10 Strategi Penyelesaian Konflik dalam Dunia Kerja
Memahami strategi penyelesaian konflik, seperti bertindak tegas, dapat membantu mengatasi permasalahan kantor. Simak info lengkapnya di sini.
By greatnusa • 29 Maret 2023
Bagikan Artikel
Strategi penyelesaian konflik harus dikuasai dengan baik oleh siapa pun, terlepas dari jabatannya, dalam dunia kerja. Karena, penyelesaian konflik akan membutuhkan partisipasi dari banyak pihak.
Kita semua pasti menginginkan pekerjaan yang bebas dari konflik. Namun, tentu kita juga tahu bahwa hal tersebut mustahil terjadi. Konflik adalah suatu jenis komunikasi yang membantu kerja sama dalam menyelesaikan masalah dan membuat lingkungan menjadi lebih baik.
Walau begitu, banyak orang yang takut dengan konflik. Kita ingin semua orang puas dan merasakan hari-hari yang selalu tenang tenteram. Namun, apa memang benar bahwa konflik tidak sejalan dengan hal tersebut?
Faktanya, konflik merupakan bagian yang sehat dan penting dalam hubungan apa pun, terutama yang berkaitan dengan pekerjaan. Konflik menandakan bahwa orang-orang terus aktif bernegosiasi tentang kebutuhan dan ekspektasi mereka. Inilah yang membantu menjaga interaksi di tempat kerja tetap harmonis.
Nah, supaya lebih optimal, kamu harus tahu strategi penyelesaian konflik dalam dunia profesional. Apa saja? Mari simak poin-poin dan pembahasannya!
Apa Saja Strategi Penyelesaian Konflik?
1. Selesaikan masalah secara pribadi
Baik konflik yang terjadi di email, pertemuan, telepon, atau tatap muka langsung, pastikan untuk mengalihkan pengelolaan masalahnya ke ranah pribadi. Jika konflik terjadi di hadapan publik, nyatakan bahwa problem tersebut akan dituntaskan secara personal atau offline. Lalu, imbau semua orang untuk "move on" dari konflik itu.
Baca Juga: Pengertian Manajemen Konflik dan Fungsinya dalam Bisnis
Penanganan masalah secara pribadi akan menciptakan kesempatan bagi semua orang yang terlibat untuk menyampaikan niat dan perasaan mereka dalam lingkungan yang lebih tertutup. Strategi ini juga mencegah orang lain yang tidak berkaitan ikut campur dalam proses penyelesaian konflik.
2. Gunakan teknik pendengar aktif
Active listening merupakan teknik tepat yang menjadikanmu sebagai pendengar yang lebih baik dan mampu memaksimalkan pekerjaan sehari-hari, terutama dalam penyelesaian konflik.
Caranya? Berikanlah masukan selama kamu mendengarkan, gunakan sedikit dukungan agar orang yang bercerita merasa didengar, lalu bahas ulang permasalahan sekaligus memberi jeda sesekali di antara pernyataan yang kamu sampaikan. Langkah ini sangat baik supaya orang-orang tahu bahwa kamu sedang menyimak dengan saksama.
3. Pahami ketika suatu masalah memang tidak bisa ditangani
Tak peduli seberapa banyak usaha yang dikerahkan untuk menuntaskan konflik, ada kalanya timbul permasalahan yang memang tidak ada solusinya. Ketika itu terjadi, kita harus tahu waktu untuk "menyerah". Bisa jadi, seseorang memang sedang mengalami hari yang buruk, atau kamu dan klien terus-menerus bertentangan dalam membahas sebuah topik.
4. Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan
Kadang-kadang, beberapa konflik memiliki penyebab yang jauh lebih kompleks ketimbang saat pertama kali muncul. Sebaiknya, agar semua orang yang terlibat lega, jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan. Walau kamu berpikir bahwa persoalannya sudah jelas, tetap berikan kesempatan pada semua orang untuk mengeluarkan pendapat.
Selain itu, cek dahulu latar belakang kejadian sedetail mungkin. Jangan membuat asumsi sendiri tentang orang-orang yang berkonflik. Ibaratnya, kumpulkan semua fakta secara teliti bak seorang detektif, lalu pertimbangkan segala faktor dengan kebijaksanaan seorang hakim.
5. Berikan kritik yang membangun
Dalam strategi penyelesaian konflik, terdapat berbagai macam pendekatan, termasuk metode yang bersifat kritis. Nah, ada kalanya suatu masalah hanya bisa ditangani dengan pengkritikan. Perlu diingat, pihak yang menjadi sasaran kritik adalah orang-orang yang bekerja denganmu pada esok hari, minggu depan, bahkan seterusnya. Jadi, bagaimana cara mengkritik tanpa menyakiti, tetapi tetap efektif?
Gunakanlah kritik yang membangun. Jenis kritik ini adalah pendekatan yang dimaksudkan untuk menyelesaikan persoalan dan menunjuk pihak bersalah, tetapi masih mendukung perbuatan baik yang pernah dilakukan orang tersebut. Dengan begitu, tim punya "alat" untuk mencegah kekeliruan yang sama terulang kembali dan tidak akan ada kebencian di antara mereka.
6. Jangan tawarkan solusi, tetapi bimbingan
Cobalah untuk menyelesaikan konflik dengan tidak langsung memperbaiki kesalahan. Apa maksudnya? Jika tim terus-menerus mengandalkan pemimpin untuk menyelesaikan masalah, mereka tidak akan belajar dan sulit mengambil hikmah dari sebuah konflik.
Sebagai seorang pemimpin, kamu harus mengarahkan kelompok, bukan membela salah satu argumen dari mereka. Tambahan lagi, ajak tim untuk menuntaskan konflik bersama-sama. Memang, cara ini membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk membimbing mereka hingga mencapai kesimpulan. Namun, tim akan belajar bertindak menyelesaikan konflik dengan sendirinya, tanpa mereka sadari!
7. Bersikap tegas
Kamu memang harus menunggu waktu yang tepat untuk menyelesaikan konflik. Namun, ingat! Sekali berkecimpung dalam prosesnya, bertindaklah secara tegas. Jangan sampai terlalu lama membuat keputusan hingga membiarkan semua orang bimbang. Hal ini bisa menciptakan kesan buruk yang tertanam pada kualitas kepemimpinanmu.
Selain itu, jangan biarkan terlalu banyak masukan mengendalikan keputusan yang akan dibuat. Saran dari sesama rekan terkadang memang membantu. Namun, bergantung pada opini orang lain dan tidak punya pemikiran sendiri akan membuat otoritasmu sebagai pemimpin dipertanyakan. Jadi, buatlah keputusan secara tegas, walaupun sebagian orang yang terlibat tidak menyukainya.
Baca Juga: Mengenal Strategi Kepemimpinan dalam Dunia Kerja
8. Jangan mengintimidasi
Sebagai pemimpin, kamu berada di posisi otoritas. Jadi, jangan sampai menyalahgunakannya. Konflik yang diselesaikan dengan paksaan memang tampak lebih instan, tetapi hal ini menandakan bahwa seorang pemimpin tidak memiliki pemikiran jangka panjang.
Belum lagi, tim tidak akan belajar apa pun dari penyelesaian konflik yang memaksa selain rasa takut padamu. Artinya, mereka sulit mengaku ketika ada sesuatu yang salah terjadi. Hal ini membuat pemimpin tidak akan tahu apa-apa sampai masalah bisa diatasi. Jadi, luangkan waktu untuk menyelesaikan persoalan sampai benar-benar tuntas—menutup segala kemungkinan yang bisa membuat konflik muncul kembali.
9. Berhenti, bernapas, dan putuskan langkah selanjutnya
Setiap menghadapi perdebatan, cobalah untuk menarik napas dalam-dalam terlebih dahulu. Cara ini terbukti meredakan stres dan membuat seseorang lebih fokus pada permasalahan yang sedang ditangani. Jadi, tariklah napas dalam setidaknya satu kali saat kamu berada di tengah-tengah konflik yang memanas. Ketika mendorong diri untuk berhenti dan bernapas, kita bisa menghindari reaksi emosional yang malah membuat keadaan semakin memburuk.
Kemudian, pikirkan reaksi seperti apa yang harus kamu berikan terhadap situasi tersebut. Tentukan pula langkah yang akan diambil selanjutnya, sesuai dengan jenis konflik. Konflik besar biasanya membutuhkan waktu lama untuk diselesaikan, sedangkan konflik kecil seharusnya bisa ditangani sesegera mungkin.
10. Tentukan perilaku yang dapat dimaklumi
Kurangi atau hilangkan potensi konflik dengan mengatur standar perilaku di tempat kerja. Apabila kamu memberikan waktu pada tim untuk mencerna hal-hal yang pantas maupun tidak pantas dalam lingkungan kerja, mereka akan berusaha memahaminya. Semakin banyak pedoman yang diatur, semakin baik pula kinerja tim dalam mematuhinya. Kamu bisa membuat deskripsi pekerjaan yang spesifik, kerangka kerja diskusi, ataupun cara menjalankan praktik bisnis yang tepat.
Itulah berbagai strategi penyelesaian konflik dalam dunia kerja yang patut kamu ketahui. Konflik bukanlah sesuatu yang menakutkan. Penanganan konflik merupakan cara memperkuat hubungan dan menyatakan harapan dalam relasi dengan sesama. Apabila mampu memahami poin-poin strategi di atas dan menerapkannya dengan efektif, kamu bisa mengetahui waktu yang tepat untuk menghindari ataupun menyelesaikan konflik.
Semoga artikel kali bisa membantumu memperbaiki kualitas hubungan dengan rekan kerja dan pelanggan, ya!
Untuk dapat menguasai strategi penyelesaian konflik, kamu bisa mulai membekali dirimu dengan pengetahuan serta kemampuan yang dibutuhkan di dunia kerja. GreatNusa memiliki berbagai kursus online yang dapat membekali dirimu dengan tepat. Kamu bisa mengikuti kursus Komunikasi Bisnis yang dapat membantumu berkomunikasi dengan baik dengan rekan kerja.
Bagikan Artikel
Artikel Serupa
Bagaimana Fungsi Laporan Keuangan bagi Pihak Manajemen?
By greatnusa • 10 Februari 2023
Work Life Balance, Cara Untuk Menyeimbangkan Hidupmu
By greatnusa • 22 September 2021
5 Perbedaan Karir dan Pekerjaan yang Harus Diketahui
By greatnusa • 5 Februari 2023
Captive Market: Pengertian, Manfaat, dan Contohnya
By greatnusa • 3 Februari 2023
5 Langkah untuk Membuat Rencana Pengembangan Diri
By greatnusa • 30 April 2023
Pengertian Analisis Data Menurut Para Ahli dan Jenisnya
By greatnusa • 8 Mei 2023