Menampilkan 397-402 dari 438 Artikel
By greatnusa • 15 Februari 2022
Pahami contoh strategi korporasi, seperti growth strategy, stability strategy, dan retrechment strategy, serta fungsinya masing-masing di artikel ini.
Penggunaan strategi pada berbagai aspek sangat penting untuk ditentukan, seperti contoh strategi korporasi. Dalam korporasi atau perusahaan, penggunaan strategi yang berfungsi dengan baik dan tepat, dapat menyelamatkan seluruh perusahaan. Oleh karena itu dalam menentukan strategi mana yang ingin digunakan, perlu pemikiran dan perencanaan yang matang dari setiap pengambil keputusan di dalam perusahaan tersebut.
Untuk menjelaskan secara singkat, strategi adalah suatu arah dan ruang lingkup yang sewaktu-waktu akan berubah tergantung kepada sumber daya dan kemampuan yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk memenuhi harapan pemangku kepentingan. Adanya definisi ini, kita jadi mengetahui bahwa dasar dari penentuan strategi yang ada di tingkat korporasi adalah terpenuhinya harapan pemangku kepentingan.
Harapan yang dimaksudkan adalah goal atau tujuan yang telah ditetapkan sebelum bisnis berjalan. Harapan ini biasanya tercantum pada visi dan misi yang menjadi pijakan dan penentu ke mana perusahaan tersebut berjalan. Sebelum menentukan strategi pada aspek lainnya seperti pemasaran, sales, produksi dan lain-lain, strategi korporasi adalah strategi yang paling awal ditetapkan.
Oleh karena itu menentukannya dengan baik adalah langkah pertama yang krusial. Kini setidaknya kamu sudah tahu mengenai strategi, khususnya strategi di tingkat korporasi atau perusahaan. Kalau begitu langsung saja kita melihat strategi apa saja yang ada di tingkat korporasi.
Terdapat tiga strategi utama dalam strategi tingkat korporasi atau perusahaan. Strategi tersebut adalah Growth Strategy, Stability Strategy, dan Retrenchment Strategy. Dari setiap strategi utama yang ada, kita juga akan melihat strategi lainnya yang berhubungan atau tercakup di dalam setiap strategi utama tersebut.
Growth Strategy atau strategi pertumbuhan berfokus kepada pertumbuhan dari perusahaan dalam mencapai goal yang telah ditentukan. Pertumbuhan ini dilihat dari peningkatan-peningkatan yang berhasil dicapai oleh setiap departemen yang ada. Misalnya dalam satu tahun, perusahaan A memiliki tujuan bahwa akan ada peningkatan dalam pendapatan sebesar 70% dari tahun sebelumnya. Maka di akhir tahun tersebut, perusahaan akan melihat pertumbuhan perusahaan dari pendapatan yang mereka dapatkan.
Apakah sudah meningkat ke 70%, stagnan atau mengalami kemunduran. Strategi ini cocok digunakan bagi korporasi yang sedang mengembangkan sayapnya ke daerah lain atau bahkan ke luar negeri. Dalam menjalankan strategi ini, terdapat dua strategi lainnya yang menjadi dasar strategi pertumbuhan yaitu Concentration Strategy dan Diversification Strategy.
Strategi ini berfokus kepada produksi perusahaan setiap tahunnya atau bahkan setiap bulannya. Meskipun pertumbuhan tidak selalu bicara mengenai produksi, tapi mari kita andaikan sebagai produksi untuk menjelaskan hal ini. Strategi konsentrasi memilih satu dari sekian banyak peran untuk ia jalankan.
Misalnya seperti tadi di mana sebuah perusahaan berfokus pada produksi barang yang tujuan akhirnya adalah masuk ke dalam value chain. Perusahaan ini biasanya memilih produk yang esensial atau yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Strategi ini terbagi menjadi dua lagi yaitu Vertical Growth Strategy dan Horizontal Growth Strategy.
Strategi pertumbuhan vertikal terlihat seperti apa yang baru saja dijelaskan, di mana suatu perusahaan berusaha berfokus kepada produksi yang dapat dilakukan perusahaan. Hal ini dilakukan supaya perusahaan tersebut dapat masuk ke dalam value chain. Perusahaan tersebut berusaha untuk menguatkan produksinya agar mereka mendapatkan peran sebagai pemasok yang dibutuhkan oleh banyak pihak.
Baca Juga: Pengertian Manajemen Produksi dan Fungsinya
Berbeda tentunya dengan strategi pertumbuhan vertikal, strategi horizontal berfokus kepada perluasan produksi ke lokasi atau daerah lainnya. Strategi pertumbuhan horizontal berfokus untuk memastikan bahwa tujuan perluasan perusahaan secara geografis ke beberapa daerah terpenuhi dan dijalankan dengan baik.
Baca Juga: Pengertian Strategi Distribusi dan Contohnya Dalam Bisnis
Strategi diversifikasi digunakan saat suatu perusahaan telah mengalami pertumbuhan ke tujuan atau goal yang telah ditentukan di awal, sehingga tidak ada peluang untuk bertumbuh lagi dalam bisnis yang mereka jalani. Terdiversifikasi berarti perusahaan memutuskan untuk menjalankan bisnis dalam produk yang berbeda, baik produk dalam industri yang sama atau berbeda. Strategi ini terbagi menjadi dua yaitu Concentric dan Conglomerate.
Strategi ini dilakukan perusahaan dengan membuat produksi barang yang baru, tetapi masih dalam satu industri yang sama. Jadi setiap pengetahuan dari produksi sebelumnya atau produksi aslinya, tetap dapat digunakan untuk membangun produk yang baru. Perusahaan yang melakukan ini tidak perlu melakukan semuanya dari nol, karena sudah memiliki pengetahuan yang dibutuhkan di industri tersebut.
Berbeda dari strategi sebelumnya, strategi conglomerate berarti perusahaan tersebut memilih untuk membuka produksi produk yang berbeda dengan industri sebelumnya. Hal ini menandakan bahwa semua persiapan dalam membangun produksi produk yang baru, akan membutuhkan waktu yang lebih lama karena harus belajar dari nol tentang industri yang baru.
Seperti namanya, strategi ini digunakan oleh perusahaan yang berhasil beroperasi dalam lingkungan yang stabil atau yang dapat diprediksi. Perusahaan ini berusaha untuk mempertahankan strategi yang sudah dijalankan sebelumnya, agar hanya melakukan sedikit atau tanpa perubahan sama sekali. Strategi ini terbagi menjadi tiga strategi dasar.
Strategi ini menandakan bahwa perusahaan yang menggunakannya sudah “nyaman” dan merasa bahwa strategi yang sudah dilakukan sebelumnya adalah strategi yang baik dan menguntungkan perusahaan. Meskipun hal ini juga menandakan bahwa perusahaan tersebut tidak lagi melihat pertumbuhan dari bisnisnya, tetapi sudah merasa cukup.
Strategi ini dilakukan dengan berbagai cara yang dapat diambil oleh perusahaan dengan tujuan mempertahankan keuntungan yang didapatkan. Baik dengan memotong biaya yang ada atau menaikkan harga produk secara agresif. Strategi ini sangat berguna saat perusahaan sedang melewati masa-masa yang tidak mudah seperti saat krisis ekonomi 1998.
Strategi ini disebut juga masa percobaan. Sebuah perusahaan akan melakukan strategi ini, saat mereka berada pada masa transisi untuk berganti strategi. Strategi ini hanya digunakan dalam waktu yang sementara, sampai perusahaan melihat bahwa semuanya sudah kembali normal.
Retrenchment Strategy atau strategi penghematan dilakukan oleh perusahaan saat mereka mengalami kemunduran sebagai akibat dari adanya posisi mereka yang lemah dalam bisnis yang kompetitif. Strategi ini diharapkan dapat mengembalikan posisi perusahaan pada posisi yang kuat dan kembali kompetitif di dalam pasar.
Strategi ini adalah strategi pertama yang diambil saat perusahaan mengalami penurunan. Strategi ini berusaha menekan efisiensi operasional.
Baca Juga: Fungsi Manajemen Operasional Untuk Bisnis Yang Efektif
Strategi ini adalah strategi yang dilakukan dengan menjual aset untuk berbagai tujuan. Bisa juga dilakukan dengan pemotongan departemen yang mengalami kerugian.
Strategi ini adalah strategi terakhir yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan saat setiap usaha yang mereka ambil tidak membuahkan hasil apapun untuk mengembalikan posisi perusahaan. Strategi ini dilakukan dengan menjual seluruh aset dan menghentikan aktivitas produksi secara total. Dalam kata lain perusahaan tersebut ditutup untuk menghindari kerugian yang semakin besar.
Setiap contoh strategi korporasi yang sudah dijelaskan di atas digunakan sesuai keadaan masing-masing perusahaan. Strategi yang diambil tentu memiliki keuntungan dan risiko masing-masing saat dijalankan. Jika kamu tertarik mempelajari strategi-strategi dalam pengambilan keputusan suatu perusahaan, kamu dapat belajar bersama kami, GreatNusa.
Kursus daring (online) yang tersedia di GreatNusa, akan memudahkan kamu belajar apa pun, dari mana pun termasuk belajar strategi manajemen operasional. Semoga kamu juga menikmati belajar contoh strategi korporasi yang telah kami jelaskan dalam artikel ini, ya!
Kenali urutan tahap perencanaan proses produksi, mulai dari routing, penjadwalan, pengiriman, hingga follow up. Simak penjelasannya di artikel ini.
Memahami urutan tahap perencanaan proses produksi yang tepat dapat membantu proses manufaktur untuk menghemat biaya, waktu, serta tenaga. Kamu dapat menghindari hambatan selama proses produksi dengan mempersiapkan terlebih dahulu berapa banyak barang yang akan diproduksi serta bahan apa saja dan berapa banyak tenaga kerja yang dibutuhkan.
Sebelum melakukan proses produksi, pastikan kamu telah mempersiapkan berbagai hal yang dibutuhkan. Apalagi, proses persiapan tersebut merupakan salah satu tahapan perencanaan produksi. Agar dapat menerapkannya dengan baik, simak penjelasan mengenai pengertian dari proses produksi, tujuannya, jenisnya, serta tahapannya berikut ini.
Perencanaan produksi adalah suatu perencanaan strategis yang dilakukan oleh suatu produsen atau perusahaan ketika akan memproduksi sebuah barang atau jasa. Perencanaan tersebut antara lain: memastikan produk yang dibuat, volume dan kapasitas produksi, bahan yang dibutuhkan, penjadwalan, dan lain-lain.
Baca Juga: Pengertian Manajemen Produksi dan Fungsinya
Perencanaan selama produksi juga merupakan panduan untuk pengembangan desain dan produksi barang atau jasa tertentu. Selain itu, jika sebuah perusahaan melakukan perencanaan produksi terlebih dahulu, maka proses manufaktur akan lebih efisien.
Perusahaan dapat memantau proses produksi, mengidentifikasi masalah, mengirimkan produk secara tepat waktu, serta menghindari eskalasi masalah jika mereka melakukan perencanaan produksi yang efektif.
Pada akhir perencanaan, perusahaan akan memiliki informasi yang merinci mengenai ketersediaan produk, proses produksi, dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Biasanya, informasi akan dihasilkan dalam spreadsheet atau laporan formal lainnya.
Baca Juga: Contoh Perencanaan Agregat pada Perusahaan yang Bisa Diterapkan
Berikut ini adalah beberapa tujuan utama dari perencanaan produksi:
Perencanaan produksi yang baik dan tepat akan meningkatkan kualitas produk itu sendiri. Peningkatan kualitas produk akan memberikan kepuasan bagi konsumen jika dilakukan secara konsisten.
Produksi yang direncanakan juga akan memperbaiki lingkungan kerja bagi tenaga kerja karena tidak ada tekanan yang berlebihan di tempat kerja. Beban kerja yang telah ditentukan juga memungkinkan tenaga kerja untuk memanfaatkan waktu mereka dengan lebih baik.
Setelah mengetahui pengertian dan tujuan dari perencanaan produksi, berikut adalah jenis-jenis perencanaan produksi yang perlu kamu ketahui:
Metode pekerjaan mengacu pada perencanaan dan proses manufaktur untuk setiap barang. Metode jenis ini disebut juga dengan project-based production, di mana proses ini banyak digunakan untuk produksi on demand.
Tergantung pada pekerjaannya, perencanaan produksi manufaktur dapat dilakukan lebih cepat daripada yang direncanakan jika sistem yang otomatis banyak digunakan. Hambatan selama proses produksi dapat diantisipasi dan dihindari jika perusahaan mendiskusikan proses produksi terlebih dahulu.
Metode perencanaan produksi batch adalah proses pembuatan produk secara berkelompok. Tipe ini memungkinkan tim manajemen untuk memantau secara ketat setiap proses produksi, sehingga perbaikan dapat dilakukan dengan cepat. Pemantauan yang dilakukan memungkinkan kesalahan atau masalah pada batch sebelumnya dapat diperbaiki pada batch berikutnya.
Kamu perlu memerhatikan jika ada mesin atau peralatan yang mampu menangani produksi dalam jumlah yang lebih banyak dari yang lain. Hal ini dapat menyebabkan kemacetan atau penundaan saat menggunakan metode batch. Mengatur dan mempertimbangkan kapasitas dari setiap mesin atau alat yang digunakan adalah hal yang wajib dilakukan setiap perusahaan.
Metode perencanaan produksi aliran berkaitan dengan hubungan di setiap tahap manufaktur dan langkah-langkah untuk mencegah kemacetan atau penundaan. Metode ini sering melibatkan standardisasi menyeluruh dan kontrol kualitas yang intensif.
Metode ini paling baik diterapkan pada produk yang diproduksi secara individual daripada dalam batch, tetapi tidak memerlukan desain khusus untuk setiap item. Saat merencanakan jenis perencanaan produksi ini, sangat penting untuk mengingatkan inventaris untuk menghindari penundaan pada tahap apa pun.
Metode proses adalah jenis perencanaan produksi yang melibatkan transisi dari satu tahap manufaktur ke tahap berikutnya berjalan semulus mungkin dengan otomatisasi yang signifikan. Cara ini biasanya sangat berguna untuk produk bahan cair yang tidak dijual terpisah.
Perencanaan produksi dengan metode ini memerlukan pemantauan yang ketat untuk memastikan produk memenuhi standar pada setiap tahap produksi. Ini karena kesalahan akan memengaruhi produk lain secara signifikan. Perencanaan produksi akan melibatkan karyawan dan peralatan untuk memantau produk dengan cermat.
Metode produksi massal mirip dengan jenis perencanaan produksi aliran, tetapi biasanya mencakup lebih banyak otomatisasi dan jalur khusus untuk menghasilkan satu produk guna mengurangi waktu yang diperlukan untuk pergantian. Perencanaan produksi ini akan membantu perusahaan untuk menghasilkan lebih banyak produk dengan cepat.
Cara ini berbeda dengan tipe batch karena tidak harus melalui tahapan-tahapan tertentu secara berkelompok. Saat merencanakan produksi massal, sangat penting untuk memperkirakan dengan tepat permintaan produk yang mungkin terjadi. Metode massal dapat membuat produk dengan cepat, tetapi dengan perencanaan yang baik perusahaan dapat menghindari kelebihan produksi.
Untuk dapat melaksanakan perencanaan produksi dengan lancar dan tepat, ada empat tahapan yang menjadi elemen penting. Berikut adalah empat urutan tahap perencanaan proses produksi yang perlu kamu ketahui.
Routing atau perutean merupakan tahapan perencanaan produksi pertama yang menentukan jalur di mana bahan baku akan diproses di perusahaan. Setelah mengikuti urutan yang ada, bahan mentah akan diubah menjadi produk jadi. Pengaturan waktu untuk setiap tahapan sangat penting karena dapat mengukur seluruh durasi proses produksi. Bisa dikatakan, rutinitas dalam manufaktur menunjukkan urutan kerja dan proses operasional.
Tahap ini akan lebih fokus pada kuantitas dan kualitas bahan yang akan digunakan, daripada sumber daya yang terlibat (tenaga kerja, mesin, dan bahan), proses operasional, dan lokasi produksi. Perutean akan mengatur "Bagaimana", "Apa", “Berapa”, dan “Di mana” untuk bisa berproduksi di perusahaan manufaktur. Secara sistematis tahapan-tahapan tersebut akan menjadikan proses dan pemanfaatan sumber daya secara optimal sehingga menghasilkan produk yang terbaik.
Penjadwalan merupakan tahap selanjutnya dari perencanaan produksi yang menekankan pada waktu operasional yang harus diselesaikan. Tujuan dari tahapan ini adalah memanfaatkan waktu yang diberikan untuk menyelesaikan seluruh proses produksi.
Perusahaan menggunakan berbagai jenis penjadwalan untuk mengatur waktu yang dibutuhkan dan disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
Tahap pengiriman akan memastikan bahwa proses operasional dilakukan dengan lancar dan sukses, dan semua data telah dimasukkan ke dalam perangkat lunak. Pengiriman pesanan sesuai jadwal termasuk dalam tahap perencanaan produksi ini. Berikut adalah beberapa hal yang termasuk dalam pengiriman:
Follow up atau tindak lanjut adalah tahap terakhir untuk menemukan kesalahan atau cacat produk, hambatan, dan kesalahan sepanjang proses produksi. Pada tahap perencanaan produksi ini, tim terkait akan mengukur kinerja aktual dari keseluruhan proses dan membandingkannya dengan harapan.
Forwarder atau stock chaser bertanggung jawab untuk melakukan proses tindak lanjut. Selama proses produksi, kemungkinan kamu akan menemui kendala seperti kerusakan mesin. Tindak lanjut akan mendorong kelancaran produksi dengan meminimalkan kerusakan.
Perusahaan yang berbeda mungkin menggunakan prosedur, perangkat lunak, dan proses yang berbeda untuk perencanaan produksi. Namun, semuanya memiliki tujuan yang sama, yaitu agar produksi berjalan lancar. Perencanaan yang baik akan memengaruhi perkembangan perusahaan secara keseluruhan.
Jika kamu berminat untuk mempelajari lebih lanjut tentang topik ini, kamu bisa mempelajari kursus manajemen operasional di GreatNusa. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi website resmi kami di sini. Semoga artikel tentang urutan tahap perencanaan proses produksi ini dapat membantumu.
Cara meningkatkan brand image bisa melalui mengenali target audiens, membangun identitas visual, dan menjaga citra yang ada. Temukan langkahnya di sini.
Perusahaan harus mengutamakan cara meningkatkan brand image dalam proses pemasarannya. Brand image yang terbentuk dengan baik akan meningkatkan banyak kepercayaan (trust) dari target pasar. Rasa trust tersebut membuat target pasar akhirnya memutuskan untuk membeli dan menggunakan produk tersebut.
Target pasar cenderung memilih produk yang berasal dari brand yang familier atau sering didengar. Alasannya sederhana, mereka mempercayai brand tersebut sehingga terus menggunakan produknya. Brand yang baru berdiri mampu memiliki banyak konsumen karena kuatnya image atau citra yang dibawakan.
Brand image, disebut juga citra merek, merupakan representasi perusahaan di masyarakat. Apa yang konsumen atau target pasar pikir atau persepsikan saat mendengar suatu brand, itulah yang disebut brand image. Persepsi itu datang saat target pasar berinteraksi dengan brand lewat pesan yang disampaikan dan identitas yang dibawakan.
Brand image dalam benak konsumen tidak selalu sama, bisa juga berubah-ubah. Peningkatan citra merek ini bisa dilakukan lewat langkah-langkah pemasaran, seperti iklan, promosi penjualan, word of mouth, dan lain-lain.
Banyak yang salah kaprah bahwa brand image selalu berbicara soal logo atau aspek visual sebuah merek. Padahal, aspek visual seperti logo, pesan, kemasan produk, tipografi tulisan, dan lain-lain merupakan brand identity. Brand identity hadir untuk memperkuat brand image, itu pun harus dikembangkan secara konsisten agar konsumen merasa familier terhadap merek yang dibawakan.
Brand image sendiri merupakan rangkaian fitur yang membuat suatu merek atau perusahaan terbilang ‘unik’ dari kompetitor. Konsumen atau target pasar akan menilai sebuah merek lebih unik atau berbeda dari kompetitor karena ada fitur spesial dalam produknya. Bentuk kemasan, pelayanan produk, bahkan proses pengemasan sendiri bisa menjadi pembangun brand image yang kuat di mata konsumen.
Sayangnya, masih banyak bisnis yang fokus untuk memasarkan produknya tanpa membangun citra merek terlebih dulu. Kedua hal tersebut bisa dilakukan bersamaan, tapi tetap lakukan peningkatan brand image dalam proses pemasaran.
Brand image yang kuat menandakan eksistensi bisnis tersebut sangat kuat di mata konsumen. Kekuatan citra merek yang direpresentasikan bisa mendatangkan konsumen potensial untuk menggunakan produknya. Banyak bisnis yang menawarkan produk yang sama, tapi konsumen akan memilih produk yang memiliki brand image kuat karena bisa dipercaya.
Peningkatan citra merek juga berhubungan dengan proses targeting audiens. Misalnya, toko pakaian khusus remaja dan dewasa muda ingin membangun brand identity yang sesuai target pasarnya. Citra merek yang dibangun secara tepat membuat kaum remaja dan dewasa muda merasa cocok dan langsung membeli produk toko tersebut.
Perusahaan yang berkembang sudah pasti ingin meningkatkan lini produk demi menambah keuntungannya. Brand image yang kuat akan memudahkan perusahaan dalam proses pemasaran produk baru. Saat diluncurkan, pelanggan pasti langsung membeli produk baru dari perusahaan yang sama. Kondisi ini sangat menguntungkan, karena perusahaan tidak perlu mengeluarkan effort yang besar untuk pemasaran produk baru.
Bisnis harus mengutamakan brand image sebelum merancang strategi pemasaran. Brand image menjadi salah satu indikator yang ada dalam merancang business plan. Brand image menentukan identitas unik dari suatu bisnis, jadi pebisnis memikirkan aspek ini sebelum membuka bisnisnya. Strategi pemasaran bisa berubah, tapi brand bisnis harus sama dan tidak terpengaruh perubahan zaman.
Baca Juga: Kenali Apa Itu Strategi Pemasaran Global dan Contohnya
Brand image perusahaan yang kuat sebenarnya tidak sulit, hanya membutuhkan banyak proses yang harus dikerjakan di dalamnya. Poin utama brand image yakni cara audiens mempersepsikan sebuah merek. Jadi, proses membangun brand image juga melibatkan riset target audiens yang ingin dituju.
Meski berfokus pada persepsi audiens, brand image sebaiknya dibuat selaras dengan tujuan perusahaan atau bisnis. Citra merek sendiri menjadi alat komunikasi kepada masyarakat mengenai visi yang ingin dicapai. Lewat pesan yang disampaikan, masyarakat bisa mengetahui tujuan bisnis tersebut hadir serta solusi yang bisa diberikan.
Satu hal yang penting dalam membangun brand image adalah bagaimana pesannya bisa diterima oleh target audiens. Mulailah melakukan riset pasar untuk mengenal target audiens bisnis lebih mendalam. Cari tahu apa pain point atau masalah target audiens, kemudian berikan pesan bahwa produk atau bisnis hadir sebagai solusinya.
Sebagus apapun pesan yang disampaikan, semuanya akan sia-sia jika tidak berhasil mengekspos masalah dan solusi tersebut. Brand image harus menjadi sarana untuk mengomunikasikan pemecahan masalah yang dihadapi oleh target audiens. Jadi, lakukan riset pasar untuk mengetahui apa yang mereka cari dari sebuah produk.
Bisnis yang memiliki brand image kuat sudah pasti mengenal value proposition-nya. Misi, visi, tujuan, SWOT bisnis, dan semacamnya menjadi alat bantu sebuah bisnis dalam membentuk brand image yang solid di mata konsumen.
Value proposition merupakan hal unik yang membuat sebuah bisnis berbeda dari kompetitornya. Misi dan tujuan yang kuat juga akan membuat brand personality bisnis menjadi lebih mudah dikenali. Melakukan analisis SWOT terhadap bisnis yang dibangun juga menguntungkan karena menjadi alat bantu untuk mengenal bisnis lebih dalam.
Baca Juga: Strategi Canvas dan Kunci Sukses Bisnis Kamu
Setelah mempelajari lebih dalam tentang target pasar dan bisnis yang dijalankan, mulailah membangun identitas visual yang ingin dibawakan. Ideologi bisnis yang sudah dipahami akan membantu membuat identitas visual yang ingin dibawakan, seperti logo, kemasan produk, desain website, hingga kemasan pengirimannya. Untuk iklannya, bangun pula pesan yang ingin dibawakan sesuai identitas bisnis dan hasil riset pasar yang telah dibuat.
Jaga kekonsistenan dalam membuat identitas visual agar lebih mudah dikenal. Bisnis juga boleh bersifat fleksibel terhadap brand identity yang dibangun sesuai platform atau saluran promosinya. Kunci utamanya, jangan mengubah identitas awal sebuah brand yang ingin dibawakan.
Keuntungan menjalankan bisnis di era digital adalah banyaknya tools elektronik untuk membantu meningkatkan brand image. Tools digital seperti media sosial, forum komentar, hasil survey, dan lain-lain bisa menjadi alat untuk memonitor brand identity yang telah dibangun.
Baca Juga: 8 Digital Marketing Tools Yang Harus Kamu Miliki
Cari tahu bagaimana masyarakat menilai dan membicarakan brand kamu. Langkah ini bisa menjadi kesempatan besar untuk melakukan peningkatan atau perbaikan terhadap brand image yang telah dibangun. Intinya, jangan pernah melewatkan proses evaluasi, meskipun brand image sudah lebih luas dikenal oleh khalayak.
Ingin mengetahui lebih lengkap tentang brand image? GreatNusa menyelenggarakan kursus manajemen pemasaran yang bisa kamu ikuti hanya dari rumah. Kursus ini bisa membuat kariermu semakin meningkat di bidang marketing. Daftarkan dirimu dan mulailah mendalami cara meningkatkan brand image lewat kursus ini agar semakin banyak masyarakat yang mengenal bisnismu.
User journey adalah bagian penting dalam sebuah produk digital. Kenali apa itu user journey, manfaatnya, serta cara membuatnya di artikel berikut ini.
User journey adalah salah satu aspek penting yang harus dipahami oleh bisnis saat mempromosikan produknya. Bisnis atau perusahaan harus bisa memperkirakan alasan serta skenario user saat menggunakan produknya. Semua skenario dan alasan tersebut dipetakan dalam rencana yang disebut user journey atau alur pengguna.
Perusahaan memproduksi barang atau jasa yang dibutuhkan demi menjawab kebutuhan pasar. Motivasi utama perusahaan memang mengejar keuntungan atau profit, tapi jangan lupa membawa solusi yang benar-benar dibutuhkan oleh target pasarnya. Saat pengguna (user) puas menggunakan produknya, profit akan berdatangan. Goals yang ingin dicapai perusahaan pun semakin terpenuhi.
Kunci keberhasilan produk agar bisa diterima masyarakat adalah perencanaan dalam desainnya. Salah satu perencanaan yang bisa dilakukan dalam manajemen produksi yaitu membuat user journey map.
Sebenarnya, apa itu user journey dan mengapa perusahaan harus membuat perkiraannya? GreatNusa akan mengupas lebih dalam tentang alur pengguna di artikel ini.
User journey adalah gambaran atau visualisasi pengguna saat memakai produk atau layanan yang dihasilkan perusahaan. Visualisasi tersebut dirancang dalam sebuah peta atau alur yang disebut user journey map. Visualiasi ini dibuat berformat alur karena menggambarkan skenario user saat menggunakan produknya.
Alur pengguna lebih populer di kalangan perusahaan yang hendak menciptakan produk digital, seperti software atau aplikasi. Meskipun begitu, perusahaan lain juga bisa membuat peta atau alur pengguna ketika hendak memproduksi yang rumit. Barang elektronik atau otomotif adalah dua contoh produk yang membutuhkan alur pengguna dalam proses desain produknya.
Tujuan pembuatan user journey map atau peta alur pengguna adalah memperkirakan beberapa skenario berbeda saat pelanggan menggunakan produknya. Peta alur pengguna juga membuat asumsi kesalahan dalam penggunaan produk sehingga bisa diminimalisir. Pelanggan belum tentu memahami produk sesuai fungsinya, jadi peta alur pengguna sangat membantu perusahaan dalam mendesain sebuah produk.
Peta alur pengguna sebaiknya dibuat berformat timeline karena berisi tentang langkah-langkah dalam menggunakan produknya. Timeline ini mencakup semua informasi mengenai saluran atau cara yang digunakan oleh user saat menggunakan produk tersebut.
Contoh penerapan peta alur pengguna bisa dilihat saat pembuatan aplikasi perbankan. Dalam kasus ini, pengguna (user) hendak mengakses aplikasi tersebut untuk transfer uang. Peta alur pengguna yang dirancang pada umumnya adalah:
Peta alur pengguna juga harus memperkirakan kemungkinan terburuk yang bisa terjadi selama prosesnya. Misalnya, aplikasi perbankan yang sedang error, pengguna salah memasukkan tujuan transfer, nominal uang yang lebih besar dari seharusnya, dan lain-lain. Semuanya harus dijawab menggunakan gambaran user journey tersebut.
Banyak sekali manfaat dari menciptakan peta alur pengguna yang bisa dirasakan dalam proses perencanaan produksi. Manfaat utamanya, user journey membantu memvisualisasikan skenario pengguna saat memakai produk tersebut. Di sini, desainer produk akan melihat produk tersebut dari sudut pandang pengguna, sehingga tahu improvisasi apa yang harus dilakukan.
Kejadian atau skenario buruk dalam penggunaan produk bisa saja terjadi. Namun, semua itu bisa diminimalisir berkat kehadiran peta alur pengguna. Desainer produk bisa menemukan solusi dari skenario buruk tersebut saat mengembangkan produknya.
Produk digital harus mengutamakan fitur user experience (UX) dalam proses produksinya. User journey map akan memberikan gambaran mengenai produk tersebut sehingga mampu menghasilkan UX yang lebih baik. Intinya, user journey map adalah fondasi awal saat mencari rekomendasi atau saran strategis dalam mengembangkan produk.
Pemanfaatan peta alur pengguna yang tepat akan membuat perusahaan mencapai performa tertinggi dalam proses produksinya. Kepuasan user meningkat karena mereka menggunakan produk yang benar-benar dibutuhkan. Pada akhirnya, perusahaan juga mendapatkan profit yang cukup besar, sepadan dengan waktu yang diinvestasikan untuk merancang user journey map.
Singkatnya, peta atau alur pengguna memiliki tujuan untuk menyelaraskan tujuan yang ingin dicapai oleh pengguna dan perusahaan melalui satu produk. Sebelum membuat petanya, kamu harus paham tujuan tersebut. Barulah melakukan langkah-langkah di bawah ini untuk membuat user journey map.
Tahap pertama yang harus dilakukan adalah membuat cakupan atau jangkauan alur pengguna. Di sini, kamu harus memutuskan untuk membuat timeline pengguna dalam mengakses produk tersebut secara general atau ingin melakukan tujuan yang spesifik. Misalnya, di aplikasi perbankan tadi, kamu bisa memilih untuk membuat alur pengguna dalam menggunakan m-banking secara keseluruhan atau khusus untuk transfer uang.
Persona pengguna juga bisa menggunakan persona pelanggan yang dibuat untuk strategi pemasaran. Apapun jenis personanya, buatlah berdasarkan informasi target pengguna yang ingin dituju. Kamu bisa bekerja sama dengan tim pemasaran untuk mendapatkan informasi target pengguna. Jangan membuat persona berdasarkan informasi khayalan karena akan memicu asumsi yang menggagalkan alur pengguna tersebut.
Skenario menggambarkan situasi yang dialami pengguna sehingga harus menggunakan produknya. Kamu bisa membuat skenario berdasarkan fakta atau antisipasi skenario buruk yang mungkin terjadi. Selain itu, deskripsikan juga harapan yang ingin dipenuhi oleh pengguna dalam menggunakan produk tersebut.
Catat interaksi utama yang bisa dilakukan oleh persona saat menggunakan produk tersebut. Jika interaksi tersebut memiliki pilihan lainnya, masukkan juga ke dalam map tersebut. Misalnya, ‘Transfer Uang’ yang akan memberikan pilihan untuk transfer uang ke bank yang sama, antar bank, atau lewat virtual account.
Pada tahap ini, kamu harus memperkirakan motivasi pengguna atau user dalam menggunakan produk. Tidak semua pengguna memiliki tujuan yang sama dalam menggunakan produk, apalagi produk tersebut mempunyai banyak fitur di dalamnya. Lakukan analisis terhadap motivasi, saluran yang digunakan, langkah yang diambil serta tantangan saat menggunakan produk tersebut.
Informasi di atas sudah cukup untuk menciptakan rancangan user journey. Buat sketsa interaksi pengguna dalam format timeline. Setiap langkahnya menggambarkan pengalaman pengguna dalam menggunakan produk tersebut.
Perkiraan kesan pengguna sangat bermanfaat untuk mengembangkan produk agar lebih mudah digunakan. Di sini, kamu akan memperkirakan emosi yang mungkin dirasakan oleh pengguna saat mengakses produk. Hasil akhirnya, tim desainer produk bisa membuat produk yang sesuai keinginan pengguna.
Satu hal yang perlu diingat, buatlah peta alur pengguna berdasarkan riset yang telah dilakukan terhadap target pengguna dan produk. Lakukan validasi terhadap al yang telah dirancang, barulah diserahkan kepada tim desainer produk untuk memulai proses produksinya.
Itulah dia penjelasan tentang user journey. User journey adalah bagian vital dalam sebuah proses pembuatan produk. Dengan memperhatikan aspek satu ini, kamu dapat membuat produk kamu semakin detil yang kemudian akan membuat pengguna produkmu semakin nyaman.
Menarik sekali, ya, mempelajari tentang user journey yang ternyata penting dalam pembuatan produk. Kursus bisnis online dari GreatNusa akan memberikan kamu pengetahuan yang lebih dalam saat menjalankan bisnis secara daring. Daftarkan dirimu untuk mengikuti kursus ini dan rasakan pengalaman belajar di rumah bersama mentor yang berpengalaman di bidangnya.
Kenali apa itu brand image dan cara meningkatkannya, seperti aktif di media sosial dan melakukan evaluasi berkala. Simak penjelasannya di sini.
Tahukah kamu apa itu brand image? Kata brand image atau citra merek terdengar sangat familier, namun masih banyak yang belum memahami apa yang dimaksud dari brand image.
Brand image memiliki peranan penting dalam memajukan suatu bisnis. Apabila kamu ingin membangun bisnis sendiri atau bekerja di bidang marketing, maka citra merek ini menjadi satu hal yang harus dikembangkan agar suatu bisnis dapat dikenal oleh masyarakat luas.
Lalu, apa sebenarnya brand image tersebut? Melalui artikel ini, GreatNusa akan memberikan informasi penting kepada kalian mengenai pengertian citra merek serta bagaimana cara untuk meningkatkannya.
Konsumen memiliki andil dalam membantu perkembangan sebuah bisnis. Gambaran konsumen terhadap sebuah produk atau merek dapat memiliki efek yang sangat besar agar sebuah bisnis dapat dikenal oleh lebih banyak orang.
Jadi, penilaian yang diberikan oleh konsumen terhadap suatu produk itulah yang dinamakan citra merek. Tentu saja, citra merek ini harus bersifat positif apabila kamu ingin mendapatkan lebih banyak pelanggan.
Baca Juga: Kenali Apa Itu Strategi Pemasaran Global dan Contohnya
Sebagai pemilik bisnis atau orang yang bekerja di bidang marketing dan harus menyusun strategi bisnis yang tepat. Brand image ini perlu dikelola dengan baik. Cara yang dapat dilakukan tentu saja ada banyak seperti meningkatkan kualitas produk itu sendiri, meningkatkan kualitas pelayanan, dan masih banyak lagi cara-cara yang pada dasarnya dapat membuat konsumen memberikan penilaian yang baik terhadap suatu produk.
Namun, kamu harus memahami bahwa brand image dan brand awareness adalah dua hal yang berbeda, ya. Apa bedanya brand image dengan brand awareness?
Citra merek berfokus pada penilaian atau gambaran dari konsumen terhadap suatu produk atau jasa. Sedangkan brand awareness berfokus pada peningkatan kesadaran merek agar orang dapat mengenali merek dari suatu bisnis dan bahkan hafal dengan produk yang dikeluarkan oleh merek tersebut.
Berikut ini, kamu akan menemukan 5 cara untuk meningkatkan brand image. Yuk, langsung kita pelajari bersama-sama kelima caranya, yaitu:
Cara pertama yang dapat dilakukan untuk meningkatkan brand image adalah dengan meningkatkan kualitas produk dan layanan. Hal ini sangatlah mutlak untuk dilakukan dalam meningkatkan brand image.
Sebelum mencoba untuk meningkatkan citra merek suatu bisnis, kamu perlu memosisikan diri sebagai seorang konsumen. Dalam kehidupan sehari-hari pun, kamu tentunya juga pasti berada di posisi konsumen saat ingin membeli makanan, berbelanja di minimarket, mengisi bensin, dan lainnya.
Saat berada di posisi konsumen, kamu tentu ingin produk atau jasa yang dibeli memiliki kualitas yang baik, bukan? Apabila produk atau jasa yang dibeli memiliki kualitas yang buruk, tentu saja kamu tidak akan membeli dari merek tersebut lagi.
Selain tidak akan membeli kembali, tentu saja kamu akan memberitahukan kepada orang lain untuk tidak mencoba produk atau jasa dari merek tersebut karena kualitasnya yang buruk. Tidak hanya dari segi kualitas produk, tapi pelayanan pun juga menjadi poin penilaian kamu sebagai seorang konsumen.
Sampai di sini, kamu tentu sudah memahami betapa besar dampak dari kualitas produk dan layanan untuk citra merek, bukan? Oleh karena itu, untuk meningkatkan citra merek suatu bisnis, hal yang harus kamu lakukan adalah meningkatkan kualitas produk dan pelayanannya agar pelanggan dapat memberikan respons yang baik terhadap suatu produk atau jasa.
USP atau Unique Selling Proposition merupakan hal yang harus ditemukan dalam sebuah bisnis. Singkatnya, USP adalah hal yang membedakan suatu bisnis dengan kompetitornya.
Pelanggan yang akan membeli produk atau jasa dari suatu merek tentu akan mempertimbangkan apa keunggulan dari merek tersebut dibandingkan dengan merek kompetitor. Maka dari itu, dalam meningkatkan brand image, USP ini sangat penting untuk ditemukan.
Sesudah kamu menemukan apa USP dari suatu bisnis, terapkan USP tersebut dalam setiap kegiatan promosi seperti iklan. Oleh karena itu, orang-orang akan tahu apa keunggulan yang dimiliki oleh merek tersebut dari kegiatan promosinya.
Media sosial menjadi sarana yang penting untuk digunakan bagi seluruh bisnis untuk dapat meningkatkan citra merek. Melalui media sosial, kamu dapat berkomunikasi langsung dengan konsumen maupun calon konsumen dan memberikan berita terbaru seputar peluncuran produk, informasi sale, dan lainnya.
Dari segi konsumen, mereka juga ingin tahu lebih banyak mengenai perkembangan terbaru dari bisnis tersebut. Selain itu, konsumen juga bisa langsung menyampaikan kritik dan saran melalui media sosial.
Baca Juga: 7 Strategi Digital Marketing Yang Efektif Tingkatkan Penjualan
Konsumen juga dapat meninggalkan review terhadap produk yang dijual melalui kolom komentar. Review yang ditinggalkan tentu akan meningkatkan citra merek sehingga pengguna media sosial lainnya yang melihat review tersebut akan tertarik untuk membeli produk dari bisnis kamu.
Campaign dalam dunia bisnis merupakan kegiatan iklan atau promosi yang dilakukan secara berkelanjutan. Kegiatan campaign ini dapat membuat pelanggan dan masyarakat luas mengenai suatu merek secara lebih dekat.
Buatlah campaign yang menarik dengan cara melihat trend terbaru yang ada saat ini. Selain melihat trend terbaru, kamu juga bisa membuat campaign dengan konsep yang fresh, kreatif, dan mungkin berpotensi untuk viral.
Hal terakhir yang dapat kamu lakukan untuk meningkatkan citra merek adalah dengan melakukan evaluasi secara berkala. Evaluasi sangatlah penting untuk melihat kepuasan pelanggan terhadap produk atau jasa yang mereka gunakan dari suatu merek.
Hasil evaluasi yang telah didapat akan digunakan dalam strategi penjualan selanjutnya. Selain untuk strategi penjualan, hasil evaluasi tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan perusahaan baik dari segi produk dan layanannya.
Baca Juga: 4 Langkah Evaluasi Strategi Perusahaan yang Efektif
Pada intinya, segala cara yang dilakukan untuk meningkatkan brand image adalah hal-hal yang dapat membuat pelanggan merasa puas dengan produk atau jasa yang mereka beli. Jadi, ingat selalu untuk melihat dari sisi kacamata pelanggan sehingga kamu dapat menyusun cara yang efektif dalam meningkatkan brand image dari suatu bisnis.
Setelah memahami apa itu citra merek dan bagaimana cara meningkatkannya, tentu kamu sudah melihat betapa pentingnya citra merek bagi perkembangan sebuah bisnis, bukan? Ada beberapa alasan yang harus kamu ketahui mengapa brand image sangatlah penting dalam bisnis, yaitu:
Jadi, apakah informasi di atas bermanfaat untuk kamu baik yang ingin menjalankan bisnis sendiri atau bekerja di bidang marketing? Sekian informasi seputar apa itu brand image dan bagaimana cara meningkatkannya, serta jangan lupa untuk mengikuti kursus manajemen pemasaran dari GreatNusa agar kamu dapat bersaing dan menjadi sukses di bidang profesional.
Kenali strategi pemasaran global dan contohnya serta keuntungannya, mulai dari meningkatkan profit hingga kesempatan branding di artikel berikut ini.
Strategi pemasaran global dan contohnya sudah banyak diterapkan oleh berbagai perusahaan di Indonesia. Tipe pemasaran ini membutuhkan upaya yang lebih besar dari pemasaran lainnya, termasuk digital marketing yang sedang naik daun saat ini. Perusahaan harus membuat strategi dan perencanaan yang matang agar pemasaran global tidak menemui jalan buntu.
Gelombang globalisasi membuat pemasaran bisnis lintas negara menjadi hal yang tidak mustahil untuk dilakukan. Perusahaan multinasional yang berada di Indonesia menjadi bukti keberhasilan pemasaran global, terlepas dari risiko yang dihadapi selama prosesnya. Batas dunia seolah-olah hilang dengan hadirnya internet, tapi pemasaran global bukan hal yang mudah untuk dilakukan.
Manajemen pemasaran perusahaan harus paham dengan teori pemasaran global jika ingin membawa perusahaannya di kancah dunia. Tujuan bisnis agar maju di dunia global memang dirancang oleh CEO atau founder, tapi seluruh orang di dalamnya harus turut andil mencapainya. Salah satunya adalah memahami pemasaran global dan belajar dari perusahaan yang telah sukses dalam implementasinya.
Pemasaran global adalah salah satu strategi marketing untuk mengekspansi bisnis ke pasar dunia secara global. Tujuannya adalah menjangkau area pasar baru yang bervariasi dengan produk-produk atau eksistensi bisnis tersebut. Harus diingat bahwa setiap negara atau daerah memiliki kebudayaan yang berbeda, jadi global marketing menuntut perusahaan untuk bisa beradaptasi dengan mudah.
Strategi ini tidak melulu berbicara tentang menjual atau mempromosikan produk bisnis di negara lain. Pilar 4P dalam marketing, yakni product (produk), pricing (harga), promotions (promosi) dan place (tempat) juga harus dioptimalkan dalam melakukan pemasaran global. Belum lagi, perusahaan harus memperhatikan proses dalam pemasaran, mulai dari analisa, perencanaan, pencatatan hasil dan evaluasi keberhasilannya.
Proses pemasaran dalam perusahaan termasuk pekerjaan manajemen yang sangat membutuhkan perencanaan (planning) di dalamnya. Begitu pula dalam pemasaran global, perusahaan tidak bisa langsung mempromosikan produk atau bisnisnya di negara lain. Langkah tersebut malah membawa kegagalan besar yang berujung pada kerugian perusahaan.
Pentingnya perencanaan, termasuk menilai pilar 4P tersebut, membuat proses pemasaran global jadi sedikit terarah. Perlahan, produk yang dipasarkan dengan perencanaan pun berhasil populer dan digemari oleh masyarakat setempat.
Sekilas dijelaskan bahwa setiap negara dan daerah memiliki budaya dan kondisi yang berbeda. Perusahaan yang menerapkan pemasaran global harus memiliki tingkat adaptasi (adaptability) yang tinggi. Mereka mampu menyesuaikan produknya sesuai dengan kebutuhan atau selera target pasar mereka.
Tujuan strategi pemasaran global yang ingin dicapai juga harus bertahap. Mulailah dengan membangun brand awareness di negara tujuan, baru perusahaan bisa menargetkan laba yang kompetitif untuk diraih. Perusahaan juga harus menjadi jawaban atau solusi atas masalah yang dihadapi oleh target pasar barunya, dengan cara aktif melakukan riset pasar.
Baca Juga: 7 Strategi Digital Marketing Yang Efektif Tingkatkan Penjualan
Pemasaran global membawa keuntungan yang cukup banyak bagi perusahaan, terlepas dari tantangan yang dihadapi selama prosesnya. Pimpinan perusahaan mendambakan bisnis atau produknya dikenal lebih luas lagi, bahkan melantai di pasar internasional.
Berikut ini adalah manfaat yang bisa dirasakan oleh perusahaan saat berhasil melakukan pemasaran global:
Pemasaran global memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit, tapi akan mendatangkan kesempatan baru dalam meraih profit. Perusahaan yang berani menempuh pemasaran global akan melihat peluang pasar baru yang lebih besar di negara lain.
Keberhasilan pemasaran global ini akan meningkatkan angka penjualan produk perusahaan. Kondisi ini pun berujung pada angka keuntungan yang semakin meningkat dan bisa dirasakan oleh perusahaan.
Promosi secara global sudah jelas membawa nama brand atau perusahaan semakin dikenal luas. Brand awareness dan reputasi pun meningkat selama strateginya dilakukan dengan tepat.
Ekspansi bisnis ke pasar global ini membangun brand awareness di warga lokal, sehingga timbul kepercayaan untuk menggunakan produknya. Lihat saja brand fashion asal luar negeri yang sering didengar, mereka memiliki nilai kepercayaan (trust) yang lebih tinggi di mata target pasarnya.
Perusahaan yang memasarkan produknya secara global tentu berharap bahwa produknya diterima dengan baik oleh target pasarnya. Mereka berusaha meningkatkan produknya agar bisa digunakan oleh warga lokal. Tidak hanya produk, perusahaan juga berupaya untuk memahami perilaku target pasar saat berbelanja, termasuk menyesuaikan sistem pembayaran yang berbeda di negara asalnya.
Perusahaan mana yang tidak ingin melakukan ekspansi global setelah membaca keuntungan di atas? Masalahnya, menjalankan strategi pemasaran global tidak semudah yang dibayangkan. Meski digital marketing bisa menjadi alat bantu utama untuk melakukan pemasaran global, masih banyak tantangan yang harus dilalui demi menjemput tujuan tersebut.
Faktanya, sudah banyak perusahaan Indonesia yang berhasil memasarkan produknya secara global. Terlepas dari fakta bahwa mayoritas perusahaan tersebut didirikan sejak pertengahan abad 20, mereka tetap berhasil menembus pasar global dengan produk yang dihasilkan. Banyak sekali upaya yang dilakukan oleh beberapa perusahaan ini agar produk mereka tetap laris dan digemari secara global.
Contohnya, perusahaan nata de coco asal Indonesia yang berhasil menembus pasar Jepang. Rahasia keberhasilan perusahaan ini adalah mereka terus meningkatkan kualitas produknya agar sesuai dengan standar makanan negeri tersebut. Peningkatan kualitas dan inovasi produk yang terus dilakukan membuat perusahaan lain berhasil mendulang keuntungan dari negeri Matahari Terbit tersebut.
Minuman jamu yang identik dengan Indonesia berhasil menembus pasar global, mulai dari Asia Tenggara hingga Eropa berkat kinerja perusahaannya. Saat itu, masih banyak negara barat seperti Eropa yang memandang rendah obat herbal ini. Kendati demikian, perusahaan mau menjawab tantangan tersebut dengan membangun pabrik berstandar internasional untuk memproduksi jamu. Peningkatan mutu produk menjadi solusi perusahaan jamu dalam memenangkan pasar global.
Satu lagi contoh yang bisa ditiru adalah perusahaan sepeda asal Sidoarjo yang kini dikenal di 62 negara, mulai dari negara Asia hingga Amerika. Agar bisa memenangkan pasar global, perusahaan ini harus meningkatkan kualitas sepedanya agar aman dikendarai. Perusahaan ini juga tidak menjadi ‘kacang lupa kulitnya’, dibuktikan dengan banyaknya toko yang masih eksis di negara ini.
Baca Juga: Pengertian Manajemen Produksi dan Fungsinya
Masih banyak contoh sukses perusahaan Indonesia lainnya dalam menjangkau pasar global yang bisa kamu temukan sendiri. E-commerce dan aplikasi ojek online asal Indonesia yang berhasil membuka cabang di beberapa negara juga membuktikan bahwa pemasaran global bukan hal yang mustahil dilakukan. Meskipun baru seumur jagung, dua start-up tersebut berhasil menjadi inspirasi perusahaan Indonesia lewat inovasi produk yang dilakukan.
Kursus manajemen pemasaran di GreatNusa bisa menjadi bekal awal untuk membawa perusahaanmu ke pasar global. Kamu akan mendapatkan pengetahuan menarik seputar pemasaran dan dibimbing oleh instruktur yang berpengalaman di bidangnya. Daftar dirimu untuk mengikuti kursus ini sekarang dan mulailah mendapatkan sedikit insight tentang strategi pemasaran global dan contohnya untuk masa depan kariermu.