Menampilkan 67 - 72 dari 227 Artikel
Kenali apa yang dimaksud dengan biaya produksi dan tipe-tipenya, mulai dari biaya tetap, variabel, hingga marginal. Temukan penjelasannya di sini.
Apa yang dimaksud dengan biaya produksi? Untuk menjawab pertanyaan ini, maka kita bisa menganggapnya sebagai biaya yang akan dikeluarkan untuk dapat memproduksi sebuah produk atau menyajikan jasa kepada para pelanggan. Namun, apakah hanya itu saja? Tentu tidak, mari kita sama-sama mempelajari mengenai biaya produksi agar perusahaan atau bisnis yang dijalankan bisa beroperasi dengan baik dan memberikan hasil yang maksimal.
Pengertian biaya produksi dapat mencakup hal-hal seperti tenaga kerja, bahan baku, atau persediaan bahan habis pakai. Dalam ilmu ekonomi, biaya produksi didefinisikan sebagai pengeluaran yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, tanah, dan modal, yang diperlukan dalam proses produksi suatu produk. Dari kedua pengertian biaya produksi di atas, kita bisa menyimpulkan jika biaya produksi ini adalah segala macam biaya yang harus dikeluarkan agar bisa menyajikan produk dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen.
Tanpa adanya biaya produksi, maka perusahaan dan juga bisnis akan kesulitan dalam memenuhi permintaan dari pasar. Untuk bisa menentukan biaya produksi dengan tepat, maka kamu harus tahu tujuan, unsur biaya produksi, dan jenis - jenis biaya produksi, seperti berikut ini.
Baca Juga : Apa yang Dimaksud Dengan Proses Produksi dalam Sebuah Perusahaan?
Setelah mengetahui pengertian biaya produksi, kita juga harus mengetahui tujuan biaya produksi. Pada umumnya, tujuan pencatatan biaya produksi yang dilakukan oleh seorang akuntan adalah untuk mengetahui jumlah total biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan selama proses produksi.
Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah tujuan biaya produksi,
Salah satu tujuan utama biaya produksi adalah untuk menentukan harga jual produk sesuai dengan total biaya produksi yang telah dikeluarkan oleh perusahaan. Dengan menentukan biaya produksi, suatu perusahaan dapat mempertimbangkan margin profit dari kondisi pasar saat itu.
Dalam melakukan analisis biaya produksi dapat mengetahui sumber-sumber pengeluaran biaya produksi terbesar dan dapat membuat cara untuk mengurangi biaya produksi. Sehingga dapat meningkatkan efisiensi dalam perusahaan.
Biaya produksi dapat menjadi faktor untuk mengambil keputusan, seperti menentukan apakah perusahaan harus meningkatkan produksi atau menurunkan produksi, atau apakah perusahaan harus memproduksi barang atau jasa tertentu.
Setelah mengetahui pengertian biaya produksi beserta dengan tujuan biaya produksi, berikutnya adalah jenis biaya produksi. Berikut adalah jenis-jenisnya,
Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah dengan jumlah yang dihasilkan. Ini berarti bahwa biaya tetap tidak berubah bahkan ketika produksi tidak diperlukan atau ketika bisnis telah mencapai kapasitas produksi maksimumnya.
Biaya variabel adalah biaya yang berubah seiring dengan perubahan tingkat produksi. Biaya ini akan mengalami kenaikan saat volume produksi meningkat dan akan menurun saat volume produksi menurun.
Biaya total meliputi biaya variabel dan biaya tetap. Kamu akan menghitung semua biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi atau ketika menawarkan layanan, maka akan didapatkan biaya total dari sebuah proses produksi.
Biaya rata-rata mengacu pada total biaya produksi yang akan dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi. Ini juga dapat diperoleh dengan menjumlahkan biaya variabel rata-rata dan biaya tetap rata-rata. Biaya ini sangat berguna dalam membuat keputusan mengenai penetapan harga produk untuk pendapatan maksimum.
Ini adalah biaya untuk memproduksi satu unit tambahan untuk output. Ini menunjukkan peningkatan biaya total yang berasal dari produksi satu unit produk lagi. Biaya marginal akan dipengaruhi oleh perubahan biaya variabel, berbeda dengan biaya tetap yang konstan terlepas dari peningkatan output.
Baca Juga : 4 Urutan Tahap Perencanaan Proses Produksi
Dalam proses produksi suatu perusahaan, baik di bidang manufaktur atau pabrik, terdapat tiga unsur biaya produksi yang perlu ditetapkan untuk menjalankan proses produksi. Berikut adalah unsurnya,
Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku atau material yang mana akan digunakan untuk memproduksi barang jadi. Ada beberapa komponen yang dapat dikategorikan sebagai bahan baku. Salah satunya adalah pembelian bahan mentah atau raw material yang mana biaya tersebut sudah termasuk dengan biaya-biaya lainnya seperti biaya pengiriman, biaya pergudangan, biaya pajak, dan lainnya.
Biaya tenaga kerja langsung adalah anggaran atau pengeluaran yang dialukan oleh perusahaan untuk membayar upah karyawan yang secara langsung terlibat dalam memproduksi barang. Biaya tenaga kerja bukan hanya gaji pokok karyawan saja, tapi juga tunjangan-tunjangan serta asuransi yang dapat menjamin kebutuhan karyawan.
Biaya overhead pabrik adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan diluar biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja karyawan. Biaya overhead ini tidak secara langsung berkaitan dengan proses produksi, tetapi membantu melancarkan proses produksi. Contoh biayanya seperti, biaya sewa gedung atau tanah, biaya utilitas pabrik, sampai biaya pemeliharaan mesin pabrik.
Baca Juga : Bagaimana Cara Menghitung Biaya Produksi Per unit?
Untuk menghitung biaya yang akan digunakan dalam pembuatan produk, hal pertama yang dibutuhkan adalah menentukan biaya tetap. Langkah selanjutnya adalah menentukan biaya variabel yang akan dikeluarkan dalam proses produksi. Selanjutnya diikuti dengan menambahkan biaya tetap dan biaya variabel, yang kemudian akan bagi dengan jumlah barang yang diproduksi untuk mendapatkan biaya rata-rata per unit. Untuk bisa memperoleh keuntungan, harga jual harus lebih tinggi dari biaya per unit. Menetapkan harga di bawah biaya per unit akan mengakibatkan kerugian, yang tentu saja tidak akan kamu inginkan.
Itulah informasi yang bisa kami sajikan untuk bisa mengenal apa itu biaya produksi. Agar bisa lebih paham mengenai hal ini, kamu bisa mengikuti kursus dari GreatNusa yang berisi terbaik. Dapatkan ilmu yang berguna, agar dapat menata karier yang lebih baik lagi kedepannya. Semoga informasi di atas bisa menjawab pertanyaan “Apa yang dimaksud dengan biaya produksi?” yang kamu ajukan.
Pelajari macam macam strategi bisnis, seperti melakukan kegiatan pemasaran dan fokus pada pertumbuhan bisnis. Temukan penjelasannya di sini.
Dalam menjalankan sebuah bisnis, ada macam macam strategi bisnis yang dapat dijalankan. Menyusun strategi bisnis sangatlah penting agar waktu, uang, tenaga, dan sumber daya lainnya yang digunakan dapat memberikan hasil yang efektif dan sesuai dengan tujuan yang ingin diraih.
Melalui artikel ini, GreatNusa akan memberikan informasi penting kepada kamu mengenai berbagai macam strategi yang dapat digunakan untuk mengembangkan bisnis. Strategi bisnis yang akan kami sampaikan dapat diterapkan di hampir segala jenis bidang bisnis.
Berikut ini, ada empat macam strategi bisnis yang sering dilakukan oleh para pelaku usaha saat ini, yaitu:
Strategi bisnis yang pertama dalam menjalankan sebuah usaha adalah menetapkan harga sesuai dengan standar pasar saat ini. Penetapan harga yang terlalu tinggi akan membuat pembeli enggan untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan.
Sebaliknya, harga yang terlalu rendah memang dapat menarik minat pembeli dengan cepat namun tidak jarang banyak perusahaan yang akhirnya harus menurunkan kualitas produksi demi mencapai harga tersebut. Jadi, tentukanlah harga yang sesuai dengan standar, tidak terlalu tinggi ataupun di bawah rata-rata.
Setiap bisnis pasti memiliki USP yang berbeda-beda. Tahukah kamu apa itu USP?? USP atau Unique Selling Point adalah satu hal yang sangat menonjol dari bisnis yang sedang berjalan.
USP dari sebuah bisnis ini yang menjadi pembanding antara produk dari bisnis yang satu dengan yang lainnya. USP bisa dibilang sebagai nilai jual dari bisnis tersebut dan maka dari itu, penting untuk mencari tahu apa USP dari suatu bisnis.
Ketika perusahaan sudah memahami apa USP yang mereka miliki, maka penyusunan strategi penjualan akan menjadi lebih mudah. Selain itu, perusahaan juga dapat berfokus untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan menonjolkan USP yang mereka miliki.
Di dalam setiap bisnis, tentu harus dilakukan kegiatan pemasaran untuk mempromosikan produk atau jasa yang akan dijual kepada masyarakat luas. Saat ini, ada berbagai macam kegiatan pemasaran yang dapat dilakukan mulai dari penyebaran brosur, pemasangan iklan di TV, digital marketing, dan banyak lagi.
Dalam melakukan kegiatan pemasaran, setiap perusahaan harus memahami terlebih dahulu target pasar yang akan dituju. Dengan demikian, kegiatan pemasaran dapat berjalan dengan efektif dan tepat sasaran.
Baca Juga: 7 Strategi Digital Marketing Yang Efektif Tingkatkan Penjualan
Strategi terakhir yang harus diterapkan oleh perusahaan adalah fokus pada pertumbuhan bisnis. Lakukanlah hal-hal yang dapat membuat bisnis terus bertumbuh dan berkembang dalam jangka waktu tertentu.
Untuk membuat suatu bisnis terus bertumbuh, perusahaan dapat melakukan berbagai cara seperti menetapkan goal bersama untuk dicapai. Dengan adanya goal yang harus dicapai, perusahaan dapat terus tumbuh dan maju ke depan.
Baca Juga: Apa yang Dimaksud Dengan Strategi Bisnis? Seperti Apa Hal Ini Bisa Membantu Bisnis Anda?
Sekian informasi yang perlu kamu ketahui. Sebagai informasi tambahan, bagi kamu yang ingin atau tertarik untuk menjalankan bisnis sendiri, silakan ikuti kursus bisnis online dari GreatNusa berikut ini. Di dalam kursus tersebut, kamu akan belajar bagaimana cara mengelola bisnis dan menyusun strategi pemasaran yang efektif serta tepat sasaran.
Apakah kamu tertarik untuk mengikuti kursus tersebut? Persiapkan diri kamu sekarang juga untuk terjun ke dunia profesional dan hubungi kami sekarang juga untuk informasi lebih lanjut. Semoga informasi mengenai macam macam strategi bisnis untuk meningkatkan penjualan di atas dapat bermanfaat.
Ketahui macam macam biaya produksi, seperti biaya tetap, tidak tetap, marginal, total, dan rata-rata. Temukan penjelasannya di artikel berikut ini.
Seorang manajer perusahaan yang baik akan mengetahui macam macam biaya produksi. Biaya produksi merupakan salah satu aspek penting yang harus ada dalam suatu perusahaan. Dengan biaya tersebut, perusahaan dapat memproduksi suatu barang sehingga mendapat imbal hasil.
Pada artikel ini, kami akan menjelaskan mengenai macam-macam biaya produk beserta contoh-contohnya yang biasanya ada pada sebuah perusahaan.
Klasifikasi biaya produksi sangat penting bagi perusahaan untuk mengetahui jenis biaya apa saja yang dibutuhkan selama proses manufaktur produk, agar dapat mempermudah dalam perhitungan harga pokok barang nantinya.
Klasifikasi biaya produksi memiliki pengaruh terhadap perhitungan laporan keuangan perusahaan. Mengapa? Karena perusahaan harus dapat memahami dengan benar apa saja jenis biaya produksi yang dikeluarkan sehingga dapat menghitungnya dengan benar.
Setidaknya, ada 5 jenis biaya produksi yang umum dan biasanya berlaku ketika mengelola produk. Berikut adalah macam-macam biaya produksi:
Biaya tetap adalah pengeluaran yang jumlahnya tidak akan berubah, meskipun volume produksi barang mengalami peningkatan atau penurunan. Jenis biaya ini memiliki sifat yang pasti, sehingga dapat dianggarkan dengan tepat.
Unsur biaya tetap memiliki jumlah nominal yang sama yang harus dibayarkan untuk setiap proses produksi. Biaya tetap tidak akan mengalami pembengkakan meskipun proses produksi sibuk, sehingga dapat meningkatkan output.
Salah satu contoh biaya tetap yang harus dibayar oleh perusahaan dalam jumlah yang sama walaupun volume produksi berubah adalah biaya sewa pabrik. Perusahaan wajib membayar biaya tersebut secara berkala sesuai dengan harga yang disepakati.
Bentuk lain dari biaya tetap adalah pengeluaran perusahaan untuk membayar gaji bulanan karyawan. Pengeluaran perusahaan lain yang termasuk ke dalam biaya diantaranya:
Biaya tidak tetap adalah biaya yang besarnya bergantung pada jumlah produksi dari produk yang sedang diolah. Oleh karena itu, semakin banyak barang yang diproduksi, makan semakin besar biaya tidak tetap yang dikeluarkan.
Selain itu, besaran biaya tidak tetap juga dapat dikaitkan dengan kondisi pasar. Misalnya, ketika daya serap pasar terhadap produk sedang meningkat, maka nilai biaya tidak tetap yang harus dikeluarkan juga akan meningkat.
Contoh pengeluaran dari biaya tidak tetap:
Biaya marginal juga dapat disebut sebagai pengeluaran tambahan yang akan digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan produksi. Perusahaan dapat mengetahui jumlah output maksimum yang dapat diperoleh selama proses produksi dengan menambahkan biaya marginal.
Perhitungan biaya marginal dilakukan dengan menambahkan biaya tidak tetap selama proses produksi. Perusahaan juga dapat menghubungkan biaya tetap dengan biaya marginal ketika memproduksi output tambahan.
Fungsi biaya marginal adalah untuk membantu perusahaan memaksimalkan operasi secara keseluruhan. Hal ini akan memungkinkan perusahaan untuk mencapai nilai keuntungan produk yang maksimal dengan lebih efisien.
Biaya marginal hanya dapat dihitung setelah biaya tetap dan biaya variabel diketahui oleh perusahaan. Perhitungan biaya marginal dilakukan dengan membagi kenaikan biaya dan perubahan jumlah target produksi.
Contoh pengeluaran untuk biaya marginal:
Biaya total adalah keseluruhan biaya yang diperoleh dari penggabungan biaya variabel dan biaya tetap. Biaya total ini akan menjadi informasi tentang jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi.
Baca Juga: Bagaimana Cara Menghitung Biaya Produksi Per unit?
Biaya total ini hanya dapat dihitung apabila perusahaan telah memiliki output berupa produk jadi yang siap dijual. Perhitungan biaya total ini harus dilakukan setiap kali masa produksi selesai agar dapat segera dilaporkan.
Biaya total ini bersifat komprehensif karena mencakup seluruh pengeluaran perusahaan selama proses produksi. Biaya bahan baku, administrasi, dan pemasaran harus diperhitungkan dalam total biaya ini.
Biaya rata-rata adalah biaya per unit yang akan diperoleh dengan membagi total pengeluaran dengan total output produksi. Biaya rata-rata ini dibutuhkan oleh perusahaan untuk menentukan keputusan produksi pada masa yang akan datang.
Biaya produksi per unit akan diketahui dengan menghitung biaya rata-rata ini. Selanjutnya, perusahaan dapat menentukan persentase keuntungan yang ingin dicapai dari biaya rata-rata. Biaya rata-rata akan dibandingkan dengan biaya tetap ketika membuat keputusan produksi.
Dari hasil perbandingan tersebut akan diperoleh informasi mengenai biaya mana yang lebih tinggi antara biaya tetap dan biaya variabel. Hal ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur bagi perusahaan untuk menentukan laba yang ideal.
Contoh pengeluaran untuk biaya rata-rata: Jika biaya total dalam satu bulan adalah 400 juta, dan kegiatan produksi menghasilkan 400 buah barang, maka biaya rata-rata adalah hasil pembagian keduanya, yaitu 1 juta.
Demikian penjelasan mengenai macam macam biaya produksi. Jika kamu tertarik untuk mempelajari topik ini lebih lanjut, kamu bisa mengikuti kursus strategi manajemen operasional di GreatNusa.
Pelajari rumus biaya produksi yaitu total biaya produksi dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan. Simak penjelasan dan contohnya di artikel ini.
Proses produksi merupakan kegiatan operasional utama dari suatu industri atau perusahaan manufaktur. Perusahaan akan memperhitungkan adanya biaya produksi pada saat pengolahan dimulai dari bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi. Menghitung biaya produksi ini akan menjadi vital karena umumnya akan memakan biaya yang besar. Oleh karena itu, kamu harus tahu rumus biaya produksi untuk dapat menghitung biaya dengan tepat.
Perhitungan biaya produksi dapat dibilang cukup kompleks karena banyaknya jenis komponen pengeluaran pada perusahaan manufaktur. Oleh karena itu, pemahaman lebih lanjut terkait hal tersebut cukup penting.
Berikut ini adalah ulasan mengenai rumus biaya produksi serta pengertian, mengapa manajer harus mengetahui biaya produksi, dan contoh perhitungannya..
Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selama proses manufaktur atau pengolahan dengan tujuan menghasilkan produk yang siap dipasarkan. Perhitungan biaya produksi ini akan dilakukan mulai dari awal pengolahan, hingga barang tersebut jadi atau bahkan setengah jadi.
Biaya produksi terdiri dari berbagai jenis biaya. Biaya ini masing-masing memiliki sifat dan besaran yang dapat berubah drastis tergantung pada kebijakan perusahaan.
Akumulasi biaya yang diperlukan oleh perusahaan untuk dapat mengolah bahan baku menjadi produk jadi disebut sebagai biaya produksi. Ruang lingkup biaya produksi meliputi 3 elemen, yaitu: bahan baku, tenaga kerja langsung, dan pengeluaran tambahan.
Biaya produksi akan dibebankan kepada perusahaan sampai proses pengolahan dapat menghasilkan barang yang siap dijual di pasar. Nantinya, biaya-biaya tersebut akan dihitung per unit produk, sehingga memudahkan dalam menghitung dan mengambil angka profit.
Biaya-biaya ini nantinya akan mengarah pada pembentukan harga pokok barang jadi pada akhir periode akuntansi. Pengorbanan ekonomi secara keseluruhan yang digunakan dalam mengolah bahan mentah menjadi barang jadi dan siap dipasarkan tersebut juga termasuk ke dalam biaya produksi.
Mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan selama proses manufaktur merupakan langkah penting yang harus dilakukan oleh seorang manajer perusahaan.
Dengan mengetahui biaya-biaya yang timbul dari setiap aliran produksi perusahaan, manajer dapat mengambil keputusan penting untuk mengoptimalkan proses produksi, mengatur jadwal pengiriman barang, dan berbagai kegiatan produksi umum lainnya, sehingga proses produksi diharapkan dapat berjalan lebih efisien dari periode sebelumnya.
Aktivitas manajer dalam menganalisis proses dan biaya produksi juga berguna untuk menentukan harga jual produk agar sesuai dengan margin yang diharapkan. Misalnya, pengelola rumah makan harus selalu melacak dan meneliti harga bahan baku yang berkaitan dengan produk yang dijual.
Jika sewaktu-waktu harga bahan baku naik dan memengaruhi biaya produksi, maka manajer memiliki pilihan untuk menaikkan harga jual produk atau mengurangi unsur biaya produksi lainnya.
Baca Juga: 4 Urutan Tahap Perencanaan Proses Produksi
Biaya produksi diperhitungkan selama proses manufaktur produk. Salah satu contoh yang akan dibahas kali ini adalah sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang Food & Beverages di mana produk yang akan dihasilkan adalah kopi botol.
Dalam hal ini, perusahaan tersebut memproduksi kopi botol dengan hasil produk sejumlah 4000 buah barang jadi selama satu bulan. Berikut ini adalah rincian biaya produksinya:
Total biaya produksi yang dikeluarkan untuk memproduksi 4000 buah kopi botol adalah 18,000,000. Dari total pengeluaran tersebut, biaya produksi per unit dapat ditentukan dengan membagi total biaya dengan jumlah produk. Perhitungannya adalah: Total Biaya Produksi / Jumlah Produk = 18,000,000 / 4000 = 4500.
Selanjutnya perusahaan dapat menentukan harga jual dengan menghitung biaya produksi per unit ditambah persentase keuntungan.
Pada produk ini, persentase keuntungan yang digunakan adalah 40% dari biaya produksi. Jadi, perhitungan harga jual per unit adalah: 4500 + (40% x 4500) = 6300
Perusahaan akan dapat menentukan harga jual secara lebih tepat dengan mengetahui total biaya produksi. Selain itu, informasi biaya ini juga berguna bagi perusahaan untuk meminimalkan potensi risiko selama proses produksi.
Jika kamu ingin mempelajari topik ini secara lebih lanjut, kamu bisa mengikuti kursus mata kuliah manajemen operasional di GreatNusa. Semoga penjelasaan mengenai rumus biaya produksi ini dapat membantumu.
Kenali jenis jenis perilaku konsumen, seperti complex buying behavior serta variety seeking behavior. Temukan penjelasannya di artikel ini.
Tahukah kamu apa saja jenis jenis perilaku konsumen? Mempelajari dan memahami dengan benar perilaku konsumen akan sangat membantu kamu dalam menjalankan bisnis. Memahami perilaku mereka bisa menjadi informasi tambahan bagaimana konsumen ingin diperlakukan. Informasi inilah yang nantinya membuat kamu bisa memberikan kualitas produk dan layanan yang lebih baik untuk konsumen. Jika dalam menjalankan bisnis kamu belum mengerti mengenai perilaku konsumen, coba untuk berhenti sejenak dan mempelajari perilakunya di artikel ini.
Perilaku konsumen adalah tindakan yang dilakukan konsumen saat melakukan pembelian suatu barang atau jasa, yang dalam pengambilan keputusannya dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini.
Dari ketiga faktor yang bisa memengaruhi perilaku konsumen, terdapat empat jenis perilaku konsumen yang bisa diidentifikasi. Berikut adalah penjelasannya masing-masing.
Perilaku pembelian yang kompleks adalah perilaku yang dimiliki oleh konsumen saat ingin membeli barang yang mahal. Harga yang mahal membuat konsumen perlu berpikir berkali-kali sebelum akhirnya melakukan pembelian atau “investasi” terhadap suatu barang. Tidak jarang bahkan konsumen melakukan perbandingan dan penelitian suatu produk sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli produk tersebut. Pembelian saham atau investasi bisa dijadikan contoh perilaku pembelian yang kompleks.
Baca Juga: 10 Jenis Strategi Penetapan Harga dalam Dunia Bisnis
Perilaku pembelian jenis ini membutuhkan konfirmasi dari satu atau lebih pihak untuk meyakinkannya bahwa pembelian yang telah dilakukan adalah keputusan yang tepat. Konsumen dengan perilaku ini cenderung menyesali keputusan yang telah dibuat, karena tidak dapat membedakan produk dengan merek yang berbeda.
Ini terjadi karena konsumen tidak memiliki pengetahuan yang cukup baik terhadap produk yang ingin dibeli. Mereka membutuhkan seseorang yang bisa menjelaskan perbedaan dari merek yang satu dengan merek yang lain atau dari produk yang satu dengan produk yang lain.
Perilaku pembelian yang sudah menjadi kebiasaan dicirikan oleh pembelian suatu barang yang tidak lagi membutuhkan pertimbangan. Konsumen dengan perilaku ini biasanya tidak lagi melirik produk lain karena sudah terbiasa dengan satu produk tersebut.
Jika ada barang lain yang sedang diskon, mereka tidak akan tertarik membelinya dan tetap bertahan dengan produk yang sudah biasa dibeli. Ini membuktikan bahwa sebenarnya konsumen tidak memiliki loyalitas kepada merek, namun lebih kepada kebiasaan yang sudah terbentuk di dalam dirinya.
Perilaku terakhir adalah konsumen yang memiliki keinginan untuk membeli produk berbeda dari yang biasanya dibeli. Alasannya bukan karena produk tersebut tidak lagi memberikan manfaat atau kualitasnya buruk, melainkan konsumen hanya ingin mencoba variasi baru.
Konsumen yang mencari berbagai variasi produk umumnya akan lebih mudah untuk dikenalkan pada produk-produk terbaru. Jika konsumen bisnis kamu memiliki perilaku pembelian seperti ini, pemberian diskon, promo atau bundle bisa dijadikan cara jitu untuk menarik hati mereka.
Baca Juga: Berikut Manfaat Mempelajari Perilaku Konsumen yang Akan Berdampak Untuk Bisnis Kamu
Jadi jenis perilaku mana yang menggambarkan konsumen kamu? Saat kamu sudah mengenali perilaku mereka, menentukan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan bisnis akan jadi jauh lebih mudah. Jika kamu tertarik mempelajari aspek-aspek penting lainnya dalam membangun bisnis, kursus bisnis online di GreatNusa bisa jadi pilihan tepat.
Terdapat banyak topik bisnis yang bisa kamu pelajari dari mana pun dan kapan pun. Penjelasan di atas hanyalah sekilas dari keseluruhan informasi mengenai konsumen. Jika kamu ingin mempelajari konsumen lebih dari sekedar jenis-jenis perilaku konsumen, kamu bisa langsung mengunjungi website GreatNusa.
Kenali model perilaku konsumen, mulai dari model Pavlovian, Input, Process, dan Output, hingga sosiologis. Temukan penjelasannya di artikel ini.
Bisnis wajib memahami model perilaku konsumen jika ingin mencapai keuntungan dari produknya. Perilaku konsumen melibatkan keputusan seseorang dalam mengeluarkan uang, tenaga, dan waktu untuk membeli barang tersebut. Keputusan ini menjadi salah satu penentu keberhasilan bisnis atau produk di masyarakat.
Produk akan berhasil di pasar kalau kamu mengetahui analisis perilaku konsumen yang tepat. Mari belajar tentang perilaku konsumen serta modelnya di artikel ini.
Perilaku konsumen merupakan salah satu jenis riset perusahaan dalam memahami target pasarnya. Perusahaan mempelajari kegiatan, tindakan, dan proses psikologis yang mendorong seseorang membeli produk tersebut. Pengamatan mereka dimulai sebelum orang tersebut membeli barang, kemudian membelinya, menggunakan, hingga mengevaluasi tersebut.
Banyak sekali faktor yang memengaruhi keputusan pembelian konsumen. Perusahaan harus memahami semua faktor tersebut, baik internal maupun eksternal, agar mampu memasarkan produk yang tepat. Mereka pun tahu kapan harus berinovasi terhadap produknya sesuai kebutuhan masyarakat kala itu.
Penjelasan perilaku konsumen bisa dipahami dengan model yang tersedia. Ada tiga model yang bisa kamu gunakan untuk menganalisis perilaku konsumen. Apa saja?
Model ini digagas oleh Ivan Pavlov untuk mengetahui proses belajar seseorang. Model Pavlovian berguna pula untuk memahami perilaku konsumen dari caranya mempelajari suatu produk, kemudian membelinya. Analisis perilaku konsumen model ini didasarkan pada kondisi psikologi manusia.
Ada tiga indikator perilaku konsumen menurut Pavlov, yaitu drive, drives, dan reinforcement. Drive merupakan indikator pertama, di mana ada rangsangan (stimuli) yang memancing sebuah aktivitas. Dalam hal ini, perilaku konsumen saat berbelanja dipengaruhi rangsangannya untuk memenuhi kebutuhan.
Kedua, drives atau kebutuhan psikologis manusia saat memilih produk, seperti lapar, haus, lelah, suka, dan lain-lain. Drives ini berperan sebagai penguat drive atau stimuli, sehingga terjadi penguatan atau reinforcement. Indikator terakhir ini yang menjadi pendorong pembelian produk.
Model ini lebih sederhana dan melihat perilaku konsumen dalam membuat keputusan pembelian. Sesuai namanya, ada tiga tahap yang dilalui konsumen saat berinteraksi dengan sebuah produk.
Pertama, konsumen melalui tahap input saat terpapar strategi marketing produk tersebut, seperti melihat iklannya. Input-nya bisa pula berupa marketing mix yang terdiri dari 4P, yakni product (produk), price (harga), place (tempat), dan promotion (promosi).
Baca Juga: 10 Jenis Strategi Penetapan Harga dalam Dunia Bisnis
Konsumen masuk ke tahap process yakni menciptakan keputusan pembelian (buying decision). Keputusan tersebut lahir dari berbagai faktor, salah satunya lingkungan sekitar. Setelah keputusan dibuat, lahirlah output berupa respons konsumen terhadap produk atau perusahaan, apakah mereka jadi membeli atau tidak.
Model terakhir melihat keputusan pembelian konsumen berdasarkan pengaruh lingkungan sekitarnya. Konsumen merupakan bagian dari masyarakat, jadi keputusan pembeliannya pun dipengaruhi oleh kondisi sosiologis di sekitarnya.
Lingkungan sekitar konsumen terbagi menjadi dua: primary society dan secondary society. Lingkungan primer terdiri dari keluarga dan orang terdekat konsumen. Mereka memberikan pertimbangan dan ulasan tentang produk yang ingin dibeli konsumen secara mendalam, sehingga memengaruhi keputusan pembeliannya.
Secondary society merupakan orang lain dalam lingkungan yang memiliki minat sama seperti konsumen. Influencer atau tokoh masyarakat yang melakukan endorse atau mengulas suatu produk termasuk dalam secondary society konsumen.
Pengetahuan mendalam tentang pemasaran sangat dibutuhkan agar analisis perilaku konsumen tidak gagal. Riset perilaku konsumen bukan pekerjaan mudah karena harus menganalisis kondisi masyarakat yang rumit. Tenang saja, kamu bisa mengikuti kursus manajemen pemasaran di GreatNusa untuk memperdalam pengetahuanmu. Setelah selesai kursus, kamu pasti bisa mengaplikasikan model perilaku konsumen di atas dalam proses analisisnya.