Apa yang melintas di benakmu saat mendengar kata ‘Sangkuriang’, ‘Malin Kundang’, ‘Jaka Tarub’ atau ‘Aladdin’? Kisah-kisah dongeng pengantar tidur saat kita masih kecil ini melatih pembentukan imajinasi dalam benak pikiran kita. Pembentukan imajinasi ini kemudian berkembang menggugah emosi kita. Konsep bercerita ini kini banyak dikembangkan dalam dunia bisnis.

Era bisnis modern yang penuh persaingan menuntut perusahaan untuk dapat berkomunikasi efektif dengan segenap stakeholdersnya. Ragam upaya dijalankan perusahaan untuk membangun ‘engagement’ dengan konsumen namun mengapa hasilnya dirasakan kurang maksimal? Bagaimana kaitan ‘engagement’ dengan upaya menyusun & menyampaikan informasi dengan jelas, singkat, padat & efektif? Jika kamu memperhatikan bagaimana tokoh-tokoh terkemuka dunia berpidato, pada umumnya mereka menggiring audiens ke dalam sebuah cerita. Ahli psikologi kognitif dari Amerika, Jerome Bruner juga menyatakan bahwa manusia 22X lebih cepat mengingat fakta yang dibungkus dengan cerita (Forbes, 2019). Konsep ‘storytelling’ pun makin berkembang melalui ragam media komunikasi jaman sekarang. Lalu, bagaimana tips menggiring audiens ke dalam cerita? Bagaimana memahami rahasia penuturan bercerita untuk dapat diaplikasikan dalam bisnis? Sejauh mana efektivitas metode ‘storytelling’ ini sebagai panduan penyusunan sebuah presentasi bisnis?