5 Etika Profesi Akuntansi yang Harus Dimiliki Seorang Akuntan
Pahami etika profesi akuntansi, seperti integritas, objektivitas, kompetensi, kerahasiaan, dan profesional, dengan baik di artikel ini.
By greatnusa • 14 Februari 2023
Bagikan Artikel
Apakah kamu bercita-cita menjadi seorang akuntan? Menempuh program studi akuntansi baru satu dari serangkaian tahapan yang harus kamu lakukan sampai resmi menyandang gelar akuntan. Salah satu tahapan terpenting adalah memahami etika profesi akuntansi sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas seorang akuntan.
Tentu saja bekerja sesuai etika profesi akan lebih berat karena kamu akan mempertaruhkan kredibilitas dan integritas diri. Maka, mulai memahami etika profesi seorang akuntan merupakan langkah awal yang bisa kamu lakukan saat ini.
Memahami Etika Profesi Akuntansi
Berbagai badan akuntan dapat menerapkan atau mengadopsi aturan berbeda terkait etika profesi bidang akuntansi. Namun, ada beberapa perangkat aturan yang bersifat universal sekaligus menjadi kekhasan profesi akuntan.
Misalnya, seorang akuntan harus mempertimbangkan moral setiap menjalankan aktivitas akuntansi. Tanggung jawab profesi ini terbilang unik karena menawarkan layanan profesional kepada klien, tetapi juga menampilkan penilaian akurat dan jujur mengenai kesehatan keuangan klien kepada publik. Etika dan perilaku etis menjadi semacam koridor yang memastikan kinerja semua akuntan sudah sesuai prosedur berlaku.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) berperan sebagai organisasi profesional yang mengembangkan nilai-nilai etika profesi akuntan. IAI mewajibkan akuntan profesional agar bertindak dengan penuh tanggung jawab ketika meninjau informasi keuangan yang sensitif saat memberikan layanan akuntansi.
IAI mengadopsi Kode Etik Akuntan Profesional dari “Handbook of the Code of Ethics for Professional Accountants” Edisi 2016 yang diterbitkan oleh International Ethics Standards Board for Accountants of The International Federation of Accountants (IESBA-IFAC). Kode Etik Akuntan Profesional tersebut telah disahkan per tanggal 5 Desember 2016 dan berlaku efektif sejak 1 Januari 2017.
Kode Etik Akuntan Profesional tersebut memuat tiga bagian, yaitu:
1. Bagian A tentang Prinsip Dasar Etika
Memuat prinsip dasar etika, terdiri atas integritas, objektivitas, kompetensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, serta perilaku profesional.
2. Bagian B tentang Akuntan Profesional di Praktik Publik
Bagian kedua mengurai bagaimana aplikasi prinsip dasar etika pada akuntan profesional yang akan menyediakan jasa profesional kepada masyarakat atau praktik publik.
3. Bagian C tentang Akuntan Profesional di Bisnis
Bagian ketiga mendeskripsikan seperti apa penerapan prinsip dasar etika tersebut pada akuntan profesional yang berada dalam suatu organisasi atau bisnis.
Fungsi dan Tujuan Etika dalam Bidang Akuntansi
Mengapa etika profesi akuntansi begitu penting bagi akuntan?
Hal pertama yang perlu kamu garis bawahi adalah peran akuntan sebagai personel kunci yang memegang akses informasi keuangan seseorang maupun sebuah entitas. Kekuatan ini bukan sekadar memunculkan potensi, tetapi juga peluang munculnya penyalahgunaan informasi maupun manipulasi angka.
Dengan tanggung jawab berat yang diemban, para akuntan akan menyajikan informasi akuntansi tepercaya, benar, dan akurat. Nantinya informasi keuangan tersebut akan digunakan para pihak terkait guna kepentingan pihak terkait.
Adapun fungsi etika profesi akuntansi lainnya adalah:
- Menyediakan laporan dan menampilkan data yang benar terkait perusahaan
- Mendorong upaya penegakan hukum
- Menekan risiko terjadinya kecurangan akuntansi
- Menunjukkan bagaimana cara bertanggung jawab dan kewajiban moral para auditor dan akuntan
- Mengidentifikasi masalah akuntansi yang berhubungan dengan etika.
5 Kode Etik Akuntan
Mengacu pada Kode Etik Akuntan Profesional versi IAI, terdapat lima etika profesi akuntansi yang perlu dimiliki setiap akuntan. Berikut penjelasan selengkapnya.
1. Integritas
Elemen fundamental profesi akuntansi ini menegaskan bagaimana seorang akuntan harus terus terang saat membicarakan informasi keuangan klien. Ia juga perlu bersikap lugas dan jujur ketika menjalin hubungan profesional dan bisnis.
Integritas mengutamakan sikap terus terang yang selalu mengatakan hal sebenarnya. Akuntan juga tidak boleh dikaitkan secara sengaja dengan berbagai bentuk laporan, komunikasi, atau informasi lain, terutama saat akuntan meyakini bahwa informasi itu:
- Berisi pernyataan atau kesalahan yang memiliki material menyesatkan
- Berisi informasi atau pernyataan yang dilakukan dengan tidak hati-hati
- Muncul pengaburan atau penghilangan informasi yang semestinya perlu diungkapkan sehingga dapat menyesatkan.
Akuntan perlu membatasi diri mereka sendiri agar tidak mengambil keuntungan pribadi apa pun. Dengan kata lain, akuntan profesional tetap perlu menjaga dirinya supaya tidak memanfaatkan kesempatan dengan sengaja menipu maupun melakukan manipulasi informasi keuangan. Untuk memahami prinsip dasar akuntansi lainnya, kamu bisa membaca artikel berikut ini: 10 Prinsip Dasar Akuntansi untuk Membuat Laporan yang Baik
2. Objektivitas
Setiap akuntan profesional harus berpegang teguh pada prinsip objektivitas sehingga tidak membiarkan terjadi bias, benturan kepentingan, maupun pengaruh negatif dari pihak lain. Bahkan, akuntan profesional tidak boleh memberikan layanan jika berhadapan dengan hubungan atau keadaan yang terlalu mempengaruhi pertimbangan profesionalnya.
3. Kompetensi dan kehati-hatian profesional
Kehati-hatian profesional menuntut akuntan untuk:
- Memupuk pengetahuan dan keahlian profesional pada tingkat tertentu sesuai kebutuhan sebagai jaminan klien atau pemberi kerja memperoleh layanan profesional yang kompeten
- Mengambil tindakan cermat dan tekun saat menawarkan jasa profesional sesuai standar teknis dan profesional yang ditetapkan.
Lebih lanjut, jasa profesional yang kompeten menekankan pada kecermatan dalam mengaplikasikan pengetahuan beserta keahlian profesional pada jasa yang disampaikan. Kompetensi tersebut dapat dibedakan ke dalam dua tahap, yaitu pencapaian kompetensi dan pemeliharaan kompetensi profesional.
Kedua kompetensi tersebut harus dipelihara secara sadar dan berkelanjutan dengan mengembangkan pemahaman mendalam terkait teknis, profesi, dan bisnis relevan. Seorang akuntan juga harus bertindak rasional saat menjamin para staf di bawah kewenangannya sudah mendapat pelatihan dan pengawasan memadai.
4. Kerahasiaan
Prinsip kerahasiaan menjadi etika profesi akuntansi berikutnya yang perlu ditaati. Setiap akuntan profesional harus menghindari perilaku berikut:
- Mengemukakan informasi rahasia dari hubungan profesional dan bisnis kepada pihak eksternal selain kantor akuntan maupun organisasi tempat ia bekerja tanpa adanya kewenangan spesifik dan memadai. Namun, terdapat pengecualian jika secara hukum atau profesional akuntan berhak atau wajib mengungkapkannya di bawah situasi tertentu.
- Memanfaatkan informasi rahasia yang didapat dari hubungan profesional dan bisnis demi keuntungan pribadi maupun pihak ketiga.
Kerahasiaan ini harus benar-benar dijaga agar akuntan tidak mengungkapkan secara sengaja maupun tidak sengaja kepada orang terdekat, terlebih lagi pada calon klien atau calon pemberi kerja. Bahkan, kewajiban mentaati prinsip ini berlaku hingga hubungan kerja berakhir. Maka, ia harus memastikan seluruh staf yang berada di bawah pengawasannya untuk menghormati kewajiban akuntan dalam menjaga kerahasiaan informasi.
5. Perilaku profesional
Etika profesi akuntansi terakhir adalah perilaku profesional yang mewajibkan setiap akuntan mematuhi peraturan dan ketentuan hukum yang berlaku. Akuntan juga harus menjaga diri agar tidak melakukan perilaku negatif yang dapat berdampak pada kredibilitas dan reputasi profesinya.
Prinsip ini memberi peluang akuntan memasarkan serta mempromosikan diri terkait jasa yang ia berikan. Namun, ia harus dapat dipercaya dan bersikap jujur dengan menghindari hal-hal berikut:
- Menonjolkan secara berlebihan jasa yang disediakan, pengalaman yang dimiliki, maupun kualifikasi yang dipunya
- Menuliskan referensi yang bertujuan membandingkan atau meremehkan pekerjaan pihak lain tanpa disertai bukti atau fakta kuat.
Etika profesi akuntansi berperan penting dalam menunjukkan kredibilitas dan reputasi seorang akuntan profesional. Memahami, mendalami, dan melaksanakan kode etik profesi jadi langkah penting dalam merintis karier profesional kamu sebagai akuntan.
Ingin belajar lebih banyak tentang bagaimana membangun karier di bidang akuntansi? Atau kamu ingin mengenal dan menggali potensi diri untuk meningkatkan kompetensi dunia kerja? GreatNusa hadir dengan berbagai pilihan program kursus Pengembangan Diri maupun Bisnis dan Ekonomi untuk menunjang karier kamu.
Tunggu apa lagi, yuk, daftar sekarang dan mulai karier profesionalmu bersama GreatNusa!
Bagikan Artikel
Artikel Serupa
Teori Brand Image: Pengertian, Komponen, dan Manfaat
By greatnusa • 20 Maret 2022
8 Perbedaan Bos dan Leader yang Perlu Kamu Ketahui
By greatnusa • 23 Maret 2022
6 Unsur Manajemen Dalam Perusahaan dan Fungsinya
By greatnusa • 8 Desember 2021
Pengertian Supervised Learning dalam Machine Learning
By greatnusa • 24 Februari 2022
9 Manfaat Media Sosial untuk Bisnis Rintisan
By greatnusa • 3 Februari 2023
4 Jenis-Jenis Branding yang Perlu Diketahui Untuk Bisnismu
By greatnusa • 30 Maret 2023