4 Cara Meningkatkan Brand Image yang Kuat di Mata Konsumen
Cara meningkatkan brand image bisa melalui mengenali target audiens, membangun identitas visual, dan menjaga citra yang ada. Temukan langkahnya di sini.
By greatnusa • 14 Februari 2022
Bagikan Artikel
Perusahaan harus mengutamakan cara meningkatkan brand image dalam proses pemasarannya. Brand image yang terbentuk dengan baik akan meningkatkan banyak kepercayaan (trust) dari target pasar. Rasa trust tersebut membuat target pasar akhirnya memutuskan untuk membeli dan menggunakan produk tersebut.
Target pasar cenderung memilih produk yang berasal dari brand yang familier atau sering didengar. Alasannya sederhana, mereka mempercayai brand tersebut sehingga terus menggunakan produknya. Brand yang baru berdiri mampu memiliki banyak konsumen karena kuatnya image atau citra yang dibawakan.
Apa Itu Brand Image?
Brand image, disebut juga citra merek, merupakan representasi perusahaan di masyarakat. Apa yang konsumen atau target pasar pikir atau persepsikan saat mendengar suatu brand, itulah yang disebut brand image. Persepsi itu datang saat target pasar berinteraksi dengan brand lewat pesan yang disampaikan dan identitas yang dibawakan.
Brand image dalam benak konsumen tidak selalu sama, bisa juga berubah-ubah. Peningkatan citra merek ini bisa dilakukan lewat langkah-langkah pemasaran, seperti iklan, promosi penjualan, word of mouth, dan lain-lain.
Banyak yang salah kaprah bahwa brand image selalu berbicara soal logo atau aspek visual sebuah merek. Padahal, aspek visual seperti logo, pesan, kemasan produk, tipografi tulisan, dan lain-lain merupakan brand identity. Brand identity hadir untuk memperkuat brand image, itu pun harus dikembangkan secara konsisten agar konsumen merasa familier terhadap merek yang dibawakan.
Brand image sendiri merupakan rangkaian fitur yang membuat suatu merek atau perusahaan terbilang ‘unik’ dari kompetitor. Konsumen atau target pasar akan menilai sebuah merek lebih unik atau berbeda dari kompetitor karena ada fitur spesial dalam produknya. Bentuk kemasan, pelayanan produk, bahkan proses pengemasan sendiri bisa menjadi pembangun brand image yang kuat di mata konsumen.
Sayangnya, masih banyak bisnis yang fokus untuk memasarkan produknya tanpa membangun citra merek terlebih dulu. Kedua hal tersebut bisa dilakukan bersamaan, tapi tetap lakukan peningkatan brand image dalam proses pemasaran.
Brand image yang kuat menandakan eksistensi bisnis tersebut sangat kuat di mata konsumen. Kekuatan citra merek yang direpresentasikan bisa mendatangkan konsumen potensial untuk menggunakan produknya. Banyak bisnis yang menawarkan produk yang sama, tapi konsumen akan memilih produk yang memiliki brand image kuat karena bisa dipercaya.
Peningkatan citra merek juga berhubungan dengan proses targeting audiens. Misalnya, toko pakaian khusus remaja dan dewasa muda ingin membangun brand identity yang sesuai target pasarnya. Citra merek yang dibangun secara tepat membuat kaum remaja dan dewasa muda merasa cocok dan langsung membeli produk toko tersebut.
Perusahaan yang berkembang sudah pasti ingin meningkatkan lini produk demi menambah keuntungannya. Brand image yang kuat akan memudahkan perusahaan dalam proses pemasaran produk baru. Saat diluncurkan, pelanggan pasti langsung membeli produk baru dari perusahaan yang sama. Kondisi ini sangat menguntungkan, karena perusahaan tidak perlu mengeluarkan effort yang besar untuk pemasaran produk baru.
Bisnis harus mengutamakan brand image sebelum merancang strategi pemasaran. Brand image menjadi salah satu indikator yang ada dalam merancang business plan. Brand image menentukan identitas unik dari suatu bisnis, jadi pebisnis memikirkan aspek ini sebelum membuka bisnisnya. Strategi pemasaran bisa berubah, tapi brand bisnis harus sama dan tidak terpengaruh perubahan zaman.
Baca Juga: Kenali Apa Itu Strategi Pemasaran Global dan Contohnya
Bagaimana Cara Meningkatkan Brand Image Perusahaan yang Efektif?
Brand image perusahaan yang kuat sebenarnya tidak sulit, hanya membutuhkan banyak proses yang harus dikerjakan di dalamnya. Poin utama brand image yakni cara audiens mempersepsikan sebuah merek. Jadi, proses membangun brand image juga melibatkan riset target audiens yang ingin dituju.
Meski berfokus pada persepsi audiens, brand image sebaiknya dibuat selaras dengan tujuan perusahaan atau bisnis. Citra merek sendiri menjadi alat komunikasi kepada masyarakat mengenai visi yang ingin dicapai. Lewat pesan yang disampaikan, masyarakat bisa mengetahui tujuan bisnis tersebut hadir serta solusi yang bisa diberikan.
1. Kenali Target Audiens Bisnis
Satu hal yang penting dalam membangun brand image adalah bagaimana pesannya bisa diterima oleh target audiens. Mulailah melakukan riset pasar untuk mengenal target audiens bisnis lebih mendalam. Cari tahu apa pain point atau masalah target audiens, kemudian berikan pesan bahwa produk atau bisnis hadir sebagai solusinya.
Sebagus apapun pesan yang disampaikan, semuanya akan sia-sia jika tidak berhasil mengekspos masalah dan solusi tersebut. Brand image harus menjadi sarana untuk mengomunikasikan pemecahan masalah yang dihadapi oleh target audiens. Jadi, lakukan riset pasar untuk mengetahui apa yang mereka cari dari sebuah produk.
2. Kenali Bisnis Sendiri
Bisnis yang memiliki brand image kuat sudah pasti mengenal value proposition-nya. Misi, visi, tujuan, SWOT bisnis, dan semacamnya menjadi alat bantu sebuah bisnis dalam membentuk brand image yang solid di mata konsumen.
Value proposition merupakan hal unik yang membuat sebuah bisnis berbeda dari kompetitornya. Misi dan tujuan yang kuat juga akan membuat brand personality bisnis menjadi lebih mudah dikenali. Melakukan analisis SWOT terhadap bisnis yang dibangun juga menguntungkan karena menjadi alat bantu untuk mengenal bisnis lebih dalam.
Baca Juga: Strategi Canvas dan Kunci Sukses Bisnis Kamu
3. Bangun Identitas Visual
Setelah mempelajari lebih dalam tentang target pasar dan bisnis yang dijalankan, mulailah membangun identitas visual yang ingin dibawakan. Ideologi bisnis yang sudah dipahami akan membantu membuat identitas visual yang ingin dibawakan, seperti logo, kemasan produk, desain website, hingga kemasan pengirimannya. Untuk iklannya, bangun pula pesan yang ingin dibawakan sesuai identitas bisnis dan hasil riset pasar yang telah dibuat.
Jaga kekonsistenan dalam membuat identitas visual agar lebih mudah dikenal. Bisnis juga boleh bersifat fleksibel terhadap brand identity yang dibangun sesuai platform atau saluran promosinya. Kunci utamanya, jangan mengubah identitas awal sebuah brand yang ingin dibawakan.
4. Jaga Brand Identity yang Dibangun
Keuntungan menjalankan bisnis di era digital adalah banyaknya tools elektronik untuk membantu meningkatkan brand image. Tools digital seperti media sosial, forum komentar, hasil survey, dan lain-lain bisa menjadi alat untuk memonitor brand identity yang telah dibangun.
Baca Juga: 8 Digital Marketing Tools Yang Harus Kamu Miliki
Cari tahu bagaimana masyarakat menilai dan membicarakan brand kamu. Langkah ini bisa menjadi kesempatan besar untuk melakukan peningkatan atau perbaikan terhadap brand image yang telah dibangun. Intinya, jangan pernah melewatkan proses evaluasi, meskipun brand image sudah lebih luas dikenal oleh khalayak.
Ingin mengetahui lebih lengkap tentang brand image? GreatNusa menyelenggarakan kursus manajemen pemasaran yang bisa kamu ikuti hanya dari rumah. Kursus ini bisa membuat kariermu semakin meningkat di bidang marketing. Daftarkan dirimu dan mulailah mendalami cara meningkatkan brand image lewat kursus ini agar semakin banyak masyarakat yang mengenal bisnismu.
Bagikan Artikel
Artikel Serupa
Jiwa Kepemimpinan: Pengertian, Manfaat, Cara Melatihnya
By greatnusa • 11 Februari 2023
Deep Learning vs Machine Learning: Apa Perbedaan Keduanya?
By greatnusa • 10 Februari 2023
5 Contoh Bisnis yang Menggunakan Teknologi Informasi di Indonesia
By greatnusa • 6 Februari 2023
7 Ciri-Ciri Profesionalisme yang Harus kamu Miliki
By greatnusa • 21 September 2021
Macam Macam Soft Skill yang Dapat Dikuasai
By greatnusa • 14 Maret 2022
Kunci Sukses Perusahaan Jepang yang Bisa Kamu Gunakan
By greatnusa • 6 Februari 2023