GreatNusa
GreatSayaGreatBisnisGreatEdu
Design & CreativeBusiness & ManagementData & TechnologyDigital MarketingFinance & AccountingLeadershipLanguageSales & MarketingProject ManagementSoft SkillLihat Semua Kategori
Masuk / Daftar
  1. Beranda
  2. Artikel
  3. Work Culture

Work Culture

GreatNusa

PT. Gagas Edukasi Anantara
Jl. Jalur Sutera Barat Panunggangan Timur
Kota Tangerang 15143
Indonesia

Hubungi Kami

kontak@greatnusa.com

Lainnya

ProdukArtikelKategori ProdukKategori ArtikelKebijakan PrivasiSyarat dan KetentuanTanya Jawab

    Menampilkan 13 - 18 dari 49 Artikel

    7 Manfaat Bekerja Sama dalam Menyelesaikan Pekerjaan Sulit

    ARTICLE

    WORK CULTURE

    By greatnusa • 22 November 2021

    7 Manfaat Bekerja Sama dalam Menyelesaikan Pekerjaan Sulit

    Dalam dunia kerja, bekerja sama akan lebih membantumu daripada bekerja sendiri. Simak manfaat bekerja sama dalam dunia kerja di artikel ini.

    Konsep kerja sama mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita orang Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal konsep gotong royong. Tidak hanya membawa banyak manfaat dalam kehidupan sosial, ada banyak manfaat bekerja sama yang dapat kamu rasakan di dunia kerja.

    Masih banyak orang yang menganggap bahwa dunia kerja adalah dunia yang penuh dengan persaingan. Saling menyikut sesama karyawan bahkan tak jarang terjadi untuk menyelamatkan posisi diri sendiri.

    Asumsi ini tidak sepenuhnya salah. Pasalnya begitu memasuki dunia kerja, kamu dituntut untuk mampu menyelesaikan berbagai tanggung jawab sesuai dengan jenis pekerjaan yang diambil. Semua aktivitas yang kamu lakukan pun akan dinilai untuk menjadi bahan evaluasi dari perusahaan—termasuk untuk promosi, kenaikan gaji, dan sebagainya.

    Namun, hal tersebut tidak menjadi alasan bahwa kamu harus menjadi sosok yang individualis dalam bekerja. Faktanya, ada banyak hal yang membuatmu harus mampu bekerja sama dalam tim. KPI dalam perusahaan pun bahkan tidak hanya digunakan untuk menilai individu, tetapi juga tim.

    Selain itu, tanpa disadari, manfaat bekerja sama dalam menyelesaikan pekerjaan juga sangatlah banyak. Baik untuk kepentingan pribadi maupun secara kelompok, berikut adalah beberapa manfaat yang dapat kamu peroleh dari bekerja sama dengan tim terutama saat menyelesaikan pekerjaan sulit.

    Apa Saja Manfaat Bekerja Sama di Dunia Kerja?

    Selain manfaat utama yaitu membuat kamu dan tim mencapai tujuan dengan lebih cepat serta efektif. Ada banyak manfaat kerja sama lainnya yang dapat kamu rasakan di dunia kerja.

    Berikut adalah beberapa manfaat kerja sama di dunia profesional.

    1. Mempercepat Penyelesaian Pekerjaan

    Tujuan utama bekerja sama adalah agar tugas cepat selesai. Jumlah sumber daya yang lebih bayak menjadi salah satu keuntungan untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan dengan lebih cepat. Tiap-tiap orang yang terlibat mendapat peran atau subpekerjaan berbeda untuk diselesaikan sesuai dengan deadline yang ditentukan.

    Baca Juga: Pengertian Manajemen Waktu Cara Menerapkannya

    Dengan begitu, kamu tidak harus sampai menghabiskan lebih banyak waktu untuk lembur atau bahkan menyita waktu bekerja di hari lain untuk merampungkan pekerjaan tersebut. Hal ini akan membantu meminimalkan tanggungan pekerjaan yang menumpuk di kemudian hari karena waktu yang tersita. Kamu pun jadi lebih produktif dan bisa segera melakukan pekerjaan lainnya.

    Apabila memang ingin cepat selesai, maka pastikan bahwa saat membagi subpekerjaan, tiap orang mendapat tugas yang sesuai dengan kemampuannya.  Selain itu, buat kesepakatan bersama dengan tim sehingga lebih menumbuhkan rasa tanggung jawab pada masing-masing individu.

    2. Membuka Wawasan Baru

    Seringkali, sebuah pekerjaan menjadi begitu lama diselesaikan lantaran minimnya pengetahuan terhadap topik tersebut. Kalau kamu juga mengalami ini, maka jangan sia-siakan kesempatan untuk melakukan kerja sama dengan rekan lainnya.

    Bersikap dan berpikirlah lebih terbuka saat berdiskusi. Boleh jadi, orang lain di dalam tim mempunyai pengalaman atau pengetahuan terhadap permasalahan atau tugas yang sedang kamu kerjakan. Bukan tak mungkin, wawasan baru tersebut juga akan berguna untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan lainnya di masa mendatang.

    3. Memperkaya Perspektif

    Mirip dengan poin sebelumnya, terbatasnya sudut pandang yang kamu miliki bisa jadi alasan mengapa sebuah pekerjaan jadi begitu sulit untuk diselesaikan.  Brainstorming dengan rekan kerja lainnya adalah salah satu cara mudah untuk memperluas perspektif yang kamu miliki terhadap sesuatu.

    Contoh, kamu sedang mempersiapkan fitur baru sebuah aplikasi produk. Menurutmu, fitur A sangat cocok diterapkan karena akan menguntungkan bisnis secara cepat. Namun, seorang rekan memberi masukan bahwa di sisi lain, fitur A justru berpotensi mengganggu kenyamanan pengguna. Dampaknya, tentu saja, user experience akan menurun dan bahkan dapat membuat pengguna produk tersebut beralih ke produk dari kompetitor.

    Perbedaan sudut pandang ini tidak sebaiknya kamu jadikan sebagai sebuah hal yang mengesalkan. Sebaliknya, variasi perspektif akan membuatmu jadi lebih jeli dalam bertindak dan memutuskan sesuatu. Makin banyak kamu memahami sudut pandang dalam sesuatu, kamu pun akan makin bijak dalam menghadapi sesuatu.

    4. Memunculkan Inovasi

    Manfaat bekerja sama lainnya adalah mendorong munculnya inovasi. Melalui brainstorming, kamu akan menemukan hal-hal yang bahkan selama ini tidak pernah terpikir olehmu, tetapi justru merupakan solusi yang tepat untuk situasi yang sedang dialami.

    Hal ini biasanya akan lebih banyak terjadi saat mengatasi permasalahan yang sulit. Situasi yang tidak nyaman akan membuat orang cenderung berpikir out of the box untuk dapat segera keluar dari ketidaknyamanan tersebut. Oleh sebab itu, jangan  buru-buru merasa kesal saat kamu mendapat tugas yang sulit. Sering kali, proses menemukan jawaban tersebut justru mengasyikkan dan dapat membantumu untuk bertumbuh lebih baik.

    5. Meminimalkan Stres

    Ketika melakukan suatu pekerjaan yang kompleks sendiri, kamu menjadi satu-satunya orang yang harus melakukan segala detail terkait tugas tersebut. Hal ini tentu sangat melelahkan dan bahkan membutuhkan waktu yang panjang. Bisa-bisa, pekerjaan yang tidak cepat rampung akan membuat pekerjaan lainnya ikut menumpuk dan membuat stres lebih tinggi.

    Baca Juga: 8 Cara Hilangkan Migraine Akibat Stres yang Efektif

    Sementara itu, bekerja sama dengan pembagian tugas ke beberapa orang akan turut membantu mengurangi beban pekerjaan maupun pikiranmu. Kamu bahkan mungkin masih dapat melakukan pekerjaan lainnya sehingga kedua pekerjaan dapat selesai dalam waktu bersamaan.

    Kerja sama ini tidak terbatas seperti pembagian tugas saja. Jika jenis pekerjaan tersebut memang hanya dapat dilakukan atau menjadi kewajibanmu pribadi, tak ada salahnya meminta masukan atau solusi dari rekan kerja lainnya. Seperti yang disebutkan sebelumnya, berdiskusi akan membuat wawasanmu lebih terbuka, menambah perspektif, bahkan membangkitkan semangat inovasi.

    6. Memahami Karakter Anggota Tim

    Salah satu momen terbaik untuk memahami karakter seseorang adalah saat orang tersebut berada di dalam situasi sulit. Ketika bekerja sama mengatasi pekerjaan yang sulit, kamu akan melihat bagaimana karakter anggota tim lainnya. Beberapa ada yang menjadi tidak peduli, beberapa lainnya ternyata kreatif, beberapa lainnya justru ternyata cukup dominan dan merasa paling benar saat berdiskusi, dan lain-lain.

    Memahami karakter anggota tim pun akan menjadi informasi sendiri dalam upaya mempererat hubungan di dalam tim. Kamu jadi lebih memahami pendekatan seperti apa yang cocok untuk berkomunikasi dengan mereka.

    Baca Juga: 7 Cara Membangun Tim Kerja yang Baik 

    7. Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi 

    Komunikasi adalah kebutuhan dasar setiap manusia. Sayangnya, masih banyak orang yang meremehkan keterampilan yang satu ini. Akibatnya, tidak sedikit orang lain yang tersinggung dengan caranya berkomunikasi atau justru tidak memahami apa yang disampaikan karena komunikasi yang kurang jelas. Keduanya, tentu saja, sama-sama tidak menguntungkan.

    Baca Juga: 4 Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi

    Bekerja sama menjadi media yang lebih luas dan intens untuk komunikasi dua arah—atau bahkan lebih. Kamu pun dapat melatih keterampilan berkomunikasi di forum seperti ini. Menghadapi rekan kerja dengan masing-masing karakternya dapat membuatmu jadi lebih memahami cara jitu untuk berkomunikasi yang tepat sehingga tujuannya tercapai.

    Selain itu, semakin sering bekerja sama dengan banyak pihak akan membuatmu semakin luwes dalam membawa diri. Kamu pun akan lebih mudah untuk melakukan beradaptasi di berbagai lingkungan—misal saat pindah tim atau pindah tempat kerja sekalipun.

    8. Meningkatkan Produktivitas

    Ada kalanya kamu akan menemukan orang yang akan lebih produktif ketika mengerjakan kegiatan atau usaha bersama-sama. Kamu dapat mengoptimalkan produktivitas orang tersebut serta orang lain dengan mengajak mereka untuk bekerja sama mencapai sebuah tujuan.

    Dengan bekerja sama juga, umumnya kamu dan anggota tim harus menyetujui sebuah langkah standar pengerjaan tugas. Hal ini kemudian tidak hanya meningkatkan produktivitas semata tetapi juga dapat meningkatkan mutu dari hasil kerja kalian semua.

    Baca Juga: 9 Cara Agar Produktif yang Simpel dan Efektif

    Itulah dia beberapa manfaat bekerja sama yang dapat dirasakan. Inti dari bekerja sama adalah komunikasi. Tentunya, kamu juga harus mampu membedakan cara berkomunikasi di kehidupan personal dan bisnis. Komunikasi bisnis memerlukan pendekatan yang cukup berbeda. Oleh karena itu, persiapkan diri dengan kemampuan berkomunikasi profesional yang tepat untuk membangun karier yang kamu inginkan. 

    Kamu bisa mengambil kelas Business Communication di GreatNusa untuk membantu meningkatkan softskill yang satu ini. Melalui kursus online ini, kamu akan mempelajari bagaimana cara berkomunikasi dalam lingkungan bisnis—termasuk bagaimana saat harus melakukan korespondensi yang profesional. Jika ingin lebih maksimal, kamu bisa pula mengambil kelas lainnya sesuai hardskill yang ingin dikuasai seperti di bidang desain dan seni, teknologi, ekonomi, dan lain-lain.

    Baca Selengkapnya
    Apa itu Miskomunikasi dan Cara Memperbaikinya

    ARTICLE

    WORK CULTURE

    By greatnusa • 22 November 2021

    Apa itu Miskomunikasi dan Cara Memperbaikinya

    Komunikasi yang buruk memiliki berbagai dampak negatif. Untuk menghindarinya, pahami apa itu miskomunikasi dan cara memperbaikinya!

    Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam keberlangsungan hidup manusia, tak terkecuali dalam dunia bisnis. Komunikasi menjadi salah satu kunci dalam proses koordinasi yang melibatkan berbagai lapisan dalam struktural fungsional perusahaan, mulai dari atasan hingga bawahan. Namun, bisa saja dalam prosesnya terjadi sebuah ketidaklancaran informasi, sehingga komunikasi justru menjadi bumerang yang mengacaukan proses kerja. Inilah yang kemudian disebut dengan apa itu miskomunikasi. 

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, miskomunikasi atau juga disebut miskonsepsi memiliki arti salah penerimaan atau salah penangkapan dari suatu komunikasi. Sebut saja si A menyampaikan suatu pesan, ide, maupun gagasan kepada si B. Namun ternyata apa yang disampaikannya tadi tidak diterima dan dicerna secara sempurna sehingga terjadilah kesalahpahaman tentang informasi tersebut. Hal semacam ini adalah bentuk miskomunikasi yang jika dibiarkan bisa mengganggu proses bisnis suatu perusahaan. 

    Apa Itu Proses Komunikasi dan Miskomunikasi?

    Perlu diketahui bahwa istilah komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu “communicare” yang berarti “menyampaikan”. Jadi, komunikasi dapat diartikan sebagai sebuah proses interaksi menyampaikan makna dengan menggunakan beberapa media, seperti tanda, simbol dan aturan semiotika yang dapat dipahami antar kedua belah pihak. Jika demikian, maka dapat dipahami bahwa pengertian komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi, ide, atau gagasan yang dilakukan secara langsung (verbal) ataupun tidak langsung (nonverbal). 

    Baca Juga: 4 Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi

    Ketika komunikasi digambarkan sebagai pertukaran informasi antara pengirim dan penerima, maka dalam prosesnya terdapat tahapan-tahapan berikut. 

    1. Pengirim Mempunyai Ide

    Langkah awal, pengirim informasi memiliki ide yang akan disampaikan. Umumnya, ide atau gagasan yang masih ada dalam benak atau pikiran ini dipengaruhi oleh faktor dan latar belakang yang kompleks pada sang pemilik ide. Termasuk, suasana hati serta keadaan atau situasi yang tengah dialami. 

    2. Pengkodean Ide

    Yang dimaksud dengan pengkodean ide adalah proses perubahan sebuah ide menjadi simbol atau tanda agar lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh calon penerima pesan dengan jelas. Dalam prosesnya, seorang komunikator haruslah cermat dalam mengemas sebuah ide agar para penerima pesan tidak salah paham terkait maksud dan tujuan ide itu disampaikan. Jika penerima ide salah dalam menangkap makna suatu pesan atau simbol, maka terjadilah yang disebut dengan miskomunikasi yang akan merugikan kedua belah pihak.

    3. Penyampaian Pesan Melalui Media

    Pada tahap ini, pemilihan media komunikasi menjadi penting untuk diperhatikan. Media komunikasi haruslah sesuai dengan sifat pesan dan efektivitas sebuah informasi dapat diterima dengan baik. Misal, untuk pesan pendek, kamu bisa menyampaikannya secara lisan atau dengan bahasa tubuh tertentu yang bisa dipahami. Sedangkan untuk pesan yang lebih panjang, akan lebih efektif jika dikomunikasikan secara tertulis.

    4. Penerimaan ide

    Setelah pesan terkirim melalui media komunikasi yang tepat, maka secara otomatis akan diterima oleh si penerima. 

    5. Menafsirkan Pesan 

    Proses selanjutnya adalah menafsir atau menginterpretasi pesan yang telah diterima. Langkah ini bisa dibilang paling penting dalam suatu proses komunikasi terutama dari sisi penerima pesan. Tak lain, karena berkaitan dengan pemahaman atas apa yang telah diterima. Pada prosesnya, hal yang berpengaruh sekaligus sangat menentukan dalam memahami sebuah pesan adalah jenis jalur komunikasi yang digunakan. Karena di sanalah letak jembatan dua pikiran yang berusaha memahamkan dan memahami.

    6. Umpan Balik

    Sederhananya, umpan balik adalah tanggapan atau respons. Penerima pesan dapat memberi respons atas pesan yang diterimanya jika dia mampu menafsirkan hasil informasi menjadi sebuah pemahaman utuh. Sebaliknya, penerima pesan cenderung akan diam tanpa respons apabila pesan yang didapatinya sulit untuk ditafsir dan dipahami.

    Nah, dari alur atau tahapan tersebut, dapat dilihat bahwa dalam proses komunikasi memang memungkinkan terjadinya kesalahpahaman informasi atau yang lazim disebut apa itu miskomunikasi. Terlepas dari media komunikasi apa pun yang digunakan, entah itu lisan, tulisan, bahasa tubuh, ataupun media elektronik dan sosial. 

    Apa Saja Faktor Penyebab Terjadinya Miskomunikasi?

    Setidaknya, ada beberapa faktor yang menjadi pemicu terjadinya miskomunikasi, yaitu;

    1. Kurangnya pemahaman atas konteks

    Dalam interaksi sosial, pemahaman atas konteks menjadi sangat perlu dikarenakan menyangkut tentang keselarasan arah komunikasi yang dijalin. 

    2. Adanya asumsi

    Asumsi dapat diartikan sebagai sebuah landasan berpikir yang cenderung dianggap benar. Dalam komunikasi, asumsi menjadi bermasalah ketika suatu hal dianggap benar namun tidak pernah dikonfirmasi, dan itu terjadi pada setiap tahap siklus komunikasi. 

    3. Ketidakjelasan atau Ambiguitas

    Ketidakjelasan dan ambiguitas dapat terjadi ketika asumsi kurang tepat. Hal ini didasari oleh pesan yang tidak sepenuhnya tersampaikan oleh komunikator atau bisa jadi penerima pesan yang abai mengajukan pertanyaan klarifikasi. 

    Baca Juga: Ini Peran dan Hal-Hal yang Termasuk dalam Etika Komunikasi di Tempat Kerja

    4. Kelebihan Informasi

    Faktanya, adanya informasi yang berlebihan juga bisa menyebabkan terjadinya miskomunikasi. Hal ini karena banyaknya informasi justru bisa membuat inti ide atau pesan terlewatkan. 

    Bagaimana Cara Mengatasi Miskomunikasi?

    Miskomunikasi tentu tak boleh dibiarkan begitu saja. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengatasi terjadinya miskomunikasi, yaitu:

    1. Akui bahwa Ada Masalah dan Bicarakan

    Ketika terjadi miskomunikasi, itu artinya kamu sedang berada dalam masalah. Segera lakukan evaluasi, dan ambil tindakan untuk mengatasinya. Bicarakan hal tersebut dengan rekan kerja serta pihak-pihak yang terlibat, guna membangun kembali komunikasi tim yang baik. 

    Baca Juga: Mengenal Apa Itu Interpersonal Skill Dalam Organisasi

    2. Bersikaplah Tenang

    Ketika terjebak dalam sebuah masalah, usahakan kamu untuk tetap tenang. Tak perlu marah atau emosi berlebihan, karena hal tersebut justru akan menghambat proses penyelesaian masalah. Lebih baik, bicarakan baik-baik, cari titik penyebab miskomunikasi, dan segera lakukan langkah penyelesaian.

    3. Beri Instruksi Jelas dan Ringkas

    Di sini, kamu harus paham bahwa memberi arahan yang jelas dan ringkas itu penting guna menghindari terjadinya miskomunikasi. Hindari memberi informasi bertele-tele karena hal tersebut justru membuat bingung si penerima pesan, sehingga berpotensi menyebabkan terjadinya salah paham. Ada baiknya gunakan bahasa yang jelas, ringkas, tegas, dan langsung tertuju pada pokok permasalahan. 

    4. Perhatikan Gaya Komunikasi

    Dalam beberapa kondisi, kamu juga perlu memperhatikan gaya komunikasi orang lain. Ada orang yang lebih mudah berkomunikasi dengan instruksi yang detail, namun juga ada yang bisa langsung pada pedoman/poin khusus. Sebagian, ada yang lebih suka berkomunikasi secara verbal, dan sebagiannya lagi lebih mudah secara tertulis. Untuk itulah, kamu perlu paham seperti apa gaya komunikasi yang mudah dipahami oleh si penerima pesan. 

    Baca Juga: 7 Ciri-Ciri Profesionalisme Yang Harus Kamu Miliki

    5. Tak Perlu Canggung untuk Bertanya

    Jika memang ada yang belum kamu pahami, tak perlu canggung untuk mengajukan pertanyaan. Hal ini penting guna menghindari terjadinya salah persepsi atau interpretasi. Gunakan bahasa yang sopan, jelas, dan tidak berbelit-belit.

    6. Diskusikan dan Lakukan Koordinasi

    Mendiskusikan segala hal terkait tugas dan pekerjaan adalah salah satu cara menjaga komunikasi agar tetap baik. Begitu pun dengan koordinasi yang penting guna memantau dan memastikan bahwa semuanya berjalan sesuai rencana. Jika misal terdapat kesalahan, hambatan, atau lainnya, bisa segera diambil langkah penyelesaian yang tepat.

    7. Jadilah Pendengar yang Baik

    Cara selanjutnya untuk menghindari terjadinya miskomunikasi adalah dengan menjadi pendengar yang baik. Dengarkan dengan saksama apa yang diinstruksikan atau dibicarakan, dan jangan sela pembicaraan agar informasi tidak putus di tengah jalan. Tak hanya itu, dengan menjadi pendengar yang baik, kamu pun bisa sembari memperhatikan bahasa tubuh dan ekspresi wajah lawan bicara. 

    8. Lakukan Komunikasi Tepat Sasaran dan Tepat Waktu

    Terakhir, miskomunikasi bisa dihindari dengan cara melakukan komunikasi tepat sasaran dan waktu. Dalam artian, berikan informasi pada orang yang tepat, serta ketika orang tersebut dalam keadaan benar-benar siap menerima pesan. Hindari menyampaikan pesan secara beruntun, atau ketika lawan bicara tengah sibuk. 

    Itulah dia penjelasan tentang apa itu miskomunikasi. Miskomunikasi lahir dari bentuk komunikasi yang kurang efektif. Pastikan kamu sedang tenang dan jadilah pendengar yang baik untuk mencegah terjadinya miskomunikasi. Bersikaplah jujur saat ada hal yang belum kamu pahami dan diskusikan bersama hal tersebut agar kedua belah pihak dapat memiliki pandangan yang sama.

    Untuk menghindari terjadinya masalah atau kesalahan, kamu bisa meningkatkan keterampilan seputar bisnis dan manajemen di GreatNusa. GreatNusa sendiri merupakan platform digital yang menyediakan berbagai pilihan kursus dengan mentor-mentor berpengalaman. 

    Baca Selengkapnya
    Manfaat Organisasi dalam Dunia Sosial

    ARTICLE

    WORK CULTURE

    By greatnusa • 29 Maret 2023

    Manfaat Organisasi dalam Dunia Sosial

    Organisasi adalah tempat untuk mengembangkan diri menjadi seorang yang profesional dengan baik. Simak manfaat organisasi di artikel ini.

    Organisasi adalah sebuah wadah yang tepat jika kamu ingin mengasah dirimu untuk menjadi profesional yang lebih baik. Dengan berorganisasi, kamu dapat mendapatkan banyak manfaat, mulai dari memperluas relasi hingga sudut pandang. Untuk menambah semangat berorganisasi, kamu bisa mencari tahu tentang apa saja manfaat organisasi yang bisa kamu dapatkan.

    Sebagai makhluk sosial, wajar jika hampir seluruh tahap kehidupan manusia tidak lepas dari yang namanya organisasi. Mulai dari ketika masih berstatus pelajar, mahasiswa, hingga akhirnya terjun dan hidup di tengah masyarakat. Terlebih, organisasi tidak hanya dipandang sebagai sarana berkumpul dan bekerja sama, tetapi juga tempat mengasah berbagai pengalaman serta kemampuan.

    Karenanya, tak sedikit yang menganggap bahwa organisasi dengan segudang manfaatnya adalah salah satu penentu keberhasilan hidup seseorang. Seseorang yang aktif di organisasi cenderung lebih memiliki softskill yang nantinya tak hanya berguna untuk menunjang karier, tetapi juga bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat.

    Apa Pengertian Organisasi dan Tujuannya?

    Secara umum, pengertian organisasi dapat diartikan sebagai wadah tempat berkumpulnya sekelompok orang yang memiliki tujuan tertentu dan mereka bekerja sama mewujudkan tujuan yang ingin dicapai. Mereka bekerja sama  secara sistematis, rasional, terkendali, dan dengan memanfaatkan berbagai sumber daya (dana, data, lingkungan, sarana, dan metode) yang ada dengan efektif dan efisien. Karena itulah, hampir semua organisasi pasti dilengkapi dengan struktur yang mengatur berbagai peran dan fungsi dari masing-masing anggota. 

    Definisi tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Stephen P. Robbins yang mengatakan bahwa “organisasi adalah kesatuan sosial yang dikoordinasi secara sadar, dengan adanya batasan yang relatif dapat diidentifikasi dan bekerja atas kesadaran yang relatif terus menerus dalam mencapai tujuan bersama atau kelompok”.

    Jadi, organisasi bukan hanya tentang pola hubungan berkelompok, tetapi juga berkenaan dengan aktivitas dan tujuan bersama. Secara umum, organisasi memiliki tujuan di antaranya sebagai berikut: 

    1. Sebagai wadah untuk merealisasikan tujuan, harapan, dan cita-cita bersama para anggotanya. Ada organisasi yang bertujuan untuk bisnis, sosial, pendidikan, hingga pergerakan. 
    2. Membantu para anggotanya untuk menambah pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan. 
    3. Sebagai wadah untuk mencari keuntungan bersama-sama

    Baca Juga: Mengenal Apa Itu Interpersonal Skill Dalam Organisasi

    Apa Saja Manfaat Berorganisasi?

    Setelah mengetahui pengertian organisasi, berikutnya adalah manfaat berotganisasi. Ada banyak manfaat berorganisasi yang bisa kamu dapatkan. Apa saja? Berikut beberapa di antaranya:

    1. Memperluas Jejaring 

    Salah satu manfaat organisasi yang paling umum ditemui adalah memperluas pergaulan. Setiap anggota organisasi dapat memperluas jaringannya dengan bergabung ke dalam organisasi. Oleh karena itu, dengan mengikuti organisasi maka sudah pasti kamu akan bertemu dengan banyak orang.

    Organisasi akan membuat kamu menjalin interaksi dengan lebih dari satu tipe relasi spesifik. Entah itu dari sekolah atau kampus yang berbeda, latar belakang suku dan agama, usia, profesi, dan beragam perbedaan lainnya. Dengan begitu, secara tidak sadar, kamu telah memperluas jejaring atau jaringan sosial pertemanan. 

    Memiliki banyak relasi dan kenalan, tentu sangat menyenangkan. Kamu bisa mendapatkan banyak pengalaman, sharing pengetahuan dan informasi, serta kesempatan untuk mengembangkan diri. Bahkan, bukan tidak mungkin jika nantinya relasi inilah yang akan mendukung dan membantumu ketika tengah berada dalam kesulitan.

    2. Menambah Pengetahuan dan Wawasan

    Dalam sebuah organisasi, kamu akan menemui berbagai aktivitas seperti; diskusi/forum ilmiah, acara sosial, kerja sama dengan pihak lain, dan aktivitas yang menuntut untuk bertemu dengan orang baru. Dari sinilah, kamu akan mendapatkan pengalaman, pengetahuan, dan wawasan baru. 

    Sebuah pengalaman berharga yang pastinya akan sedikit banyak membentuk pola pikir dan mental para anggotanya. Bukan tidak mungkin pula jika kamu bisa terinspirasi dari kehidupan, wawasan, pengetahuan, dan pengalaman orang-orang baru tersebut. Karenanya, tak ada salahnya jika manfaatkan waktu dan kesempatan sebaik-baiknya. 

    3. Melatih Jiwa Kepemimpinan (Leadership)

    Sebagian besar orang menganggap bahwa jiwa kepemimpinan hanya dimiliki oleh segelintir individu. Padahal, sebenarnya, jiwa kepemimpinan itu ada dalam diri setiap manusia. Ini pun telah termaktub dalam sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa “setiap orang dari kamu adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya”. Jadi, jelas bahwa setiap insan adalah pemimpin, entah itu untuk dirinya sendiri ataupun bagi orang lain/kelompok. Yang membedakan hanyalah apakah jiwa leadership tersebut diasah atau tidak. 

    Nah, salah satu tempat terbaik untuk mengasah jiwa kepemimpinan adalah organisasi. Dalam organisasi, kamu akan belajar tentang bagaimana cara menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan yang bijak. Dari aktif berorganisasi, kamu juga dapat menemukan bahwa ada banyak strategi memimpin dan jenis-jenis kepemimpinan. Dari sini pulalah, kamu akan belajar mengedepankan kepentingan umum atau masyarakat dibanding kepentingan pribadi/golongan. Sebuah sikap dasar yang setidaknya harus dimiliki oleh setiap pemimpin, bukan? 

    4. Melahirkan Semangat Kerja Sama

    Ketika memutuskan untuk bergabung dalam sebuah organisasi, artinya kamu sudah siap menanggalkan segala bentuk egoisme diri. Pasalnya, dalam organisasi, para anggota akan dituntut untuk aktif berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang membutuhkan kerja sama tim. Semakin baik kerja sama yang terjalin, maka tujuan pun akan lebih mudah tercapai. 

    Berkat organisasi, kamu pun akan terbiasa menjalin kerja sama dengan orang lain. Kamu akan menemukan banyak manfaat bekerja sama nanti ketika terjun ke dalam dunia kerja ataupun masyarakat.

    5. Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

    Tidak bisa dipungkiri bahwa orang-orang yang berdedikasi serta aktif mengikuti organisasi akan cenderung memiliki kemampuan berkomunikasi yang sangat efektif.

    Hal ini karena untuk dapat melakukan kegiatan organisasi dengan lancar, kamu harus dapat berkomunikasi dengan baik. Kamu akan dengan sendirinya mengasah kemampuan komunikasi secara alami.

    Kemampuan komunikasi yang umumnya didapatkan dari mengikuti organisasi adalah public speakingatau berbicara di depan umum. Kamu akan meningkatkan kemampuan berkomunikasi ini dari kegiatan seperti menyampaikan pendapat, diskusi, bertanya dalam forum, hingga pidato di depan sesama anggota organisasi.

    Jadi, bagi kamu yang ingin mengembangkan kemampuan ini, organisasi adalah tempat yang tepat untuk mengasahnya. Untuk kemudian, bisa dikembangkan di lingkungan yang lebih luas, seperti masyarakat, dunia kerja, atau ranah profesi yang berhubungan dengan public speaking. 

    Baca Juga : 8 Cara Public Speaking Untuk Pemula

    6. Belajar Manajemen Waktu

    Percaya atau tidak, manajemen waktu adalah salah satu kunci kesuksesan. Seseorang yang bisa mengatur dan menggunakan waktunya dengan tepat, cenderung memiliki kualitas hidup lebih baik, sehingga bisa lebih fokus menata masa depan. Begitupun sebaliknya, orang yang seringkali menyia-nyiakan waktu, maka hidupnya cenderung terbengkalai dan tidak terarah. 

    Bagi kamu yang ingin belajar mengelola waktu secara efektif dan efisien, organisasi adalah tempat yang tepat. Dengan berorganisasi, kamu akan dilatih untuk bisa membagi waktu, serta mengatur jadwal dan prioritas dari setiap kegiatan/aktivitas yang ada. Dari sinilah, nantinya kamu akan secara perlahan belajar untuk menghargai waktu. Bahwa memang waktu sangat berharga dan sudah sepatutnya digunakan untuk hal-hal bermanfaat nan produktif.

    7. Membentuk Kecerdasan Emosional

    Faktanya, manfaat organisasi juga berdampak positif terhadap kepribadian, khususnya perkembangan emosi. Lingkungan organisasi yang penuh tantangan, akan membuat para anggotanya lebih bisa mengendalikan emosi negatif. Kebiasaan untuk bertemu dan bergaul dengan orang baru, juga akan membuat pola pikir lebih terbuka sehingga lebih bisa menerima perbedaan. Dengan segala bentuk gemblengan dalam organisasi, tak heran jika organisatoris cenderung memiliki kecerdasan emosional lebih baik. Dengan membentuk kecerdasan emosional yang baik, kamu juga akan membangun resiliensi yang mana tahan dalam menghadapi tekanan.

    8. Meningkatkan Softskill

    Bagi para mahasiswa, manfaat mengikuti organisasi satu inilah yang paling banyak dicari. Para mahasiswa yang mengikuti organisasi umumnya melakukannya untuk mendapatkan softskill yang akan dibutuhkan ketika masuk ke dalam dunia kerja.

    Sebuah penelitian dari Harvard University mengungkapkan bahwa penentu kesuksesan seseorang tidak hanya hardskill, tetapi juga softskill. Tak tanggung-tanggung, pengaruhnya bahkan bisa mencapai 80% dibanding hardskill yang hanya 20%. 

    Manfaat organisasi bagi mahasiswa dalam bidang softskill ini dapat berupa kecerdasan sosial, kemampuan beradaptasi, kemampuan komunikasi, kecerdasan emosi, serta kemampuan untuk membangun hubungan interpersonal yang baik. Softskill inilah yang akan mendukung berbagai hardskill yang kamu miliki, hingga nantinya bisa mencapai kesuksesan. 

    Baca Juga : Macam Macam Soft Skill yang Dapat Dikuasai

    Sayangnya, softskill memang tidak diajarkan secara langsung di sekolah ataupun bangku kuliah. Namun, tak perlu bingung, karena kamu bisa mengasahnya di organisasi. Beragam kegiatan atau aktivitas khas organisasi akan secara perlahan membentuk dan meningkatkan softskill para anggotanya. 

    Itulah beberapa manfaat organisasi yang dapat kamu rasakan. Organisasi adalah tempat yang tempat untuk mengasah dirimu dalam berbagai bidang. Kamu dapat merasakan kehidupan sosial dalam berbagai skala melalui organisasi. Tentunya hal ini akan membawa banyak manfaat dalam kehidupanmu sebagai seorang profesional dan juga manusia.

    Selain di organisasi, kamu pun bisa mengasah softskill dengan mengikuti kursus di GreatNusa. GreatNusa merupakan platform pembelajaran digital yang menyediakan berbagai jenis pembelajaran berkualitas. Termasuk pengembangan diri, seperti; kemampuan bahasa, kepemimpinan atau leadership, pendidikan, hingga ekonomi dan politik. Jadi, tunggu apa lagi? 

    Baca Selengkapnya
    Apa itu Quarter Life Crisis dan Cara Menghadapinya

    ARTICLE

    WORK CULTURE

    By greatnusa • 23 Maret 2022

    Apa itu Quarter Life Crisis dan Cara Menghadapinya

    Kenali apa itu quarter life crisis dan cara menghadapinya, mulai dari mengenali diri sendiri hingga menjadi produktif. Simak penjelasannya di sini.

    Menjadi dewasa merupakan tantangan tersendiri. Ada kalanya ketika sudah menginjak umur dewasa, kamu akan merasa cemas dan khawatir, khususnya tentang masa depan. Hal ini umumnya disebut quarter life crisis atau krisis seperempat abad. Apa itu quarter life crisis?

    Quarter life crisis adalah fase yang umumnya di alami oleh orang-orang yang dalam rentang usia 20-an hingga 30 tahun. Pada fase ini orang-orang umumnya telah dituntut untuk mulai fokus pada masa depan.

    Fase peralihan ini, dari yang awalnya bisa acuh tak acuh menjadi harus fokus, yang kemudian membuat banyak orang kebingungan. Tidak jarang orang yang mengalami fase ini merasa tidak memiliki tujuan hidup atau arah yang jelas bahkan mulai membandingkan diri dengan orang lain yang lebih sukses.

    Tetapi, kamu tidak harus khawatir berlebih. Kamu tidak sendiri dalam fase hidup ini. Telah banyak orang yang melewati fase ini dan menemukan kebahagiaan dalam hidup. Berikut adalah beberapa cara yang bisa kamu jadikan panduan untuk menghadapi quarter life crisis.

    Apa itu Quarter Life Crisis?

    Merujuk pada sejarah, istilah Quarter Life Crisis atau krisis seperempat abad diperkenalkan pertama kali oleh Robbins dan Wilner dalam teori Emerging Adulthood. Ini merupakan istilah psikologi yang merujuk pada kondisi emosional akibat berbagai perubahan yang terjadi di masa transisi atau peralihan dari remaja ke dewasa. Karenanya, krisis ini lumrah dialami oleh setiap orang dalam rentang usia 20-30 tahun. 

    Menurut Fischer, fase ini memang rentan dialami oleh orang-orang yang tengah berada dalam proses bertumbuh. Fase ketika seseorang mulai berusaha mencapai berbagai tujuan hidup, seperti membangun karier, membentuk identitas diri, mencapai kebebasan finansial, memilih pasangan, dan menjadi bagian dari kelompok sosial. 

    Pada periode ini, kamu akan melewati berbagai tahapan perkembangan yang jika tidak direspons dengan baik bisa menyebabkan gangguan emosional atau psikologis. Akibatnya, kamu akan dilanda kebingungan akan tujuan hidup, mulai mempertanyakan banyak hal, merasa insecure atau keraguan terhadap kemampuan diri, putus asa, depresi, hingga terkadang sampai menarik diri dari kehidupan sosial. 

    Dengan kata lain, seseorang cenderung mengalami ketakutan berlebih atau bahkan merasa frustrasi akan masa depan. Ini bisa terjadi ketika tekanan dan tuntutan terkait pencapaian hidup tidak bisa disikapi dengan baik, sehingga menyebabkan krisis emosional. 

    Apa Saja Tanda-Tanda Seseorang Mengalami Quarter Life Crisis?

    Meski bisa dikatakan sebagai sebuah fase yang umum, sayangnya, masih banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya tengah berada pada periode ini. Akibatnya, mereka cenderung rentan mengalami depresi atau bahkan mental illness, karena kurang memahami apa yang sebenarnya tengah terjadi pada diri. Agar hal tersebut tidak terjadi, ada baiknya kamu ketahui tanda-tanda seseorang mengalami Quarter Life Crisis berikut ini:

    1. Mempertanyakan Hidup Dan Masa Depan

    Pada fase ini, kamu akan mulai mempertanyakan banyak hal, utamanya yang berkenaan dengan eksistensi diri. Seringnya pertanyaan ini tak kunjung menemukan jawaban, hingga akhirnya bisa menyebabkan frustrasi. 

    2. Merasa Minder Melihat Pencapaian Atau Kebahagiaan Teman Di Medsos

    Kabar bahagia atau kesuksesan teman justru membuat kamu merasa resah tanpa alasan, seolah tertinggal dibanding yang lain hingga akhirnya kamu merasa minder dan cenderung menarik diri dari kehidupan sosial. 

    3. Merasa Terjebak Dalam Situasi Yang Tidak Disukai

    Seringnya, kamu akan sulit menentukan apakah harus hidup sesuai keinginan diri sendiri atau sesuai tuntutan orang lain. Pada fase ini, bisa saja kamu telah memiliki pekerjaan yang mapan, tetapi tidak sesuai passion sehingga akhirnya hidup terasa kosong dan kurang bergairah. Merasa bingung apakah harus tetap di zona nyaman atau harus keluar mengejar impian.

    4. Kurang Motivasi

    Fase ini memang membuat kamu kurang bersemangat untuk menjalani hari. Kamu pun merasa bahwa lingkungan terdekat tidak bisa membantumu untuk keluar dari masalah, sehingga harus dihadapi seorang diri. 

    Baca Juga: Butuh Motivasi Dalam Bekerja? Ini 6 Jenis Motivasi Yang Perlu Diketahui

    Apa Saja Pemicu Terjadinya Quarter Life Crisis?

    Pada dasarnya, Quarter Life Crisis bisa terjadi ketika seseorang yang baru menginjak usia dewasa awal harus dihadapkan pada realita dan berbagai permasalahan hidup orang dewasa. Ada beberapa kondisi yang bisa menjadi pemicunya, yaitu;

    • Tengah merencanakan karier dan masa depan
    • Mulai menjalani hidup mandiri untuk pertama kali
    • Mulai menjalani hubungan percintaan yang cukup serius, termasuk ketika mengalami kegagalan cinta 
    • Ketika mengalami masalah finansial atau pekerjaan 
    • Ketika melihat teman sebaya sudah lebih dulu mencapai berbagai tujuan hidup, sementara diri sendiri masih berada di posisi stagnan. 
    • Terjebak dalam lingkungan toxic yang kurang mendukung pengembangan diri.

    Apa Saja Cara Terbaik Menghadapi Quarter Life Crisis?

    Faktanya, fase ini tidak boleh dianggap remeh. Pasalnya, dalam beberapa kondisi, bukan tidak mungkin jika nantinya berpotensi menyebabkan depresi atau mental illness. Jika kamu tengah berada dalam fase ini, berikut beberapa cara menghadapinya. 

    1. Kenali Diri 

    Ada baiknya jika kamu segera kenali diri lebih dalam. Renungkan apa yang menjadi kelebihan, kelemahan, serta yang kamu inginkan di masa depan. Dengan begitu, kamu akan lebih paham, hidup seperti apa yang ingin dijalani termasuk lebih leluasa menentukan pilihan tanpa harus didikte orang lain. Meski memang, dalam mengambil keputusan, kamu tetap harus meminta pertimbangan dan saran dari orang yang lebih berpengalaman. 

    Baca Juga Mengenal Personal Branding Dan Cara Meningkatkannya

    Setelah mengenali diri dengan baik, pada akhirnya kamu bisa Self Love atau mencintai diri sendiri. Kamu bisa menerima segala yang ada dalam diri, dan bisa menjadi versi terbaik dari dirimu. Tak peduli seperti apa orang berkata, yang jelas kamu patut bahagia dan sukses sesuai versi terbaik. 

    2. Fokus Benahi Diri

    Dalam fase ini, seseorang akan sering membandingkan hidup dengan orang lain. Terlebih, jika orang lain atau teman sebaya telah lebih dulu mencapai berbagai tujuan hidup, seperti pekerjaan impian dan pasangan. Inilah yang kemudian menyebabkan timbulnya perasaan iri, cemas, sekaligus insecure dan depresi. Mengapa seolah hidup orang lain jauh lebih mudah dibandingkan jalan yang harus kamu lalui. 

    Karenanya, ada baiknya jika di fase ini kamu lebih fokus untuk berbenah dan menata masa depan. Berhenti membandingkan diri dengan orang lain; kalian memulai hidup dari tempat yang berbeda maka tentu kalian tidak akan memiliki hasil yang sama. Habiskanlah waktumu mempelajari kemampuan baru ketimbang memikirkan hidup orang lain.

    Baca Juga: Macam Macam Soft Skill Yang Dapat Dikuasai

    Jika bisa, kurangi melihat unggahan di media sosial agar kamu tidak membandingkan diri dengan hidup orang lain. Ini juga penting agar kamu tidak sering mengeluh, dan lebih bersyukur atas apa yang ditakdirkan Tuhan. 

    3. Keluar dari Lingkaran Toxic

    Kamu harus tahu bahwa tidak semua lingkungan bisa memberi dampak positif. Adakalanya seseorang harus terjebak dalam lingkar sosial yang justru membuat hidup semakin tertekan dan hilang arah. Jika kamu mengalaminya, beranikan diri untuk keluar demi hidup yang lebih tenang dan bahagia. Carilah lingkungan sosial yang bisa saling mendukung, membantu, dan yang terpenting bisa menerima kamu apa adanya. 

    Baca Juga: 11 Indikator Lingkungan Kerja Yang Optimal

    4. Buat Rencana Hidup dan Lakukan

    Saat berada dalam titik krisis, jangan lantas kamu hanya berdiam diri sembari merutuki nasib. Percayalah, itu tidak akan mengubah apa pun. Lebih baik, segera bangun dari keterpurukan dan buatlah rencana hidup ke depan. Pikirkan apa yang kamu inginkan dan atur rencana untuk mewujudkannya. Kemudian, lakukan tindakan nyata dan jangan pernah takut akan kegagalan. Akan lebih lagi jika kamu memiliki sosok mentor yang bisa memantau sekaligus membimbing. 

    5. Jadilah Produktif

    Seringnya, fase krisis ini akan membuat seseorang malas dan tidak memiliki gairah untuk melakukan apa pun. Karenanya, cara terbaik untuk menghadapinya adalah dengan menjadi produktif. Paksa diri untuk melakukan hal-hal bermanfaat, entah itu yang berkenaan dengan hobi atau aktivitas yang bisa mengembangkan kemampuan. 

    Baca Juga: 9 Cara Agar Produktif Yang Simpel Dan Efektif

    Tak perlu ragu untuk mencoba hal baru, karena bukan tidak mungkin itu akan menjadi passion atau yang membuatmu cemerlang di masa depan. Kamu juga bisa mengisi waktu luang dengan mengikuti kursus yang ada di GreatNusa. Di platform ini, telah tersedia berbagai macam bentuk pengembangan diri yang dipandu oleh mentor-mentor berpengalaman. 

    Nah, itulah sekilas informasi tentang apa itu Quarter Life Crisis. Percayalah, fase ini akan membuatmu menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa. Tetap semangat!

    Baca Selengkapnya
    Definisi dan Cara Evaluasi Kinerja Karyawan

    ARTICLE

    WORK CULTURE

    By greatnusa • 23 Maret 2022

    Definisi dan Cara Evaluasi Kinerja Karyawan

    Evaluasi kinerja karyawan dapat dilakukan melalui penilaian diri sendiri hingga review dari pelanggan. Simak penjelasannya di artikel ini.

    Selain kualitas produk dan jasa, peningkatan kerja karyawan juga merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Perusahaan setidaknya harus melakukan tinjauan kinerja guna menjaga dan meningkatkan produktivitas karyawannya. Dengan adanya evaluasi kinerja karyawan, perusahaan bisa melihat mana yang harus diperbaiki, ditingkatkan, dan diapresiasi. 

    Secara tidak langsung, evaluasi ini akan berdampak pada peningkatan minat dan produktivitas kerja, yang akhirnya juga akan berdampak positif bagi perkembangan bisnis. Bagaimanapun, karyawan adalah salah satu ujung tombak penentu kesuksesan dan karenanya harus ada serangkaian standar yang mengatur kinerjanya. 

    Apa Itu Penilaian Kinerja Karyawan dan Tujuannya?

    Evaluasi kinerja atau penilaian kinerja karyawan dapat diartikan sebagai sebuah proses penilaian sistematis yang dilakukan oleh pihak perusahaan terhadap kualitas kinerja karyawannya. Seperti yang dikemukakan oleh Leon C. Menggison bahwa evaluasi kinerja atau “penilaian prestasi kerja (Performance Appraisal) adalah suatu proses yang digunakan pimpinan untuk menentukan apakah seorang karyawan melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya”.

    Cara mengukur kinerja karyawan yang akan kamu temukan akan sangat bervariasi, tergantung dari bidang dan industri jenis usaha. Namun umumnya, evaluasi ini dilakukan oleh pihak manajemen atau pegawai berwenang yang secara hierarkis merupakan atasan langsung. Atau, bisa juga dilakukan oleh pihak lain yang sebelumnya telah ditunjuk untuk memberikan penilaian secara objektif, bisa rekan kerja atau review dari pelanggan.

    Hasil penilaian tersebut nantinya akan dikaji kembali oleh pihak manajemen, untuk kemudian dijadikan dasar pengambilan kebijakan selanjutnya, seperti kenaikan gaji bagi karyawan yang memiliki kinerja yang baik atau teguran dan pelatihan bagi karyawan yang performanya butuh ditingkatkan.

    Yang jelas, dengan adanya evaluasi ini, diharapkan perusahaan bisa memperbaiki sekaligus meningkatkan kualitas kinerja karyawannya. Perusahaan bisa mengambil langkah lanjutan berupa promosi jabatan, pemberian imbalan, pemilihan pelatihan kerja, atau bahkan pemutusan kontrak bagi pegawai yang hasil kinerjanya tak kunjung memuaskan. 

    Untuk lebih jelasnya, berikut tujuan evaluasi kinerja karyawan:

    1. Membuat catatan hasil kerja karyawan, sehingga kamu bisa mengetahui progres kinerja. Harapannya, karyawan bisa termotivasi untuk bekerja lebih baik atau minimal sama dengan kinerja atau prestasi sebelumnya. 

    2. Merumuskan kembali sasaran dan standar kinerja masa depan. Dengan tujuan, pegawai bisa termotivasi untuk berprestasi sesuai dengan potensi. 

    3. Menumbuhkan sikap saling pengertian antar karyawan terkait standar atau persyaratan kinerja sesuai posisi masing-masing. 

    4. Memberi peluang dan kesempatan bagi karyawan untuk menyampaikan keinginan atau aspirasi terkait pekerjaan yang diembannya saat ini. 

    5. Hasil evaluasi bisa dijadikan acuan untuk memeriksa kembali rencana pelaksanaan pengembangan kemampuan karyawan. Karena bisa jadi  rencana diklat pengembangan karyawan perlu diubah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi terbaru. 

    Apa Saja Manfaat Evaluasi Kinerja Bagi Perusahaan?

    Bisa dibilang, evaluasi kinerja merupakan feedback atau umpan balik dari perusahaan terhadap kinerja karyawannya. Umumnya, perusahaan akan menjadikannya dasar dari pemberian kompensasi atau apresiasi yang layak bagi pekerja berkualitas baik. Sebaliknya, dari hasil penilaian tersebut, karyawan juga bisa menilai diri sekaligus mengambil tindakan korektif dengan tujuan meningkatkan produktivitas dan kualitas kinerja. 

    Penyebab buruknya kinerja juga bisa segera diketahui, sehingga bisa mengambil langkah lanjutan berupa program pelatihan yang lebih efektif. Jadi, pada dasarnya, evaluasi ini erat kaitannya dengan fungsi manajemen sumber daya manusia, untuk melihat kekuatan dan kekurangan secara akurat. Secara lebih spesifik, berikut manfaat dari penerapan evaluasi kinerja, baik bagi perusahaan maupun karyawan. 

    1. Manfaat bagi Karyawan

    • Karyawan bisa mengetahui kelebihan dan kekurangan, sehingga diharapkan bisa meningkatkan kinerja serta termotivasi untuk pengembangan & perbaikan diri.
    • Menciptakan hubungan komunikasi yang baik dan terbuka, antara karyawan dan atasan. 
    • Karyawan akan terbantu untuk melihat lebih jelas terkait detail dan standar pekerjaan yang diembannya. 
    • Terciptanya ruang untuk berdiskusi mengenai masalah pekerjaan, termasuk cara untuk mengatasi permasalahan. 

    2. Manfaat bagi Perusahaan

    • Bisa menentukan posisi yang tepat untuk karyawan. Hasil evaluasi akan membantu pihak manajemen untuk menempatkan karyawan sesuai kemampuan dan keahlian. Hal ini penting untuk meningkatkan produktivitas. 
    • Membangun komunikasi dan sikap saling percaya satu sama lain. Dalam proses evaluasi, perusahaan akan mendengar apa saja keluhan, kebutuhan, serta aspirasi karyawan terkait pekerjaannya. 
    • Adanya kepastian dalam pembaruan struktur gaji, kompensasi, dan bonus. Evaluasi kinerja yang terstruktur akan mempermudah perusahaan dalam mengatur, serta menghindarkan dari over budgeting dalam hal pemberian kompensasi. 
    • Menjadi bukti untuk melindungi perusahaan secara hukum. Jika seumpama perusahaan terpaksa harus mengeluarkan atau memberhentikan karyawan, hasil penilaian ini bisa menjadi bukti sekaligus dokumen pendukung. 
    • Menciptakan budaya kerja yang positif, terbuka, dan penuh rasa kebersamaan. 
    • Menciptakan kualitas sumber manusia yang kompeten, dengan terus menyediakan sarana pengembangan diri yang tepat bagi karyawan. 

    Baca Juga: Manajemen Sarana Dan Prasarana Dalam Perusahaan

    Bagaimana Cara Efektif Melakukan Evaluasi Kinerja Karyawan?

    Sebelum melakukan evaluasi, perusahaan tentu sudah harus menetapkan standar kinerja dan rentang waktu pelaksanaan. Ini harus dijelaskan secara detail agar karyawan bisa lebih memahami dan mengatur cara kerjanya. Adapun cara efektif untuk evaluasi, bisa menggunakan beberapa teknik berikut:

    1. Penilaian Diri Sendiri 

    Demi membangun sistem kerja yang transparan, tak ada salahnya jika kamu memberi kesempatan bagi karyawan untuk menilai atau meninjau kembali kinerjanya selama ini. Kamu bisa menggunakan pertanyaan terstruktur atau prosedur formal seperti 16 Personalities dan DISC Personality, agar bisa mendapatkan hasil yang objektif dan akurat. Dengan cara ini, karyawan bisa introspeksi diri serta lebih mengetahui kelebihan dan kelemahannya. 

    2. Review Manajerial

    Dalam lingkup manajemen perusahaan, yang berhak untuk melakukan evaluasi terhadap karyawan adalah HRD, manajer, atau atasan langsung dari pekerja tersebut. Pihak-pihak ini dianggap mampu untuk memberi ulasan terkait kinerja para karyawan, entah itu yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab, waktu pengerjaan, ataupun sikap secara personal. 

    Baca Juga: Bidang Bidang Manajemen Dalam Perusahaan Dan Fungsinya

    Demi penilaian yang objektif dan rasional, penilaian ini tentu harus didukung oleh data, seperti presensi atau kehadiran, data KPI, dan lainnya. Nantinya, hasil evaluasi akan dibahas dalam rapat yang dilakukan oleh tim manajemen internal perusahaan, untuk kemudian dirumuskan langkah lanjutan. 

    3. Review dari Sesama Rekan Kerja

    Penilaian dari rekan kerja juga penting untuk dilakukan. Tanyakan pada sesama karyawan yang berada di satu divisi, terkait kinerja dan sikapnya secara personal. Apakah si A bisa bekerja dengan baik dalam tim, seperti apa inisiatif dan kontribusinya, serta sikap kesehariannya.

    4. Review dari Pelanggan

    Bagi karyawan yang porsi kerjanya sering berhubungan dengan pelanggan, tak ada salahnya jika kamu juga meminta review atau penilaian dari mereka. Bagaimanapun, puas atau tidaknya customer terhadap perusahaan, akan sangat ditentukan oleh seberapa baik pelayanan yang diberikan. Karenanya, perusahaan juga perlu melakukan survei kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan. 

    Survei ini bisa dilakukan secara daring (online) dengan membagikan link survei digital di akun media sosial atau website perusahaan. Atau, secara luring (offline) dengan cara membagikan lembaran survei secara langsung. Jika perusahaan bergerak di bidang jasa, kamu juga bisa melihat secara langsung seperti apa interaksi dan komunikasi karyawan dalam melayani pelanggan. 

    Kapan Kamu Harus Melakukan Penilaian Kinerja Karyawan?

    Walaupun bertujuan baik, kamu harus memperhatikan kapan kamu melakukan evaluasi kinerja. Jika terlalu sering, pekerjaan karyawan dapat terhambat karena banyaknya masukan yang diterima. Jika terlalu jarang, perkembangan karyawan yang akan jadi korbannya.

    Berikut adalah beberapa rekomendasi waktu yang tepat untuk melakukan evaluasi kinerja karyawan.

    1. Tahunan

    Evaluasi tahunan merupakan salah satu bentuk evaluasi yang cukup sering ditemui. Karena memiliki jangka setahun, bentuk evaluasi kinerja ini bisa cukup efektif untuk memberikan masukan yang lebih komprehensif.

    Jangka waktu ini juga akan sangat ideal jika sebuah perusahaan memiliki jumlah karyawan yang cukup banyak dan kesulitan memberikan masukan secara konsisten.

    2. Dua Tahun Sekali

    Evaluasi dua tahun sekali umumnya dilaksanakan pada awal tahun serta pertengahan tahun. Dengan sistem ini, perusahaan dapat memastikan bahwa karyawannya dapat berkembang lebih baik menuju akhir tahun yang umumnya menjadi momen penting.

    Selain itu, karyawan juga mendapatkan manfaat melalui sistem ini. Evaluasi yang diadakan di pertengahan tahun bisa jadi saat di mana karyawan yang memiliki performa yang baik mendapatkan kompensasi dalam jumlah yang layak.

    3. Kuartal

    Sesuai dengan namanya, evaluasi kuartal adalah evaluasi yang diadakan 4 kali dalam setahun. Sistem evaluasi ini sangat ideal bagi perusahaan rintisan yang umumnya memiliki pola kerja serta melakukan perubahan yang cepat.

    Itulah hal-hal penting terkait evaluasi kinerja karyawan yang perlu kamu ketahui. Tak perlu ragu untuk melakukannya, karena ini akan berdampak positif terhadap kesuksesan perusahaan.

    Kemudian, untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian karyawan, tak ada salahnya jika perusahaan mengakomodasi kursus online bagi mereka, baik dalam bidang bisnis dan manajemen hingga teknik. Perusahaan bisa memilih portal pembelajaran daring seperti GreatNusa yang menyediakan beragam materi berkualitas, serta didukung oleh praktisi profesional dan berpengalaman. 

    Baca Selengkapnya
    Pengertian Manajemen Konflik dan Fungsinya dalam Bisnis

    ARTICLE

    WORK CULTURE

    By greatnusa • 29 Maret 2023

    Pengertian Manajemen Konflik dan Fungsinya dalam Bisnis

    Pahami pengertian manajemen konflik yang dapat membantu Anda mengatasi konflik di perusahaan. Simak penjelasannya di artikel ini.

    Manajemen konflik adalah kemampuan yang wajib dimiliki oleh semua orang, terlepas apapun jabatannya. Hal ini karena partisipasi seluruh pihak akan membantu meredam konflik dengan lebih cepat. Untuk mulai mempelajarinya, Anda bisa mulai dengan memahami pengertian manajemen konflik.

    Dunia bisnis sangat rentan terhadap konflik. Pemicunya beragam, mulai dari perbedaan pendapat, persaingan yang ketat, hingga perubahan dalam masyarakat. Apa jadinya bila ketegangan dibiarkan? Tentu kepentingan organisasi akan terabaikan.

    Agar perkembangan bisnis tidak mandek, diperlukan manajemen konflik sebagai strategi untuk mengendalikan situasi. Apa pengertian manajemen konflik dan apakah efektif digunakan dalam dunia bisnis?

    Pengertian Manajemen Konflik

    Manajemen dalam bisnis berarti mengelola organisasi atau sekelompok individu untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan konflik memiliki arti pertentangan atau pertikaian antar individu maupun kelompok untuk menyingkirkan satu sama lain. 

    Menurut Wartini dalam Jurnal Manajemen dan Organisasi (2015), strategi manajemen konflik dilakukan oleh pihak ketiga. Tujuannya adalah menciptakan penyelesaian konflik. Dapat disimpulkan, manajemen konflik adalah strategi pendekatan untuk mengarahkan konflik ke penyelesaian melalui komunikasi.

    Tipe Manajemen Konflik

    Untuk menyelesaikan konflik, kamu harus mengetahui dan mempelajari 6 tipe manajemen konflik berikut ini.

    1. Accommodating

    Accommodating yaitu salah satu upaya penyelesaian dengan cara mengumpulkan pendapat dari pihak-pihak yang terlibat dalam konflik. Data yang ada kemudian akan dipakai untuk musyawarah. Kekurangannya, cara ini berpotensi merugikan dan membebani salah satu pihak. Sebab, pendapat yang dikumpulkan tetap berpegang pada kepentingan satu pihak saja.

    2. Avoiding

    Avoiding merupakan usaha untuk menghindar dari pemicu konflik. Cara ini diklaim sebagai cara paling efektif untuk menjaga dan menyelamatkan lingkungan dari potensi terjadinya konflik. 

    3. Compromising

    Tipe ini lebih baik daripada accommodating. Meski sama-sama mengumpulkan pendapat dari masing-masing pihak yang berkonflik, compromising memperhatikan kepentingan pendapat dari semua pihak yang terlibat. Kompromi, bisa dibilang, akan menghasilkan penyelesaian yang memuaskan bagi semua pihak tanpa ada kemungkinan menciptakan konflik baru.

    Beberapa bentuk compromising antara lain:

    • Atrasi, yakni pihak yang berkonflik patuh pada keputusan yang dibuat oleh pihak ketiga.
    • Separasi, yaitu pihak yang berkonflik dipisahkan sementara sampai ada pemecahan masalah.
    • Pengambilan keputusan menggunakan faktor kebetulan, dengan aturan yang sudah dibuat dan harus disetujui semua pihak. Melempar koin, misalnya.

    4. Collaborating

    Collaborating adalah langkah menyelesaikan konflik melalui kerja sama demi mendapat hasil yang memuaskan dan menguntungkan untuk semua pihak. Kolaborasi merupakan salah satu strategi efektif dalam menciptakan win-win solution.

    5. Competing

    Melalui competing, ada pihak pemenang dan pihak yang kalah. Cara penyelesaian konflik ini mengarahkan setiap pihak yang terlibat untuk berkompetisi memenangkan kepentingan masing-masing. Tipe ini hanya cocok digunakan sebagai upaya cadangan. Alasannya, bila salah satu pihak ternyata lebih kuat, tentu hasilnya tidak efektif.

    6. Conglomeration (Mixture)

    Upaya menyelesaikan konflik ini menggunakan gabungan dari lima tipe sebelumnya. Oleh karena itu, prosesnya menjadi lebih rumit dan lama. Beberapa trik pun terlibat di dalamnya, seperti persuasi, rujuk, penarikan diri, tawar menawar, penekanan, pemaksaan, hingga intervensi.

    Baca Juga: 7 Cara Mengatasi Konflik dalam Organisasi

    Fungsi Manajemen Konflik

    Selain mengetahui pengertian manajemen konflik dan tipe-tipenya, kamu juga harus tahu bahwa manajemen konflik memiliki beberapa fungsi di dalam dunia bisnis. Apa saja?

    1. Menumbuhkan rasa saling menghormati

    Setiap orang memiliki pendapat masing-masing. Perbedaan ini bisa menjadi pemicu konflik. Nah, fungsi manajemen konflik adalah membuat semua pihak menerima perbedaan dan mulai menghormati pendapat orang lain.

    2. Mengasah kemampuan karyawan

    Manajemen konflik membantu mengasah kemampuan karyawan untuk berpikir lebih logis, rasional, dan kreatif. Karyawan pun secara tidak langsung ikut memikirkan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi.

    3. Evaluasi sistem

    Bila tidak ada konflik dalam sebuah organisasi atau perusahaan, maka tidak ada evaluasi efektivitas sistem. Sebaliknya, konflik dapat menjadi alat untuk melihat apakah sistem sudah berjalan baik atau membutuhkan perbaikan.

    Kesimpulannya, pengertian manajemen konflik adalah upaya pendekatan oleh pihak ketiga untuk mencapai penyelesaian konflik berdasarkan kepentingan bersama. Manajemen konflik juga dapat dimanfaatkan sebagai strategi pencegahan konflik. Sehingga, membantu organisasi untuk fokus pada pencapaian visi dan misi.

    Manajemen strategi penting dipahami. Kamu bisa mempelajarinya melalui kursus Strategic Management di GreatNusa. Materi kursusnya lengkap, meliputi pembelajaran bentuk strategi, level strategi, serta implementasinya dalam kepemimpinan dan tata kelola perusahaan.

    Baca Selengkapnya
    • 1
    • More pages
    • 2
    • 3
    • 4
    • More pages
    • 9