By greatnusa • 14 Maret 2022
Ketika akan mencari karyawan baru, kebanyakan perusahaan akan mencari kandidat yang mengetahui hal-hal yang bersifat teknis terkait tugas mereka. Hal-hal teknis yang bersifat pengetahuan inilah yang kita kenal sebagai hard skill. Ini memang benar adanya. Namun, tahukah kamu bahwa soft skill juga menjadi penilaian penting? Lalu, sebenarnya apa perbedaan soft skill dan hard skill?
Untuk lebih memahami perbedaan soft skill dan hard skill, hal pertama yang harus kamu ketahui adalah pengertian, konsep dan contoh keduanya. Selengkapnya, simak pembahasan berikut ini!
Hard skill atau yang dikenal dengan keterampilan teknis bersifat spesifik untuk pekerjaan dan relevan dengan setiap posisi dan tingkat senioritas. Dalam bahasa yang lebih teknis, hard skill adalah kemampuan yang bisa dipelajari, dievaluasi, dan diukur. Dengan begitu, setiap posisi pada sebuah perusahaan akan memiliki kemampuan spesifik masing-masing.
Para pencari kerja dapat mengetahui hard skill apa saja yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan dengan melihat bagian dari requirement atau syarat dari sebuah lowongan kerja pada umumnya. Misalnya saja seorang akuntan perlu tahu bagaimana merekonsiliasi laporan bank sementara pengembang itu memerlukan kemampuan ini.
Pada saat yang sama, rekonsiliasi penting bagi seorang akuntan terlepas dari tingkat pengalaman mereka. Namun, kemampuan dalam menyiapkan anggaran bisnis adalah contoh hard skill yang tidak dibutuhkan oleh seorang akuntan junior.
Apa saja contoh hard skill? Kemampuan bahasa, gelar akademis, sertifikat, kemampuan digital marketing dan UX design adalah beberapa di antaranya.
Berbeda jauh dengan hard skill yang dapat diukur dengan cukup pasti, soft skill merupakan keterampilan dan kemampuan yang sulit diukur dan sedikit kabur untuk didefinisikan. Ini merupakan keterampilan intrapersonal yang membantu seseorang untuk bergaul dan bekerja sama dengan orang lain.
Soft skill adalah karakteristik umum yang relevan dengan kepribadian. Ada beberapa soft skill yang dibutuhkan untuk semua posisi pekerjaan. Namun, ada juga soft skill tertentu yang hanya penting di satu tugas saja namun tidak begitu dibutuhkan di pekerjaan lain.
Seandainya kamu ingin bekerja dengan perusahaan yang menuntut kerja sama tim yang baik, kamu memerlukan komunikasi dan kemampuan yang mumpuni dalam membangun jaringan.
Tapi untuk peran teknik yang dilakukan sendiri, hal ini mungkin tidak akan begitu dibutuhkan. Demikian juga kemampuan kepemimpinan serta berpikir kritis yang dibutuhkan bagi orang-orang yang akan mengelola tim, tidak peduli departemen apapun yang mereka pimpin.
Ada banyak sekali contoh soft skill yang mungkin kamu butuhkan di dunia kerja. Beberapa di antaranya adalah leadership (kepemimpinan), kemampuan berkomunikasi, memecahkan masalah, adaptabilitas dan fleksibilitas, mengambil keputusan, kreativitas, kemampuan dalam persuasi (memengaruhi orang lain), kerja tim, dan kecerdasan emosional.
Di antara semua contoh soft skill di atas, kecerdasan emosional adalah yang paling sulit diajarkan. Kemampuan ini berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk berempati dengan orang lain, meregulasi kebiasaan dan mengembangkan kesadaran diri (self-awareness). Kecerdasan emosional juga menunjukkan tingkat motivasi intrinsik yang berkontribusi pada etos kerja yang kuat.
Baca Juga: Macam Macam Soft Skill Yang Dapat Dikuasai
Setelah mengetahui pengertian hard skill dan soft skill, kita dapat mulai menarik kesimpulan tentang perbedaanya keduanya. Dari segi pengukuran, hard skill dapat dinilai dan dideskripsikan dengan menggunakan angka atau kriteria yes or no. Di sisi lain, soft skill lebih sulit untuk dinilai dan biasanya dilihat lewat skala kualitatif.
Di tempat kerja, soft skill akan membantu seseorang menghadapi keadaan yang berubah. Tidak peduli apapun posisi kamu, kemampuan untuk bisa berkomunikasi dan berkolaborasi dengan orang lain sangat penting. Tidak heran jika banyak perusahaan yang menuliskan beberapa soft skill ini dalam persyaratan perekrutan. Beberapa perusahaan bahkan melakukan berbagai hal untuk bisa menilai soft skill kandidat selama proses wawancara.
Hard skill bisa dievaluasi dengan melihat resume, portofolio dan tugas-tugas yang pernah dilakukan terkait pekerjaan. Sementara itu soft skill dapat dinilai dengan mengajukan wawancara situasional dan perilaku dengan mempertimbangkan karakteristik kepribadian kandidat secara keseluruhan selama proses perekrutan kerja.
Dalam dunia kerja, hard skill merupakan sesuatu yang mutlak harus dimiliki oleh seseorang untuk bisa melaksanakan tugas sesuai dengan posisinya. Hard skill akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam kegiatan operasional perusahaan tempat kamu bekerja. Hard skill yang mumpuni tidak hanya disenangi oleh perusahaan tapi juga bisa meningkatkan kepuasan karyawan itu sendiri.
Skill apapun yang dimiliki manusia bisa dikembangkan dan diperbaiki seiring dengan berjalannya waktu. Perbedaan soft skill dan hard skill berikutnya yang perlu kamu ketahui adalah cara pengembangannya. Untuk mengembangkan soft skill komunikasi misalnya, hal yang perlu kamu lakukan adalah melakukan kontak mata dengan lawan bicara, berlatih body language yang benar hingga belajar etika komunikasi lewat teks yang benar.
Soft skill kreativitas dapat dikembangkan dengan cara brainstorming bersama rekan kerja atau saat kamu sendirian atau dengan banyak melihat karya-karya hasil kreativitas seperti buku, film dan acara televisi. Memperbanyak interaksi dengan orang-orang kreatif dengan berbagai latar belakang juga bisa memupuk kemampuan komunikasi sekaligus kreativitasmu.
Pengembangan hard skill jauh lebih mudah didefinisikan karena sifatnya yang terukur. Beberapa cara yang dapat kamu lakukan untuk mengembangkan hard skill antara lain adalah dengan banyak latihan, membuat waktu latihan secara rutin, melakukan analisis dan evaluasi progress secara reguler hingga menguji diri dengan contoh skenario dan masalah.
Selain melakukan latihan sendiri, pengembangan hard skill bisa kamu peroleh lewat pelatihan, workshop, seminar dan lain sebagainya. Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi juga merupakan salah satu bentuk pengembangan hard skill yang perlu dilakukan oleh para profesional.
Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah beberapa langkah yang bisa kamu jadikan panduan.
Mentor yang baik merupakan adalah impian bagi setiap orang yang baru memasuki dunia kerja. Mentor yang baik tidak hanya akan membuat proses pekerjaan menjadi relatif lebih lancar tetapi juga akan membuat proses belajar menjadi lebih baik.
Dengan memiliki seseorang yang bersedia membimbingmu, kamu secara tidak langsung akan mendapatkan akses pada pengamatan serta opini dari orang yang telah lebih berpengalaman. Dengan demikian, kamu dapat mempelajari hal lebih cepat.
Selain itu, dengan adanya mentor yang membimbing, kamu akan mengetahui hal-hal apa saja yang harus menjadi fokus dari proses belajarmu. Hal ini tentunya akan sangat membantu kamu untuk bisa langsung mulai mempelajari hal-hal yang akan membantu karir kamu ke depannya.
Baca juga: 8 Perbedaan Bos dan Leader yang Perlu Kamu Ketahui
Proses belajar adalah sebuah proses yang panjang. Tidak jarang orang-orang berhenti di tengah jalan dan memutuskan untuk mengganti fokus.
Jika kamu benar-benar ingin menguasai sebuah skill, maka kamu harus mulai dengan membangun kebiasaan yang baik.
Salah satu contohnya adalah kamu bisa menerapkan langsung hal-hal apa saja yang telah kamu pelajari. Dengan menerapkannya langsung, kamu tidak hanya akan mengingat hal tersebut lebih baik, tetapi juga mendapatkan masukan tentang hal-hal apa saja yang harus kamu perbaiki.
Proses belajar bisa sangat melelahkan. Untuk dapat membantu semangat kamu tetap tinggi, kamu bisa mengajak atau bergabung dengan orang yang sedang mempelajari skill yang sama.
Selain mendapatkan sumber semangat baru, bekerja sama dengan orang lain juga dapat memberikan kamu insight tentang bagaimana orang lain melakukan tugas mereka yang dapat memberikan kamu perspektif baru.
Baca Juga: 7 Manfaat Bekerja Sama Dalam Menyelesaikan Pekerjaan Sulit
Ketika kamu akan melamar pekerjaan, di daftar persyaratan kamu mungkin akan menemukan banyak hal yang bersifat teknis. Jika kamu melamar untuk posisi guru, kamu tentu harus memiliki ijazah yang sesuai. Seseorang yang ingin melamar menjadi desainer, juga dituntut memiliki skill mengoperasikan dan menggunakan beragam software desain. Ini adalah hal yang wajar karena tidak ada sebuah perusahaan yang akan mempekerjakan seorang pengembang website untuk posisi public relation, bukan? Hal tersebut berhubungan erat dengan hard skill.
Meskipun hard skill itu penting, perusahaan yang cerdas tahu bahwa karyawan yang baik harus memiliki keahlian lain yang mungkin lebih sulit diukur dan dikembangkan yakni soft skill. Lalu, mana yang sebenarnya lebih penting? Jawabannya: soft skill dan hard skill bukan sebuah pilihan. Keduanya adalah paket yang harus dimiliki dan dikembangkan oleh seorang tenaga profesional untuk membangun karier jangka panjang. Soft skill seperti teamwork dan networking yang terbangun dengan baik akan menjadi bekal agar karier kamu berkembang lebih baik di masa depan.
Selain melalui pendidikan formal, kamu juga dapat mengembangkan kemampuan atau skill yang kamu miliki dengan mengikuti kursus atau pelatihan, baik secara online atau offline. Beberapa kursus atau pelatihan terbaik yang dapat kamu ikuti untuk mengembangkan skill yang kamu miliki adalah latihan leadership dan kursus berbahasa di GreatNusa. Setelah memahami perbedaan soft skill dan hard skill, saatnya mengambil langkah nyata untuk mengembangkan keduanya bersama GreatNusa.
By greatnusa • 25 Januari 2022
By greatnusa • 13 Februari 2023
By greatnusa • 22 Februari 2023
By greatnusa • 16 Februari 2023
By greatnusa • 27 Maret 2023
By greatnusa • 18 April 2023