GreatNusa
GreatSayaGreatBisnisGreatEdu
Design & CreativeBusiness & ManagementData & TechnologyDigital MarketingFinance & AccountingLeadershipLanguageSales & MarketingProject ManagementSoft SkillLihat Semua Kategori
Masuk / Daftar
  1. Beranda
  2. Artikel
  3. Entrepreneurs

Entrepreneurs

GreatNusa

PT. Gagas Edukasi Anantara
Jl. Jalur Sutera Barat Panunggangan Timur
Kota Tangerang 15143
Indonesia

Hubungi Kami

kontak@greatnusa.com

Lainnya

ProdukArtikelKategori ProdukKategori ArtikelKebijakan PrivasiSyarat dan KetentuanTanya Jawab

    Menampilkan 7 - 12 dari 26 Artikel

    Mengapa Perdagangan Internasional Dapat Menstabilkan Harga?

    ARTICLE

    BUSINESS

    ENTREPRENEURS

    By greatnusa • 13 Februari 2023

    Mengapa Perdagangan Internasional Dapat Menstabilkan Harga?

    Mengapa perdagangan internasional dapat menstabilkan harga? Salah satunya disebabkan oleh diversifikasi sumber daya. Cari tahu informasi selengkapnya di sini!

    Perdagangan Internasional tidak serta-merta hanya untuk membantu memperbanyak keuntungan suatu negara dalam dunia bisnis. Perdagangan internasional juga dapat menstabilkan harga. Mengapa perdagangan internasional dapat menstabilkan harga? Mari cari tahu jawabannya pada artikel berikut ini!

    Apa Saja Ciri-Ciri Perdagangan Internasional?

    Perdagangan internasional sebenarnya memiliki konsep yang sama dengan perdagangan pada umumnya. Namun, ada beberapa hal yang membedakan perdagangan internasional. Berikut adalah ciri-ciri perdagangan internasional yang perlu kamu ketahui!

    1. Terjadi Antara Negara-Negara yang Berbeda

    Perdagangan internasional adalah jenis perdagangan yang terjadi antara negara-negara yang berbeda. Hal ini dapat membantu negara-negara tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Perdagangan internasional juga dapat memperluas pasar bagi perusahaan-perusahaan dan membuka kesempatan kerja baru. 

    2. Penggunaan Mata Uang Asing

    Penggunaan mata uang asing adalah ciri-ciri perdagangan internasional selanjutnya. Perdagangan internasional memungkinkan negara-negara untuk melakukan transaksi dengan satu sama lain tanpa harus menukar mata uang mereka ke mata uang negara lain terlebih dahulu. Hal ini membuat perdagangan lebih mudah dan cepat, serta mengurangi risiko yang terkait dengan perubahan nilai tukar mata uang. 

    Namun, penggunaan mata uang asing juga dapat menimbulkan risiko tambahan. Contohnya seperti risiko nilai tukar, dan negara-negara dapat mengambil tindakan untuk mengendalikan atau mengurangi risiko ini.

    3. Ekspor dan Impor Barang atau Jasa

    Perdagangan internasional adalah proses pertukaran barang dan jasa antarnegara. Negara-negara melakukan ekspor barang atau jasa yang dihasilkan di negara tersebut ke negara lain dan juga mengimpor barang atau jasa dari negara lain. 

    4. Melibatkan Perusahaan Multinasional atau Organisasi Global

    Perdagangan internasional melibatkan perusahaan multinasional dan organisasi global karena perdagangan internasional adalah proses global yang membutuhkan partisipasi dari berbagai negara dan perusahaan. Perusahaan multinasional adalah perusahaan yang beroperasi di lebih dari satu negara, baik dengan memiliki anak perusahaan atau dengan melakukan ekspor dan impor. 

    Baca Juga: Perdagangan Internasional: Pengertian, Tujuan, Manfaatnya Bagi Konsumen

    Apa Saja Contoh Perdagangan Internasional?

    Banyak sekali bentuk perdagangan internasional yang dilakukan sejauh ini oleh antarnegara. Untuk menambah pemahaman kamu mengenai perdagangan internasional, berikut adalah contoh-contoh perdagangan internasional!

    1. Ekspor dan Impor Minyak Bumi

    Ekspor minyak bumi adalah proses pengiriman minyak mentah atau produk turunan minyak dari suatu negara ke negara lain. Negara-negara dengan cadangan minyak yang besar seperti Arab Saudi, Rusia, dan Venezuela adalah pemasok utama minyak bumi dalam perdagangan internasional.

    Sedangkan impor minyak bumi adalah proses pembelian minyak mentah atau produk turunan minyak dari negara lain oleh suatu negara. Negara-negara yang memiliki konsumsi minyak yang tinggi seperti Amerika Serikat, China, dan Jepang adalah pembeli utama minyak bumi dalam perdagangan internasional.

    2. Ekspor dan Impor Barang Elektronik

    Contoh perdagangan internasional barang elektronik adalah sebuah perusahaan di Amerika Serikat yang memproduksi smartphone menjual produknya ke perusahaan di negara lain, seperti China atau India. Contoh lainnya, sebuah perusahaan di negara lain yang memproduksi televisi menjual produknya ke perusahaan di Amerika Serikat atau negara lain. Perdagangan ini dapat dilakukan melalui ekspor dan impor.

    3. Jasa Keuangan

    Barang jasa juga dapat diperjualbelikan pada perdagangan internasional. Contoh perdagangan internasional barang jasa dalam bidang keuangan adalah sebuah bank asal Amerika Serikat yang memberikan jasa layanan perbankan, seperti transfer uang atau pembiayaan, ke nasabah di negara lain, seperti Inggris atau Singapura. 

    Contoh lainnya, sebuah perusahaan asuransi asal Jepang yang menjual produk asuransi ke perusahaan atau individu di negara lain seperti Brasil. Perdagangan ini dapat dilakukan melalui ekspor dan impor jasa keuangan.

    4. Jasa Teknologi Informasi

    Jasa cloud computing adalah salah satu jenis jasa teknologi informasi yang dapat dikategorikan sebagai produk perdagangan internasional. Cloud computing adalah teknologi yang memungkinkan penyimpanan data dan aplikasi di internet. Perusahaan yang menyediakan jasa cloud computing dapat menyediakan layanan ini ke perusahaan atau individu di negara lain melalui internet. 

    Contohnya, sebuah perusahaan asal Amerika Serikat yang menyediakan layanan cloud storage atau layanan platform cloud computing seperti Amazon Web Services, Microsoft Azure, atau Google Cloud Platform dapat menyediakan layanan ini ke perusahaan di negara lain melalui ekspor jasa.

    Baca Juga: Memahami Pengertian dan Contoh Pasar Global

    Apa Saja Alasan Mengapa Perdagangan Internasional Dapat Menstabilkan Harga?

    Perdagangan internasional dapat menstabilkan harga karena dapat meningkatkan pasokan dan permintaan suatu barang atau jasa, meningkatkan kompetisi, efisiensi produksi, dan spesialisasi dalam produksi yang dapat diproduksi dengan biaya lebih rendah. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai alasan-alasan tersebut.

    1. Diversifikasi Sumber Daya

    Diversifikasi sumber daya adalah strategi yang digunakan untuk mengurangi risiko dengan menyebar investasi atau sumber daya ke beberapa area atau jenis yang berbeda. Hal ini dapat menstabilkan harga dengan mengurangi dampak dari fluktuasi harga di satu area atau sektor tertentu.

    2. Kompetisi

    Jika ada beberapa pemasok yang bersaing untuk pasar yang sama, mereka akan berusaha untuk menawarkan harga yang lebih baik dan kualitas yang lebih baik untuk menarik pelanggan. Hal ini dapat membantu menjaga harga tetap stabil dan mengurangi tingkat inflasi.

    3. Efisiensi

    Efisiensi dalam perdagangan internasional dapat menstabilkan harga dengan cara meningkatkan pasokan dan permintaan barang dan jasa di pasar global, sehingga mengurangi volatilitas harga. Efisiensi juga dapat meningkatkan kompetisi di pasar global, yang dapat menekan harga secara alami.

    4. Spesialisasi

    Spesialisasi dalam perdagangan internasional dapat menstabilkan harga dengan cara meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi biaya produksi. Ketika negara atau wilayah mengejar spesialisasi dalam produksi tertentu, mereka dapat meningkatkan skala produksi dan meningkatkan efisiensi dengan cara menggunakan teknologi dan pengalaman produksi yang lebih efisien. 

    Hal ini dapat menurunkan harga produk yang dihasilkan dan meningkatkan daya saing perdagangan. Spesialisasi juga dapat membantu negara atau wilayah untuk mengejar kompetensi yang unik dan meningkatkan daya saing mereka di pasar global.

    Baca Juga: Mengenal Manfaat Pasar Global Bagi Bisnis atau Perusahaan

    Apa Kebijakan Perdagangan Internasional?

    Kebijakan perdagangan internasional meliputi berbagai macam instrumen yang digunakan oleh pemerintah untuk mengatur perdagangan antarnegara. Berikut adalah kebijakan perdagangan internasional yang perlu kamu ketahui! 

    1. Kebijakan Tarif

    Kebijakan tarif pada perdagangan internasional adalah mekanisme yang digunakan oleh negara untuk mengatur masuknya barang dan jasa dari negara lain. Tarif adalah pajak yang dikenakan pada barang atau jasa yang diimpor ke negara tersebut.

    2 Kebijakan Kuota

    Kebijakan kuota ditetapkan untuk mengendalikan jumlah suatu produk yang diperdagangkan antarnegara dan dapat digunakan untuk melindungi industri domestik, mengendalikan inflasi harga, atau membatasi jumlah suatu produk yang dapat masuk ke negara tersebut. Kebijakan kuota dapat diterapkan pada produk tertentu atau pada negara tertentu. 

    3. Kebijakan Politik Dagang Bebas

    Kebijakan ini diterapkan dengan menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan negara lain atau dengan bergabung dengan organisasi perdagangan global, seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

    Kebijakan perdagangan bebas diharapkan dapat meningkatkan efisiensi ekonomi dengan mengizinkan barang dan jasa untuk diperdagangkan di pasar yang lebih luas, yang pada gilirannya akan menurunkan harga bagi konsumen dan meningkatkan kompetisi yang menguntungkan bagi produsen domestik.

    Pendalaman mengenai materi mengapa perdagangan internasional dapat menstabilkan harga bisa kamu dapatkan lebih jauh lagi dengan mengikuti kursus ekonomi dan bisnis online di GreatNusa. Selain belajar, kursus di GreatNusa bisa membantu kamu untuk mengembangkan bisnismu ke depannya! Mari bergabung dan belajar bersama GreatNusa sekarang juga!

    Baca Selengkapnya
    Fungsi Perencanaan Produksi Serta Tujuannya dalam Kewirausahaan

    ARTICLE

    BUSINESS

    ENTREPRENEURS

    By greatnusa • 16 Februari 2023

    Fungsi Perencanaan Produksi Serta Tujuannya dalam Kewirausahaan

    Fungsi perencanaan produksi adalah memastikan jumlah produk sesuai permintaan pasar. Pelajari lebih dalam tentang perencanaan produksi dalam artikel ini!

    Perusahaan mana pun pasti memerlukan perencanaan matang sebelum memproduksi produk. Fungsi perencanaan produksi adalah memastikan agar proses pembuatan produk tetap berjalan lancar dan jumlahnya bisa memenuhi kebutuhan konsumen. Tentunya ada langkah sistematis yang harus kamu ikuti untuk mewujudkan fungsi tersebut. Simak artikel ini untuk memahami segala informasi mengenai perencanaan produksi.

    Pengertian Perencanaan Produksi

    Mari kita mengenal pengertian perencanaan produksi dahulu sebelum membahas fungsi dan langkahnya. Buffa dan Sarin dalam bukunya “Manajemen Operasi dan Produksi” mendefinisikan perencanaan produksi sebagai proses pembuatan produk dalam jangka waktu tertentu agar tetap sesuai jadwal dan perkiraan operasi bisnis.

    Perencanaan produksi juga membutuhkan sumber daya yang terorganisir agar bisa membuat produk sesuai kebutuhan perusahaan. Sumber daya tersebut mencakup tenaga kerja, bahan baku, mesin, peralatan, dan sebagainya. Selain sumber daya, perencanaan produksi juga membutuhkan data permintaan produk (demand) yang bisa disediakan perusahaan (supply) dalam jangka panjang.

    Secara umum, perencanaan produksi merupakan proses menentukan jumlah produk yang akan dibuat, kebutuhan bahan baku, jadwal produksi, dan jadwal pengiriman produk. Perencanaan produksi juga meliputi pembuatan rencana anggaran biaya produksi, kapasitas produksi, dan pengendalian persediaan agar bisa memenuhi permintaan pasar.

    Baca Juga: Rumus Biaya Produksi: Pengertian dan Contoh Perhitungan

    Tujuan Perencanaan Produksi

    Tujuan utama perencanaan produksi yaitu memastikan agar produk dapat diproduksi dan dijual sesuai permintaan pasar. Selain itu, perencanaan produksi juga bertujuan untuk meningkatkan efisiensi produksi melalui pengurangan biaya produksi dan peningkatan kualitas produk. Tujuan lain yang dicapai dari perencanaan produksi yaitu menjamin bahwa produk akan tersedia tepat waktu.

    Assauri (2011) juga mengungkapkan 5 tujuan perencanaan produksi yang bisa dicapai oleh perusahaan, yaitu:

    1. Mencapai tingkat keuntungan
    2. Menguasai kelompok atau pangsa pasar utama
    3. Memastikan perusahaan tetap bisa memproduksi secara efisien
    4. Mempertahankan kesempatan kerja di perusahaan agar terus berkembang
    5. Memanfaatkan fasilitas dan sarana perusahaan atau pabrik seefektif mungkin

    Fungsi Perencanaan Produksi dalam Kewirausahaan

    Perencanaan produksi memiliki fungsi krusial dalam kegiatan kewirausahaan agar proses produksi berjalan lebih efektif. Fungsi perencanaan produksi adalah:

    1. Menghasilkan Produk sesuai Kebutuhan Pasar

    Perusahaan memproduksi produk berdasarkan hukum permintaan dan penawaran pasar. Perencanaan produksi berfungsi untuk menghasilkan jenis produk yang sedang dibutuhkan oleh konsumen. Kamu juga bisa menentukan jumlah dan kualitas produk agar tetap mampu memenuhi kebutuhan pasar dalam jangka waktu panjang.

    2. Memperkirakan Biaya Produksi

    Perencanaan produksi juga berfungsi untuk memperkirakan biaya produksi agar tetap efisien dan sesuai anggaran. Proses produksi akan berjalan lancar apabila perusahaan menyediakan biaya produksi yang cukup.

    3. Menentukan Waktu Peluncuran Produk

    Perencanaan produk juga membantu kamu dalam menentukan waktu peluncuran produk. Kamu bisa membuat jadwal mulai dari pengolahan bahan baku, penambahan fitur, hingga proses akhir produksi. Ketika waktu peluncuran sudah tiba, produk kamu pun siap dipasarkan kepada masyarakat luas.

    Baca Juga: Apa yang Dimaksud Dengan Proses Produksi dalam Sebuah Perusahaan?

    Jenis-Jenis Perencanaan Produksi

    Ada lima jenis perencanaan produksi yang harus kamu pahami. Berikut penjelasan lengkapnya.

    1. Metode Pekerjaan

    Metode ini dikenal sebagai project-based production dan ideal untuk memproduksi produk sesuai permintaan. Metode pekerjaan mengutamakan perencanaan dan produksi manufaktur setiap barang. Metode ini melibatkan diskusi agar bisa mengantisipasi hambatan yang mungkin terjadi dalam proses produksi.

    2. Metode Batch

    Metode ini mengacu pada proses produksi barang secara berkelompok. Tim manajemen bisa memantau proses produksi secara langsung sehingga bisa melakukan perbaikan secepat mungkin apabila terjadi kesalahan pada batch produksi sebelumnya.

    3. Metode Aliran

    Metode aliran (flow) menggunakan hubungan setiap tahapan manufaktur dan langkah pencegahan hambatan produksi. Dalam metode ini, kamu harus lebih intensif dalam melakukan standardisasi dan kontrol kualitas. Metode aliran ideal untuk produk yang diproduksi secara satuan dan tidak memerlukan desain khusus. Inventarisasi diperlukan agar tidak terjadi keterlambatan produksi dalam bentuk apa pun.

    4. Metode Proses

    Metode ini menonjolkan transisi dari tahap manufaktur sebelumnya ke tahapan berikutnya. Proses transisi harus berjalan semulus menggunakan metode otomatisasi secara signifikan. Metode proses biasanya diterapkan pada produksi bahan cair karena membutuhkan pemantauan ketat dalam produksinya. Pemantauan ini bertujuan agar setiap tahapan produksi telah memenuhi standar.

    5. Metode Produksi Massal

    Metode produksi massal hampir mirip seperti metode aliran, tetapi melibatkan lebih banyak alur dan otomatisasi agar bisa mempersingkat waktu produksi. Namun, metode ini tidak sama seperti metode batch karena produk tidak harus diproduksi secara berkelompok. Perencanaan produksi massal membutuhkan perkiraan permintaan produk serinci mungkin agar tidak terjadi kelebihan stok.

    Baca Juga: 4 Tugas Manajemen Produksi dalam Sebuah Perusahaan

    Langkah-Langkah Perencanaan Produksi yang Tepat

    Perencanaan produksi membutuhkan langkah yang sistematis agar pelaksanaannya berjalan lancar. Berikut empat tahap dalam merencanakan produksi.

    1. Routing

    Routing merupakan penentuan jalur produksi yang akan dilalui, mulai dari pengolahan bahan mentah hingga tahap akhir proses produksi. Routing mencakup penentuan sumber daya yang dibutuhkan pada setiap tahap proses produksi, termasuk mesin, peralatan, dan tenaga kerja.

    2. Scheduling

    Sesuai istilahnya, scheduling merupakan tahap pengaturan jadwal produksi. Kamu akan menentukan waktu produksi dimulai serta kuantitas produk yang harus dihasilkan dalam jangka waktu tertentu. Scheduling juga mencakup penentuan urutan produksi produk agar berjalan sistematis sampai menjadi produk yang siap diluncurkan.

    3. Dispatching

    Tahap ini merupakan tahap pembagian tugas produksi. Kamu harus membuat daftar tugas yang harus dilakukan oleh setiap karyawan dalam setiap tahap produksi. Dispatching mencakup pemantauan kinerja setiap karyawan dan mesin yang digunakan dalam proses produksi agar berjalan sebagaimana mestinya.

    4. Follow-up

    Terakhir, kamu akan melakukan pemantauan dan evaluasi produksi. Tahap ini berfokus pada proses produksi, evaluasi kinerja produksi, serta mengambil langkah yang harus diperlukan untuk mengatasi masalah yang muncul. Follow-up mencakup penyesuaian jadwal dan rencana produksi apabila terjadi perubahan dalam permintaan pasar atau kondisi selama produksi barang.

    Perencanaan produksi memiliki peran vital dalam kewirausahaan, bukan? Perlu diingat bahwa fungsi perencanaan produksi adalah untuk memastikan agar proses produksi tetap berjalan lancar dan menghasilkan jumlah produk sesuai permintaan pasar.

    Masih banyak hal yang harus kamu kuasai tentang operasi dan produksi jika ingin menerapkan sistem produksi yang efektif di perusahaan. Kini, kamu bisa mempelajarinya secara online melalui kursus Analisis Produksi dan Operasi - Lean Manufacturing dari GreatNusa. Kamu akan mendapatkan sertifikat setelah menyelesaikan kursus sehingga lebih mudah mencari pekerjaan di bidang produksi. Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut tentang kursus ini.

    Baca Selengkapnya
    Brand Awareness: Pengertian, Fungsi, dan Manfaatnya

    ARTICLE

    BUSINESS

    ENTREPRENEURS

    By greatnusa • 17 Februari 2023

    Brand Awareness: Pengertian, Fungsi, dan Manfaatnya

    Brand awareness adalah komponen pemasaran untuk pengenalan merek kepada konsumen saat melihat produk bisnismu. Pelajari selengkapnya pada artikel ini!

    Istilah brand awareness sudah tidak asing lagi untuk kamu yang sedang mempelajari digital marketing. Brand awareness adalah elemen yang tidak boleh dilupakan dalam memasarkan produk. Bisnismu akan mendapatkan manfaat jangka waktu panjang ketika membangun brand awareness.

    Nah, apa sebenarnya yang dimaksud brand awareness? Lihat penjelasan lengkapnya di bawah ini.

    Pengertian Brand Awareness

    Brand awareness adalah istilah pemasaran yang merujuk pada pengenalan merek oleh konsumen ketika melihat produk atau pelayanannya. Kesadaran konsumen terhadap suatu merek dapat menimbulkan persepsi positif atau negatif ketika melihat produknya. Brand awareness tidak hanya mencakup logo atau nama merek yang terpasang pada produk tersebut, tetapi bisa pula aspek lainnya dalam bisnis, salah satunya pelayanan.

    Bagaimana cara kerja brand awareness? Kamu harus mengingat kalau konsumen cenderung memilih produk dari merek yang sudah dikenal daripada merek yang kurang dikenal. Contohnya terlihat jelas pada restoran cepat saji. Beberapa merek restoran cepat saji meningkatkan kesadaran merek melalui strategi periklanan mereka. Tidak heran jika mereka memiliki angka penjualan lebih tinggi dan mampu bertahan selama beberapa tahun.

    Baca Juga: 3 Dimensi Brand Image yang Harus Dipahami

    Tujuan dan Manfaat Brand Awareness

    Brand awareness bertujuan untuk memperluas pangsa pasar perusahaan melalui peningkatan kesadaran masyarakat terhadap suatu merek.

    Sekilas dijelaskan bahwa brand awareness memiliki manfaat yang cukup signifikan dalam dunia pemasaran. Manfaat apa yang diperoleh perusahaan ketika berhasil membangun brand awareness?

    1. Membangun Jaringan Penyebaran Informasi

    Brand awareness dapat membantu bisnismu dalam membangun jaringan informasi. Jaringan ini sangat bermanfaat agar informasi mengenai merek lebih mudah diterima oleh banyak orang. Contohnya, kafe yang baru berdiri memiliki brand awareness yang kuat sehingga banyak orang membicarakannya media sosial. Informasi mengenai pembaruan produk pun lebih mudah diterima oleh audiens.

    2. Membangun Ekuitas Merek

    Ekuitas merek menggambarkan nilai dari sebuah merek yang ditentukan oleh pengalaman konsumen dan persepsi keseluruhan merek. Konsumen yang memiliki pengalaman dan persepsi positif akan meningkatkan ekuitas merek. Ekuitas merek positif pun berdampak pada beberapa faktor, seperti harga produk lebih tinggi karena tingginya nilai yang dirasakan, harga saham lebih tinggi, dan dampak sosial yang lebih besar karena nilai nama merek

    3. Menciptakan Persepsi Positif di Mata Publik

    Brand awareness yang tinggi dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap suatu merek. Kepercayaan tersebut menimbulkan persepsi positif sehingga konsumen akan merasa terikat dengan suatu merek. Mereka pun cenderung melakukan pembelian berulang bahkan tanpa harus mempertimbangkan merek tersebut.

    4. Meningkatkan Asosiasi terhadap Merek

    Beberapa barang yang kamu gunakan sering diasosiasikan dengan merek yang sudah terkenal. Contoh sederhananya, banyak orang menyebut mesin pencarian sebagai Google. Fenomena tersebut terjadi apabila sebuah merek lebih gencar dalam meningkatkan brand awareness melalui kegiatan pemasaran produknya. Konsumen pun secara tidak langsung sudah turut memasarkan suatu merek melalui aktivitas asosiasi ini.

    5. Membangun Loyalitas Pelanggan

    Konsumen yang telah memercayai suatu merek cenderung lebih loyal. Mereka akan terus menggunakan produk atau jasa dari merek yang sama tanpa membandingkannya bersama merek lain. Langkah ini tentunya bermanfaat untuk mengurangi biaya pemasaran dalam mencari pelanggan baru.

    6. Meningkatkan Angka Penjualan

    Manfaat ini merupakan efek domino dari poin sebelumnya. Perusahaan mendapatkan penjualan dari pelanggan baru sekaligus pelanggan lama yang melakukan pembelian berulang (retention).

    7. Membuat Perusahaan Lebih Unggul dari Kompetitor

    Brand awareness juga meningkatkan keunggulan perusahaan ketika menghadapi kompetitor. Konsumen langsung memilih merek yang memiliki brand awareness kuat sehingga merek tersebut mendapatkan lebih banyak penjualan. Perusahaan pun tidak perlu terlalu fokus memikirkan strategi menghadapi kompetitor jika brand awareness-nya sudah kuat.

    Baca Juga: 7 Manfaat Personal Branding yang Wajib Diketahui

    Tips Membangun Brand Awareness Melalui Digital Marketing

    Dunia pemasaran digital yang berkembang cepat tentu meningkatkan kesuksesan strategi brand awareness. Kamu bisa memanfaatkan saluran pemasaran digital jika ingin lebih efektif dalam membangun brand awareness. Berikut beberapa langkah yang bisa kamu coba.

    1. Jadilah Lebih Personal

    Brand awareness yang kuat tentu akan memberikan pengaruh besar pada target pasar kamu. Kamu perlu bertindak personal dan mulai mendefinisikan dirimu lebih dari perusahaan yang menjual barang. Tentukan jargon atau kata yang akan digunakan ketika ingin mempromosikan bisnismu. Selain itu, kamu juga perlu membangun buyer persona agar tips ini berhasil.

    2. Manfaatkan Media Sosial

    Memanfaatkan media sosial tidak terbatas pada penggunaan fiturnya saja. Kamu perlu melihat tren yang sedang berlangsung dan memanfaatkannya agar bisa meningkatkan brand awareness. Merekmu akan lebih mudah dan cepat dikenal luas melalui tips ini.

    3. Promosikan Produk secara Naratif

    Storytelling merupakan teknik pemasaran yang efektif karena bisa memberikan sesuatu yang nyata pada audiens. Kamu perlu membuat narasi seputar merek atau produk dan menerapkannya ketika melakukan pemasaran. Ada banyak ide narasi yang bisa dicoba, mulai dari kisah pendiri bisnis, bagaimana bisnis memiliki ide produk pertamanya, atau kisah sukses bisnis kamu.

    4. Berkomunikasi dengan Pelanggan

    Terhubung bersama pelanggan melalui transaksi saja tidak cukup untuk meningkatkan brand awareness. Kamu harus bersosialisasi bersama mereka di media sosial pula. Kamu bisa berinteraksi melalui pertanyaan, komentar, atau membagikan konten yang disukai. Perlakukan akun bisnismu seolah-olah kamu berusaha berteman dengan pelangganmu.

    5. Kombinasikan Inbound dan Outbound Marketing

    Inbound marketing merupakan teknik pemasaran secara non-intrusif, contohnya media sosial, mengadakan acara, atau teknik Search Engine Optimization (SEO). Outbound marketing merupakan teknik pemasaran yang langsung menawarkan produk kepada pelanggan melalui e-mail marketing atau telepon. Kombinasikan dua teknik ini untuk meningkatkan brand awareness bisnismu.

    Baca Juga: Contoh Analisis Pesaing Pasar dalam Bisnis Makanan

    Kamu harus memahami bahwa membangun brand awareness adalah proses yang harus dilakukan secara berkelanjutan. Zaman yang kian cepat dan kompetitor yang makin menjamur dapat berpengaruh pada strategi brand awareness.

    Jadi, apakah kamu ingin mendalami tentang kesadaran merek agar bisa menerapkannya secara efektif dalam bisnismu? Ikutilah kursus Improving Your Business Through Brand Awareness dari GreatNusa sekarang juga. Kursusnya berlangsung secara online jadi kamu bisa mengaksesnya kapan pun. Tingkatkan pengetahuanmu di bidang digital marketing bersama GreatNusa!

    Baca Selengkapnya
    Business Development: Pengertian, Tujuan, dan Fungsinya

    ARTICLE

    BUSINESS

    ENTREPRENEURS

    By greatnusa • 21 Februari 2023

    Business Development: Pengertian, Tujuan, dan Fungsinya

    Business Development adalah salah satu aspek penting dalam dunia bisnis yang berfokus pada proses pengembangan bisnis. Simak penjelasan lengkapnya di sini!

    Business Development adalah salah satu aspek penting dalam dunia bisnis yang berfokus pada proses pengembangan bisnis dengan cara meningkatkan pendapatan, efisiensi, dan daya saing perusahaan. Melalui proses ini, perusahaan dapat meningkatkan jumlah pelanggan, mengejar pasar baru, dan meningkatkan efisiensi dalam operasionalnya.

    Melalui artikel ini, kamu akan mempelajari mengenai Business Development secara lebih mendalam, mulai dari pengertiannya, tujuan, hingga fungsinya. Selain itu, kamu juga akan dapat mengetahui kemampuan apa saja yang harus dimiliki oleh Business Development. Mari simak penjelasannya di bawah ini!

    Apa Itu Business Development?

    Dalam istilah yang paling sederhana, Business Development dapat diartikan sebagai ide, inisiatif, dan aktivitas yang membantu membuat bisnis menjadi lebih baik. Ini termasuk peningkatan pendapatan, pertumbuhan ekspansi bisnis, dan profitabilitas dengan membangun kemitraan strategis dan membuat keputusan bisnis strategis.

    Kegiatan Business Development dapat meluas ke berbagai departemen, termasuk penjualan, pemasaran, manajemen proyek, manajemen produk, dan manajemen vendor. Jaringan, negosiasi, kemitraan, dan upaya penghematan biaya juga terlibat. Berbagai departemen dan aktivitas ini didorong oleh dan diselaraskan dengan tujuan pengembangan bisnis.

    Sebagai contoh, sebuah bisnis memiliki produk atau layanan yang sukses di satu wilayah, seperti Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi). Tim Business Development kemudian menilai potensi ekspansi lebih lanjut. Setelah semua uji tuntas, penelitian, dan studi, ditemukan bahwa produk atau layanan yang ditawarkan dapat diperluas ke wilayah baru, seperti Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Malang.

    Baca Juga: Sales Force: Pengertian, Tujuan, serta Tugasnya

    Apa Saja Tujuan Business Development?

    Tujuan Business Development sangat penting dalam menentukan arah perkembangan bisnis dan mencapai kesuksesan dalam jangka panjang. Beberapa tujuan utama Business Development antara lain:

    1. Meningkatkan Pendapatan

    Salah satu tujuan utama dari Business Development adalah meningkatkan pendapatan perusahaan. Ini dapat dilakukan dengan mengejar pasar baru atau meningkatkan jumlah pelanggan yang ada. Selain itu, perusahaan juga dapat meningkatkan pendapatan dengan meningkatkan kualitas produk atau layanan, mengejar pasar global, atau meningkatkan jaringan kerja.

    2. Menambah Jumlah Pelanggan

    Tujuan lain dari Business Development adalah menambah jumlah pelanggan. Ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas produk atau layanan, mengejar pasar baru, atau meningkatkan jaringan kerja. Selain itu, perusahaan dapat menambah jumlah pelanggan dengan menjual produk atau layanan ke segmen pasar yang belum terjangkau sebelumnya, atau meningkatkan jaringan kerja dengan bekerja sama dengan perusahaan lain.

    3. Meningkatkan Efisiensi

    Meningkatkan efisiensi dalam operasional perusahaan juga merupakan tujuan dari Business Development. Salah satu cara untuk mencapai tujuan ini adalah dengan mengejar pasar baru yang dapat memberikan peluang untuk meningkatkan efisiensi produksi atau distribusi. Selain itu, perusahaan juga dapat meningkatkan efisiensi dengan meningkatkan jumlah pelanggan yang ada, sehingga dapat mengurangi biaya promosi atau distribusi per produk atau jasa.

    4. Meningkatkan Daya Saing

    Salah satu tujuan penting dari Business Development adalah meningkatkan daya saing perusahaan. Dengan meningkatkan daya saing, perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain dalam industri yang sama dan meningkatkan peluang untuk mencapai kesuksesan dalam jangka panjang.

    Baca Juga: Apa Peran Inovasi dalam Kewirausahaan? Apakah Menguntungkan?

    Apa Saja Fungsi Business Development?

    Fungsi Business Development adalah untuk mengembangkan bisnis perusahaan, baik secara ekspansi pasar maupun diversifikasi produk. Beberapa fungsi utama yang harus dilakukan oleh Business Development adalah:

    1. Penelitian Pasar

    Salah satu fungsi utama dari Business Development adalah melakukan penelitian pasar. Dalam fungsi ini, perusahaan dapat mengumpulkan data tentang pasar yang dituju, seperti informasi tentang konsumen, pesaing, dan tren pasar. Dengan data yang diperoleh, perusahaan dapat mengevaluasi peluang pasar dan mengembangkan strategi yang tepat untuk mengejar pasar tersebut.

    2. Pencarian Pasar Baru

    Fungsi penting lainnya dari Business Development adalah mencari pasar baru untuk dijadikan target pasar perusahaan. Business Development harus mampu menganalisis data pasar dan mengevaluasi peluang bisnis yang ada untuk dijadikan target pasar. Kemampuan negosiasi yang baik juga diperlukan dalam menyelesaikan permasalahan yang mungkin terjadi dalam proses bisnis.

    3. Pengembangan Produk

    Fungsi lain dari Business Development adalah pengembangan produk. Dalam fungsi ini, tim Business Development akan menciptakan produk baru atau meningkatkan produk yang sudah ada. Produk baru tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan pelanggan serta keunikannya tersendiri yang membuatnya lebih menonjol daripada produk milik kompetitor.

    4. Pengembangan Jaringan

    Pengembangan jaringan merupakan salah satu fungsi penting dari Business Development. Dalam fungsi ini, tim Business Development harus dapat membangun jaringan kerja baru untuk memperluas jangkauan perusahaan. Jaringan kerja dapat dibangun dengan berbagai cara, seperti mengikuti konferensi, seminar, dan acara-acara lainnya yang serupa.

    Baca Juga: 6 Prospek Kerja Bisnis Digital dan Kualifikasinya

    Apa Saja Kemampuan Wajib yang Harus Dimiliki Business Development?

    Ada beberapa kemampuan khusus yang dibutuhkan oleh seorang Business Development agar dapat sukses ketika bekerja, antara lain:

    1. Keahlian Komunikasi

    Salah satu skill yang harus dimiliki oleh seorang Business Development adalah keahlian komunikasi. Dalam mengejar pasar baru, seorang Business Development harus mampu menjelaskan dengan baik produk atau jasa yang ditawarkan dan meyakinkan calon konsumen untuk membeli produk atau menggunakan jasa yang ditawarkan. Kemampuan komunikasi yang baik juga diperlukan dalam menjalin hubungan dengan rekan kerja, mitra usaha, atau pihak lain yang berhubungan dengan perusahaan.

    2. Keahlian Negosiasi

    Skill lain yang harus dimiliki oleh seorang Business Development adalah keahlian negosiasi. Dalam mengejar pasar baru, seorang Business Development harus mampu membuat kesepakatan yang menguntungkan bagi perusahaan dengan pihak lain, seperti klien atau mitra usaha. Kemampuan negosiasi yang baik juga diperlukan dalam menyelesaikan permasalahan yang mungkin terjadi dalam proses bisnis.

    3. Analisis

    Analisis merupakan salah satu kemampuan yang wajib dimiliki oleh seorang Business Development. Kemampuan analisis ini diperlukan dalam menganalisis data pasar dan mengevaluasi peluang bisnis yang ada. Dengan kemampuan analisis yang baik, seorang Business Development dapat mengambil keputusan yang tepat dan mengambil tindakan yang efektif dalam mengembangkan bisnis perusahaan.

    4. Beradaptasi

    Beradaptasi adalah kemampuan lain yang wajib dimiliki oleh seorang Business Development. Dalam dunia bisnis yang selalu berubah, kemampuan beradaptasi menjadi sangat penting bagi Business Development untuk dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi. Dengan kemampuan beradaptasi yang baik, Business Development dapat mengejar peluang bisnis yang ada dan mengatasi masalah yang mungkin terjadi.

    Business Development adalah salah satu bidang yang perlu dipelajari secara khusus, dan tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Jika kamu tertarik untuk mempelajarinya secara lebih lanjut, langsung saja ikuti kursus-kursus di GreatNusa, seperti Business Development in e-Business Era. Melalui kursus tersebut, kamu dapat mempelajari bagaimana cara berbisnis di era digital, seperti di e-commerce atau marketplace. Klik di sini untuk mendapatkan informasi lebih lanjut!

    Baca Selengkapnya
    Customer Segment: Pengertian, Fungsi, Serta Jenis-Jenisnya

    ARTICLE

    BUSINESS

    ENTREPRENEURS

    By greatnusa • 23 Februari 2023

    Customer Segment: Pengertian, Fungsi, Serta Jenis-Jenisnya

    Customer segment adalah bagian dari pasar yang terdiri dari konsumen yang memiliki kebutuhan, perilaku, atau karakteristik yang sama. Simak selengkapnya!

    Customer segment adalah bagian dari pasar yang terdiri dari konsumen yang memiliki kebutuhan, perilaku, atau karakteristik yang sama. Dalam dunia bisnis, memahami customer segment sangat penting untuk menentukan strategi pemasaran yang tepat dan untuk meningkatkan efisiensi dalam menyampaikan pesan kepada target pasar yang sesuai.

    Melalui artikel ini, kamu akan mempelajari lebih dalam mengenai apa itu customer segment, mulai dari pengertian, fungsi, serta tujuannya. Mari simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

    Apa Itu Customer Segment?

    Customer segment adalah proses pengorganisasian pelanggan ke dalam kelompok tertentu berdasarkan kesamaan karakteristik, perilaku, atau preferensi, dengan tujuan memberikan pengalaman yang lebih relevan. Dalam perbincangan mengenai customer segment, kamu pasti sering mendengar istilah audiens target, segmen, atau kelompok (cohort), yang memiliki perbedaan masing-masing.

    Audiens target mengacu pada kelompok konsumen tertentu yang paling mungkin tertarik dengan produk atau layanan yang ditawarkan, seperti. menjual langsung ke konsumen atau B2B. Audiens target itu kemudian dapat dikategorikan ke dalam segmen berdasarkan sifat yang serupa. Sebagai contoh, jika audiens target kamu adalah pengembang, mungkin masuk akal untuk lebih jauh mengelompokkan mereka berdasarkan industri, seperti FinTech atau perawatan kesehatan, dll.

    Kelompok (cohort) dapat dianggap sebagai segmen yang lebih tepat di mana pengguna dihubungkan langsung oleh peristiwa atau karakteristik yang sama dan seringkali terkait dengan waktu tertentu. Sebagai contoh, kamu dapat membuat segmen berdasarkan pelanggan yang mendaftar buletin, lalu kelompok berdasarkan pengguna yang mendaftar dalam seminggu terakhir.

    Baca Juga: Kenali Apa Itu Strategi Pemasaran Global dan Contohnya

    Apa Saja Fungsi dan Tujuan Customer Segment?

    Customer segment memungkinkan pemasar untuk menyesuaikan upaya pemasaran mereka dengan lebih baik ke berbagai kelompok pelanggan. Secara khusus, segmentasi dapat membantu perusahaan:

    • Membuat dan mengkomunikasikan pesan pemasaran bertarget yang akan beresonansi dengan kelompok pelanggan tertentu, tetapi tidak dengan orang lain (yang mana akan menerima pesan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan minat mereka).
    • Memilih saluran komunikasi terbaik untuk segmen tersebut, yang mungkin melalui email, postingan media sosial, iklan radio, atau pendekatan lain, bergantung pada segmennya.
    • Mengidentifikasi cara untuk meningkatkan produk, peluang produk, atau layanan baru.
    • Membangun hubungan pelanggan yang lebih baik.
    • Menguji opsi penetapan harga.
    • Fokus pada pelanggan yang paling menguntungkan.
    • Meningkatkan layanan pelanggan.
    • Upsell dan cross-selling produk dan layanan lainnya.

    Di era sekarang, melakukan segmentasi pelanggan akan sangat berguna karena banyak aktivitas yang sudah dilakukan dengan serba digital. Seperti yang kita tahu, jumlah audiens yang ada di dunia digital bisa tidak terbatas; kamu bisa menargetkan seluruh orang yang ada di muka bumi melalui digital marketing. Oleh karena itu, akan sangat efektif dan efisien jika sebelumnya kamu mensegmentasi pelanggan terlebih dahulu sebelum melakukan pemasaran.

    Baca Juga: Business Development: Pengertian, Tujuan, dan Fungsinya

    Apa Saja Jenis-Jenis Customer Segment?

    Ada banyak sekali jenis-jenis customer segment yang dapat digunakan, tetapi setidaknya ada empat yang paling banyak digunakan, yaitu:

    1. Demografis

    Demografis adalah salah satu bentuk segmentasi pelanggan yang paling umum. Segmentasi demografis mengacu pada pemisahan pelanggan berdasarkan perbedaan berbasis orang yang dapat diamati. Kualitas-kualitas ini meliputi:

    • Usia,
    • Jenis Kelamin,
    • Status Pernikahan,
    • Ukuran Keluarga,
    • Pekerjaan,
    • Tingkat Pendidikan,
    • Penghasilan,
    • Ras,
    • Kebangsaan, dan
    • Agama.

    Segmentasi pelanggan menurut demografisnya adalah bentuk paling dasar dari segmentasi. Menggabungkan segmentasi demografis dengan jenis lainnya dapat membantu mempersempit segmen pelanggan lebih jauh lagi. Salah satu keuntungan dari segmentasi semacam ini adalah informasinya relatif mudah diakses dan berbiaya rendah.

    Beberapa produk mungkin ditargetkan secara eksplisit ke demografis tertentu. Sebagai contoh, perusahaan perawatan diri mungkin membuat dua produk deodoran yang berbeda, satu deodoran yang berlabel untuk pria dan satu berlabel deodoran untuk wanita.

    Selain itu, perusahaan otomotif juga sering mengelompokkan pelanggan mereka berdasarkan pendapatan serta memasarkan merek dan model mobil yang berbeda ke setiap segmennya. Sebuah perusahaan otomotif mungkin memiliki merek yang mewah, ekonomis, dan kelas menengah.

    2. Perilaku

    Kamu juga dapat melakukan segmentasi pelanggan berdasarkan perilaku mereka, terutama mengenai produk atau layanan yang kamu tawarkan. Membagi pelanggan berdasarkan perilaku yang mereka tampilkan memungkinkanmu membuat pesan yang sesuai dengan perilaku tersebut. Banyak tindakan yang mungkin terlihat berkaitan dengan cara seseorang berinteraksi dengan produk, situs web, aplikasi, atau merek.

    Beberapa jenis perilaku yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan antara lain:

    • Kebiasaan belanja daring: kamu dapat mempertimbangkan kebiasaan belanja daring pengguna di semua situs, karena hal ini dapat berkorelasi dengan kemungkinan mereka akan melakukan pembelian daring di situs web kamu.
    • Tindakan yang diambil di situs web: kamu dapat melacak tindakan pengguna di situs web untuk lebih memahami bagaimana mereka berinteraksi dengan situs tersebut. Kamu dapat melihat berapa lama seseorang bertahan di situs tersebut, apakah mereka membaca artikel sampai akhir, jenis konten yang mereka klik, dan masih banyak lagi.
    • Manfaat yang dicari: Ini merujuk pada kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh pelanggan dengan membeli suatu produk.
    • Tingkat penggunaan: kamu dapat mengelompokkan pengguna berdasarkan tingkat penggunaan. Pesan pemasaran yang kamu kirimkan akan berbeda tergantung pada apakah seseorang adalah pengguna berat, pengguna sedang, pengguna ringan, atau bukan pengguna produk kamu.
    • Loyalitas: Setelah menggunakan suatu produk dalam kurun waktu tertentu, pelanggan sering mengembangkan suatu loyalitas terhadap merek tersebut. Kamu dapat mengkategorikan pelanggan berdasarkan seberapa loyal mereka terhadap merek kamu dan kemudian menyesuaikan pesan pemasaran yang disampaikan.

    Data perilaku bermanfaat karena berkaitan langsung dengan cara seseorang berinteraksi dengan merek atau produk kamu. Oleh karena itu, ini dapat membantu kamu memasarkan lebih efektif kepada mereka.

    3. Geografis

    Segmentasi geografis akan membagi pelanggan berdasarkan lokasinya. Segmentasi ini adalah strategi segmentasi yang cukup, tetapi sangat berguna. Lokasi pelanggan dapat membantumu lebih memahami kebutuhan mereka dan memungkinkan untuk mengirimkan iklan khusus berdasarkan lokasi tersebut.

    Ada berbagai macam hal yang dapat diperhatikan dalam segmentasi geografis, tetapi yang paling mendasar adalah mengidentifikasi pengguna berdasarkan lokasi mereka, seperti:

    • Negara,
    • Provinsi,
    • kabupaten, dan
    • Kode Pos.

    Kamu juga dapat mengidentifikasi konsumen berdasarkan karakteristik daerah tempat mereka tinggal, seperti

    • Iklim,
    • Kepadatan penduduk, dan
    • Daerah tempat tinggal (perkotaan, pinggiran kota, atau pedesaan). 

    Membagi pasar menurut lokasi sangat penting jika kamu perlu menargetkan iklan kepada orang-orang di area tertentu, seperti jika mengiklankan bisnis lokal berskala kecil. Ini juga berguna jika kamu menargetkan area yang luas karena memungkinkan untuk menyesuaikan pesan sesuai dengan perbedaan regional dalam bahasa, minat, norma, dan atribut lainnya serta perbedaan kebutuhan orang-orang di berbagai wilayah.

    Kamu mungkin perlu mengubah bahasa yang digunakan bergantung pada wilayah yang ditargetkan. Individu yang tinggal di negara yang berbeda kemungkinan akan memiliki minat yang berbeda pula. Sebagai contoh, sepakbola dan bulu tangkis sangat populer di Indonesia, sedangkan bisbol dan basket lebih populer di Amerika Serikat. Jika kamu memasarkan peralatan olahraga atau menerbitkan artikel olahraga, sebaiknya pertimbangkan preferensi yang berbeda ini.

    Perusahaan juga dapat memperhatikan kebutuhan yang berbeda di berbagai daerah. Sebagai contoh, perusahaan pakaian akan menampilkan iklan yang menampilkan pakaian hangat kepada orang yang tinggal di iklim dingin dan menampilkan yang sebaliknya untuk orang yang tinggal di iklim hangat.

    4. Psikografis

    Segmentasi psikografis mirip dengan segmentasi demografis, tetapi lebih berkaitan dengan karakteristik mental dan emosional. Atribut ini mungkin tidak mudah diamati seperti demografi, tetapi dapat memberi wawasan berharga tentang motif, preferensi, dan kebutuhan pelanggan secara lebih dalam.

    Memahami aspek psikologis dari pelanggan dapat membantu membuat konten yang menarik bagi mereka secara lebih efektif. Beberapa contoh karakteristik psikografis meliputi:

    • Kepribadian,
    • Minat,
    • Kepercayaan,
    • Nilai,
    • Sikap, dan
    • Gaya Hidup.

    Baca Juga: Analisa SWOT: Pengertian, Tujuan, dan Manfaatnya dalam Digital Marketing

    Jika kamu menemukan bahwa anggota segmen demografis merespons konten secara berbeda, kamu mungkin perlu menambahkan beberapa informasi psikografis. Sementara demografis memberikan fakta dasar tentang pelanggan, psikografis memberikan wawasan yang lebih personal, seperti mengapa orang memutuskan untuk membeli atau tidak membeli produk serta mengklik atau mengabaikan iklan.

    Apabila kamu ingin mempelajari mengenai customer segment dengan lebih mendalam, langsung saja ikuti kursus Digital Marketing 101: An Essential Guide to Market, Segment and Persona dari GreatNusa. Selain itu, kami juga menyediakan berbagai macam kursus lainnya yang akan diajarkan langsung oleh profesional dan ahli di bidangnya. Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, klik di sini!

    Baca Selengkapnya
    8 Tips Meningkatkan Penjualan Online dengan Pasti

    ARTICLE

    BUSINESS

    ENTREPRENEURS

    By greatnusa • 1 Maret 2023

    8 Tips Meningkatkan Penjualan Online dengan Pasti

    Sebagai seorang pebisnis online, kamu harus mengetahui tips meningkatkan omset penjualan online agar bisa lebih sukses lagi. Pelajari di sini bersama GreatNusa!

    Sebagai seorang pebisnis online, kamu harus mengetahui tips meningkatkan omset penjualan online agar bisa lebih sukses lagi. Di era yang sudah serba digital ini, bisnis online memang merupakan salah satu cara terbaik untuk memasarkan dan menjual produk. Namun, persaingan yang ketat membuatnya sulit untuk mendapatkan keuntungan. Oleh karena itu, kamu harus mengetahui tips yang dapat digunakan agar bisa meningkatkan omset penjualan online.

    Melalui artikel ini, kamu akan mempelajari lebih dalam mengenai apa saja tips meningkatkan omset penjualan online agar bisa berbisnis lebih sukses. Namun sebelum itu, kamu perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan omset dan bagaimana cara menghitungnya. Mari simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

    Apa Itu Omset Penjualan?

    Omset penjualan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jumlah total pendapatan yang dihasilkan dari penjualan produk atau layanan dalam suatu periode waktu tertentu. Dalam bisnis, omset penjualan digunakan sebagai ukuran kinerja keuangan suatu perusahaan dan merupakan salah satu indikator penting dalam mengukur keberhasilan bisnis.

    Omset penjualan dapat membantu bisnis dalam membuat keputusan strategis terkait pengelolaan keuangan dan operasional perusahaan. Dalam mengelola bisnis, penting bagi pengusaha untuk memantau omset penjualan secara teratur dan melakukan analisis terhadap perubahan omset penjualan dari waktu ke waktu. Pengusaha dapat memperkirakan arus kas, mengembangkan strategi pemasaran, serta memantau kinerja keuangan perusahaan dengan memahami omset penjualan.

    Bagaimana Cara Menghitung Omset Penjualan Online?

    Omset penjualan dapat dihitung dengan cara mengalikan jumlah produk yang terjual dengan harga produk tersebut.

    Omset Penjualan = Jumlah Produk yang Terjual x Harga Produk

    Sebagai contoh, jika sebuah bisnis menjual 100 produk dengan harga Rp100.000 per produk dalam satu bulan, maka omset penjualan bisnis tersebut untuk bulan itu adalah:

    • Jumlah Produk yang Terjual: 100
    • Harga Produk: 100.000
    • Omset Penjualan = Jumlah Produk yang Terjual x Harga Produk
    • Omset Penjualan = 100 x 100.000 = Rp10.000.000

    Dalam menghitung omset penjualan, terdapat dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah produk yang terjual dan harga jual produk tersebut. Oleh karena itu, ada dua cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan omset penjualan, yaitu dengan meningkatkan jumlah produk yang terjual atau dengan meningkatkan harga jual produk tersebut.

    Baca juga: Apa Itu Komunikasi Bisnis, Unsur, Jenis dan Manfaatnya

    Apa Saja Tips Meningkatkan Penjualan Online dengan Pasti?

    Dalam setiap bisnis, termasuk bisnis online, kerugian merupakan hal yang sulit dihindari, terutama pada pebisnis pemula. Berikut ini adalah beberapa tips meningkatkan penjualan online agar dapat menghindari kerugian.

    1. Meningkatkan Kualitas Gambar

    Pastikan gambar produk yang ditampilkan di marketplace, situs e-commerce, atau toko online tempat di mana produk dijual memiliki kualitas yang baik dan jelas. Gambar yang buram atau kurang jelas dapat membuat calon pembeli ragu-ragu untuk membeli produk tersebut. Selain itu, memberikan gambar yang baik dan jelas juga dapat meningkatkan kredibilitas toko online tersebut.

    2. Menawarkan Pengiriman Gratis

    Menawarkan pengiriman gratis dapat menjadi salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan penjualan online. Banyak pembeli online yang tertarik pada penawaran pengiriman gratis dan akan memilih toko online yang menawarkan opsi ini. Biaya pengiriman memang menjadi salah satu pertimbangan besar dari setiap calon pembeli ketika hendak melakukan checkout.

    Baca juga: Apa Itu UI dan UX dan Komponen Serta Perannya Dalam Bisnis

    3. Membuat Deskripsi Produk yang Jelas dan Rinci

    Pastikan deskripsi produk yang ditampilkan di marketplace, situs e-commerce, atau toko online di mana produk dijual sudah jelas dan rinci. Kamu perlu memberikan penjelasan dengan baik mengenai fitur-fitur produk dan manfaat yang bisa diperoleh oleh pembeli, serta bagaimana cara penggunaan produk tersebut dan bagaimana cara merawatnya.

    4. Memberikan Penawaran dan Diskon yang Menarik

    Memberikan penawaran dan diskon yang menarik dapat membantu meningkatkan penjualan online. Tawarkan diskon untuk pembelian tertentu atau menawarkan promo khusus pada hari tertentu. Persaingan yang ketat di dunia bisnis online membuat calon pembeli memiliki banyak sekali pilihan toko online. Jadi, hanya toko yang dapat memberikan penawaran dan diskon menarik lah yang dapat menarik banyak pembeli.

    5. Membuka Toko Online yang Mudah Diakses

    Pastikan marketplace, situs e-commerce, atau toko online di mana produk yang dijual dapat mudah diakses, digunakan, dan dinavigasi dengan mudah. Hal ini dapat membantu calon pembeli menemukan produk yang mereka cari dengan cepat dan efisien. Selain itu, kredibilitas dari toko kamu juga akan makin meningkatkan dan calon pembeli makin percaya untuk melakukan checkout.

    Baca juga: Komunikasi Bisnis: Pengertian, Proses, Tujuan, Contoh, Serta Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Bisnis

    6. Promosi di Media Sosial

    Mempromosikan toko online di media sosial dapat membantu meningkatkan visibilitas dan omset penjualan secara keseluruhan. Coba buat dan unggah beberapa postingan secara berkala tentang produk atau penawaran khusus yang sedang berlangsung. Jangan lupa juga untuk menggunakan tautan yang dapat langsung mengarahkan calon pembeli ke marketplace, situs e-commerce, atau toko online kamu.

    7. Memberikan Pelayanan Pelanggan yang Baik

    Pelayanan pelanggan yang baik sangat penting dalam setiap bisnis, terutama di bisnis online di mana pelanggan dapat mengakses pelayanan dengan lebih mudah. Pastikan untuk merespons pertanyaan atau keluhan pelanggan dengan cepat dan berikan solusi yang memuaskan bagi mereka. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan dan loyalitas pelanggan serta kredibilitas dari toko online kamu.

    8. Lakukan Optimasi SEO

    Dengan melakukan optimasi SEO, marketplace, situs e-commerce, atau toko online kamu dapat muncul di peringkat atas mesin pencari seperti Google. Hal ini dapat membantu meningkatkan jumlah calon pembeli yang mengunjungi toko kamu dan pada akhirnya meningkatkan omset penjualan. Lakukan riset terlebih dahulu untuk menemukan kata kunci yang relevan dengan produk yang dijual dan gunakan kata kunci tersebut pada konten toko, seperti judul, deskripsi, dan meta tag.

    Tertarik mempelajari lebih lanjut mengenai tips meningkatkan omset penjualan online? Yuk langsung saja ikuti kursus-kursus di GreatNusa sekarang juga. GreatNusa adalah platform pembelajaran online yang menawarkan berbagai kursus berkualitas tinggi dalam berbagai bidang, termasuk cara berjualan online.

    Kunjungi GreatNusa sekarang juga untuk melihat berbagai kursus dan pelatihan yang tersedia. Kamu bisa memilih kursus yang sesuai dengan kebutuhan dan minat kamu, terutama untuk mengembangkan kemampuan dalam berbisnis. Jangan ragu untuk bergabung dengan GreatNusa dan mulai belajar hari ini!

    Baca Selengkapnya
    • 1
    • 2
    • 3
    • More pages
    • 5