5 Alat Evaluasi Pembelajaran Serta Cara Mengembangkannya
Kenali 5 alat evaluasi pembelajaran yang dapat kamu terapkan di perusahaan untuk mengukur kinerja karyawan. Temukan infonya di artikel ini.
By greatnusa • 26 Januari 2022
Bagikan Artikel
Ketika mendengar tentang alat evaluasi pembelajaran, kamu mungkin akan berpikir tentang serangkaian tes yang diberikan setelah kamu menerima materi pembelajaran dari guru. Pada dasarnya, evaluasi memiliki fungsi yang penting. Tidak hanya di sekolah tapi juga di dunia kerja.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), evaluasi artinya adalah memberikan nilai atau menilai sesuatu. Sedangkan menurut Wrightstone, evaluasi merupakan sebuah aktivitas untuk memperkirakan sesuatu terhadap kemajuan yang diraih ke arah target yang sudah ditetapkan.
Sementara itu evaluasi pembelajaran menurut Gronlund, merupakan serangkaian proses sistematis yang dimanfaatkan untuk mengetahui seberapa baik pelajaran bisa diterima oleh karyawan. Dari definisi ini bisa kita simpulkan bahwa evaluasi pembelajaran terdiri dari 3 komponen yakni mengumpulkan informasi, melakukan pertimbangan terhadap kriteria tertentu kemudian disusul oleh tindak lanjut.
Apa Itu Alat Evaluasi Pembelajaran dan Prinsip-prinsipnya?
Alat evaluasi pembelajaran adalah aktivitas atau proses mengumpulkan data maupun informasi yang terdiri dari banyak dimensi. Data ini kemudian disusun secara sistematis dan berkelanjutan oleh perusahaan terkait sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun kebijakan atau membuat keputusan terhadap karyawan yang dievaluasi. Alat evaluasi bisa dalam bentuk tes maupun non tes.
Baca Juga: Definisi dan Cara Evaluasi Kinerja Karyawan
Agar pembelajaran bisa berjalan sesuai target, dibutuhkan komitmen yang besar. Ada beberapa prinsip yang dibutuhkan dalam proses evaluasinya yakni:
1. Berkesinambungan
Evaluasi belajar yang baik harus dilakukan secara terus menerus, bukan hanya satu kali saja. Ini penting bagi perusahaan untuk memantau seberapa besar pemahaman serta perkembangan karyawan terkait bahan evaluasi.
2. Obyektif
Penilaian yang adil harus dilakukan dengan mengesampingkan hal-hal yang bersifat subjektif. Penilaian sendiri dilakukan setelah karyawan selesai melakukan proses asesmen. Kalau ternyata target yang diinginkan belum tercapai, perusahaan harus menyampaikan sesuai dengan kondisi sebenarnya. Penyampaian juga harus disertai dengan catatan agar pada evaluasi berikutnya karyawan yang bersangkutan bisa melakukan perbaikan.
3. Kooperatif
Dalam proses evaluasi, ada banyak pihak yang terlibat termasuk manajemen perusahaan, tim penguji dan karyawan itu sendiri sebagai peserta evaluasi. Agar bisa berjalan lancar, evaluasi harus dilaksanakan secara kooperatif antar semua elemen.
Selain itu, proses evaluasi juga membutuhkan waktu yang cukup panjang. Koordinasi harus tetap dilakukan sampai semua tahapan diselesaikan.
4. Komprehensif
Dalam evaluasi, obyek penilaian tidak hanya diambil dari sisi kognitif saja tapi juga ada aspek lain yang tidak kalah penting yakni afektif. Penilaian bukan hanya berpatokan pada hasil yang diperoleh tapi dilihat dari awal proses pembelajaran yang diikuti oleh individu tersebut.
5. Praktis
Pelaksanaan evaluasi harus berjalan dengan praktis dari segi biaya, waktu dan tenaga. Karena itu penguji harus mampu mempersiapkan instrumen evaluasi yang mudah dipahami oleh semua pihak yang terlibat. Meskipun praktis, tapi jangan sampai prosesnya mengurai esensi yang sebenarnya dari proses evaluasi ini.
5 Jenis Evaluasi Pembelajaran dan Contohnya
Dalam kegiatan evaluasi yang dilaksanakan oleh sebuah perusahaan, ada beberapa jenis atau alat evaluasi yang bisa digunakan antara lain:
1. Evaluasi Goal Oriented
Evaluasi jenis ini berfokus pada tujuan dari materi yang menjadi bahan evaluasi. Contohnya saja untuk mengetahui seberapa besar pemahaman dari karyawan terhadap program pembelajaran yang sudah diikuti.
Untuk mengetahui pencapaian dari tujuan yang sudah ditentukan, digunakan beberapa indikator antara lain prestasi belajar, tingkat efektivitas pembelajaran dan metodenya serta kualitas semua elemen yang terlibat dalam proses evaluasi. Hasilnya lalu dibandingkan dengan target.
2. Evaluasi Goal Free
Evaluasi ini dilakukan dengan tanpa adanya tujuan. Fokusnya adalah pada tercapai atau tidaknya implementasi dari program yang dilaksanakan. Adapun yang menjadi indikatornya adalah pihak eksternal yang punya kepentingan terhadap output dari program tersebut.
Dalam evaluasi goal free, penguji hanya menitikberatkan pada perubahan perilaku sebagai dampak dari adanya program yang dilakukan tersebut.
3. Evaluasi CIPP (Context, Input, Process and Product)
Sesuai dengan namanya, evaluasi pembelajaran CIPP ini menggunakan orientasi pengambilan keputusan yang dilakukan dalam 4 proses yaitu evaluasi berdasarkan konteks, input, proses serta evaluasi terkait produk.
4. Evaluasi Model Stake
Evaluasi model stake dilakukan dengan cara membandingkan dua hasil pengukuran yakni keadaan sebelum implementasi program dan sesudahnya. Evaluasi ini juga bisa diartikan sebagai langkah untuk melihat apakah sebuah program yang dilaksanakan berpengaruh pada perusahaan atau tidak sehingga evaluasi perlu dilaksanakan.
5. Evaluasi Model Kirkpatrick’s
Dalam evaluasi model ini, terdapat beberapa poin yang menjadi fokus yakni:
- Reaction atau reaksi. Tujuannya adalah untuk mengetahui reaksi peserta terhadap program yang diadakan. Reaksi bisa berupa umpan balik yang diberikan peserta
- Learning. Langkah ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat apa saja yang sudah dipelajari oleh karyawan selama pelatihan berlangsung. Sebelum pelatihan diadakan, evaluator disarankan untuk membuat daftar tujuan pembelajaran terlebih dahulu sebagai standar untuk bisa memberikan penilaian. Penilaian juga dilakukan dari berbagai aspek termasuk perubahan keterampilan, pengetahuan hingga sikap peserta pelatihan
- Behavior. Tujuannya adalah untuk melihat ada atau tidaknya perubahan sikap atau perilaku peserta setelah diadakannya pelatihan. Tapi perlu diingat bahwa mungkin perubahan perilaku yang diharapkan tidak terlihat sehingga evaluasi dianggap gagal
- Result. Result merupakan level paling tinggi dari model evaluasi Kirkpatrick yang dilakukan untuk menilai evaluasi secara menyeluruh. Pada tahap ini evaluator melaksanakan pengukuran dan analisis. Di level ini juga bisa diketahui gambaran kinerja yang diraih oleh perusahaan.
Bagaimana Cara Mengembangkan Evaluasi Pembelajaran?
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, evaluator harus mengikuti sejumlah prosedur saat melakukan kegiatan evaluasi. Hal tersebut bertujuan agar evaluasi yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan, efisien, sistematis dan bisa dipertanggungjawabkan. Adapun prosedur atau cara mengembangkan evaluasi pembelajaran antara lain adalah:
1. Merencanakan Evaluasi
Perencanaan memegang peran yang sangat vital dalam evaluasi. Tujuan perencanaan adalah untuk memfasilitasi proses pengumpulan data sehingga pertanyaan terkait efek pembelajaran bisa valid. Perencanaan evaluasi mencakup beberapa tahapan yakni:
- Melakukan analisis kebutuhan
- Menentukan tujuan penilaian
- Mengidentifikasi kompetensi dan hasil pembelajaran
- Menyusun kisi-kisi
- Mengembangkan draft
- Melakukan uji coba dan analisis soal
- Revisi dan merakit atau membuat instrumen soal yang baru
2. Pelaksanaan Evaluasi
Setelah model, jenis, obyek, instrumen dan sumber data evaluasi dipersiapkan, langkah kedua adalah pelaksanaan evaluasi. Pelaksanaan evaluasi bisa dilakukan dengan 2 cara yakni:
- Non-tes untuk mengetahui adanya perubahan sikap dan perilaku peserta setelah proses pembelajaran. Instrumen yang digunakan antara lain bisa berupa angket, pedoman wawancara, pedoman observasi, skala sikap dan lain sebagainya
- Tes. Tes dilakukan untuk menganalisis hasil kerja melalui portofolio.
3. Monitoring Evaluasi
Monitoring dilakukan untuk memastikan pembelajaran dan evaluasi yang dilakukan sudah sesuai dengan perencanaan atau belum. Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi evaluasi sekaligus mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
4. Pengolahan Data
Semua informasi yang sudah dikumpulkan dalam tahapan sebelumnya disusun dalam sajian data yang menarik dan memiliki makna. Jika datanya kualitatif, maka analisis dan pengolahannya juga harus dilakukan secara kualitatif. Begitu juga jika datanya kuantitatif, maka harus diolah dengan menggunakan statistik.
Demikian ulasan terkait alat evaluasi pembelajaran dan cara pengembangannya dalam dunia kerja. Untuk kamu yang ingin memperdalam pengetahuan terkait dunia bisnis kamu bisa mengikuti beragam kursus, seperti kursus manajemen sumber daya manusia, yang diselenggarakan oleh GreatNusa. Tentukan pilihan kursus yang kamu butuhkan sekarang juga hanya di GreatNusa.
Sumber:
Codemi (2021)
- https://codemi.co.id/4-level-model-evaluasi-training-kirkpatrick-perusahaan-wajib-tahu/
- https://codemi.co.id/menilai-pemahaman-materi-pada-karyawan-melalui-evaluasi-pembelajaran/
Bagikan Artikel
Artikel Serupa
4 Alasan Pentingnya Personal Branding Bagi Tiap Individu
By greatnusa • 14 Maret 2022
Perbedaan Pemimpin dan Kepemimpinan Dalam Dunia Kerja
By greatnusa • 1 Februari 2023
Cara Memecahkan Masalah dalam Bisnis dan Kehidupan Anda
By greatnusa • 27 April 2023
Produktif Adalah: Pengertian, Faktor, dan Cara Meningkatkannya
By greatnusa • 27 Maret 2023
3 Dimensi Brand Image yang Harus Dipahami
By greatnusa • 20 Maret 2022
Mengenal Betapa Pentingnya Digital Marketing Dalam 5 Hal Ini
By greatnusa • 28 Februari 2023