KNOWLEDGE

Kenali 11 Karakteristik Kualitas Informasi Akuntansi yang Penting

By greatnusa2 Februari 2023

Bagikan Artikel

Kenali 11 Karakteristik Kualitas Informasi Akuntansi yang Penting

Seorang pemilik bisnis perlu mempertanyakan apakah kualitas informasi akuntansi yang diperoleh sudah memenuhi standar atau belum. Kadang banyak pelaku usaha tahu pentingnya fungsi akuntansi, tetapi hanya sebatas pada mencatat pemasukan dan pengeluaran saja. 

Perlu diingat, atribut terpenting informasi akuntansi adalah menyediakan data keuangan yang relevan sekaligus akurat kepada para pengambil keputusan agar mereka dapat bertindak dalam batas kewajaran. Maka, kualitas informasi akuntansi harus diperhitungkan ketika menyusun maupun mengevaluasi laporan keuangan suatu perusahaan. 

Apa saja karakteristik kualitas informasi akuntansi yang penting dimiliki? 

  1. Relevansi                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                      

Karakteristik ini berhubungan erat dengan konsep bahwa suatu informasi harus berguna. Relevansi menunjukkan bagaimana setiap item informasi perlu dilaporkan sehingga membantu pengguna dalam memprediksi atau mengambil keputusan. 

Tentu saja informasi yang relevan dengan proses pengambilan keputusan memiliki nilai atau bobot lebih besar. Kualitas informasi disebut relevan jika sudah memenuhi dua unsur, yaitu confirmatory value dan predictive value. Plus, apakah data yang disajikan dapat memberikan informasi bernilai positif. 

  1. Reliabilitas

Reliabilitas atau dapat diuji menunjukkan bagaimana suatu informasi diperoleh dengan akurat. Informasi juga bisa mencerminkan sumber daya dalam perusahaan sehingga dapat menyajikan gambaran nyata dari data yang ditampilkan. 

Kualitas informasi akuntansi dikatakan dapat diuji jika sudah mematuhi unsur-unsur berikut, yaitu netral, bebas dari kesalahan, dan harus lengkap, serta disajikan dengan cara wajar. 

  1. Dapat Dimengerti

Sejauh mana informasi yang ditampilkan dapat dipahami jadi bagian penting dalam akuntansi. Contoh, laporan tahunan perusahaan bisa cukup tebal, hingga 100 halaman (atau lebih!). Pasti sulit jika informasi yang dicantumkan tidak sesuai karakteristik kualitas informasi akuntansi.

Informasi yang disajikan harus dapat dimengerti pengguna sehingga tidak memunculkan bias atau interpretasi yang salah. Uniknya, ada kecenderungan perusahaan menuliskan banyak jargon dan kalimat sulit dimengerti dalam laporan tahunan sebagai usaha menutupi kinerja buruknya.

Baca Juga: Pengantar Akuntansi untuk Aset

  1. Keterbandingan

Sampai mana standar dan kebijakan akuntansi dalam perusahaan diterapkan secara konsisten dari waktu ke waktu? Ini menjelaskan bagaimana kualitas informasi harus dapat dikomparasi atau dibandingkan sesuai standar akuntansi yang berlaku sehingga dapat terlihat apakah konsisten atau tidak.

Dengan data tersebut, pengguna dapat menyimpulkan seperti apa tren dan kinerja perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Keterbandingan juga mempermudah perusahaan membandingkan laporan keuangannya dengan laporan perusahaan lain. 

  1. Konsistensi

Mengupayakan metode dijalankan secara konsisten memberi kualitas informasi yang menjadikan angka akuntansi lebih bernilai. Karakteristik konsistensi ini sejalan dengan keterbandingan yang membuat setiap laporan dapat dibandingkan satu sama lain

Konsistensi yang kurang dapat mengurangi nilai perbandingan perusahaan secara substansial. Maka, kualitas konsistensi bisa diaplikasikan dalam situasi berbeda, seperti penerapan prosedur akuntansi serupa oleh satu entitas akuntansi, penggunaan prosedur pengukuran serupa untuk item tertentu, serta penerapan prosedur serupa oleh perusahaan berbeda.

  1. Netralitas

Netralitas terkait dengan kualitas kebebasan dari bias atau lazim disebut objektivitas. Dalam penerapan standar, fokus utama ada pada keandalan dan relevansi informasi yang diciptakan. Jadi, aturan baru atau kepentingan pengguna tertentu tidak boleh mempengaruhi kualitas informasi akuntansi. 

Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada beberapa pengguna yang mempunyai agenda dan minat sendiri. Maka, praktik dan fakta akuntansi harus disusun dan dilaporkan secara netral alias tidak memihak pada satu atau kelompok tertentu.

Namun, netralitas bukan berarti tanpa tujuan. Netralitas justru memastikan informasi akuntansi dapat melaporkan aktivitas ekonomi seakurat mungkin dan sesuai standar yang berlaku. 

Baca Juga: Konsep Dasar Metodologi Penelitian Akuntansi dan Keuangan

  1. Materialitas

Materialitas berarti hanya informasi bersifat material yang perlu dilaporkan. Artinya, tidak semua informasi keuangan harus dituangkan dalam laporan akuntansi. Hilangkan informasi yang tidak penting, tetapi ungkapkan informasi yang dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna laporan tahunan. Itulah informasi yang bersifat material.

Di sisi lain, materialitas suatu item tidak dipengaruhi ukuran relatif saja, tetapi juga dipengaruhi sifat kualitatif, kuantitatif, atau keduanya. Di sinilah para pengambil keputusan akan memandang materialitas itu terkait dengan pendapatan aktual atau aset. 

  1. Ketepatan Waktu

Ketepatan waktu atau timeliness menjadi aspek tambahan relevansi. Ketika informasi tidak tersedia saat diperlukan atau terlambat dibuat usai peristiwa dilaporkan, laporan tersebut akan berkurang nilainya sehingga tidak cukup kuat untuk dijadikan dasar tindakan pada masa mendatang. Pendek kata, informasi yang disajikan jadi tidak berguna atau kurang relevan.

Namun, ketepatan waktu memiliki beberapa derajat atau tingkatan. Ada beberapa laporan yang harus disiapkan secara cepat, sedangkan laporan rutin cukup disusun menjelang tenggat waktu. Dengan begitu, tidak ada karakteristik kualitas informasi lain yang akan dikorbankan, seperti keandalan dan akurasi.

  1. Dapat Diverifikasi

Dapat diverifikasi menunjukkan bagaimana suatu informasi akuntansi dapat memberikan tingkat keyakinan yang signifikan. Artinya, informasi tersebut benar-benar mewakili apa yang dimaksudkan atau direpresentasikan.

Meski demikian, verifikasi tidak menjamin apakah metode yang digunakan sudah sesuai maupun informasi tersebut mempunyai tingkat representasi tinggi. Informasi yang dapat diverifikasi tetap harus diperiksa lagi relevansinya terkait dasar keputusan yang hendak dibuat.

Baca Juga: Akuntansi Manajemen: Pengertian dan Fungsinya

  1. Konservatisme

Mengacu pada konvensi yang dipegang banyak akuntan agar tepat dalam mengambil keputusan akuntansi. Umumnya, akuntan, manajer, dan investor cenderung menyukai kesalahan yang terjadi dalam pengukuran mengarah pada kesalahan remeh alih-alih melebih-lebihkan aset dan laba bersih. Inilah yang disebut konvensi konservatisme.

Konservatisme juga dapat berwujud kehati-hatian dalam proses akuntansi dan pelaporan keuangan. Bagaimanapun bisnis dan kegiatan ekonomi identik dengan segala sesuatu yang tidak pasti sehingga penerapan dan pengambilan keputusan harus dilakukan secara hati-hati. 

Maka, konservatisme hadir sebagai respons bijaksana atas ketidakpastian tersebut. Dengan berhati-hati, proses akuntansi berupaya memastikan bahwa risiko dan ketidakpastian melekat dalam situasi bisnis sehingga perlu dipertimbangkan dengan saksama.

  1. Realisme Ekonomi

Dikenal pula dengan substansi di atas bentuk. Realisme ekonomi jarang disebutkan sebagai kriteria kualitatif dalam berbagai literatur akuntansi. Namun, realisme ekonomi tetap perlu diperhatikan terutama oleh investor. Konsep ini tampak mudah dipahami, tetapi sulit didefinisikan mengingat persepsi orang terhadap realitas bisa berbeda-beda. 

Realitas ekonomi mengacu pada pengukuran akurat suatu operasi bisnis, berhubungan dengan biaya dan manfaat ekonomi yang diciptakan melalui kegiatan bisnis. Apalagi, ada kecenderungan akuntansi berperan sebagai “media menjadi pesan”, yakni bagaimana angka akuntansi justru terlihat nyata ketimbang fakta yang diwakili angka tersebut.

Kecenderungan demikian kerap terjadi melalui perangkat guna memperlancar pendapatan, seperti penangguhan biaya, pengakuan pendapat yang terlalu awal, dan penggunaan cadangan. Hal ini bisa menciptakan ilusi pendapatan yang stabil. Di satu sisi, manajemen dan investor merasa hal ini positif, tetapi berbanding terbalik dengan kenyataan adanya fluktuasi cukup besar dalam aktivitas bisnis.

Itulah mengapa investor harus mengetahui fakta terkait fluktuasi ini. Dengan mengatakan apa adanya, informasi akuntansi benar-benar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan para pihak untuk mengambil keputusan.

Karakteristik kualitas informasi akuntansi di atas mayoritas diterapkan sesuai kebutuhan umum pengguna laporan keuangan. Jika terpaksa meniadakan salah satu karakteristik, perhatikan bahwa informasi keuangan setidaknya mengusung kualitas masing-masing karakteristik pada tingkat minimum. Dengan demikian, keseluruhan informasi yang ditampilkan tetap dapat bermanfaat bagi para pengguna informasi akuntansi tersebut.

Penasaran ingin tahu lebih jauh tentang akuntansi? Coba cek kursus Bisnis dan Ekonomi di GreatNusa, siapa tahu ada materi pelatihan akuntansi yang kamu minati. Ayo, daftarkan dirimu di GreatNusa sekarang!

Bagikan Artikel


user-avatar-default

GreatNusa

Digital lifelong learning platform for Indonesia’ future leaders. We believe that every citizen has the rights to earn qualified education.

facebook
linkedin
instagram
youtube
tiktok