Menampilkan 19 - 24 dari 49 Artikel
By greatnusa • 29 Maret 2023
Apa fungsi dan pengertian manajemen sumber daya manusia? Mengapa ilmu manajemen ini sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan dan tenaga kerja?
Sumber daya manusia (SDM) yang kompeten adalah salah satu aset berharga perusahaan. Oleh karena itu, perekrutan dan penyeleksian SDM sebagai calon pelaksana visi dan misi perusahaan harus dilakukan dengan benar. Untuk dapat melakukan hal tersebut, langkah awal yang harus Anda lakukan adalah memahami pengertian manajemen sumber daya manusia.
Manajemen SDM adalah salah satu upaya utama yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mengatur standar kualitas SDM. Apa pengertian manajemen sumber daya manusia (MSDM)? Apa saja fungsi dan tujuannya? Yuk, cari tahu informasinya berikut ini.
MSDM merupakan salah satu bidang manajemen umum, seperti bidang ilmu manajemen pemasaran, operasi, dan keuangan. MSDM meliputi perekrutan, pengelolaan, pengarahan, pengawasan, pengintegrasian, pengembangan, pemberian kompensasi, hingga pemeliharaan karyawan demi mencapai tujuan individu, organisasi, juga masyarakat.
Mengutip Rivai (dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia: 2018), keberadaan divisi personalia sebagai bagian MSDM berguna bagi perusahaan terutama dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya manusia. Sehingga, tenaga kerja dapat bekerja sama secara efisien, produktif, dan efektif demi mencapai tujuan perusahaan.
Fungsi MSDM meliputi berbagai aktivitas yang mempengaruhi keseluruhan lingkungan kerja dalam suatu perusahaan. Berikut ini adalah fungsi-fungsi manajemen SDM:
Tiga langkah penting dalam fungsi ini adalah perencanaan, perekrutan, dan seleksi. Ketiganya harus dilaksanakan demi mendapat tenaga kerja yang berkualitas dan sesuai kualifikasi. Sehingga, operasional akan didukung secara maksimal.
Setelah proses seleksi selesai, MSDM akan bertanggung jawab pada tahap pembinaan, pengawasan, serta penilaian. Tahap evaluasi ini dilakukan berdasarkan standar kerja yang sudah disusun sebelumnya.
Manajemen SDM juga berfungsi memberi balas jasa atau penghargaan, baik secara langsung atau tidak. Penghargaan ini bisa berupa uang maupun barang. Pemberian penghargaan yang baik dan adil akan menciptakan lingkungan kerja yang sehat, menyenangkan, sekaligus kompetitif.
Agar kualitas kerja terjaga, manajemen harus menyediakan jadwal rutin pelatihan atau training karyawan. Selain itu, MSDM juga bertanggung jawab menganalisis setiap permasalahan dan mencari penyelesaian terbaik.
Baca Juga: Pengertian Manajemen Konflik dan Fungsinya dalam Bisnis
Ini adalah tugas penting, yakni membangun hubungan baik dengan pihak luar seperti serikat pekerja dan sejenisnya.
Setiap perusahaan punya tujuan MSDM masing-masing. Mengutip R. Supomo dan Eti Nurhayati (dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia: 2018), sistem MSDM yang baik dapat dijadikan alat untuk mewujudkan tujuan organisasi dengan mudah.
Sedangkan menurut Cushway (dalam buku Human Resources Management: 2001), MSDM memiliki tujuan menyumbang berbagai pertimbangan dalam menyusun kebijakan SDM agar terjaga kualitasnya dan selalu siap menghadapi perubahan.
Berikut ini beberapa tujuan manajemen SDM secara khusus:
Baca Juga: 6 Unsur Manajemen Dalam Perusahaan dan Fungsinya
Sesuai pengertian manajemen sumber daya manusia di atas, divisi personalia juga memastikan bahwa manajemen menempatkan SDM pada jabatan yang tepat sesuai kualifikasi dan kebutuhan perusahaan. Hal ini penting agar setiap anggota tim dapat berkontribusi maksimal sesuai kompetensi yang dimiliki.
Peran MSDM sangat krusial bagi kesejahteraan para tenaga kerja. Bagi kamu yang memiliki passion untuk mempelajari ilmu manajemen ini, kamu bisa mengikuti berbagai pelatihan. Salah satunya melalui kursus Konsep Dasar Kompensasi pada ilmu Manajemen SDM di GreatNusa. Menariknya, dengan materi lengkap dan akses mudah dalam bentuk video, kursus ini bisa kamu ikuti secara gratis!
By greatnusa • 8 Desember 2021
Ada banyak alasan mengapa manajemen itu penting, mulai dari aspek perencanaan hingga pengembangan. Simak penjelasan lengkapnya di artikel ini.
Bila ingin berkecimpung dalam dunia bisnis, kamu harus memahami ilmu manajemen atau tata kelola bisnis, yakni tata cara mengelola bisnis dengan tepat. Tentu saja, hal ini agar bisnis dapat berkembang sesuai rencana atau target. Mengapa manajemen itu penting untuk dipelajari dan diterapkan? Apa jadinya bila menjalankan bisnis tanpa fungsi tata kelola? Baca terus untuk menemukan jawabannya.
Mengutip pendapat Ricky W. Griffin (dalam "Manajemen": 2004), definisi manajemen adalah proses pengembangan sebuah organisasi atau perusahaan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya untuk pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Setiap proses, termasuk pemasarannya pun wajib direncanakan dengan matang.
Fungsi penting tata kelola dalam bisnis yaitu sebagai pedoman dalam pelaksanaan tanggung jawab. Setiap organisasi atau perusahaan yang sedang berkembang juga pasti membutuhkan tata kelola untuk mengatur pertumbuhan bisnis.
Demi kelancaran dan kesuksesan bisnis, terutama bagi kamu yang baru saja memulai, pelajari dan pahami beberapa fungsi penting tata kelola bisnis berikut ini.
Nekat memulai bisnis tanpa perencanaan akan menghambat pertumbuhan bisnis, bahkan membuatnya jalan di tempat. Inilah mengapa manajemen itu penting. Tata kelola membantu menyusun rencana yang lebih matang. Rencana tersebut sudah disiapkan secara keseluruhan dan menjadi dasar terpenting dari penerapan tata kelola bisnis.
Perencanaan bisa di-update berulang kali seiring proses evaluasi yang juga harus secara kontinu dilakukan, sesuai kebutuhan masing-masing divisi.
Tata kelola bisnis membuat proses pembagian kerja menjadi lebih mudah. Hal ini berkaitan erat dengan fungsi tata kelola pada tahap organizing atau pengorganisasian. Tugas, tanggung jawab, serta otoritas setiap anggota organisasi pun dapat secara efisien dicapai.
Pembagian wewenang ini mulai dari penentuan job desc, siapa yang mengerjakan, siapa penanggung jawabnya, hingga penentuan siapa saja yang boleh mengambil keputusan di dalam organisasi atau perusahaan.
Tata kelola akan menentukan sistem pemanfaatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan sumber daya fisik, termasuk peralatan, perlengkapan, serta inventaris. Manajemen juga membantu alokasi setiap sumber daya yang ada agar dapat bermanfaat secara maksimal bagi produktivitas perusahaan.
Baca Juga: Mengenal Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Pemanfaatan sumber daya ini akan dilakukan secara optimal. Sebisa mungkin, manajemen menggunakan alternatif terbaik untuk sumber daya yang langka. Dengan begitu, pemborosan dapat dihindari. Selain itu, manajemen bisnis menghasilkan kemampuan manajemen waktu yang baik. Hasilnya, perusahaan dapat merampungkan lebih banyak pekerjaan.
Dari semua manfaat di atas, controlling adalah alasan paling utama mengapa manajemen itu penting dalam bisnis. Kinerja dari setiap sumber daya akan dievaluasi secara menyeluruh untuk memastikan bahwa aktivitas dan operasional perusahaan sudah berjalan sesuai dengan rencana dan target.
Baca Juga: 4 Langkah Evaluasi Strategi Perusahaan yang Efektif
Bila ada kesalahan terjadi dalam pelaksanaan tugas, akan segera dapat diidentifikasi dan dikoreksi agar tidak terulang di masa yang akan datang. Perencanaan matang akan sia-sia tanpa controlling yang baik. Ada empat hal yang perlu dipenuhi dalam upaya pengawasan ini, di antaranya Routing, Scheduling, Dispatching, dan Follow Up.
Ketika empat alasan di atas telah dicapai, tata kelola perusahaan yang diterapkan dengan baik akan selaras dengan keuntungan yang diperoleh. Tidak sedikit perusahaan yang sudah membuktikan bahwa untung besar dan sukses di dunia bisnis berkaitan erat dengan kemampuan manajemennya.
Lima poin di atas adalah alasan utama mengapa manajemen itu penting untuk pengembangan bisnis. Tentu saja, tata kelola bisnis yang baik dapat memberi lebih banyak manfaat. Bagi yang ingin memulai bisnis, atau ingin mengoptimalkan bisnis yang sudah ada, pastikan kamu sudah paham penerapan fungsi-fungsi tata kelola bisnis, ya.
Nah, bila tertarik mempelajari ilmu manajemen khususnya prinsip dasar Manajemen Inovasi, kursus Pengantar Manajemen Inovasi dari GreatNusa tepat untuk kamu. Kamu akan dilatih menjadi individu kreatif dengan pemahaman Proses Inovasi dan Firm Architecture, serta hubungannya dengan pihak-pihak eksternal.
By greatnusa • 29 Maret 2023
Kenali indikator lingkungan kerja untuk bisa mendapatkan work-life balance yang baik. Simak informasi lengkapnya di artikel berikut ini.
Memiliki lingkungan kerja yang optimal adalah impian setiap orang. Sayangnya, hal tersebut masih sulit didapatkan, baik oleh lulusan baru atau seorang profesional yang sudah bekerja puluhan tahun. Untuk membantu kamu mendapatkan lingkungan kerja yang ideal, perhatikan beberapa indikator lingkungan kerja yang bisa menjadi penunjuk apakah sebuah lingkungan kerja sangat baik atau masuk dalam kategori toxic.
Lingkungan kerja adalah salah satu hal yang perlu dipertimbangkan dengan matang oleh setiap karyawan. Pasalnya, faktor yang satu ini sangat berpengaruh terhadap banyak hal, mulai dari produktivitas dan pemenuhan tanggung jawab perusahaan, keselamatan dan kesehatan baik fisik maupun mental, hingga kepuasan personal atas sebuah pencapaian (aktualisasi diri).
Oleh sebab itu, mencari tahu terlebih dahulu lingkungan kerja yang diharapkan sangatlah penting. Sebab dalam banyak kejadian, karyawan mengeluh hingga mengalami burnout berkepanjangan karena lingkungan yang tidak kondusif. Kalau sudah begini, kualitas kerja jadi menurun dan tidak akan adil pula bagi perusahaan yang telah menggaji.
Ada banyak indikator lingkungan kerja yang optimal yang dapat kamu perhatikan sebelum memutuskan untuk bekerja di suatu tempat. Adapun secara umum, indikator tersebut dapat dibedakan ke dalam dua kelompok utama: indikator fisik dan indikator nonfisik.
Baca Juga : Work Life Balance, Cara Untuk Menyeimbangkan Hidupmu
Indikator lingkungan kerja fisik melibatkan hal-hal yang berbentuk dan dapat dirasakan secara fisik di dalam sebuah lingkungan kerja.
Setiap karyawan memerlukan personal space dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan kepadanya. Setidaknya, perusahaan harus dapat mengalokasikan fasilitas ruang yang cukup untuk setiap karyawannya sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.
Hal ini tidak berarti perlu adanya kubikel atau sekat besar untuk satu karyawan dengan karyawan lainnya. Namun, yang lebih penting adalah bahwa sebuah ruangan tersebut dapat menampung jumlah karyawan di dalamnya secara ideal. Dengan begitu, karyawan tetap dapat bebas bergerak dan memiliki personal space sehingga menjaga kenyamanan dan produktivitasnya.
Penerangan atau pencahayaan berperan besar dalam menimbulkan suasana hati seseorang. Pencahayaan yang buruk akan membuat suasana ruangan menjadi muram. Karena itu, jangan heran bila karyawan di dalamnya jadi ikut bermalas-malasan atau kehilangan gairah bekerja.
Selain itu, penerangan yang buruk akan mengganggu bahkan merusak penglihatan. Beberapa gejala lain pun biasanya akan turut mengikuti seperti sakit kepala.
Terutama sejak adanya wabah COVID-19, sirkulasi udara yang baik menjadi indikator lingkungan kerja lainnya yang jangan sampai terlewat. Minimnya akses keluar-masuk udara menjadi salah satu kesempatan besar bagi patogen seperti virus untuk menyerang siapa pun yang berada di dalam satu ruangan yang sama.
Selain itu, sirkulasi udara juga dapat meminimalkan terjadinya kelembapan. Udara yang lembap akan berdampak pada beberapa kesehatan tubuh lainnya terutama terkait saluran pernapasan.
Sebisa mungkin, sebuah ruangan memiliki akses yang cukup untuk mendapat cahaya matahari guna menjaga keseimbangan sirkulasi. Selain itu, kualitas sirkulasi udara juga dapat dijaga dengan kehadiran ventilasi udara serta pembersihan filter AC.
Baca Juga : Transformational Leadership: Pengertian, Ciri, Serta Manfaatnya
Masih banyak tempat kerja yang tidak melihat desain ruangan sebagai hal penting untuk menunjang produktivitas karyawannya. Padahal, desain ruangan yang mendukung akan meningkatkan kenyamanan karyawan dan berdampak pada produktivitas—bahkan loyalitas dari karyawan itu sendiri.
Desain ruangan yang dimaksud dapat berupa pemilihan warna cat, pengaturan furnitur (workspace), dan sebagainya. Walau terlihat sepele, desain ruangan nyatanya juga menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi karyawan muda zaman sekarang. Dengan desain ruangan yang ideal, suasana kerja di dalam workspace akan memberikan rasa nyaman bagi rekan-rekan kerja tersebut.
Perusahaan harus dapat memberi jaminan keamanan pada karyawannya saat bekerja di tempat kerjanya agar menciptakan lingkungan kerja kondusif. Contoh paling sederhana adalah dengan selektif dalam memberi akses kepada tamu yang datang untuk masuk ke dalam bangunan perusahaan, menyediakan tempat parkir yang aman, dan sebagainya.
Di samping itu, keamanan ini juga terkait dengan protokol kesehatan. Sampai saat ini, wabah virus corona masih belum juga terlihat adanya tanda-tanda akan membaik dalam waktu dekat. Beberapa ahli bahkan menyatakan bahwa kita dapat hidup berdampingan dengan virus ini selamanya.
Oleh sebab itu, keamanan dalam implementasi protokol kesehatan (prokes) kini menjadi indikator lingkungan kerja yang mutlak. Perusahaan yang disiplin menerapkan prokes berarti menunjukkan kepeduliannya terhadap kondisi karyawannya.
Lingkungan kerja yang bersih akan meningkatkan rasa nyaman. Untuk tetap menjaganya bersih pun, tentu saja, diperlukan kerja sama dari setiap karyawan lainnya selain tim cleaning service.
Kebersihan juga memiliki kaitan terhadap kesehatan. Makin bersih lingkungan kerja, makin kecil kemungkinan menjadi sarang penyakit.
Baca Juga : 7 Manfaat Bekerja Sama dalam Menyelesaikan Pekerjaan Sulit
Indikator lingkungan kerja non fisik lebih menitikberatkan pada hal-hal yang tidak dapat dirasakan langsung oleh panca indra. Walau begitu, indikator ini berperan tak kalah penting dalam mendukung kondusif atau tidaknya lingkungan kerja.
Sayangnya, tidak sedikit seorang karyawan yang dilimpahi tanggung jawab pekerjaan yang terlalu berat. Seakan belum cukup, banyak pula yang mendapat upah tidak sebanding dengan seluruh job description yang diberikan.
Overload yang terjadi terus-menerus akan membuat karyawan burnout dan berdampak pada perusahaan itu sendiri. Kondisi mental yang tidak optimal akan membuat produktivitas maupun kualitas pekerjaan yang dihasilkan tidak maksimal.
Seluruh anggota tim harus sepakat dengan visi dan misi yang ditetapkan atau disepakati bersama. Jika tidak, maka akan terjadi ketimpangan dan menghambat tujuan bersama yang akan dicapai.
Seperti contoh adalah di masa work from home (WFH) seperti saat ini. Banyak karyawan yang jadi memprioritaskan pekerjaannya di jam kerja karena justru sibuk melakukan hal-hal domestik atau personal. Mereka jadi slow response, alur pekerjaan tim jadi terganggu, performa tim turut menurun.
Cara ini dapat dicegah dengan penggunaan beberapa tools seperti project management. Walau begitu, kesadaran dan kedisiplinan masing-masing individu tetap menjadi faktor utama dalam hal ini.
Indikator lingkungan kerja yang baik berikutnya adalah kelancaran komunikasi antara karyawan satu dengan lainnya. Termasuk ketika ada konflik pribadi pun, komunikasi profesional tetap harus dijaga.
Hal ini juga berlaku untuk komunikasi antara karyawan dengan perusahaan secara korporasi. Untuk mengakomodasi kebutuhan komunikasi ini, salah satu caranya adalah dengan melalui forum diskusi.
Kewajiban karyawan adalah memenuhi tanggung jawab yang diberikan kepadanya sesuai kesepakatan. Namun, hal ini tidak berarti memberi apresiasi menjadi sesuatu yang tidak perlu dilakukan.
Bentuk apresiasi yang diberikan pun tidak harus berupa materi. Ucapan terima kasih untuk hal-hal sederhana saja yang diberikan atasan kepada bawahan saja menjadi dukungan moral tersendiri.
Keseimbangan antara kehidupan personal dan profesional bukan sebuah kemustahilan. Kondisi ini sangat mungkin dicapai apabila perusahaan dan karyawan sama-sama memahami dan sepakat untuk mewujudkannya.
Contoh kecilnya adalah dengan tidak ada lagi komunikasi terkait pekerjaan di luar jam kantor kecuali jika sangat mendesak. Selain itu, persetujuan cuti tanpa harus berbelit-belit menjadi wujud dukungan terciptanya work-life balance.
Itulah beberapa indikator lingkungan kerja optimal yang bisa kamu jadikan panduan saat memilih tempat kerja. Untuk mengetahui apakah kantor idamanmu memiliki kualitas tersebut atau tidak, kamu dapat melakukan berbagai cara, mulai dari mencari referensi dari orang-orang yang bekerja di sana hingga mengikuti program internship.
Namun, jangan lupa, kamu juga perlu mempersiapkan diri. Selain berharap tempat kerja idaman dapat memberikan lingkungan yang suportif, kamu juga harus dapat memberi kontribusi maksimal nantinya. Kamu bisa melakukannya dengan semakin mengasah keterampilan melalui berbagai kursus online di GreatNusa, baik , seperti kepemimpinan, maupun hardskill, seperti pemrograman.
Semoga membantu!
By greatnusa • 13 Desember 2021
Kenali apa itu multitasking dan perannya dalam dunia kerja untuk membantu kamu meningkatkan produktivitas. Simak infonya di artikel ini.
Dalam dunia kerja, kamu akan sering mendengar istilah multitasking atau multitugas. Istilah ini umumnya merujuk pada kegiatan atau metode mengerjakan berbagai pekerjaan pada saat yang bersamaan. Tetapi, tentunya istilah tersebut bukan hanya sebatas metode. Kenali apa itu multitasking lebih dalam agar kamu lebih mengerti tentang fenomena ini.
Modernitas dengan dukungan berbagai teknologi membuat setiap orang dituntut untuk dapat lebih cepat menyelesaikan segala sesuatu. Di waktu yang bersamaan pun, berbagai tugas atau pekerjaan dibebankan kepadanya. Dalam kata lain, orang dituntut untuk mampu multitugas .
Hal ini pun kerap menimbulkan pro dan kontra. Sebagian orang mengamini bulat-bulat konsep ini. Namun, sebagian lainnya justru menganggap bahwa multitasking justru membuat pekerjaan tidak efektif dan bahkan menganggapnya sebagai salah satu bentuk perbudakan.
Sebenarnya, apa itu multitugas ? Seberapa besar peranan multitasking dalam dunia kerja? Apakah seorang karyawan benar-benar perlu untuk mampu multitasking menjalani kehidupan profesionalnya?
Ramainya penggunaan istilah ini pasti membuatmu cukup paham maksud dari apa itu multitasking. Secara harfiah, multitasking adalah tugas ganda (banyak). Adapun jika disesuaikan dalam konteks lebih komprehensif, multitugas adalah keterampilan untuk mengerjakan beberapa aktivitas sekaligus dalam satu waktu bersamaan.
Seperti contoh, kamu sedang mengikuti meeting di kantor. Namun, dalam waktu yang bersamaan, kamu juga berkutat dengan ponsel untuk membalas pesan dari klien. Selain itu, contoh lainnya yang tak kalah sederhana adalah saat kamu membuka dua software sekaligus di laptop untuk pekerjaan yang berbeda. Familier dengan situasi ini, bukan?
Walau begitu, praktik multitugas sendiri tidak terbatas di lingkungan kerja. Kamu pasti pernah melakukan dua—atau bahkan lebih—aktivitas sekaligus dalam kehidupan sehari-hari. Misal, kamu menonton televisi atau YouTube sambil makan, berbicara dengan orang lewat telepon sembari memasak atau mengerjakan tugas, bahkan menyetir sambil mengoperasikan ponsel untuk memantau arah via peta digital.
Melalui berbagai sudut pandang, multitugas memiliki kelebihan dan kekurangan terhadap orang yang melakukannya. Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan multitasking yang paling sering menjadi perhatian.
Alasan paling umum mengapa seseorang melakukan multitugas adalah karena dapat menghemat waktu. Saat tugas di kantor sedang menumpuk misalnya, seorang karyawan akan cenderung memilih untuk makan siang di depan laptop untuk sekaligus menyelesaikan pekerjaannya. Dengan begitu, dia tidak perlu menghabiskan waktu lebih lama nantinya di kantor dan dapat pulang tepat waktu.
Di sisi lain, efisiensi karena multitasking juga dapat terjadi dari sisi biaya. Melalui kacamata perusahaan misalnya, merekrut orang yang dapat melakukan beberapa pekerjaan sekaligus tentu akan lebih hemat biaya dibandingkan merekrut dua tenaga kerja. Walau gaji yang diberikan sedikit lebih tinggi dibandingkan rate normal, totalnya tetap tidak akan sebanyak saat mereka harus memiliki dua tenaga kerja.
Salah satu keunggulan multitugas adalah membuat seseorang dapat menjaga momentum dalam menyelesaikan tugas. Seperti contoh, ketika kamu memilih untuk menghadiri rapat dan tetap berkoordinasi melalui HP dengan tim lain yang berada di luar rapat tersebut, maka kamu sedang berusaha untuk tetap segera menyelesaikan dua tugas tersebut.
Begitu selesai dari rapat, kamu pun dapat langsung meneruskan pekerjaan yang sudah dibantu dipersiapkan sebelumnya oleh tim. Dalam kata lain, ritme dan mood bekerja terus terjaga.
Hal ini juga dapat membantu meminimalkan tugas-tugas jadi terbengkalai dan justru memengaruhi performa kerja. Makin cepat satu pekerjaan terselesaikan, makin minim risiko stres di kemudian hari karena sisa-sisa tugas yang menumpuk dan menunggu dituntaskan dalam satu waktu.
Pada dasarnya, otak tidak didesain untuk menangani pekerjaan yang terlalu banyak pada saat bersamaan—terutama untuk jenis aktivitas yang jauh berbeda. Multitasking akan membuat otak menjadi sulit menyimpan informasi mengenai aktivitas tersebut di dalam memori.
Maka dari itu, multitasking dapat membuat seseorang memiliki daya ingat yang lemah. Sebuah studi di University of London bahkan menemukan bahwa mereka yang terbiasa melakukan multitasking mengalami penurunan IQ dibandingkan orang yang tidak tidur cukup di malam hari.
Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, multitasking juga dapat menurunkan kreativitas seseorang. Pasalnya, otak bekerja lebih berat sehingga kapasitas otak jadi sudah keburu penuh untuk dapat berpikir kreatif.
Kondisi ini tentu akan berdampak buruk terutama bagi seseorang yang dalam kesehariannya membutuhkan kemampuan berpikir kreatif maupun berimajinasi. Kalau tak segera diperbaiki, bukan tidak mungkin performansinya di tempat kerja akan merosot.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa multitasking yang dilakukan secara terus-menerus akan membuat seseorang lebih sering stres dan merasa cemas bahkan mengalami migrain. Alasannya adalah karena otak menjadi kurang istirahat.
Kalau kondisi ini dibiarkan terus-menerus, maka ada lebih banyak risiko kesehatan lainnya yang akan terdampak. Stres berkepanjangan akan membuat imun menurun sehingga penyakit lebih mudah untuk menyerang.
Jadi, seberapa besar peranan multitasking dalam dunia kerja?
Perlu diketahui, multitasking adalah keterampilan yang tidak dimiliki oleh setiap orang. Berita baiknya, seseorang dapat melatih dirinya agar menguasai keterampilan yang satu ini. Meski demikian, hal ini tidak berarti bahwa setiap pekerjaan maupun perusahaan mewajibkan karyawannya untuk mahir multitasking.
Seperti yang disampaikan sebelumnya, multitasking dapat membantumu menyelesaikan pekerjaan dengan lebih cepat dan bahkan meningkatkan produktivitas. Selayaknya bekerja di suatu tempat, makin cepat dan produktif seseorang menyelesaikan pekerjaannya dengan kualitas yang bagus, makin baik pula penilaian kerja terhadapnya.
Namun, apabila kamu tidak terbiasa dengan pekerjaan multitasking, maka kamu harus memiliki kemampuan manajemen waktu dan disiplin yang baik. Hal ini akan membantumu tetap dapat menyelesaikan pekerjaan walaupun melakukannya satu per satu.
Selain itu, kamu juga dapat mengetahui lebih awal apakah sebuah pekerjaan membutuhkan kemampuan multitasking atau tidak. Tiap pekerjaan pasti memiliki tanggung jawab atau job desc tertentu sehingga kamu dapat memperkirakan workload hingga risiko stres yang akan dialami. Jika job desc tersebut tidak cocok denganmu, maka jangan memaksakan diri untuk tetap mengambilnya.
Sebagai contoh, beberapa jenis pekerjaan yang secara jelas membutuhkan kemampuan multitasking adalah perawat, staf administrasi, customer service, dan event planner atau event organizer.
Satu hal penting yang perlu diingat adalah orang-orang yang dapat melakukan multitasking juga dapat mengalami stres dan membutuhkan istirahat. Biar bagaimanapun, otak memang tidak dirancang untuk bekerja dengan intensitas tinggi secara terus-menerus.
Mulailah dengan mengenali diri sendiri. Hindari memaksa diri untuk pekerjaan yang sedari awal tidak cocok dengan karakter atau kondisimu. Tidak ada salahnya untuk mencoba, tetapi kamu harus bisa beradaptasi dan memahami batasan diri.
Komunikasikan pula dengan atasan saat kamu mulai merasa bahwa beban pekerjaan terlalu berat dan sulit untuk mengikuti ritmenya. Jika kamu merasa sulit untuk berkomunikasi secara langsung, tak ada salahnya untuk berkomunikasi melalui e-mail atau media komunikasi serupa lainnya. Tentunya, kamu perlu menggunakan bahasa yang tetap profesional.
GreatNusa menyediakan kelas online untuk membantumu berkomunikasi secara profesional melalui program Business Communication. Kursus ini menawarkan keterampilan dasar yang menjadi modal penting dalam dunia kerja. Selain itu, kamu juga bisa meningkatkan skill lain, baik softskill maupun hardskill, di GreatNusa melalui berbagai program yang tersedia.
By greatnusa • 29 Maret 2023
Lingkungan kerja toxic tidak hanya akan membuat sulit bekerja tetapi juga bisa membayahakan kesehatan. Simak ciri-cirinya di artikel ini.
Beberapa waktu terakhir, istilah toxic menjadi begitu populer digunakan. Kata ini dipakai untuk merepresentasikan keadaan atau lingkungan yang tidak sehat dan cenderung berdampak pada kesehatan mental seseorang. Kondisi toxic pun dapat terjadi di mana saja—tak terkecuali di tempat kerja. Karyawan yang bekerja di lingkungan kerja toxic sangat berpotensi mengalami penurunan produktivitas dan gairah bekerja, burnout, hingga gangguan kesehatan baik psikis maupun fisik.
Lalu, apa saja tanda-tanda lingkungan kerja toxic? Berikut adalah penjelasannya.
Ada banyak indikator lingkungan kerja yang dapat kamu gunakan untuk mengukur apakah suatu lingkungan kerja itu sehat atau tidak. Berikut adalah beberapa di antaranya.
Ini adalah salah satu indikator lingkungan kerja tidak sehat yang paling mudah diamati. Karyawan yang mempunyai beban kerja tidak realistis umumnya akan sering mengalami overload tugas. Tak jarang, untuk menyelesaikannya, dia harus lembur hingga melewatkan waktu-waktu yang penting untuknya seperti jam makan, istirahat, dan sebagainya.
Beban kerja yang tidak realistis juga akan memforsir tubuh serta pikiran karyawan. Kalau sudah begitu, tak perlu heran jika si karyawan sering mengalami berbagai gangguan kesehatan dan menjadi kerap lupa (ingatan melemah).
Bagaimanapun, semua ada takarannya. Kalau kamu mengalami situasi ini, pertimbangkan kembali apakah ‘pengorbanan’-mu setara dengan risiko maupun hasil yang diterima—terutama saat upah yang diterima ternyata tidak sebanding. Bicarakan dengan atasan secara terus terang kondisi yang kamu rasakan. Apabila tak ada respons positif, maka kamu sebaiknya mulai mencari opsi pekerjaan lain yang lebih manusiawi.
Birokrasi berbelit menjadi salah satu penyebab mengapa sebuah perusahaan sulit berkembang—termasuk pula di dalamnya adalah karyawan yang sulit mengembangkan potensi maksimal dirinya. Gaya bekerja semacam ini masih sangat banyak diadopsi oleh perusahaan-perusahaan lama atau besar.
Birokrasi yang berbelit-belit kerap membuat karyawannya pun sulit melakukan inovasi. Situasi ini sangat berpotensi menyebabkan karyawan merasa stres, tidak nyaman, dan sulit mencapai aktualisasi diri yang diharapkan melalui pekerjaannya.
Baca Juga: Apa itu Quarter Life Crisis dan Cara Menghadapinya
Apresiasi membuat seseorang merasa lebih dihargai dan didukung. Dalam lingkungan kerja, apresiasi akan mendorong seseorang untuk memenuhi tanggung jawab dengan lebih optimal. Ujung-ujungnya, tentu saja, pekerjaan yang diselesaikan dengan baik akan membantu perusahaan mencapai tujuannya.
Apresiasi yang dimaksud pun tidak selalu berkaitan dengan materi. Seorang atasan yang mengucapkan terima kasih kepada timnya di penghujung hari atas kinerja anggotanya misalnya, adalah sebuah bentuk apresiasi sederhana yang memberi pengaruh cukup besar.
Sebaliknya, tempat kerja yang mengabaikan pentingnya apresiasi kepada karyawannya adalah lingkungan kerja toxic. Terlebih lagi jika orang-orang di dalamnya suka mencela dan mengabaikan keberhasilan atau kebaikan seorang karyawan. Kondisi ini akan membuat karyawan menjadi tidak nyaman dan bahkan terganggu psikisnya.
Tiap perusahaan mempunyai nilai-nilai tersendiri yang menjadi acuan mereka dalam bertindak dan mencapai tujuan bersama. Sayangnya, dalam banyak kasus, keberadaan nilai-nilai tersebut hanyalah sebagai formalitas dan pelengkap visi misi perusahaan saja. Bahkan tak jarang, karyawan senior hingga pucuk pimpinan pun mengabaikan nilai-nilai perusahaan dalam bertindak.
Ada banyak kejadian yang dapat dijadikan contoh hal ini seperti sebuah perusahaan yang menerapkan nilai ‘jujur’. Nilai tersebut diciptakan untuk membiasakan setiap karyawan—bahkan stakeholders lain yang terlibat—untuk senantiasa bersikap jujur. Namun, nyatanya masih banyak saja karyawan yang memanipulasi data seperti presensi, keuangan, bahkan memalsukan tanda tangan atasan untuk berbagai kepentingan.
Baca Juga: Apa Itu Multitasking? Seberapa Besar Peranannya dalam Dunia Kerja?
Korporasi besar yang terlihat begitu stabil dan raksasa sekalipun tidak selalu bebas dari situasi ini. Aturan yang berubah-ubah pun kerap menjadi pemantik keributan di kantor.
Misal, kamu telah berhasil mencapai target penjualan dan berhak mendapat insentif sebagaimana yang dijanjikan—bahkan terlampir dalam dokumen resmi. Insentif tersebut seharusnya dibayarkan pada H+1 bulan setelah periode penjualan. Namun, yang terjadi justru jauh dari hal tersebut—insentif baru cair di H+3 bulan tanpa ada kejelasan dari pihak yang bersangkutan.
Contoh lain aturan yang tidak konsisten adalah mengenai promosi. Sesuai kesepakatan, kamu berhak mendapat promosi setelah bekerja selama setidaknya satu tahun dengan standar prestasi tertentu (misal memenuhi target kerja, aktif di berbagai kegiatan perusahaan, dan sebagainya). Namun, setelah memenuhi seluruh kriteria tersebut, kamu ternyata tetap ditahan di posisi saat ini karena alasan karena alasan yang berbelit-belit.
Ciri lingkungan kerja toxic lainnya adalah rekan kerja yang gemar membicarakan situasi terutama keburukan orang lain—baik sesama rekan kerja, atasan, atau bahkan orang tak dikenal di media sosial sekalipun. Lebih jauh lagi, mereka juga cenderung merendahkan bahkan membuat rumor tanpa merasa bersalah.
Selain itu, orang-orang seperti ini juga kerap menyerang personal rekan kerja lainnya. Alih-alih berfokus pada urusan profesional, mereka kerap ikut campur dan bahkan mengungkit-ungkit kehidupan personal orang lain di tempat kerja.
Baca Juga: 11 Indikator Lingkungan Kerja yang Optimal
Ada banyak jenis pelecehan yang terjadi, termasuk di tempat kerja. Contoh, seorang karyawan tanpa sadar memandang sebelah mata atau membawa-bawa masalah gender atau fisik kepada rekan kerjanya, seperti, “Wah, pantas saja kamu bisa dapat cepat dapat klien. Cantik, sih.”
Hal tersebut bukanlah pujian. Tak sedikit orang yang menerima ucapan tersebut justru merasa keberatan. Sebab seolah-olah, hanya kondisi fisik mereka yang dinilai alih-alih perjuangan keras maupun kepiawaian dan profesionalisme mereka dalam mencapai target.
Selain itu, masih ada banyak bentuk pelecehan lainnya. Atasan atau karyawan senior yang menegur keras atau bahkan marah kepada seorang karyawan di depan rekan kerja lainnya pun merupakan contoh pelecehan.
Seorang karyawan juga mempunyai kehidupan di luar pekerjaan dan kantor. Mereka memiliki keluarga, hobi, atau bahkan tanggung jawab lain yang memerlukan atensi mereka. Oleh sebab itu, akhir pekan maupun waktu di luar jam operasional kantor menjadi waktu yang sebaiknya tidak lagi dibebani oleh pekerjaan.
Sayangnya, lingkungan kerja toxic kerap melanggar batasan ini. Mengirim pesan bahkan meneror lewat telepon di luar jam kantor—terutama untuk sesuatu yang tidak mendesak—dipaksakan menjadi sebuah kenormalan. Kalau seperti ini, sangat sulit, bukan, untuk mencapai work-life balance?
Lingkungan kerja toxic ada di mana-mana. Oleh sebab itu, kamu harus cermat mengenali mana lingkungan yang sehat untuk menjadi tempatmu mencari nafkah, mewujudkan aktualisasi diri, beribadah, maupun alasan lain yang mendorongmu untuk bekerja.
Pun kamu tak perlu takut untuk memulai kembali. Jika lingkungan kerja yang saat ini toxic dan kamu ingin mencari kesempatan lebih baik di luar, mulailah mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih bersahabat. Kamu dapat mengikuti berbagai kursus online untuk mengembangkan keterampilan yang dimiliki sehingga semakin meningkatkan ‘nilai jual’-mu.
GreatNusa menyediakan berbagai kursus online untuk menunjang kariermu. Mulai dari softskill seperti kemampuan berbahasa asing hingga hardskill seperti bahasa pemrograman, statistik, manajemen proyek, dan sebagainya, kamu bisa memilih kelas sesuai passion atau kebutuhan profesionalisme.
By greatnusa • 15 Desember 2021
Kenali proses pengendalian manajemen untuk memastikan semua operasional bisnis berjalan lancar. Simak informasi lengkapnya di artikel ini.
Manajemen adalah kegiatan yang memastikan aktivitas perusahaan atau organisasi berjalan lancar. Karena manajemen melibatkan banyak kegiatan, proses pengendalian manajemen tentu penting untuk memastikan semuanya berjalan lancar. Jika kamu ingin punya bisnis yang sukses atau karier lancar, pastikan mengetahui prinsip pengendalian manajemen dan kegiatan yang termasuk di dalamnya.
Mengapa proses manajemen membutuhkan pengendalian?
Dalam manajemen, departemen atau komponen staf yang berbeda-beda berkolaborasi sesuai SOP untuk mencapai tujuan bersama. Karena proses ini melibatkan banyak orang dan kegiatan, pengendalian tentu diperlukan agar semuanya lancar.
Proses pengendalian manajemen adalah sistem yang diterapkan untuk mengatur setiap elemen manajemen agar tetap terarah dalam kegiatan mereka. Sistem ini memiliki beragam fungsi, seperti mengurangi potensi konflik, mencapai target kegiatan tepat waktu, dan meningkatkan efisiensi dalam kegiatan rutin.
Pengendalian manajemen harus diterapkan pada semua unsur manajemen, seperti personel atau staf, aktivitas, penggunaan sumber daya, hingga proses eksekusi dan evaluasi. Perusahaan besar maupun bisnis kecil rumahan harus menerapkan sistem ini jika ingin berkembang dan sukses.
Ingin menerapkan pengendalian manajemen? Inilah beberapa tahap penting yang harus dilewati.
Perencanaan yang rinci penting untuk mengontrol proses manajemen. Ada beberapa tahap perencanaan program yang harus dilalui, yaitu:
Program yang bagus harus dibuat berdasarkan tujuan atau target yang jelas. Buat tujuan jangka pendek dan panjang, dan pastikan tujuan tersebut mendukung visi serta misi perusahaan atau organisasi. Hal ini menjadi pijakan untuk membuat perencanaan.
Ingin merencanakan program secara lebih detail? Pastikan menetapkan durasi untuk mencapai target program, baik jangka pendek maupun panjang. Adanya durasi membuat setiap anggota organisasi, karyawan, atau departemen berkomitmen untuk mencapai tujuan dalam periode yang ditentukan.
Perusahaan, organisasi, dan bisnis ukuran sedang hingga besar memiliki departemen atau bagian berbeda. Setiap bagian harus memiliki penanggung jawab yang bertugas memastikan aktivitas berjalan lancar sesuai tugas masing-masing. Pastikan masing-masing bagian atau departemen memiliki penanggung jawab resmi yang diketahui semua orang.
Setiap rencana kegiatan pasti memiliki risiko. Hal tersebut adalah sesuatu yang umum dipertimbangkan walau ada komitmen untuk menciptakan proses manajemen yang lancar. Manajemen risiko diperlukan untuk menciptakan reaksi cepat dalam menangani hambatan yang muncul sehingga kegiatan manajemen bisa tetap berjalan lancar.
Manajemen risiko harus dilakukan secara menyeluruh. Setiap departemen atau bagian organisasi harus menganalisis risiko spesifik dari tugas-tugas mereka dan apa dampaknya terhadap tujuan bersama. Hal ini kemudian dijadikan pertimbangan bersama ketika menyusun rencana manajemen risiko.
Perencanaan merupakan bagian penting dari manajemen karena merupakan panduan dasarnya. Setelah perencanaan disusun secara matang, menjalankan tahap lainnya akan lebih mudah karena sudah ada panduannya.
Perencanaan pembiayaan tidak hanya membahas jumlah yang dibutuhkan, tetapi juga sumber pembiayaan serta rencana cadangan jika ada kebutuhan ekstra di luar perkiraan. Pembiayaan juga menyangkut pembahasan resources yang dibutuhkan untuk menjalankan tugas-tugas dalam kegiatan manajemen, mulai dari utilitas hingga perlengkapan kantor dan material.
Perencanaan pembiayaan harus dipresentasikan di depan jajaran pimpinan serta pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap perencanaan manajemen. Hal ini untuk memastikan adanya kesepakatan terkait pembiayaan sehingga tidak ada pemborosan atau kasus kekurangan dana. Perusahaan dan organisasi juga harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti pajak dan pembayaran rutin lainnya.
Pengawasan secara terus-menerus sangat penting dalam proses pengendalian manajemen. Dalam pelaksanaan ini, perusahaan atau organisasi harus memastikan bahwa setiap karyawan, anggota, dan departemen mengikuti SOP serta aturan yang telah ditentukan untuk meraih tujuan bersama. Hal ini didukung dengan sistem pertanggungjawaban jika terjadi kesalahan atau pelanggaran.
Pengawasan yang menyeluruh memberikan berbagai manfaat dalam proses manajemen. Perusahaan dan organisasi bisa mendeteksi risiko atau kesalahan sejak dini, lalu mencegah agar mereka tidak berkembang menjadi hambatan besar. Pengawasan juga memungkinkan adanya tindakan koreksi seketika sebelum seluruh kegiatan manajemen terpengaruh dan bahkan terhambat.
Sebaliknya, perusahaan atau organisasi juga harus menerapkan sistem penghargaan (reward) sesuai dengan kapasitas setiap anggota dan peraturan terkait kompensasi yang berlaku. Hal ini berguna untuk menjaga tingkat kepuasan staf atau anggota organisasi agar memiliki motivasi untuk menerapkan aktivitas manajemen dengan baik. Selain kompensasi rutin, perusahaan bisa mempertimbangkan adanya kompensasi tambahan atau spesial untuk staf atau anggota yang melakukan tugas khusus.
Pengendalian manajemen wajib melibatkan pencatatan dan akunting. Perusahaan atau organisasi memiliki staf khusus yang melakukan pencatatan terkait berbagai aspek manajemen, misalnya penggunaan sumber daya, pencapaian target harian dan mingguan, serta kendala yang dihadapi. Pencatatan ini dilakukan dengan menggunakan sistem khusus yang sifatnya konsisten dan dibuat berdasarkan patokan tertentu untuk memudahkan pelaporan.
Penerapan pengendalian manajemen juga membutuhkan biaya. Proses akunting dibutuhkan untuk mencatat setiap transaksi yang mendukung kelancaran manajemen. Departemen atau bagian keuangan bertanggung jawab untuk mencatat, mengumpulkan bukti transaksi, dan mempersiapkan laporan untuk audit serta evaluasi.
Akhirnya, setiap pencatatan kegiatan manajemen pasti berujung pada pelaporan. Hal ini mencakup catatan keuangan, hasil kinerja, perbandingan kinerja pada waktu-waktu tertentu, hingga hambatan dan masalah yang dihadapi saat pelaksanaan. Era digital memungkinkan perusahaan, organisasi, hingga pemilik bisnis kecil untuk melakukan pencatatan dan pelaporan secara otomatis menggunakan software dan aplikasi manajemen.
Sistem pencatatan dan pelaporan penting karena adanya kebutuhan evaluasi. Dengan membandingkan antara standar manajemen dan laporan pelaksanaan, kamu bisa menemukan hal-hal yang sudah sesuai standar atau yang harus diperbaiki. Evaluasi juga menjadi dasar untuk menerapkan program pelatihan, meningkatkan kinerja perusahaan, melakukan survey, mempekerjakan pegawai baru, dan berbagai keputusan penting lainnya.
Baca Juga: 4 Langkah Evaluasi Strategi Perusahaan yang Efektif
Pengendalian manajemen sangat penting untuk menjamin kelancaran aktivitas bisnis atau organisasi. Ingin belajar lebih jauh tentang hal ini? Kamu bisa mengikuti program pelatihan di platform digital seperti GreatNusa.
Kamu tidak perlu menjadi pemilik perusahaan besar untuk belajar tentang proses pengendalian manajemen dalam bisnis. GreatNusa menyediakan kursus intensif yang bisa langsung dipraktikkan bagi kaum profesional, wirausahawan, dan perusahaan yang sedang berkembang. Berbagai kelas tersedia lengkap dengan kurikulum, materi yang bisa diunduh, dan instruktur profesional.
Ingin belajar lebih banyak tentang manajemen? Kamu bisa memilih di antara berbagai kelas kategori Bisnis dan Manajemen, misalnya Manajemen Proyek, Manajemen Sumber Daya Manusia, atau Manajemen Pemasaran dan Penjualan. Beberapa kelas bisa kamu ikuti secara gratis, sedangkan yang lainnya tersedia dengan biaya cukup terjangkau.
Manajemen merupakan sistem yang terdiri dari berbagai kegiatan serta melibatkan departemen atau orang-orang dengan keahlian berbeda. Proses pengendalian diperlukan dalam pelaksanaannya agar hasilnya mencapai target serta sejalan dengan visi dan misi. Pastikan kamu menjalankan proses pengendalian manajemen dalam bisnis atau pekerjaan, dan dapatkan kursus berkualitas GreatNusa untuk mempelajari berbagai konsepnya.