajar yang efektif, kamu bisa mempelajarinya di GreatNusa. Banyak metode serta materi belajar asyik dan menyenangkan bisa kamu dapatkan di GreatNusa, lho!
Perbedaan AI dan machine learning dibedakan dari segi tujuan, fokus, jenis, hingga luas lingkup dan cara kerjanya. Simak pembahasan selengkapnya di sini!
Teknologi hadir untuk memudahkan berbagai aktivitas kamu sehari-hari. Namun, seiring dengan perkembangannya yang begitu pesat, muncul banyak istilah yang terdengar asing di telinga, tetapi terasa mirip. Jika kamu memiliki latar belakang di bidang teknologi, pastinya memahami istilah seperti Artificial Intelligence atau AI dan machine learning tidak menjadi hal yang sulit dilakukan.
Sebenarnya, baik AI maupun machine learning adalah dua istilah yang begitu populer di bidang teknologi. Keduanya kerap dipakai dalam segala perkembangan teknologi secara silih berganti. Akan tetapi, ternyata perbedaan AI dan machine learning cukup kentara, yaitu terkait dengan algoritma yang digunakan.
Secara sederhana, artificial intelligence adalah bentuk gabungan kata dari artificial dan intelligence yang diartikan sebagai kemampuan berpikir yang diciptakan atau dibuat. Sementara itu, secara umum, artificial intelligence berarti satu bidang dalam ilmu komputer yang berkaitan dengan penciptaan mesin dengan kecerdasan yang serupa dengan manusia.
Istilah artificial intelligence sendiri pertama kali ditemukan sekitar tahun 1956 oleh beberapa peneliti, termasuk Herbert A. Simon dan Allen Newell. Sejak itu, industri kecerdasan buatan terus berkembang meski tetap mengalami pasang surut. Contoh mudah pengaplikasian teknologi kecerdasan buatan yang bisa kamu cermati adalah Siri, Google Home, dan Alexa yang sekarang lebih akrab dengan sebutan asisten robot cerdas manusia.
Teknologi kecerdasan buatan terbagi menjadi dua jenis, yaitu artificial general intelligence dan narrow artificial intelligence. Artificial general intelligence atau dikenal pula dengan sebutan strong artificial intelligence adalah jenis kecerdasan buatan yang kerap kamu saksikan dalam film, seperti robot dalam film Westworld atau beberapa teknologi canggih yang terdapat dalam film Star Trek: The Next Generation.
Jadi, artificial general intelligence merupakan sebuah mesin yang dirancang untuk memiliki kecerdasan umum yang serupa dengan manusia. Alhasil, tak jauh berbeda dengan manusia, tipe kecerdasan buatan ini juga mampu menyelesaikan berbagai masalah.
Sementara itu, narrow artificial intelligence atau dikenal pula dengan sebutan weak artificial intelligence secara sederhana diartikan sebagai simulasi dari kecerdasan yang dimiliki manusia. Jenis artificial intelligence ini dibuat dengan tujuan utama untuk melakukan satu pekerjaan dengan maksimal. Meski dikategorikan sebagai kecerdasan buatan, jenis ini masih berada di bawah kecerdasan umum pada manusia.
Akan tetapi, narrow artificial intelligence bisa dikatakan sebagai jenis kecerdasan buatan yang paling populer dan sukses beberapa waktu terakhir ini. Beberapa contoh penerapan dari narrow artificial intelligence termasuk Siei, IBM’s Watson, Alexa, Google Search, Self-Driving Cars, dan Image Recognition Software.
Sementara itu, machine learning merupakan salah satu cabang dari teknologi kecerdasan buatan. Cabang ini mempelajari tentang algoritma dari komputer yang bisa meningkatkan performa kerja suatu program komputer melalui data yang sudah dimiliki secara otomatis. Mudahnya, machine learning bekerja dengan mengumpulkan, melakukan pemeriksaan, dan perbandingan data mulai dari ukuran kecil sampai besar supaya bisa mendapatkan pola dan mengetahui perbedaannya.
Sementara itu, ada tiga jenis machine learning yang umum digunakan, yaitu supervised, unsupervised, dan reinforcement learning. Teknologi machine learning jenis supervised dipakai untuk merepresentasikan kaitan dan keterkaitan antara prediksi target masukan dan keluaran. Jadi, kamu bisa menduga nilai keluaran yang dihasilkan oleh data baru dengan melihat kaitan dan hubungan yang sudah ada sebelumnya.
Lalu, unsupervised learning merupakan algoritma dari machine learning dengan fungsi utama yaitu mendeteksi adanya model atau pola yang deskriptif. Jenis algoritma ini tidak punya label keluaran atau kategori pada data alias tidak punya data uji dan latih. Terakhir, reinforcement learning merupakan jenis algoritma yang digunakan untuk pengambilan tindakan guna memaksimalkan keluaran dengan risiko sekecil mungkin. Caranya yaitu dengan melakukan pengamatan dan mengumpulkan korelasi dengan lingkungan.
Selain artificial intelligence dan machine learning, ada pula istilah deep learning, suatu algoritma yang dipakai machine learning pada teknologi kecerdasan buatan. Jadi, deep learning menggunakan banyak variabel yang kompleks dalam melakukan analisis, sehingga mesin dapat mengerti kebiasaan atau pola yang muncul dari salah satu kejadian.
Salah satu penerapan dari deep learning yang mungkin sering kamu jumpai yaitu algoritma dalam permainan catur. Sebagai penikmat olahraga pikiran ini, mungkin kamu pernah mendapati bahwa teknologi kecerdasan buatan dalam permainan catur cukup sulit dikalahkan, terlebih jika kamu bermain dalam mode sulit.
Ternyata, itu disebabkan karena sistem algoritma yang dipakai oleh permainan tersebut bisa melakukan analisis terhadap jutaan langkah yang diperoleh dari permainan sebelumnya. Sistem komputer merekam semua langkah yang pernah dilakukan, lalu mencari solusi terbaik untuk menghadapinya. Sangat menarik, ya!
Setelah mengetahui pengertian dari teknologi kecerdasan buatan dan machine learning, kamu juga perlu mengetahui apa saja yang menjadi perbedaan AI dan machine learning. Berikut beberapa di antaranya:
Teknologi kecerdasan buatan punya tujuan utama untuk meningkatkan kemungkinan terjadinya keberhasilan. Selain itu, AI juga digunakan untuk menjadi stimulan kecerdasan alamiah dalam menyelesaikan permasalahan yang kompleks.
Sementara itu, machine learning lebih mengarah pada kecermatan dibandingkan dengan peluang keberhasilan sebuah sistem. Tak hanya itu, machine learning juga digunakan untuk memahami data pada sebuah tugas, sehingga bisa membuat performa mesin lebih maksimal.
Perbedaan AI dan machine learning berikutnya bisa terlihat dari fokus keduanya. Teknologi kecerdasan buatan biasanya dipakai untuk mengambil sebuah keputusan, sementara machine learning dipakai untuk mendukung sebuah sistem sehingga bisa belajar dari semua langkah yang pernah dilakukan.
Jadi, teknologi kecerdasan buatan diciptakan untuk membuat sistem mampu meniru kecerdasan manusia dalam melakukan atau merespon sesuatu. Berbeda dengan machine learning yang dirancang untuk membantu sebuah algoritma untuk bisa bekerja sendiri alias otomatis.
Berdasarkan kemampuannya, teknologi artificial intelligence terbagi menjadi dua jenis, yaitu artificial general intelligence dan narrow artificial intelligence. Sedangkan machine learning sendiri terbagi menjadi tiga jenis, yaitu supervised, unsupervised, dan reinforcement learning.
Teknologi kecerdasan buatan memiliki cakupan yang sangat luas. Teknologi ini bekerja untuk menciptakan sistem cerdas yang dapat melakukan berbagai tugas kompleks. Beberapa aplikasi utama yang mengusung teknologi ini adalah Siri, dukungan pelanggan menggunakan catboat, Alexa, atau Google Home.
Sementara itu, luas lingkup machine learning bisa dibilang lebih terbatas karena lebih mengarah pada pola dan akurasi. Beberapa aplikasi yang menggunakan konsep machine learning adalah Google Search Algorithms, Online Recommender System, dan Facebook Auto Friend Tagging Suggestions.
Hadirnya teknologi AI sudah pasti akan membuat bisnis menjadi lebih mudah karena semuanya dilakukan oleh mesin. Bahkan, mesin dapat menyimpan berbagai data hingga bertahun-tahun dan kamu bisa mengaksesnya kembali kapan saja. Tak ketinggalan, mesin pun tidak mengenal adanya churn. Jadi, tidak akan ada perubahan pada proses analisis data meski kamu mengganti dukungan teknologi selama memiliki tujuan yang sama.
Nah, kalau kamu tertarik untuk belajar perbedaan AI dan machine learning lebih mendalam, kamu bisa mengikuti kursus Pengenalan Machine Learning untuk Pemula di GreatNusa. Memiliki cara belajar yang adaptif dan fleksibel, kamu bisa belajar di mana saja setiap saat dengan menggunakan fitur auto-tracking.
Tak hanya itu, kamu pun berkesempatan untuk bekerja sama dengan berbagai komunitas belajar maupun mitra yang telah berkolaborasi dengan GreatNusa. Yuk, daftarkan dirimu sekarang juga!